Professional Documents
Culture Documents
K E LO M P O K K E M AS A M A D A L A M P E N G O L A H A N I K A N
( PEN G E R I N GAN ) D I DE SA AE M U RI
K E CAMATAN W E WAR IA
K A B U PAT E N E N D E
OLEH
ROLAND KOLIVORNIA
HALAMAN PERSETUJUAN
Laporan akhir ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing serta
Diketahui oleh ketua program studi
Dosen Pembimbing
Drs.Moses Nggesu
HALAMAN PENGESAHAN
Hari
: Senin
Tanggal
: 14 September 2007
Tempat
Penguji I
Penguji II
DRS.Moses Nggesu,S.Sos
Ende, Agustus 2007
Mengesahkan
Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan
Masyarakat Santa Ursula
M O T T O
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menulis dengan baik laporan tugas akhir
tentang PEMBERDAYAAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK KEMA
SAMA
waktunya.
5. kelompok kemasama karena telah membantu penulis dalam menyelesaikan
tulisan ini tepat waktu dengan memberikan informasi yang dapat memudakan
penulis dalam menulis tulisan.
Penulis
ABSTRAKSI
Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu proses yang bertujuan untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat yang dilaksanakan melalui ber bagai perubahan
dan pembaharuan.dengan pembangunan itu pula kesejahteraan masyarakat akan
semakin meningkatd dari waktu ke waktu. Pelaksanaan program pembangunan selalu
berorientasi pada upaya peningkatan taraf hidup masyarakat. Salah bentuk dalam
meningkatkan taraf hidup adalah melalui peningkatan pendapatan keluarga. Kondisi
ini mengngambarkn bahwa pembangunan itu dilakukan oleh dan un tuk masyarakat.
Dengan demikian esensi penting manjadi sentral perhatian adalah pembangunan
masyarakat dalam upaya peningkatan panda[patan keluarga serta masyarakat.
Hal lain yang hendak di perhatikan dalam keberhasilan itu adfalah timbulnya
etos kerja yang tinggi dari maysarakat dalam menyiasati setiap program
pembangunan. Aspek ini tentunya di dukung oleh kemampuan berpiker kritis dan
realistis di tingkat masyarakat Aemuri.
Namun perlu di akui bahwa setiap tatanan pelaksanaan program pembangunan
di dominasi dan di barengi kepentingan adapt dan kebiasaan masyarakat setempat.
Ritus budaya yang mendominasi dalam setiap tatanan kehidupan masyarakat menjadi
kendala bagi setiap masyarakat untuk meningkatkan pendapatannya karena setiap itus
di jalankan akan menelan biaya yang sangat besar sementara tata upacara di lakukan
terus setiap tahun tanpa mengenal kondi perekonomian keluarga. Faktor lain yang
menyebabkan merosotnya perekonomian keluarga pada masyarakat Aemuri adalah
sistim pengolahan usaha tani yang masih bersifat tradisional, pengaturan ekonomi
rumah tangga yang tidak memperhitungkan nilai ekonomi dan kurang memanfaatkan
peluang atau waktu sebaik mungkin.
Oleh karena itu untuk meningkatkan pendapatan anggota kelompok yang
harus di perhatikan adlalah sikap tanggap anggota kelompok dalam mengembangkan
usaha kelompok kearah yang lebih baik. Dalam rangka menuju proses tersebut, yang
menjadi faktor penting yaitu bagaimana anggota kelompok bisa mendayagunakan
SDA untuk mencapai kesejahteraan keluarganya.
Untuk menjawabi fenomena di atas, penulis mengdakan kajian tentang pemberdayaan
masyarakat kemasama dalam pengolahan ikan dalam hal ini pengeringan di desa
Aemuri kecamatan Wewaria kabupaten Ende.
Hasil kajian menunjukan bahwa kelompok kemasama dalam pemberdayaan
dengan mengembangkan pengolahan ikan dalam hal ini pengeringan masih
menggunakan pola tradisional tetapi sejauh ini kelompok merasa sangat efektif dan
mudah untuk di kerjakan namun masih ada kendala yaitu dalam hal proses
pemasaran. Hal ini menunjukan bahwa kerja keras kelompok dalam menunjang
upaya peningkatan kesejahteraan keluarga dari para anggota. Dengan demikian maka
hal yang perlu di perhatikan adalah manajemen pengolahan ikan sehingga kendala
seperti pemasaran dan lainnya dapat di atasi agar cita-cita atau misi dari kelompok
kemasama dapat di wujudkan atau di capai.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................ii
LEMBARAN PENGESAHAN........................................................................iii
MOTTO............................................................................................................iv
HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................v
KATA PENGANTAR.......................................................................................vi
ABSTRAKSI....................................................................................................viii
DAFTAR ISI.....................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................4
1.3 Tujuan Dan Pengguanaan....................................................................4
1.4 Metode Penulisan.................................................................................5
1.5 Relevansi Program Studi......................................................................5
1.6 Sistimmatika Penulisann......................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pemberdayaan Masyrakat..........................................................................7
2.1.1. Pengertian Pemberdayaan.....................................................7
2.1.2. Pendekatan Pemberdayaan....................................................8
2.1.3. Tahap-Tahap Pemberdayaan.................................................10
2.2. Pengolahan Ikan (Pengeringan).................................................................11
2.2.1. Pengertian Pengolahan............................................................11
2.2.2. Pengertian Ikan.......................................................................12
2.2.3. Bagia-Bagian Ikan .................................................................13
2.3. Cara-Cara Pengolahan Ikan.......................................................................11
2.4. Pendapatan Keluarga.................................................................................15
10
IV.
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
MELALUI
KEOLMPOK
11
29
BAB I
PENDAHULUAN
melalui
Dr. Sunyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2003) Hal. 29
12
dikoordinasikan secara baik, maka hal itu akan memberi dampak bagi
kesejahteraan masyarakat bangsa dan negara.
Dari pernyataan tersebut namun masih ada penilaian yang menyatakan
bahwa hambatan dan kendala pelaksanaan progaram pembangunan di Desa
atau
Kelurahan
kelembagaan
Desa
dikarenakan
atau
ketidak
Kelurahan.
mampuan
Alasan
ini
masyarakat
sebagai
dan
pembenar
13
bagi
para
petani
ikan.Kenyataan
menggambarkan
bahwa
Ir.Eddy afrianto dkk, pengawetan dan pengolahan ikan, (yokyakarta, penerbit kanisius, 1989), hlm.24
14
MELALUI KELOMPOK
dari
pemberdayaan
studi
ini
untuk
masyarakat
mengetahui
dalam
bagaimana
memingkatkan
15
16
wawancara
dan
juga
memanfaatkan
literarur
sebagai
refrensi
dan
perbandingan
17
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pemberdayaan Masyarakat
masa
depannya,
penguatan
masyarakat
untuk
dapat
memperoleh
19
Pemukinan.
Penguatan.
20
dan
harus
mampu
kepercayaan
menumbuhkembangkan
diri
masyarakat
yang
segenap
menunjang
kemandirian mereka.
3.
Perlindungan.
Penyokongan.
Memberikan
bimbingan
dan
dukungan
agar
masyarakat
mampu
Pemeliharaan
21
proses
belajar
dalam
rangka
pemberdayaan
6
7
Drs. Aloysius B. Kelen, Materi Kuliah Teori Pembangunan Masyarakat (Ende STPM 2006)
Ibid.
22
1.
dapat
merangsang
kesadaran
mereka
tentang
perlunya
Tahap
transformasi
kemampuan
berubah
wawasan
pada
kondisi
ini
seringkali
pembangunan.
23
didudukan
sebagai
subyek
PENGERTIAN PENGOLAHAN
Ikan merupakan salah satu kekayaan alam yang ada di bumi
Nusantara ini, karena ikan merupakan salah satu sumberdaya alam yang ada
di laut yang melimpah, karena sebagian besar dari nusantara terdiri dari
lautan. Ikan mudah rusak, hanya bertahan tidak lebih dari 12 jam. Setelah itu
ikan akan membusuk kecuali diawetkan dengan pendinginan
Apabila hasil tangkapan ikan melampaui kemampuan penjualan, akan terjadi
kerusakan pada ikan dan hanya akan dibuang begitu saja, yang berarti akan
terjadi kerugian pada nelayan. Oleh karenanya perlu dilakukan pengolahan
ikan sebagai upaya mencegah kerugian yang lebih banyak bagi nelayan.
Pengolahan dimaksudkan sebagai transformasi bahan baku ikan menjadi
produk lain yang lebih dalam arti ekonomi sehingga diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat8
8
Diposkan oleh Surya Mas, Perdagangan Bahan dan Alat Laboratorium & Jasa
Konsultan Lingkungan,(www.google, Kamis, 2008 Juli 17 )page 1
24
PENGERTIAN I KAN
Suraswati,mengemukakan bahwa
ikan
adalah
bahan
makanan
dengan kandungan gizi yang tinggi, dan kaya akan protein,selai itu ikan juga
merupakan sumber penghasilan pokok bagi nelayan indonesiakhusus
yangberada di pantai. 9
Lebih lanjut Eddy Afrianto,mengatakan bahwa ikan merupakan salah
satu sumber makanan yang sangat dibutuhkan oleh manusia karena banyak
mengandung protein.dengan kandungan protein dan air yang cukup tinggi,
ikan termasuk komoditi yang sangat mudah busuk ( highly perishable ).oleh
karena
itu
untuk
mengharapakan
memenuhi
kebutuhan
konsumen
yang
selalu
Suraswati,Mengawetkan Ikan,(jakarta,bhratara,1993)hal 1
10
opcit,hal 5
25
yang juga mempunyai kandungan gizi sangat tinggi yaitu kandungan protein
yang berguna bagi tubuh manusia bila dikonsumsi dan ikan juga merupakan
salah satu sumber penghasilan bagi petani ikan yang bisa memberikan
kesejahteraan bagi para nelayan.
2.2.3
5. Insang
2. Kulit
6. Daging
3. Sisik
7. Ekor ikan
4. Mata
11
8. Tulang ikan
Daging
(di dalam)
Sisik ikan
Kepala ikan
Ekor ikan
Tulang
(di dalam)
Mata ikan
Kulit ikan
2..3
11
26
PENDAPATAN KELUARGA
12
27
Trisusanto, SE, dkk Penuntung Pelajaran dan Ekonomi dan Koperasi, (Penerbit,
Ganeca Exact Bandung, 1984) Hal 154
14
Michael P. Todaro, Pembangunan di Dunia Ke-3, (Ghalia Indonesia, 1993) Hlm 412
28
29
15
16
30
17
31
BAB III
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
3.1
32
No
Kelompok Umur
Jumlah
0-5
123
6-12
126
13-15
108
16-20
114
21-30
125
31-40
123
41-Seterusnya
104
Total
823
Sumber Data: Kantor Desa Aemuri Tahun 2008
33
Tabel 02.
Jumlah Penduduk Menurut Agama
No
1
Agama
Islam
jumlah
16
Katolik
807
Protestan
Hindu
budha
Total
823
Sumber Data: Kantor Desa Aemuri Tahun 2008
34
Tingkat pendidikan
Tidak Tamat SD
jumlah
179
SD
382
SLTP
68
SLTA
59
Diploma
Strata Satu
Belum sekolah
123
Total
823
Sumber Data: Kantor Desa Aemuri Tahun 2008
Dengan melihat tabel di atas maka diketahui bahwa masyarakat
desa
Aemuri
tergolong
dalam
kategori
masyarakat
yang
tergolong rendah .
d. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencarian
Tabel 04.
35
Mata pencaharian
Petani
Pedagang
Buruh Swasta
23 orang
PNS
7 orang
Wiraswasta
9 orang
Tukang
5 orang
Nelayan
17 orang
Pelajar
213 orang
Jumlah
414 orang
2 orang
Pengangguran
123 orang
Total
706 orang
Sumber Data : Kantor desa Aemuri, tahun 2008
Dari data yang ada terlihat bahwa penduduk desa Aemuri didominasi
oleh masyarakat yang bermatapencaharian sebagai petani , di
samping Pengangguran, dan Pelajar .
3.1.4 Keadaan Ekonomi
Masyarakat desa aemuri pada umumnya bermata pencaharian
sebagai petani
. Adapun hasil komoditi masyarakat desa aemuri yang sangat
dominant adalah; ikan, jambu mete, coklat, dan kelapa dan juga garam.
Dengan demikian bahwa kehidupan perekonomian masyarakat desa aemuri
cukup berkembang dengan baik.
36
3.2
NAMA ANGGOTA
JENIS KELAMIN
JABATAN
LAKI-LAKI
V
PEREMPUAN
-
Ketua
Polikarpus Kaki
Vinsensius Gawa
Sekretaris
Arnoldus Tau
Bendahara
Petrus Mea
Anggota
Konsolinus Dua
Anggota
37
Wilbrodus Karno
Anggota
NO
1
JABATAN
Pelindung
Kepala Desa
NAMA
Ketua
Polikarpus Kaki
Sekertaris
Vinsensius Gawa
Bendahara
Arnoldus Tau
Pemeriksa
Perangkat
Pemerintah Desa
Sumber Data Dokumen Kelompok Kema Sama 2008
38
BAB IV
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI KELOMPOK KEMA SAMA
DALAM PENGELOLAHAN IKAN (PENGERINGAN)
4.1
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Nelayan dan komunitas desa pesisir, pada umumnya adalah bagian
dari kelompok masyarakat miskin yang berada pada level paling bawah dan
acapkali
menjadi
korban
pertama
yang
paling
menderita
akibat
39
formal yang tidak mempunyai badan hukum, otonom yang berarti organisasi
tidak berada dibawah organisasi apapun. Sebagai organisasi akarumput,
Kelompok Kema Sama bebas menentukan tujuan dan berbagai kegiatan
untuk mengembangkan diri sejauh tidak menyimpang dengan peraturan dan
Undang Undang yang berlaku, kelompok ini bebas mengatur rumah
tangganya sendiri, sedangkan campur tangan pihak lain hanya bersifat
pelengkap.
Dengan dasar orientasinya adalah Orientasi Pertumbuhan, artinya
kelompok swadaya ini harus memberitahukan keuntungan secara ekonomis
bagi anggotanya. Pemerataan, artinya dimana setiap anggota ikut memiliki
kekayaan Kelompok sekaligus ikut menikmati hasil hasil Kelompok secara
adil. Kemandirian, artinya mampu mengambil keputusan secara mandiri dan
demokratis dan tidak
anggota
berkewajiban
berbagai
kegiatan
Kelompok.
40
pengelolaan
pada
Kelompok
berupaya
meningkatkan
4.1.2
41
18
42
masyarakat sendiri .
(2)
sampai
evaluasi
proyek
refleksi
dengan
19
43
melalui usaha bersama yaitu dengan memanfaatkan potensi yang ada maka
usaha yang di kembangakan adalah pengolahan ikan sebab potensi yang
ada di desa aemuri kecamatan wewaria merupakan daerang penghasil ikan
dengan demikian sehingga kelompok kema sama melihat ini sebuah strategi
pemberdayaan dengan memenfaatkan potensi daerah setempat guna
mencapai kesehjateraan anggota pada khususnya dan masyarakat aemuri
keseluruhan.untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kegagalan . Melalui
kelompok ini ketua kelompok, mengatakan anggota dan perangkat kelompok
sebagai pengelola akan mendapat pembinaan yang intensif
dari pihak
bisa
mandiri.
Dengan demikian maka beberapa langka strategi pemberdayaan
masyarakat desa aemuri yang dilakukan kelompok kema sama yaitu:
a. Pemulihan
ekonomi
masyarakat
untuk
perbaikan
taraf
hidup
masyarakat.
b. Meningkatkan
pengawasan
sistim
perencanaan,
pengendalian
44
c. Meningkatkan
peran
pemerintahan
desa
serta
kelembagaan
prakarsa
dan
kemandirian
masyarakat
dalam
wewaria
khusunya
desa
aemuri
dapat
dikembangkan
dan
45
tersebut maka akan dilakukan pengolahan yang akan penulis jelaskan pada
poin di bawah ini.
4.2
PENGELOLAHAN IKAN
4.2.1
cara
penanganan
hasil
perikanan
setelah
ditangkap
sampai
46
47
olahan
yang
dikombinasikan
dengan
cara
pengeringan
20
Ibid, page 3
48
B. GARAM
Secara tradisional, umumnya garam dibuat dengan cara mengalirkan
air laut kedalam petakan lahan tanah yang dasarnya sudah padat dan rata.
Kemudian air laut dibiarkan terkena sinar matahari dan menguap sampai
habis. Penguapan air akan menghasilkan endapan kristal garam. Garam
yang digunakan untuk mengawetkan ikan sebaiknya memakai garam murni.
Garam yang baik dapat diperoleh dengan pengendalian waktu dalam
proses
pengendapan
garam. Tetepi
cara
ini
sulit
dilakukan
untuk
49
unsur yang merugikan. Ada dua cara penggaraman yang biasa digunakan
oleh kelompok kemasama yaitu:
1. Penggaraman Kering (Dry Salting)
Metode penggaraman kering menggunakan kristal garam yang
dicampurkan dengan ikan. Pada umumnya, ikan yang berukuran besar
dibuang isi perut dan badannya dibelah dua. Dalam proses penggaraman
ikan ditempatkan didalam wadah yang kedap air. Ikan disusun rapi dalam
wadah selapis demi selapis dengan setiap lapisan kan ditaburi garam.
Lapisan paling atas dan paling bawah wadah merupakan lapisan garam.
Garam yang digunakan pada proses penggaraman umumnya berjumlah 10
% - 35 % dari berat ikan yang digarami.
Pada waktu ikan bersentuhan dengan kulit / daging ikan (yang
basah/berair), garam itu mula-mula akan membentuk larutan pekat. Larutan
ini kemudian akan meresap kedalam daging ikan melalui proses osmosa.
Jadi, kristal garam tidak langsung menyerap air, tetapi terlebih dahulu
berubah jadi larutan. Semakin lama larutan akan semakin banyak dan ini
berarti kandungan air dalam tubuh ikan semakin berkurang.
2. Kench Salting
Pada dasarnya, teknik penggaraman ini sama dengan pengaraman
kering (dry salting) tetapi tidak mengunakan bak /wadah penyimpanan. Ikan
50
dicampur dengan garam dan dibiarkan diatas antai atau geladak kapal,
larutan air yang terbentuk dibiarkan mengalir dan terbuang. Kelemahan dari
cara ini adalah memerlukan jumlah garam yang lebih banyak dan proses
penggaraman berlangsung sangat lambat. 21
C.
PELAKSANAAN PENGGARAMAN
a. Persiapan
1) Penyediaan bahan baku.
a. Ikan yang akan diproses sebaiknya dipisahkan berdasarkan jenis,
tingkat kesegaran dan ukuran ikannya. Hal ini dilakukan untuk
penyeragaman penetrasi garam pada saat penggaraman berlangsung
b. Sediakan garam sebanyak 10 35 % dari berat total ikan yang akan
diproses, tergantung tingkat keasinan yang diinginkan.
2) Penyediaan peralatan
a. Siapkan wadah bak kedap air yang terbuat dari semen, kayu, fibre
atau plastik. Bila proses penggaraman menggunakan metode kench
salting, wadah bak penggaraman tidak diperlukan.
b. Siapkan penutup bak sesuai ukuran bak dilengkapi dengan pemberat
untuk membantu agar semua ikan terendam dalam larutan garam
c. Pisai atau golok yang tajam untuk membersihkan dan menyiangi ikan
21
ibid, page 19
51
52
Tiriskan ikan yang telah dicuci bersih dalam wadah keranjang plastik
atau bambu yang telah disediakan. Pada proses penirisan ni, ikan
disusun rapi dengan perut menghadap ke bawah agar tidak ada air
yang menggenang dirongga perutnya
53
proses
penggaraman
ditandai
dengan
adanya
54
datar
ditaburi
garam
secukupnya
sampai
seluruh
C. PROSEDUR PENGGARAMAN
Prosedur penggaraman yang biasa dilakukan oleh kelompok
kemasama dapat digambarkan dalam diagram di bawah ini:
PROSEDUR PENGGARAMAN
PROSEDUR PENGGARAM
IKAN DIPISAHKAN
BERDASARKAN JENIS
ukuran dan tingkat
AN
IKAN DISIANGI BAGIAN
SISIK, ISI PERUT DAN
INSANG.
55
LAMA PENGGARAMAN
DIPENGARUHI OLEH METODE YANG
DIGUNAKAN, UKURAN DAN TINGKAT
KESEGARAN IKAN
4.2.2.2
A.
PENGERINGAN
TEKNIK PENGERINGAN
Pengeringan merupakan cara pengawetan produk makanan yang
sebagai
lanjutan
dari
kegiatan
pengawetan
dengan
56
berlangsung. Karena
itulah, produk
ikan
kering
selalu
B.
METODE PENGERINGAN
Pengeringan alami.
Pengeringan alami adalah proses pengeringan yang dilakukan dengan
57
ikan dijemur diatas rak-rak yang dipasang miring (+15o) kearah datangnya
angin dan diletakkan ditempat terbuka supaya terkena sinar matahari dan
hembusan angin secara langsung. Keunggulan pengeringan alami adalah
proses sangat sederhana, murah dan tidak memerlukan peralatan khusus
sehingga gampang dilakukan oleh semua orang.
Pada proses pengeringan ini, angin berfungsi untuk memindahkan uap
air yang terlepas dari ikan, dari atas ikan ke tempat lain sehingga penguapan
berlangsung lebih cepat. Tanpa adanya pergerakan udara, misalnya jika
penjemuran ditempat tertutup (tanpa adanya hembusan angin), pengeringan
akan berjalan lambat. Selain tiupan angin, pengeringan alami juga
dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari pada saat penjemuran
berlangsung. Makin tinggi intensitasnya maka proses pengeringan akan
semakin cepat berlangsung begitupun sebaliknya.Oleh karena itu, proses
pengeringan alami sering terhambat pada saat musim penghujan karena
intensitas cahaya matahari sangat kurang. Karena lambatnya pengeringan,
proses pembusukan kemungkinan tetap berlangsung selama proses
pengeringan.
Masalah lain yang dihadapi
58
b.
Pengeringan Mekanis
Karena banyaknya kesulitan yang didapat pada proses pengeringan
alami terutama pada saat musim hujan, maka kelompok kemasama mencoba
membuat alat baru untuk menghasilkan produk yang lebih baik dengan cara
yang lebih efisien. Pada pengeringan mekanis, ikan disusun diatas rak-rak
penyimpanan didalam ruangan atau dalam rumah yang dibuat seperti perapara yang kemudian ikan tersebut disimpan di atas dan akan di panaskan
atau pengasapan dari bagian bawa para-para.
C.
Produk ikan asin kering yang sudah jadi perlu dijaga kualitasnya selama
proses penyimpanan, transportasi dan distribusi sehingga harga jual bisa
tidak menurun. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengemasan yang baik
supaya kualitasnya tidak menurun.
Pengemasan bisa dilakukan dengan menggunakan, kertas, kardus ataupun
plastik.
Bahan-bahan
yang
digunakan
selama
proses
pengemasan
59
PROSEDUR PENGERINGAN
Prosedur pengeringan oleh kelompok kemasama dapat di gambarkan
60
PROSEDUR PENGERINGAN
LAMA PENGERINGAN
DIPENGARUHI OLEH JENIS
PENGERINGAN YANG
DIGUNAKAN SERTA UKURAN
ikan yang dikeringkan
61
BAB V
PENUTUP
5.1
KESIMPULAN
dan
juga
menjangkau
sumber-sumber
produktif
yang
proses
pembangunan
dan
keputusan-keputusan
yang
memperngaruhi mereka.
2. Keterkaitan kodrat manusia dan lingkungan harus pula memampukan
manusia menjaga harmoni dan keutuhan dengan alam semesta sebagai
tempat ia mengadu. Kelestarian bumi ini berada dalam telapak tangan
dan pikiran serta pertimbangan manusia dalam mendiami dan mengelola
62
Kemasama
dalam
pembangunan
aemuri
merupakan
pembangunan
merupakan
wujut
polah
sebab
parisipasi
nyata
kesadaran
pemberdayan
aktif
dalam
masyarakat
SARAN-SARAN
Menelaah uraian-uraian di atas maka pada bagaian ini penulis hendak
berperan
aktif
dalam
setiap
upaya
pelaksanaan
63
dalam
pembangunan
seperti
yang
di
contohkan
oleh
kelompok
64
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Sunyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2003)
Ir.Eddy afrianto dkk, pengawetan dan pengolahan ikan, (yokyakarta, penerbit
Kanisius, 1989)
Edi Suaharto, Membagun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, (Bandung:
Refika Aditama: 2005)
Winarni, Tri, Memahami Pemberdayaan Desa Partisipatif Dalam Orientasi
Pembangunan Masyarakat Desa Menyonsong Abad 21,(Yogyakarta, Aditya
Media 1998)
Suraswati,Mengawetkan Ikan,(jakarta,bhratara,1993)
Hamijaya DRS, Pendidikan Keterampilan Perikanan,(Jakarta-Bandung,Penerbit C.V.
Indradjaya,1982)
Trisusanto, SE, dkk Penuntung Pelajaran dan Ekonomi dan Koperasi, (Penerbit,
Ganeca Exact Bandung, 1984)
Michael P. Todaro, Pembangunan di Dunia Ke-3, (Ghalia Indonesia, 1993)
Prof. Dr. Mobyart, Masyarakat Terasing, (Aditya Media, Yogyakarta 1994
Stefen frink dkk,Ensoklopedi fauna ( Jakarta,Erlangga,1988)
Diposkan oleh Surya Mas, Perdagangan Bahan dan Alat Laboratorium & Jasa
Konsultan Lingkungan,(www.google, Kamis, 2008 Juli 17 )
Faisal H. Basri. Majalah DR, (Analisis Kita, 1998)
65
66