You are on page 1of 13

Menumbuhkan mikroba dan mengembangbiakan mikroba, diperlukan suatu substrat yang

disebut dengan media. Sedangkan media itu sendiri sebelum dipergunakan harus dalam
keadaan steril, artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan. Susunan
bahan, baik bentuk bahan alami (seperti tauge, kentang, telur, daging, wortel, dan sebagainya)
ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik, ataupun anorganik) yang
dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba dinamakan media.. Media
pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan
atau nutrisi yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi di dalam media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk
menyusun komponen sel. Dengan media, pertumbuhan dapat dilakukan dengan isolasi
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya. Bahan dasar adalah air (H2O) sebagai pelarut dari agar-agar (rumput laut)
dimana

agar-agar

tersebut

berfungsi

sebagai

pemadat

media. Medium

dapat

diklasifikasikan berdasar atas susunan kimia, konsistensi, dan fungsinya.


Klasifikasi medium berdasarkan susunan kimianya, yakni, medium organik, yaitu
medium yang tersusun dari bahan-bahan organik, medium anorganik, yaitu
medium yang tersusun dari bahan-bahan anorganik, medium sintetik, yaitu
medium yang sususan kimiawinya dapat diketahui dengan pasti, dan medium
non-sintetik, yaitu medium yang susunan kimiawinya dapat diketahui dengan
pasti. Medium yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di laboratorium
adalah kaldu cair dan kaldu agar. Dasar makanan yang paling baik bagi
pemiaraan bakteri adalah medium yang mengandung zat-zat organik seperti
rebusan daging, sayur-sayuran, sisa-sisa makanan, atau ramuan-ramuan yang
dibuat oleh manusia. Supaya mikroba dapat tumbuh dengan baik, dalam suatu
medium perlu dipenuhi syarat-syarat yakni: medium harus mengandung semua
nutrisi yang mudah digunakan oleh mikrobia, medium juga harus mempunyai
tekanan osmosis, tegangan muka, dan pH yang sesuai, medium tidak
mengandung zat-zat yang menghambat, dan medium harus steril tidak ada
kontaminan dari mikroorganisme yang tidak diinginkan.

Grow microbes and microbial breeding, we need a substrate that is


called by the media. While the media itself before it used to be in a
sterile condition, meaning not covered by other microbes that are
not expected. The composition of the material, both forms of
natural materials (such as bean sprouts, potatoes, eggs, bacon,
carrots, etc.) or artificial material (in the form of chemical

compounds, organic or inorganic) are used for the growth and


proliferation of microbes called media .. Media growth of
microorganisms is a material consisting of a mixture of food
substances or nutrients needed by microorganisms for growth. The
microorganisms utilize the nutrients in the media in the form of
small molecules that are assembled to compile cell components.
With the media, the growth of microorganisms can be made by the
isolation into pure culture and even manipulate the composition of
the growth media. The basic ingredients are water (H2O) as a
solvent of agar-agar (seaweed) where gelatin serves as
media.Medium compactor can be classified based on their chemical
composition, consistency, and functions. Classification of the
medium by its chemical composition, namely, the organic medium,
the medium composed of organic materials, medium inorganic, ie
medium composed of inorganic materials, medium synthetic, ie a
medium that arrangement of the chemical can be known with
certainty, and medium non -sintetik, the chemical constitution
medium that can be known with certainty. The medium which is
widely used in routine work in the lab is a liquid broth and bouillon
agar. Basic food is best for Maintenance
bacteria is a medium containing organic substances such as meat
stew, vegetables, leftovers, or ingredients that are made by humans.
So that microbes can grow well in a medium to be fulfilled the terms
of which are: the medium must contain all the nutrients that are
easily used by microbes, the medium must also have osmotic
pressure, voltage advance, and the appropriate pH, the medium
does not contain substances inhibit, the medium must be sterile and
no contaminants of undesirable microorganisms.
PDA adalah Potato Dektrose Agar yang dapat memnimbang komponen
media, dengan menggunakan timbangan analitis untuk volume yang diinginkan
sesuai dengan komposisinya : kentang 3 gram, pepton 5 gram, agar 15 gram,
aquadest 1000ml. Kemudian dimasukan ke dalam autoklaf bersama alat-alat
yang digunakan dalam penanaman lapang. Setelah itu media dituangkan ke
dalam masing-masing cawan petri

PDA is Potato Dektrose order to weigh media components, using


analytical scales to the desired volume according to its
composition: potato 3 grams, 5 grams of peptone, to 15 grams,
distilled water 1000ml. Then inserted into the autoclave together

with the tools used in the field planting. After the media poured into
each petri dish
Media PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan medium semisintetik. Media
merupakan tempat dimana terjadi perkembangan organism, organism menyerap
karbohidrat dari kaldu kentang dan gula serta dari agar yang telah
dicampur. Hal ini lah yang menyebabkan mengapa kentang harus dipotong dadu,
agar karbohidrat di kentang dapat di kelar dan menyatu dengan air sehingga
menjadi kaldu. Semakin kecil permukaan maka semakin besar daya osmosirnya

Media PDA (Potato Dextrose Agar) is a semisynthetic medium.


Media is a place where there is a development of the organism, the
organism absorbs carbohydrates from the potato broth and sugar
and of that which has been mixed. This was the cause why potatoes
should be diced, so carbohydrates in potatoes can be finished and
blend with water so that it becomes broth. The smaller the surface,
the greater the power osmosirnya
Mikropet
Tipe sterilisasi yang kami lakukan di laboratorium ada 3 yaitu dengan pembakaran
langsung, dengan oven, dan dengan autoklaf. Teknik sterilisasi dengan Pemijaran Api
dengan cara membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset,
batang L, dll. Sedangkan sterilisasi dengan Panas kering yaitu sterilisasi dengan
menggunakan udara panas. Karakteristik sterilisasi kering adalah menggunakan oven suhu
tinggi (170-180C) dengan waktu yang lama (1-3 jam). Sterilisasi panas kering cocok untuk
alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dll. Sebelum dimasukkan ke
dalam oven alat/bahan teresbut dibungkus, disumbat atau dimasukkan dalam wadah tertutup
untuk mencegah kontaminasi ketika dikeluarkan dari oven. Terakhir adalah sterilisasi
dengan Uap panas bertekanan (Autoclaving). Alat yang digunakan adalah autoclave. Cara

kerja alat ini adalah menggunakan uap panas dengan suhu 121oC selama 15 menit pada
tekanan 1 atm. Sterilisasi uap tergantung pada : (1) alat/bahan harus dapat ditembus uap
panas secara merata tanpa mengalami kerusakan (2) Kondisi steril harus bebas udara (vacum)
(3) Suhu yang terukur harus mencapai 121oC dan dipertahankan selama 15 menit. Bahan/alat
yang tidak dapat disterilisasi dengan uap panas adalah serum, vitamin, antibiotik, dan enzim,
pelarut
organik, seperti fenol, buffer dengan kandungan detergen, seperti SDS. Erlenmeyer hanya boleh
diisi media maksimum dari total volumenya.
ype of sterilization that we do in the laboratory there are three,
namely by direct combustion, with the oven, and by autoclaving.
Pemijaran sterilization techniques with fire by burning appliance in

direct fire, examples of tools: inoculum needle, tweezers, rods L,


etc. While the dry heat sterilization with sterilization using hot air.
Characteristics of dry sterilization is the use of high temperature
oven (170-180'C) with a long time (1-3 hours). Dry heat sterilization
is suitable for a tool made of glass, for example erlenmeyer, test
tubes etc. Before placing in the oven tool / material wrapped
teresbut, corked or put in a sealed container to prevent
contamination when removed from the oven. Lastly is the
sterilization with steam produced in the pressurized (Autoclaving).
The tools used are autoclave. The way the device is using steam
with a temperature of 121oC for 15 minutes at a pressure of 1 atm.
Steam sterilization depends on: (1) equipment / materials must be
permeable vapor heat evenly without damage (2) sterile conditions
must be free of air (vacuum) (3) Temperature is measured must
reach 121oC and maintained for 15 minutes. Materials / equipment
can not be sterilized with hot steam is serum, vitamins, antibiotics
and enzymes, organic solvents, such as phenol, buffer containing
detergent, such as SDS. Erlenmeyer only be filled media maximum
of of the total volume.

Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem bekerja (praktek) yang
menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan mikroorganisme untuk
mencegah kontaminasi terhadap kultur mikroorganisme yang diinginkan. Dasar
digunakannya teknik aseptik adalah adanya banyak partikel debu yang
mengandung mikroorganisme (bakteri atau spora) yang mungkin dapat masuk
ke dalam cawan, mulut erlenmeyer, atau mengendap di area kerja. Pertumbuhan
mikroba yang tidak diinginkan ini dapat mempengaruhi atau mengganggu hasil
dari suatu percobaan. Mikroorganisme dapat juga jatuh dari tangan operator,
sarung tangan atau jas laboratorium karena pergerakan lengan yang relatif
cepat. Penggunaan teknik aseptik meminimalisir material yang digunakan
terhadap agen pengontaminasi. Pada kenyataanya teknik aspetis tidak dapat
melindungi secara sempurna dari bahaya kontaminan, namun semakin banyak
belajar dari pengalaman maka semakin mengurangi resiko yang ditimbulkan.

Teknik aseptis seharusnya digunakan saat kita bekerja dengan mikroorganisme hidup dengan
segala media pertumbuhannya. Teknik aseptis sebaiknya digunakan ketika kita tidak ingin
larutan dari suatu botol tidak berubah sifat akibat aktivitas mikroorganisme, seperti saat
membuat buffer meskipun buffer dengan konsentrasi garam tinggi atau mengandung deterjen.
Teknik aseptis disarankan pada saat kita bekerja menggunakan agen atau senyawa yang
berbahaya seperti bahan kimia beracun atau bahan radioaktif. Tentu saja perlindungan diri
sendiri dari bahaya senyawa ini lebih penting. Mentransfer biakan dari media satu ke media
lainnya. Bakteri kontaminan yang tumbuh tentu saja dapat mengganggu kemurnian biakan
dan mungkin saja membuat rancu hasil yang didapatkan. Memfilter media atau serum dan

menghitung jumlah bakteri dengan cara filtrasi. Kontaminasi yang ikut tersaring dapat
tumbuh pada media baru yang membuat tidak terpakainya media pertumbuhan tersebut atau
mempengaruhi jumlah total bakteri. Membuka dan merehidrasi bakteri terliofolisasi. Teknik
aseptis dapat menjaga sel yang terrehidrasi dari bakteri kontaminan dan menjaga tidak
keluarnya sel ke meja kerja.
Aseptic or sterile technique is a system work (practice) which
maintain sterility when dealing with culturing the microorganisms in
order to prevent contamination of microorganisms desired culture.
Basic use aseptic technique is that there is a lot of dust particles
that contain microorganisms (bacteria or spores) that may fit into
the cup, mouth erlenmeyer, or settles in the work area. Unwanted
microbial growth which may affect or interfere with the outcome of
an experiment. Microorganisms can also "fall" of the operator's
hands, gloves or laboratory coats because of the movement of the
arm is relatively fast. The use of aseptic techniques to minimize the
material used to pengontaminasi agent. In fact aspetis technique
can not protect completely from the dangers of contaminants, but
more and more to learn from the experience then further reduce
risks. aseptic technique should be used when you're working with
microorganisms live with all the growth media. Aseptic technique
should be used when we do not want a solution from a bottle does
not change the nature due to the activity of microorganisms, such
as when creating a buffer even though the buffer with high salt
concentration or containing detergent. Aseptic technique suggested
when we work using hazardous agents or compounds such as toxic
chemicals or radioactive materials. Of course, self-protection from
the dangers of this compound is more important. Transferring
cultures from one media to the other media. Growth of bacterial
contaminants of course can disrupt the purity of culture and maybe
just to confuse the results obtained. Filtering media or serum and
count the number of bacteria by filtration. Contamination
participating filtered can grow in the new media made no
terpakainya the growth media or affect the total number of bacteria.
Opening and merehidrasi terliofolisasi bacteria. Aseptic technique
can keep the cells terrehidrasi of bacterial contaminants and
maintain no discharge cell to his desk.

Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan suatu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam -macam mikroba. Hal ini

dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat karena dalam


padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu koloni sel yang tetap pada
tempatnya Terdapat beberapa mikroorganisme memerlukan keadaan yang
sangat khusus, misalnya tidak ada O2 sama sekali (kondisi anaerob), sedikit O2
(microaerofilik), mutlak ada O2 (aerob), ada/tidak ada O2 (fakultatif). Proses
pemisahan atau pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua
pekerjaan mikrobiologis, misalnya telah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan
suatu populasi yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja.Teknik tersebut
dikenal dengan Isolasai Mikroba. Isolasi pada agar cawan. Prinsip pada metode isolasi

pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme sehingga diperoleh individu


spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni yang terpisah
yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal.
Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, salah satunya
metode gores kuadran, dan metode agar cawantuang. Metode gores kuadran ini
dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana
setiap koloni berasal dari satu sel.Metode agar tuang, berbeda dengan metode gores
kuadran, cawan tuang menggunakan medium agar yang dicairkan dan didinginkan
(50oC), yang kemudian dicawankan. Pengenceran tetap perlu dilakukan sehingga
pada cawan yang terakhir mengandung koloni-koloni yang terpisah di atas
permukaan atau di dalam cawan.

Principles of microbial isolation is to separate a kind of microbe


with other microbes derived from a mixture of various microbial
-macam. This can be done with grow in dense media due to the
dense microbial cells will form a colony of cells that remain in place
are some microorganisms require very special circumstances, eg no
O2 at all (anaerobic conditions), slightly O2 (microaerofilik) ,
absolutely no O2 (aerobic), no / no O2 (facultative). The process of
separation or purification of other microorganisms necessary for all
the work microbiological, for example, has been and identification
of microorganisms, requires a population that consists of only one
kind of microorganisms are known to Isolasai saja.Teknik Microbe.
Isolation on to the cup. The principle of the method of insulation on
to the cup is diluting the microorganisms in order to obtain the
individual species can be separated from other organisms. Each
separate colonies that looked at the cup after incubation derived

from a single cell. There are several ways in isolation on agar plate
method, one quadrant scratch method, and the method to be
cawantuang. Quadrant scratch method is well done will result in the
isolation of microorganisms, which each colony derived from one
sel.Metode to be cast, different methods scratch quadrant, using a
pour plate agar melted and cooled (50 C), which is then
dicawankan. Dilution remains to be done so that at last the cup
containing separate colonies on the surface or in the cup.

Isolasi pertama kali dilakukan pada jaringan yang tebal. Untuk mengetahui jamur
yang nantinya ada atau tidak, menggunakan bahan dari buah apel yang
sebagian busuk atau terinfeksi dan sebagian lainnya masih baik. Hasilnya
diperoleh bahwa buah apel menjadi hitam dan terselubungi oleh jamur yang
berwarna putih yang hampir menutupi seluruh petridish. Isolasi jaringan tebal
menggunakan buah apel terinfeksi. Setelah dilakukan pengamatan diketahui
disekeliling potongan buah apel terdapat hifa yang berwarna hitam. Selain itu
terdapat bercak biru yang menandakan kontaminasi pada isolasi jamur tersebut

Isolasi jamur untuk jaringan tebal digunakan buah apel yang terinfeksi (busuk). Sebelumnya
apel dibersihkan menggunakan alkohol 90% dan
dipotong kecil dengan setengah pembanding bagian sakit dan setengah bagian
sehat. Setelah itu dimasukkan dalam media yaitu media PDA. Kemudian
menginkubasikan selama 5 hari pada suhu kamar. Setelah 5 hari ternyata
bagian yang sakit tumbuh hifa yang berwarna putih. Pada bagian yang sakit
tumbuh jamur Gloeosporium sp dengan misellium berwarna abu-abu dan
spora jamurnya berwarna hitam karena terjadi kontaminasi
Isolation was first performed in thicker tissue. To find mushrooms that will exist
or not, using material from apples partially decayed or infected and some others
are still good. The result showed that apples be disguised by the black and white
fungus that covered almost the entire petridish. Isolation of thick tissue using
infected apple fruit. After the observation, pieces of apples around the hyphae are
black. In addition there are blue spots indicating the fungal contamination in
isolation
Isolation of fungi for use thick tissue infected apples
(rotten). Previous apples cleaned with alcohol 90% and
a small cut by half the comparison part is sick and half
healthy. After it is put in the media that PDA media. Then
incubated for 5 days at room temperature. After 5 days turns
part of the growing pains white hyphae. On the sick
growing mushrooms misellium Gloeosporium sp with gray and
black mushroom spores because of contamination

pada isolasi pada jaringan tipis. Tidak jauh berbeda dari jaringan tebal, kali ini
juga menggunakan sebagian tubuh yang sehat dan sebagian terinfeksi atau
berkarat. Bedanya pada isolasi jamur jaringan tipis menggunakan bahan daun
kacang. Jamur tumbuh di salah satu potongan dari dua potongan yang ada. Hifa
jamur berwarna putih menyelubungi potongan daun kacang berupa benangbenang putih terutama pada bagian daun kacang tanah yang berkarat. . Pada

isolasi jamur untuk jaringan tipis digunakan tanaman kacang tanah (Arachis hypogeae) yang
diambil pada bagian daunnya, terutama daun yang
mengandung penyakit bercak daun (Cercospora sp). Sebelumnya untuk
menginfeksikan pada daun yang ada bercaknya terlebih dahulu daun
direndam dalam larutan sublimat 0,1 % selama kurang lebih 3 detik,
kemudian mencucinya dengan air steril kembali. Setelah itu dimasukkan
dalam media yaitu media PDA Kemudian ditunggu masa inkubasi selama 5
hari tampak adanya hifa yang berwarna putih pada bagian yang sakit. Hifa
pada bagian ini banyak dan membentuk misellium berwarna hitam. Hal ini
menunjukan penyebab penyakit bercak daun adalah jamur arachidis karena
setelah diisolasikan pada media biakan nampak adanya jamur yang
berkembang akibat dari kontaminasi
the insulation on thin tissue. Not much different from the thick tissue, this time
also use part of a healthy body and a partially infected or corroded. The
difference in the isolation of fungi thin tissue using bean leaf material. The fungus
grows in one of the pieces of the two existing pieces. White fungal hyphae
envelop bean leaf pieces in the form of white threads, especially on the leaves of
peanut rust. , In the isolation of the fungus to the thin tissue used peanut
(Arachis hypogeae) taken in the leaves, especially leaf
containing the leaf spot disease (Cercospora sp). prior to
infect the existing patches on the leaves first leaves
sublimat soaked in a solution of 0.1% for approximately 3 seconds,
then wash it with sterile water back. After it is inserted
the media is media PDA then awaited an incubation period of 5
day seemed hyphae of white on the sick. hyphae
on this section and forming misellium black. This matter

show cause leaf spot disease is a fungus arachidis because


after isolated in culture media appear to have fungus
developed as a result of contamination

Isolasi ketiga yaitu isolasi bakteri. Kali ini menggunakan bahan dari umbi wortel
yang sudah terinfeksi. Isolasi dilakukan pada petridish yang sudah steril. Umbi
wortel yang busuk dibuat suspensi dengan cara mengambil umbi yang busuk
lantas dicampur dengan aquadestilata. Kemudian menuumbuhkannya pada
media dengan cara membuat zigzag pada PDA. Tujuan goresan di buat zig zag
adalah agar perkembangan bakteri dapat lebih luas. Hasil yang diperoleh setelah
diinkubasi di sekitar goresan terdapat lendir. Bakteri terdapat pada media NA di
sekitar goresan.

Pada isolasi bakteri menggunakan umbi wortel yang terinfeksi (busuk


buah basah). Untuk mengisolasi bakteri berbeda dengan isolasi pada jamur,
pada isolasi bakteri harus dibuat suspensi terlebih dahulu dengan cara
mengorek bagian yang sakit atau busuk dan diambil dengan jarum preparat,
kemudian dicampur dengan aquadestilata. Cara mengisolasinya adalah
dengan menggoreskan pada permukaan media (PDA) membentuk zig-zag
agar didapatkan biakan murni dari bakteri tersebut. Pembuatan zig-zag
dengan jarum ose di mana sebelum digoreskan jarum tersebut dicelupkan
pada suspensi bakteri. Kemudian diinkubasikan selama 5 hari, maka hasilnya
terlihat adanya lendir pada bagian zig-zag tersebut dengan bau busuk
isolasi bakteri adalah memisahkan suatu jenis mikrobia dengan mikrobia lain yang berasal
dari
jenis mikrobia tercampur, dengan menumbuhkan pada media padat. Bila
sel tersebut terperangkap oleh media padat pada beberapa di tempat
terpisah, maka setiap tempat kumpulan sel akan berkembang menjadi suatu
koloni yang terpisah pula, sehingga memudahkan pemisahan selanjutnya.
Sel-sel tersebut dipisahkan dan ditumbuhkan atau dapat diisolasi dalam
tabung-tabung reaksi atau tempat seperti cawan petri yang ditempatkan
terpisah.
isolasi yang dilakukan harus menggunakan setengah jaringan hidup
dan setengah jaringan mati. Hal itu dilakukan dengan maksud untuk
memudahkan pengamatan terhadap infeksi jamur. Selain itu untuk

mengetahui adanya pathogen. Jika menggunakan jaringan hidup semua


maka tidak terdapat adanya pathogen dan jika jaringan yang digunakan
merupakan jaringan mati semua maka tidak ditemukan adanya jaringan
yang hidup.

Third is isolation of bacterial isolation. This time using material


from carrot root already infected. Isolation performed on petridish
already sterile. Rotten carrot root made the suspension by taking
the tubers are then mixed with aquadestilata foul. Then
menuumbuhkannya in the media by making a zigzag on a PDA.
Interest scratches made zig zag is that the bacteria may be broader.
The results obtained after incubation at about scratches are slime.
Bacteria found in NA media around the scratches.
In the isolation of bacteria using infected carrot root (rotten
wet fruit). To isolate the bacteria is different from the insulation on
mushrooms,
the isolation of bacterial suspension must be made beforehand by
scrape the affected part or foul and taken with a needle
preparations,
then mixed with aquadestilata. How to isolate it is
by scraping the surface of the media (PDA) to form zig-zag
in order to obtain pure cultures of bacteria. Making the zig-zag
loopful where before streaking the needle is dipped
the bacterial suspension. Then incubated for 5 days, then the result
visible presence of mucus in the zig-zag with the stench
bacterial isolation is to separate a species of microbes with other
microbes originating from
mixed microbial types, growing on solid media. When
The cells trapped by dense media in some places
separately, then each point of collection of cells will develop into a
separate colonies also, making it easier for subsequent separation.
The cells are separated and grown or can be isolated in

test tubes or petri dish place like that is placed


separate.
insulation made should use half the living tissue
and half dead tissue. This was done with a view to
facilitate observation of the fungal infection. In addition to
aware of any pathogen. If using living tissue all
then there are the pathogen and the network used
are all the dead tissue is not found any network
living.

menggunakan teknik goresan pada petridish dan tabung reaksi dan juga menggunakan
metode zig-zag. Ini merupakan cara sterilisasi umum secara aseptik, yang di buat ada 4
kuadran zig-zag, supaya koloni bakteri yang terbentuk bisa tumbuh dan bisa dilihat dengan
jelas. Teknik ini digunakan untuk mikroba bakteri dan khamir. Prinsip teknik penggoresan
yaitu pengenceran dimana goresan pertama paling pekat kemudian menjadi semakin encer
sampai pada goresan ke empat yang terletak ditengah-tengah media. Bila metode ini
dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap
koloni berasal dari satu sel. Metode gores zigzag memiliki dua keuntungan yaitu menghemat
bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang
lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode yang dilaksanakan dengan
baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme seperti yang diinginkan.
Dua macam kesalahan yang umum sekali dilakukan oleh para mahasiswa yang baru mulai
mempelajari mikrobiologi ialah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaikbaiknya untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan
cenderung untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan
sel-sel yang digoreskan
using techniques scratches on petridish and the test tube and also using a zigzag. This is a common sterilization method aseptically, which was made there
were 4 quadrant zig-zag, so that the bacterial colonies formed can grow and can
be seen clearly. This technique is used for microbial bacteria and yeasts. The
principle of etching technique is dilution in which the first stroke of the most
concentrated and then become increasingly dilute until the scratches to four
located in the midst of the media. When this method is done will result in the
isolation of microorganisms, which each colony derived from a single cell.
Scratch zigzag method has two advantages that save on materials and time.
However, to obtain good results required considerable skills are usually gained
from experience. The method performed well most will lead to the isolation of
microorganisms as desired. Two kinds of common mistakes once done by
students who just started studying microbiology is not utilizing the medium
surface as well as possible for the etched so that further dilution of
microorganisms become less and tend to use the inoculum is too much, making it
difficult separation of cells scrawled

Merkuri klorit atau Nama dagandnya adalah sublimat 0.05%. Penggunaan bahan kimia ini
harus berhati-hati karena bersifat racun. Cara perlakuan sterilisasi dengan menggunakan
sublimat sama dengan sterilisasi dengan menggunakan Clorox, hanya waktunya lebih pendek
karena bersifat keras. Bila sterilisasi terlalu lama dapat menyebabkan kerusakan pada eksplan
(berwarna coklat) sehingga eksplan tersebut tidak akan mampu tumbuh menjadi kalus.
Tujuannya untuk menghindarkan Dari semua sumber kontaminasi, kontaminasi
dari bahan tanam/eksplan merupakan yang paling sulit diatasi. Untuk itu
diperlukan bahan sterilan yang tepat untuk menghilangkan kontaminan dari
eksplan. Kontaminan hidup dapat berupa cendawan, bakteri, serangga dan
telurnya, tungau serta spora. Bila kontaminan ini tidak dihilangkan, maka
pada media yang mengandung gula, vitamin dan mineral, dalam waktu singkat
seluruh botol terpenuhi oleh kontaminan yang akhirnya mengakibatkan eksplan
menjadi mati. Sterilisasi eksplan dengan bahan sterilisasi adalah sebatas
membersihkan debu, cendawan, bakteri dan kontaminan lain dari bagian
permukaan eksplan atau disebut desinfestasi
Mercury chlorite OR Trade name
it is sublimat 0.05%. USE Chemicals Singer Must Be careful BECAUSE toxic. How
sublimat treatment using the same sterilization WITH WITH WITH STERILISASI
using Clorox, Just a Short Time MORE BECAUSE be violent. When STERILISASI be
too long can cause damage ON explants (brown) so the explants will NOT be able
to Grow Up to Be a callus.
The aim is to avoid review From ALL source of contamination, contamination Of
Planting Material / explant is Yang paled Hard overcome. ITU is required to review
the sterilizing Right Ingredients for a review removes contaminants from explants.
Living contaminants can be form of fungi, bacteria, insects and eggs, mites well
as spores. If these contaminants are not removed, then ON The media contains
sugar, vitamins and minerals, hearts Short Time All the bottles are met by
contaminants That eventually resulted in explants Being dead. Sterilization of
explants WITH STERILISASI material is limited to clean the dust, fungus, bacteria
and contaminants lying Of Part explant surface OR called desinfestasi

You might also like