Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hasil kali kelarutan (Ksp) senyawa dapat ditentukan dari
percobaan laboratorium dengan mengukur kelarutan (massa senyawa
yang dapat larut dalam tiap liter larutan) sampai keadaan tepat jenuh.
Dalam keadaan itu, kemampuan
MUH.WAIS
15020150148
YULINAR HI.ARIES
HASILKALI KELARUTAN
koefisiennya
masing-masing.
Faktor-faktor
yang
terlarut
MUH.WAIS
15020150148
dalam
jumlah
yang
diperlukan
YULINAR HI.ARIES
untuk
adanya
HASILKALI KELARUTAN
kesetimbangan antara zat terlarut yang larut dan yang tak larut.
Pembentukan larutan jenuh dapat dipercepat dengan pengadukan
yang kuat dari zat terlarut yang berlebih. Banyaknya zat terlarut yang
melarut dalam pelarut yang banyaknya tertentu, untuk menghasilkan
suatu larutan jenuh disebut kelarutan zat terlarut. Lazimnya kelarutan
dinyatakan dalam gram zat terlarut per 100 cm 3 atau 100 gram pelarut
pada temperatur yang sudah ditentukan (Brady, 1999).
Sejauh ini, larutan jenuh yang mengandung ion-ion berasal dari
satu sumber padatan murni. Namun, bagaimana pengaruhnya pada
kesetimbangan larutan jenuh jika ion-ion dari sumber lain dimasukkan
ke dalam larutan pertama. Menurut prinsip Le Chatelier, sistem pada
keadaan setimbang menanggapi peningkatan salah satu pereaksinya
dengan cara menggeser kesetimbangan ke arah dimana pereaksi
tersebut dikonsumsi (Petrucci, 1987).
Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan dimana tidak ada
perubahan yang teramati selama bertambahnya waktu reaksi. Jika
suatu reaksi kimia telah mencapai keadaaan setimbangnya maka
konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan, sehingga tidak ada
perubahan yang teramati dalam system. Meskipun demikian aktivitas
molekul tetpa berjalan, molekul-molekul reaktan berubah menjadi
produk terus menerus sambil molekul-molekul produk berubah
menjadi reaktan kembali dengan kecepatan yang sama.(Chang, 2004)
Sejauh ini, larutan jenuh yang mengandung ion-ion berasal dari
satu sumber padatan murni. Namun, bagaimana pengaruhnya pada
kesetimbangan larutan jenuh jika ion-ion dari sumber lain dimasukkan
ke dalam larutan pertama. Menurut prinsip Le Chatelier, sistem pada
keadaan setimbang menanggapi peningkatan salah satu pereaksinya
dengan cara menggeser kesetimbangan ke arah dimana pereaksi
tersebut dikonsumsi (Petrucci, 1987).
Reaksi kimia berlangsung maka laju reaksi berkurang dan
konsentrasi pereaksi berkurang. Dalam banyak hal setelah waktu
MUH.WAIS
15020150148
YULINAR HI.ARIES
HASILKALI KELARUTAN
MUH.WAIS
15020150148
YULINAR HI.ARIES
HASILKALI KELARUTAN
Kelarutan
Nama lain
: Magnesium karbonat
Rumus molekul
: MgCO3
Berat molekul
: 2,015
Pemerian
Kelarutan
YULINAR HI.ARIES
HASILKALI KELARUTAN
Kelarutan
YULINAR HI.ARIES
HASILKALI KELARUTAN
titrasi,erlenmeyer
digoyangkan
agar
terjadi
reaksi
BAB 3
METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Erlenmeyer 100 ml, kaca kimia 100 ml, pipet volume 25 ml,
pipet volume 10, pipet volume 5 ml, buret 50 ml, dan corong.
MUH.WAIS
15020150148
YULINAR HI.ARIES
HASILKALI KELARUTAN
MUH.WAIS
15020150148
YULINAR HI.ARIES
HASILKALI KELARUTAN
MUH.WAIS
15020150148
YULINAR HI.ARIES
HASILKALI KELARUTAN
BAB 4
Penambahan
HCl 0,01M
Penambahan
NaOH 0,01M
Larutan
penunjuk
Warna
larutan
MgCO3
25 ml
10 ml
5 tetes
MgCO3
25 ml
10 ml
5 tetes
MgCO3
25 ml
10 ml
5 tetes
Kuning
muda
Kuning
muda
Kuning
MUH.WAIS
15020150148
YULINAR HI.ARIES
Volume
HCl 0,01
M titran
10 ml
9,5 ml
8,7 ml
HASILKALI KELARUTAN
CaCO3
25 ml
10 ml
5 tetes
CaCO3
25 ml
10 ml
5 tetes
CaCO3
25 ml
10 ml
5 tetes
BaCO3
25 ml
10 ml
5 tetes
BaCO3
25 ml
10 ml
5 tetes
BaCO3
25 ml
10 ml
5 tetes
MUH.WAIS
15020150148
YULINAR HI.ARIES
muda
Kuning
muda
Kuning
muda
Kuning
muda
Kuning
muda
Kuning
muda
Kuning
muda
8,3 ml
8,3 ml
9,1 ml
8,8 ml
11,6 ml
9,3 ml
HASILKALI KELARUTAN
Perhitungan
Perhitungan MgCO3
10+9,5+8,7
= 9,4 mL
3
0,01 M
= 9,4 . 10 -5 mol
=10.10 -5 mol
Kepekatan MgCO3 =
25.10-3 dm3
Ksp MgCO3 = [Mg2+] + [CO32-]
= (6.10-4 M )( 6.10-4 M)
= 36 . 10-8 M2 = 3,6 . 10 -7 M2
Ksp teoritisnya = 3,510-8 mol
Perhitungan CaCO3
8,3+8,3+9,1
Volume HCL rata-ratanya =
= 8,57 mL
3
0,01 M
HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa = 8,57 x
1000 mL
MUH.WAIS
15020150148
YULINAR HI.ARIES
HASILKALI KELARUTAN
HCl yang beraksi dengan CaCO3 = (5.1,43).10-5 mol = 7,15 . 10-5 mol
7,15 . 10-5 mol
Jumlah mol CaCO3 =
= 3,575 .10-5 mol
2
3,575 .10-5 mol
Kepekatan CaCO3 =
= 0,143.10-2 M
25.10-3 dm3
Ksp CaCO3 = [Ca2+] + [CO32-]
=(0,143 .10-2M)( 0,143 .10-2 M)
= 3,06 . 10-7 M2
Ksp teoritisnya = 2,810-9 M2
Perhitungan BaCO3
8,8+11,6+9,3
Volume HCL rata-ratanya =
= 9,9 mL
3
0,01 M
HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa = 9,9 x
1000 mL
NaOH sisa = 9,9 . 10-5 mol
0,01 M
= 10.10 -5 mol
YULINAR HI.ARIES
HASILKALI KELARUTAN
Kepekatan BaCO3 =
25.10-3 dm3
Ksp BaCO3 = [Ba2+] + [CO32-]
MUH.WAIS
15020150148
YULINAR HI.ARIES
HASILKALI KELARUTAN
4.2 Pembahasan
Percobaan kali ini adalah mengetahui kesetimbangan hasil kali
dari sebuah larutan.Kepekatan MgCO3 adalah 6.10-4 M. Ksp MgCO3
adalah 3,6.10-7 M2 dan Ksp teoritisnya adalah 3,5x10 -8 mol. Kepekatan
CaCO3 adalah 0,143. 10-2 M. Ksp CaCO3 adalah 3,06 . 10-7 M2 dan
Ksp teoritisnya adalah 2,8x10-9 M2. Kepekatan BaCO3 adalah 1. 10-4
M. Ksp BaCO3 adalah 1 . 10-8 M2 dan Ksp teoritisnya adalah 8,1 . 10 -9
mol. Dapat kita lihat bahwa hasil Kspnya tidak sesuai dengan Ksp
teoritisnya artinya ada faktor kesalahan dalam percobaan atau
praktikum ini.
Kesalahan ini dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
1. Larutan yang dibuat itu bukan larutan jenuh
2. Penambahan larutan HCl dan NaOH dilakukan tidak volumetris
3. Pembakuan larutan NaOH dan HCl yang disediakan tidak tepat
seperti yang tertera pada labebelnya
4. Pengamatan volume HCl titran dari buret dari buret tidak cermat
5. Pengamatan perubahan warna larutan pada saat akhir titrasi tidak
tepat
6. Garam
yang
dilarutkan
tidak
murni,
sehingga
HCl
yang
MUH.WAIS
15020150148
YULINAR HI.ARIES
HASILKALI KELARUTAN
BAB 5
MUH.WAIS
15020150148
YULINAR HI.ARIES
HASILKALI KELARUTAN
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas. Jilid I. Binarupa Aksara :
Jakarta.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.
Keenan Dkk.. 2007. Kimia untuk Universitas. Erlangga: Bandung.
Petrucci, Ralph H.. 1987. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum : Makassar
Qaddafi Muhammad. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. UIN
Press:Makassar.
Tim Dosen Kimia UNHAS, 2012 , Kimia Dasar, Bagian Kimia Unit
Penuntun Praktikum. Kimia Umum. UMI:Makassar
MUH.WAIS
15020150148
YULINAR HI.ARIES