You are on page 1of 17

HASILKALI KELARUTAN

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hasil kali kelarutan (Ksp) senyawa dapat ditentukan dari
percobaan laboratorium dengan mengukur kelarutan (massa senyawa
yang dapat larut dalam tiap liter larutan) sampai keadaan tepat jenuh.
Dalam keadaan itu, kemampuan

pelarut telah maksimum untuk

melarutkan atau mengionkan zat terlarut. Kelebihan zat terlarut


walaupun sedikit akan menjadi endapan. Hasil kali kelarutan dalam
keadaan sebenarnya merupakan nilai akhir yang dicapai oleh hasil
kali ion-ion ketika kesetimbangan tercapai antara fase padat dari
garam yang hanya sedikit larut dan larutan itu.
Hasil kali konsentrasi dari ion-ion pembentuknya untuk setiap
suhu tertentu adalah konstan, dengan konsentrasi ion dipangkatkan
bilangan yang sama dengan jumlah masing-masing ion yang
bersangkutan. Kelarutan merupakan jumlah zat yang terlarut yang
dapat larut dalam sejumlah pelarut sampai membentuk larutan jenuh.
Sedangkan hasil kali kelarutan merupakan hasil akhir yang dicapai
oleh hasil kali ion ketika kesetimbangan tercapai antara fase padat
dari garam yang hanya sedikit larut dalam larutan tersebut. Kelarutan
suatu elektrolit ialah banyaknya mol elektrolit yang sanggup melarut
dalam tiap liter larutannya. Jika konsentrasi ion total dalam larutan
meningkat, gaya tarik ion menjadi lebih nyata dan aktivitas
(konsentrasi efektif) menjadi lebih kecil dibandingkan konsentrasi
stoikhiometri atau terukurnya. Untuk ion yang terlibat dalam proses
pelarutan, ini berarti bahwa konsentrasi yang lebih tinggi harus terjadi
sebelum kesetimbangan tercapai dengan kata lain kelarutan akan

MUH.WAIS
15020150148

YULINAR HI.ARIES

HASILKALI KELARUTAN

meningkat. Berdasarkan hal tersebutlah sehingga percobaan ini


dilakukan.
Kelarutan adalah banyaknya zat maksimum yang dapat larut
dalam 1 liter air pada suhu 25 oC sedangkan hasil kali kelarutan adalah
kali kelarutan konsentrasi ion-ion zat yang sukar larut dalam air
dipangkatkan

koefisiennya

masing-masing.

Faktor-faktor

yang

mempengaruhi larutan adalah jenis pelarut, temperature/suhu, dan


pengadukan. Sebenarnya tanpa kita sadari begitu banyak konsep
kimia yang sering kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari meskipun
hanya mencampurkan dua larutan sederhana akan tetapi telah ada
bentuk reaksi didalamnya.
Dari percobaan ini kita akan mengetahui apa itu kelarutan dan
cara menentukan hasil kelarutan dari garam karbonat, didasari dari
betapa pentingnya mengetahui sistem kesetimbangan maka dilakukan
praktikum ini, dasar yang berisi materi hasil kali kelarutan yang dapat
membantu dalam hal ini, dan untuk melengkapi praktikum ini maka
disusunlah laporan yang berisi hasil praktikum dan beberapa literatur
yang menunjang.

1.2 Maksud Praktikum


Menentukan Tetapan Hasilkali Kelarutan.
1.3 Tujuan Praktikum
1. Membuat larutan jenuh suatu garam karbonat
2. Menentukan kelarutan garam karbonat
3. Menentukan hasilkali kelarutan garam karbonat
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Teori Umum
Larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang mengandung
zat

terlarut

MUH.WAIS
15020150148

dalam

jumlah

yang

diperlukan

YULINAR HI.ARIES

untuk

adanya

HASILKALI KELARUTAN

kesetimbangan antara zat terlarut yang larut dan yang tak larut.
Pembentukan larutan jenuh dapat dipercepat dengan pengadukan
yang kuat dari zat terlarut yang berlebih. Banyaknya zat terlarut yang
melarut dalam pelarut yang banyaknya tertentu, untuk menghasilkan
suatu larutan jenuh disebut kelarutan zat terlarut. Lazimnya kelarutan
dinyatakan dalam gram zat terlarut per 100 cm 3 atau 100 gram pelarut
pada temperatur yang sudah ditentukan (Brady, 1999).
Sejauh ini, larutan jenuh yang mengandung ion-ion berasal dari
satu sumber padatan murni. Namun, bagaimana pengaruhnya pada
kesetimbangan larutan jenuh jika ion-ion dari sumber lain dimasukkan
ke dalam larutan pertama. Menurut prinsip Le Chatelier, sistem pada
keadaan setimbang menanggapi peningkatan salah satu pereaksinya
dengan cara menggeser kesetimbangan ke arah dimana pereaksi
tersebut dikonsumsi (Petrucci, 1987).
Kesetimbangan kimia adalah suatu keadaan dimana tidak ada
perubahan yang teramati selama bertambahnya waktu reaksi. Jika
suatu reaksi kimia telah mencapai keadaaan setimbangnya maka
konsentrasi reaktan dan produk menjadi konstan, sehingga tidak ada
perubahan yang teramati dalam system. Meskipun demikian aktivitas
molekul tetpa berjalan, molekul-molekul reaktan berubah menjadi
produk terus menerus sambil molekul-molekul produk berubah
menjadi reaktan kembali dengan kecepatan yang sama.(Chang, 2004)
Sejauh ini, larutan jenuh yang mengandung ion-ion berasal dari
satu sumber padatan murni. Namun, bagaimana pengaruhnya pada
kesetimbangan larutan jenuh jika ion-ion dari sumber lain dimasukkan
ke dalam larutan pertama. Menurut prinsip Le Chatelier, sistem pada
keadaan setimbang menanggapi peningkatan salah satu pereaksinya
dengan cara menggeser kesetimbangan ke arah dimana pereaksi
tersebut dikonsumsi (Petrucci, 1987).
Reaksi kimia berlangsung maka laju reaksi berkurang dan
konsentrasi pereaksi berkurang. Dalam banyak hal setelah waktu

MUH.WAIS
15020150148

YULINAR HI.ARIES

HASILKALI KELARUTAN

tertentu reaksi dapat berkesudahan,yaitu semua pereaksi habis


bereaksi. Namun banyak reaksi tidak berkesudahan dan pada
perangkat kondisi tertentu, konsentrasi pereaksi dari produk reaksi
menjadi tetap. Reaksi demikian disebut reaksi reversible dan
mencapai kesetimbangan. Pada reaksi ini produksi reaksi menjadi
tetap dan reaksi pada semacam ini produk reaksi yang terjadi
bereaksi membentuk pereaksi. Ketika reaksi berlangsung laju reaksi
ke depan (ke kanan) sedangkan laju reaksi sebaliknya bertambah,
sebab konsentrasi pereaksi berkurang dan konsentrasi pereaksi
bertambah (Qaddafi, 2013)
Suatu larutan tak jenuh kalah pekat (lebih encer) dari pada
larutan jenuh. Dan suatu larutan lewat jenuh lebih pekat dibandingkan
dengan larutan jenuh. Suatu larutan lewat jenuh biasanya dibuat
dengan membuat larutan jenuh pada temperatur yang lebih tinggi. Zat
terlarut haruslah lebih banyak larut dalam dalam pelarut panas dari
pada dalam pelarut dingin. Jika tersisa zat terlarut yang belum larut,
sisa itu disingkirkan. Larutan panas itu kemudian didinginkan dengan
hati-hati untuk menghindari pengkristalan. Artinya larutan itu tidak
boleh digetarkan atau diguncang, dan debu maupun materi asing
dilarang masuk. Jika tidak ada zat terlarut yang memisahkan diri
selama pendinginan, maka larutan yang dingin itu bersifat lewat jenuh
(Brady, 1999).

2.2 Uraian Bahan

MUH.WAIS
15020150148

YULINAR HI.ARIES

HASILKALI KELARUTAN

1. Barium Karbonat (Ditjen POM ,1979,Hal : 656 )


Nama resmi
: BARIUM CHLORIDUM
Nama lain
: Barium Klorida
Rumus molekul
: BaCO3
Berat molekul
: 244,28
Pemerian
: Hablur,tidak berwarna
Kelarutan
: Larut dalam 5 bagian air
2. Kalsium Karbonat (Ditjen POM,1979,Hal : 120)
Nama resmi
: CALCII CARBONAS
Nama lain
: Kalsium Karbonat
Rumus molekul
: CaCO3
Berat molekul
: 68,09
Pemerian

: Serbuk hablur,putih,tidak berbau,tidak berasa

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air,sangat sukar larut


dalam air yang mengandung karbondioksida.

3. Magnesium Karbonat (Ditjen POM,1979,Hal : 351)


Nama resmi

: MAGNESII CARBONAS LEVIS

Nama lain

: Magnesium karbonat

Rumus molekul

: MgCO3

Berat molekul

: 2,015

Pemerian

: Serbuk putih,tidak berbau,tidak berasa

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air ,larut dalam asam


encer dan disertai terjadinya buih yang kuat

4. Asam Klorida (Ditjen POM, 1979,Hal : 53)


Nama resmi
: ACIDUM HIDROCHIORIDUM
Nama lain
: Asam klorida
Rumus molekul
: HCl
Berat molekul
: 36,5
Pemerian
: Cairan tidak berwarna,berasap,dan bau
merangsang jika di encerkan dengan 2
bagian air,asap dan bau hilang.
MUH.WAIS
15020150148

YULINAR HI.ARIES

HASILKALI KELARUTAN

Kelarutan

: Larutan yag sangat encer masih bereaksi

asam kuat terhadap kertas lakmus P


5. Natrium Hidroksida (Ditjen POM, 1979,Hal : 421)
Nama resmi
: NATRII HIDROCIDIUM
Nama lain
: Natrium Hidroksida
Rumus molekul
: Na(OH)
Berat molekul
: 40
Pemerian
:Bentuk batang,masa hablur atau keping-keping,rapuh
dan mudah meleleh basah,sangat alkalis dan
korosif
Kelarutan
:Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%)
6. Fenol Merah (Ditjen POM, 1979,Hal : 704)
Nama resmi
: FENOL SULFAKTALEN
Nama lain
: Fenol Merah
Rumus molekul
: C19H14O5S
Berat molekul
: 318,32
Pemerian
: Serbuk hablur bermacam-macam warna merah
Kelarutan

tua sampai merah


: Larut dalam air,mudah larut dalam kloroform
eter

2.3 Prosedur Kerja (Anonim, 2015)


A. 1. Ambil larutan MgCO3 jenuh senyak 25 ml dengan pipet
gondok,masukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml tambahkan
dengan 5 ml larutan HCl 0,01 M, gunakan pipet gondok
(volume) 5 ml
2. Ke dalam larutan campuran (1) itu tambah 10 ml larutan
NaOH 0,01 M dan kemudian tambah larutan penunjuk fenol
merah
3. Ambil larutan baku HCl 0,01 M masukkan ke dalam buret.
4. Larutan campuran hasil kerja (2) dititrasi dengan larutan HCl
baku yang telah ada siapkan di langkah (3). Pada saat
MUH.WAIS
15020150148

YULINAR HI.ARIES

HASILKALI KELARUTAN

titrasi,erlenmeyer

digoyangkan

agar

terjadi

reaksi

sempurna dan merata.


5. Hentikan penambahan larutan HCl dari buret,bila larutan
telah berubah warna dari merah ke jingga (antara merah
dan kuning).
6. Catat volume HCl 0,01 M pada akhir titrasi.
7. Ulangi cara kerja 1,2,3,4,5 dan 6 dua kali lagi,sehingga anda
dapat 3 data.
B. Kerjakan persis sama yang dilakukan di cara kerja A, tetapi
larutan yang diambil adalah CaCO3.
C. Kerjakan persis sama yang dilakukan di cara kerja A, tetapi
larutan yang diambil adalah BaCO3

BAB 3

METODE KERJA
3.1 Alat Praktikum
Erlenmeyer 100 ml, kaca kimia 100 ml, pipet volume 25 ml,
pipet volume 10, pipet volume 5 ml, buret 50 ml, dan corong.

3.2 Bahan Praktikum


Larutan jenuh MgCO3, CaCO3, BaCO3 , larutan baku HCl 0,01
M , larutan baku NaOH 0,01 M , indikator fenolmerah.

MUH.WAIS
15020150148

YULINAR HI.ARIES

HASILKALI KELARUTAN

3.3 Cara Kerja


A.Larutan MgCO3
1. Diambil larutan MgCO3 jenuh sebanyak 25 cm3 dengan pipet
volume,dimasukkan kedalam erlenmeyer 100 ml tambah
dengan 5 ml larutan HCl 0,01 M,gunakan pipet volume 5 ml.
2. Ke dalam larutan campuran pertama ditambahkan 10 ml
larutan NaOH 0,01 M dan kemudian tambah larutan
penunjuk atau indikator fenol merah
3. Diambil larutan baku HCl 0,01 M masukkan ke dalam buret.
4. Larutan campuran hasil kerja ke dua dititrasi dengan larutan
HCl baku yang telah ada siapkan di langkah ke tiga. Pada
saat titrasi,erlenmeyer digoyangkan agar terjadi reaksi
sempurna dan merata.
5. Dihentikan penambahan larutan HCl dari buret, bila larutan
telah berubah warna dari merah ke jingga (antara merah dan
kuning).
6. Dicatat volume HCl 0,01 M pada akhir titrasi.
7. Diulangi cara kerja 1,2,3,4,5 dan 6 dua kali lagi,sehingga
mendapat 3 data.
B. Larutan CaCO3
1. Diambil larutan CaCO3 jenuh sebanyak 25 cm3 dengan pipet
volume,dimasukkan kedalam erlenmeyer 100 ml tambah
dengan 5 ml larutan HCl 0,01 M,gunakan pipet volume 5 ml.

MUH.WAIS
15020150148

YULINAR HI.ARIES

HASILKALI KELARUTAN

2. Ke dalam larutan campuran pertama ditambahkan 10 ml


larutan NaOH 0,01 M dan kemudian tambah larutan
penunjuk atau indikator fenol merah
3. Diambil larutan baku HCl 0,01 M masukkan ke dalam buret.
4. Larutan campuran hasil kerja ke dua dititrasi dengan larutan
HCl baku yang telah ada siapkan di langkah ke tiga. Pada
saat titrasi,erlenmeyer digoyangkan agar terjadi reaksi
sempurna dan merata.
5. Dihentikan penambahan larutan HCl dari buret, bila larutan
telah berubah warna dari merah ke jingga (antara merah dan
kuning).
6. Dicatat volume HCl 0,01 M pada akhir titrasi.
7. Diulangi cara kerja 1,2,3,4,5 dan 6 dua kali lagi,sehingga
mendapat 3 data.
C.Larutan BaCO3
1. Diambil larutan CaCO3 jenuh sebanyak 25 cm3 dengan pipet
volume,dimasukkan kedalam erlenmeyer 100 ml tambah
dengan 5 ml larutan HCl 0,01 M,gunakan pipet volume 5 ml.
2. Ke dalam larutan campuran pertama ditambahkan 10 ml
larutan NaOH 0,01 M dan kemudian tambah larutan
penunjuk atau indikator fenol merah
3. Diambil larutan baku HCl 0,01 M masukkan ke dalam buret.
4. Larutan campuran hasil kerja ke dua dititrasi dengan larutan
HCl baku yang telah ada siapkan di langkah ke tiga. Pada
saat titrasi,erlenmeyer digoyangkan agar terjadi reaksi
sempurna dan merata.
5. Dihentikan penambahan larutan HCl dari buret, bila larutan
telah berubah warna dari merah ke jingga (antara merah dan
kuning).
6. Dicatat volume HCl 0,01 M pada akhir titrasi.
7. Diulangi cara kerja 1,2,3,4,5 dan 6 dua kali lagi,sehingga
mendapat 3 data.

MUH.WAIS
15020150148

YULINAR HI.ARIES

HASILKALI KELARUTAN

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil
Larutan jenuh
yang diamati

Penambahan
HCl 0,01M

Penambahan
NaOH 0,01M

Larutan
penunjuk

Warna
larutan

MgCO3

25 ml

10 ml

5 tetes

MgCO3

25 ml

10 ml

5 tetes

MgCO3

25 ml

10 ml

5 tetes

Kuning
muda
Kuning
muda
Kuning

MUH.WAIS
15020150148

YULINAR HI.ARIES

Volume
HCl 0,01
M titran
10 ml
9,5 ml
8,7 ml

HASILKALI KELARUTAN

CaCO3

25 ml

10 ml

5 tetes

CaCO3

25 ml

10 ml

5 tetes

CaCO3

25 ml

10 ml

5 tetes

BaCO3

25 ml

10 ml

5 tetes

BaCO3

25 ml

10 ml

5 tetes

BaCO3

25 ml

10 ml

5 tetes

MUH.WAIS
15020150148

YULINAR HI.ARIES

muda
Kuning
muda
Kuning
muda
Kuning
muda
Kuning
muda
Kuning
muda
Kuning
muda

8,3 ml
8,3 ml
9,1 ml
8,8 ml
11,6 ml
9,3 ml

HASILKALI KELARUTAN

Perhitungan

Perhitungan MgCO3
10+9,5+8,7

Volume HCL rata-ratanya =

= 9,4 mL
3
0,01 M
= 9,4 . 10 -5 mol

HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa = 9,4 x


1000 mL
NaOH sisa = 9,4 . 10-5 mol
0,01 M

=10.10 -5 mol

NaOH yang di tambahkan = 10 mL x


1000 mL
NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa =

10.10-5 mol - 9,4 . 10-5 mol = 0,6.10-5 mol


HCl sisa =0,6.10-5 mol
0,01 M
= 5 . 10 -5 mol

HCl yang di tambahkan = 5 mL x


1000 mL

HCl yang beraksi dengan MgCO3 = (5-0,6).10-5 mol = 3 . 10-5 mol


3 . 10-5 mol
Jumlah mol MgCO3 =
= 1,5 .10-5 mol
2
-5
1,5.10 mol
= 6.10-4 M

Kepekatan MgCO3 =
25.10-3 dm3
Ksp MgCO3 = [Mg2+] + [CO32-]
= (6.10-4 M )( 6.10-4 M)

= 36 . 10-8 M2 = 3,6 . 10 -7 M2
Ksp teoritisnya = 3,510-8 mol
Perhitungan CaCO3
8,3+8,3+9,1
Volume HCL rata-ratanya =
= 8,57 mL
3
0,01 M
HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa = 8,57 x
1000 mL

MUH.WAIS
15020150148

YULINAR HI.ARIES

HASILKALI KELARUTAN

NaOH sisa = 8,57 . 10-5 mol


0,01 M
= 10.10 -5 mol

NaOH yang di tambahkan = 10 mL x


1000 mL

NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa =


10.10-5 mol 8,57 . 10-5 mol = 1,43.10-5 mol
HCl sisa =1,43.10-5 mol
0,01 M
= 5 . 10 -5 mol

HCl yang di tambahkan = 5 mL x


1000 mL

HCl yang beraksi dengan CaCO3 = (5.1,43).10-5 mol = 7,15 . 10-5 mol
7,15 . 10-5 mol
Jumlah mol CaCO3 =
= 3,575 .10-5 mol
2
3,575 .10-5 mol
Kepekatan CaCO3 =
= 0,143.10-2 M
25.10-3 dm3
Ksp CaCO3 = [Ca2+] + [CO32-]
=(0,143 .10-2M)( 0,143 .10-2 M)
= 3,06 . 10-7 M2
Ksp teoritisnya = 2,810-9 M2
Perhitungan BaCO3
8,8+11,6+9,3
Volume HCL rata-ratanya =
= 9,9 mL
3
0,01 M
HCl yang bereaksi dengan NaOH sisa = 9,9 x
1000 mL
NaOH sisa = 9,9 . 10-5 mol
0,01 M
= 10.10 -5 mol

NaOH yang di tambahkan = 10 mL x


1000 mL
NaOH yang bereaksi dengan HCl sisa =

10.10-5 mol 9,9 . 10-5 mol = 0,1.10-5 mol


HCl sisa =0,1.10-5 mol
0,01 M
= 5 . 10 -5 mol

HCl yang di tambahkan = 5 mL x


1000 mL
MUH.WAIS
15020150148

YULINAR HI.ARIES

HASILKALI KELARUTAN

HCl yang beraksi dengan BaCO3 = (5.0,1).10-5 mol = 5 . 10-6 mol


5 . 10-6 mol
Jumlah mol BaCO3 =
= 2,5 .10-6 mol
2
2,5 .10-6 mol
= 1.10-4 M

Kepekatan BaCO3 =
25.10-3 dm3
Ksp BaCO3 = [Ba2+] + [CO32-]

=(1 .10-4 M)( 1 .10-4 M)


= 1 . 10-8 M2
Ksp teoritisnya = 8,1 . 10-9 M2

MUH.WAIS
15020150148

YULINAR HI.ARIES

HASILKALI KELARUTAN

4.2 Pembahasan
Percobaan kali ini adalah mengetahui kesetimbangan hasil kali
dari sebuah larutan.Kepekatan MgCO3 adalah 6.10-4 M. Ksp MgCO3
adalah 3,6.10-7 M2 dan Ksp teoritisnya adalah 3,5x10 -8 mol. Kepekatan
CaCO3 adalah 0,143. 10-2 M. Ksp CaCO3 adalah 3,06 . 10-7 M2 dan
Ksp teoritisnya adalah 2,8x10-9 M2. Kepekatan BaCO3 adalah 1. 10-4
M. Ksp BaCO3 adalah 1 . 10-8 M2 dan Ksp teoritisnya adalah 8,1 . 10 -9
mol. Dapat kita lihat bahwa hasil Kspnya tidak sesuai dengan Ksp
teoritisnya artinya ada faktor kesalahan dalam percobaan atau
praktikum ini.
Kesalahan ini dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
1. Larutan yang dibuat itu bukan larutan jenuh
2. Penambahan larutan HCl dan NaOH dilakukan tidak volumetris
3. Pembakuan larutan NaOH dan HCl yang disediakan tidak tepat
seperti yang tertera pada labebelnya
4. Pengamatan volume HCl titran dari buret dari buret tidak cermat
5. Pengamatan perubahan warna larutan pada saat akhir titrasi tidak
tepat
6. Garam

yang

dilarutkan

tidak

murni,

sehingga

HCl

yang

ditambahkan tidak hanya bereaksi dengan MgCO 3 tetapi bereaksi


dengan garam lain yang ada dalam larutan.

MUH.WAIS
15020150148

YULINAR HI.ARIES

HASILKALI KELARUTAN

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Hasil kali kelarutan adalah nilai dari perkalian ion-ion dalam
larutan dimana pada suhu tertentu terjadi keseimbangan antara ionion tersebut dengan padatan. Pada percobaan ini Ksp MgCO3 adalah
3,6.10-7 M2 sedangkan Ksp teoritisnya adalah 3,5x10 -8 mol.Maka dari
itu larutan MgCO3 belum mengalami larutan jenuh dan tidak terjadi
endapan.Pada percobaan Ksp CaCO 3 adalah 3,06 . 10-7 M2
sedangkan Ksp teoritisnya adalah 2,8x10 -9 M2 maka larutan CaCO3
merupakan larutan lewat jenuh dan terjadi endapan pada larutan. Ksp
BaCO3 adalah 1 . 10-8 M2 sedangkan Ksp teoritisnya adalah 8,1 . 10 -9
mol. Maka larutan BaCO3 merupakan larutan lewat jenuh dan telah
terjadi endapan pada larutan tersebut.
5.2 Saran
Untuk laboratorium diharapkan agar memperhatikan kelayakan
dan kelengkapan alat yang akan digunakan dalam praktikum, agar
praktikum berjalan lebih efektif dan efisien. Juga diharapkan agar
larutan yang digunakan lebih banyak sehingga pembandingnya
juga akan lebih banyak.
Untuk praktikum diharapkan menggunakan larutan sampel yang
berbeda sehingga dapat dijadikan pembanding. Asisten diharapkan
meningkatkan bimbingannya untuk praktikan agar mendapatkan
pemahaman lebih baik. Juga diharapkan waktu respon yang
diberikan lebih sedikit diperpanjang.

MUH.WAIS
15020150148

YULINAR HI.ARIES

HASILKALI KELARUTAN

DAFTAR PUSTAKA
Brady, James E. 1999. Kimia Universitas. Jilid I. Binarupa Aksara :
Jakarta.
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga.
Keenan Dkk.. 2007. Kimia untuk Universitas. Erlangga: Bandung.
Petrucci, Ralph H.. 1987. Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga
Pelaksana Teknis Mata Kuliah Umum : Makassar
Qaddafi Muhammad. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Dasar. UIN
Press:Makassar.
Tim Dosen Kimia UNHAS, 2012 , Kimia Dasar, Bagian Kimia Unit
Penuntun Praktikum. Kimia Umum. UMI:Makassar

MUH.WAIS
15020150148

YULINAR HI.ARIES

You might also like