You are on page 1of 26

AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

< Introduction to Aerospace Engineering >


Kuliah #02

Dosen:
Hari Muhammad, Ph.D.

Program Studi Aeronotika dan Astronotika


Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
Sem 1-2016/2017
AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1. PENGERTIAN TEKNIK DIRGANTARA


1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7

Definisi
Sasaran
Tantangan
Wahana Terbang
Lingkungan Penerbangan
Persyaratan Disain
Disiplin Keilmuan
AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.5

Lingkungan Penerbangan

Lingkungan Fisik Penerbangan mempunyai parameter-parameter dengan


harga sangat bervariasi yang mempengaruhi gerak suatu pesawat terbang
yang bergerak di dalamnya
Terdapat dua tipe Lingkungan Penerbangan:
Lingkungan Alami:

Lingkungan Buatan:

Lingkungan Atmosfer
Lingkungan Gravitasi
Lingkungan Percepatan Inersial
Lingkungan Antariksa
Lingkungan Elektromagnetik

Memberikan gaya dan momen


kepada pesawat terbang

Lingkungan Suara
Lingkungan Infra Merah
Lingkungan Gelombang Radio
Lingkungan Contrails

Aircraft Signatures
(Jejak Pesawat)
Dibangkitkan oleh pesawat terbang
sendiri; menjadi sasaran pelacakan dari
sistem penginderaan musuh untuk
memperoleh kedudukan pesawat

AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.5.1 Lingkungan Atmosfer


Lingkungan Atmosfer adalah
lapisan udara yang menyelimuti
Bola Bumi

Stratosfer : 11 50 km
Adalah daerah yang mengandung
lapisan Ozone ( O3), dimana panas
dibangkitkan melalui penyerapan
radiasi sinar ultraviolet. Dengan
demikian pada daerah ini
temperatur naik dengan naiknya
tinggi lapisan.

Troposfer : 0 11 km
Daerah yang mengandung hampir
seluruhnya uap air dan hampir seluruh
gejala cuaca terjadi disini .

Mesosfer : 50 80 km
Bumi

Daerah dimana gas dengan ikatan


molekul jarang ( rarefied gas )
dimulai. Pada daerah ini
temperatur turun dengan naiknya
ketinggian di karenakan semakin
menipisnya lapisan Ozone

Thermosfer : 80 500 km

Exosfer : 500 1000 km


Daerah dimana rarefied gas
semakin banyak , dan kebanyakan
terdiri dari atom atom bebas dari
oxigen, hidrogen dan helium

Note: gambar tidak dalam


skala yang benar

AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

Daerah dimana atom atom jarang dari


oxigen menyerap radiasi sinar
ultraviolet . Pada daerah ini radiasi
sinar kosmik dan sinar X
menyebabkan temperatur kembali
naik dengan laju cukup tinggi

1.5.1.1 Parameter-parameter pada Lingkungan Atmosfer

Stratopaus

Infrared .8 1000 m

Radio waves > 10 cm

Mesosfer

Sinar Visible 400 700 nm

Mesopaus
80

10 400 nm

Thermosfer

Ultraviolet

Sinar X . 01 10 nm

Ketinggian (km)

500

50

Tekanan Udara (p)


Kerapatan Udara ()
Temperatur Udara (T)

Exosfer
Thermopaus

distandardisasikan dalam model


matematik seperti the International
Standard Atmosphere (ISA) (untuk
penerbangan sipil)

Diserap gas jarang

Standar parameter di muka laut


To = 288,15 K = 15o C

Stratosfer

o = 1,225 [kg/m3]
Diserap lapisan Ozone

10

Tropopaus

po = 101325 [N/m2;Pa] = 1013,25 [mb]

Diserap uap air

Troposfer

-100

-50

50

100

Temperatur oC

1000

500

Tekanan (milibar)

10-9

10-2

10-1

10

100

1000

AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.5.1.2 Ketergantungan gaya dan momen pesawat terbang pada


parameter-parameter atmosfer
Pengaruh kerapatan udara
pada kecepatan
Faero = V2 S CF
Maero = V2 S c CM

~0

Pengaruh kerapatan udara pada sistem


propulsi yang dibutuhkan
Untuk lapisan Troposfer ( >>)
digunakan Sistem Propeller
Untuk lapisan dengan rendah
digunakan Sistem Air Breathing / Jet
Untuk lapisan dengan ( ~ 0)
digunakan Sistem Roket

<<

<
>
>>

Pengaruh kerapatan udara pada


material yang dibutuhkan
Akibat gesekan
dengan udara, suhu
permukaan pesawat
dapat mencapai
100oC (subsonik)
hingga
5000o C (hipersonik)
AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

Space shuttle saat re-entry


dengan kecepatan hipersonik
Mach 15

1.5.1.3 Cuaca di lapisan Atmosfer rendah


Aktifitas cuaca sebagian besar terjadi di Troposfer, dimana interaksi
dinamik antara permukaan tanah dan lapisan udara rendah
membangkitkan banyak fenomena cuaca seperti angin, awan, badai
dan sebagainya yang menurunkan kualitas prestasi terbang pesawat
udara.

AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.5.1.4 Tiga jenis kondisi kondisi cuaca yang secara kuat


mempengaruhi prestasi terbang
Awan dan kondisi Icing
Angin, Turbulens dan Gust
Wind Shear dan Microburst

Fenomena fenomena cuaca ini telah diselidiki selama beberapa


puluh tahun untuk memodelkan interaksi dinamik antara kondisi
atmosfer tak stasioner ini dengan prestasi terbang pesawat udara
dan bagaimana mengatasinya

Icing (Pembentukan Es)

Cumulonimbus

Kondisi Icing terjadi pada situasi berawan:


Awan baru terbentuk, terutama Cumulus
Bagian atas dari awan Stratus
Gelombang awan dengan Liquid Water
Containt (LWC) yang tinggi

Kondisi
Icing

Gumpalan es menumpuk
di LE sayap , Ekor
Vertikal dan fuselage

AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

Clear Air Turbulence (CAT)

Clear Air Turbulence (CAT) terjadi pada


lapisan atas Troposfer dan lapisan bawah
Stratosfer daerah Tropopause.
CAT dicirikan oleh timbulnya yang
secara mendadak dan guncangan keras
dengan periodisitas tertentu, disebabkan
pecahnya kestabilan lapisan-lapisan
udara di Atmosfer Kelvin Helmholtz
instability

Wind Shear: Microburst


Pusaran cincin donut ini
membangkitkan down
draft dan updraft aliran
udara dengan kecepatan
tinggi yang ditiupkan
dari bawah awan yang
sangat membahayakan
pesawat udara yang
melintas di bawahnya.
AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.5.2 Lingkungan Medan Gravitasi


Medan Gravitasi suatu Planet adalah Medan Potensial Fisik yang kuat
medan disuatu titik sebanding dengan kebalikan jarak titik tersebut
terhadap titik pusat medan. Potensial ini ditimbulkan oleh massa dari
Planet tersebut yang melengkungkan struktur ruang dan waktu di
sekitar planet tersebut.

Menurut Albert Einstein Medan


Gravitasi merupakan
manifestasi lengkungan ruang
dan waktu dalam dimensi
empat

Parameter lingkungan medan gravitasi


Percepatan Gravitasi (g), yang Harganya
berubah ubah dengan Latituda
Geodetik dan Tinggi Terbang h

Di Kutub: g 9,8321 m/det2


Di Equator: g 9,7803 m/det2

AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.5.2.1 Medan Gravitasi pada Pesawat Udara


Gaya yang dibangkitkan oleh Percepatan Gravitasi, g(h,), pada pesawat
terbang disebut Gaya Gravitasi Pesawat Terbang W (h,) ,
W (h,) = m g(h,),

dimana m masa pesawat terbang, latituda

Gaya Gravitasi ini lebih lazim dikenal sebagai Berat Pesawat Terbang W.

W = m g, mengarah tegak lurus


Pusat Gravitasi

horison lokal

Untuk kasus penerbangan di atmosfer


rendah sampai dengan startosfer, dapat
diasumsikan percepatan Gravitasi
konstan sebesar g=9,80665 m/det2
Berat
Pesawat W

AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.5.2.2 Medan Gravitasi pada Pesawat Antariksa


Medan Gravitasional suatu Planet atau Bintang dapat dipakai untuk
menambah atau mengurangi energi kinetik dari suatu pesawat
antariksa
Contoh Penerbangan Antariksa
dengan Swing-By

U (r, , Jn)

Planet Venus dipakai dalam


menambah enerji saat Marinir 10
melaksanakan penerbangan fly by
ke Merkurius pada tahun 1974.
Planet Venus dan Bumi juga
dipakai untuk menambah enerji
saat Galileo melaksanakan misi
planetary orbiter ke Jupiter pada
tahun 1990/2 dan saat Cassini
melaksanakan misi planetary
orbiter ke Saturnus tahun 1999

AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.5.3 Lingkungan Medan Percepatan Inersial


Medan percepatan inersial timbul jika suatu benda bergerak dengan
percepatan linear maupun angulair relatif terhadap acuan tetap.

may

Fi = m dV / dt

Mi = I d / dt
Gaya / momen ini disebut
Gaya / momen Inersia

Jika suatu pesawat


antariksa bergerak dengan
percepatan linear maupun
angulair, maka akan timbul
gaya/momen pada pesawat
terbang tersebut yang
menurut Newton besarnya
sebanding dengan hasil kali
antara massa/momen
inersia pesawat tersebut
dengan percepatan
linear/angulair dari
gerakannya dengan arah
yang berlawanan dengan
arah percepatan tersebut.

Gaya dan momen inersia bertitik tangkap di pusat Massa pesawat


AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.5.4 Lingkungan Antariksa


Lingkungan antariksa di Tata Surya dimana Matahari merupakan titik
pusat orbit dari seluruh benda-benda langit di dalamnya merupakan
lingkungan yang penuh dengan gejala-gejala astrofisika seperti
Tekanan Radiasi Matahari (Solar
Radiation Pressures) yang dikenal juga
sebagai Angin Matahari (Solar Wind)

Hujan Meteoroid Mikro (Micro Meteoroid


Shower) yang diakibatkan oleh meteormeteor yang tersebar di Tata Surya sejak
proses kejadiannya 4 milyar tahun yang
lalu

Tegangan Termal (Thermal Stress) akibat


keluar masuk Bayangan suatu Planet
Ketiga gejala Astrofisika ini memberikan
Gaya/Momen pada pesawat antariksa yang
besar dan arahnya bersifat acak (random)
AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.5.5 Lingkungan Elektromagnetik


Struktur interior pusat Bumi terdiri dari bola padat yang diselimuti oleh
bola cair di luarnya , yang berputar dengan kecepatan putar yang berbeda.
Perbedaan kecepatan putar ini membangkitkan beberapa lapisan medan
Elektromagnetik
Efek Pada Pesawat Antariksa

Efek Pada Pesawat Udara


Lapisan Electrosfer (Lapisan Elektromagnetik
dari muka laut sampai ke ketinggian 25 60 km)
Merangsang Petir, memberi muatan pada
pesawat udara

Lapisan Magnetosfer (Lapisan Elektromagnetik


sampai ke ketinggian 36000 km, Sabuk Van
Allen) Memberi Momen yang besar pada
pesawat antariksa di orbit bumi (Termosfer
hingga Exosfer)

AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.6 Persyaratan disain


Dalam rancang bangun suatu pesawat terbang, terdapatnya
lingkungan penerbangan yang begitu bervariasi, menyebabkan
satu persyaratan disain kontradiktif dengan persyaratan lainnya.
Adapun beberapa persyaratan yang saling bertentangan ini dapat
ditunjukkan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Berat vs Kekuatan Struktur


Geometri vs Kekakuan Struktur
Kecepatan vs Gaya Hambat
Kestabilan vs Gaya / momen alami
Persyaratan lama terbang antar planet vs Enerji yang dibutuhkan

AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.6.1 Persyaratan Berat vs Kekuatan Struktur


Pesawat terbang dirancang dengan berat W seringan mungkin agar
diperoleh energi terbang E sebesar mungkin
Konsekuensi dari berat seringan mungkin ini adalah kekuatan struktur
menjadi lemah, padahal untuk dapat menahan beban-beban terbang
(aerodinamik, gravitasi dan inersial ) kekuatan struktur harus cukup
besar.
(T - D) V
L
E = ----------WE
W
D
T
W

E : energi terbang (Mekanika Terbang)


T: gaya dorong propulsif
D : gaya hambat aerodinamik
W : berat pesawat terbang
V : kecepatan terbang

Mekanika Terbang >< Struktur Pesawat Terbang


AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.6.2 Persyaratan Geometri vs Kekakuan Struktur


Pesawat udara dirancang dengan geometri sayap S seluas mungkin
agar dapat diperoleh gaya angkat L sebesar mungkin
Konsekwensi dari geometri sayap seluas mungkin ini adalah kekakuan
struktur menjadi semakin elastis, padahal untuk memperoleh kekuatan
struktur yang besar, kekakuan struktur harus cukup besar.

L = V2 S CL
L : gaya angkat aerodinamik
q : tekanan dinamik udara
CL : koefisien gaya angkat
S : luas sayap

S L struktur elastik

Aerodinamika >< Struktur Pesawat Terbang


AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.6.3 Persyaratan Kecepatan vs Gaya Hambat


Pesawat udara dirancang dengan kecepatan terbang V sebesar
mungkin agar dapat diperoleh energi terbang E sebesar mungkin.
Konsekwensi dari kecepatan terbang sebesar mungkin ini adalah
gaya hambat aerodinamik D yang ditimbulkan menjadi semakin
besar, sehingga akan mengurangi enerji terbang E.

E =

D = V2 S CD

pesawat subsonik
pesawat supersonik

Pesawat hipersonik

(T D) V
-----------W

VDE

V : kecepatan terbang
: kerapatan udara
T : gaya dorong
CD : koefisien gaya hambat ,
S : luas sayap

Aerodinamika >< Mekanika Terbang


AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.6.4 Persyaratan Kestabilan Terbang vs Gaya dan Momen alami


Dalam penerbangannya pesawat terbang akan mengalami gangguan dari gaya
dan momen yang dibangkitkan oleh lingkungannya. mempunyai titik
tangkap yang lokasinya berbeda-beda, sehingga akan mempengaruhi
keseimbangan sikap dari pesawat selama bergerak.

Sikap Pesawat Terbang dapat dibuat seimbang jika seluruh Gaya


dan Momen yang bekerja pada pesawat berjumlah nol
Faero + Fgrav + F inersial + Fmagnet + F prop + F astro= 0

Aerodinamika, Struktur, Prestasi Propulsi >< Mekanika Terbang


AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.6.5 Persyaratan Waktu Terbang antar Planet vs Enerji yang


dibutuhkan
Penerbangan antar Planet dilakukan dengan
waktu sesingkat mungkin agar usia kerja dari
instrumen yang dibawanya (termasuk awak
manusia) tetap berfungsi secara prima saat
sampai di tujuan.

Konsekuensi dari ini adalah enerji kinetik


yang dibutuhkan yang diperoleh melalui
sistem propulsi roket akan sangat besar
Penggunaan Enerji Gravitasi dapat
dilakukan, dengan tetap memerlukan
koreksi sikap terbang dan deviasi lintas
orbit dengan propulsi thruster yang terus
menerus

Astrodinamika >< Prestasi Propulsi


AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.7

Disiplin Keilmuan

Sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan Teknik, Teknik Dirgantara


(Aeronotika dan Astronotika) berkembang dengan pesat, dan
kecabangannya tumbuh semakin banyak dan semakin terspesialisasi
1.7.1 Kelompok Bidang Keahlian
Pada saat ini terdapat lima buah Kelompok Bidang Keahlian Dasar yang
menjadi tulang punggung utama Teknik Dirgantara

Teknik Dirgantara

Struktur Ringan

Aerodinamika

Statika dan dinamika struktur dalam


menghasilkan keringanan dengan
kekuatan , kekakuan dan perimbangan
yang cukup , untuk persyaratan beban
pada pesawat terbang

Dinamika aliran udara disekitar


benda dengan bentuk tertentu
serta pengaruhnya pada
terbangkitnya gaya dan momen
aerodinamik

Propulsi
Prestasi dan sistem dinamika propulsi
pesawat terbang termasuk gaya
dorong yang dibangkitkan , kebutuhan
bahan bakar dan efisiensinya

Mekanika Terbang
Karakteristik gerakan termasuk
didalamnya kestabilan serta
keterkendalian dan keterpanduan
pesawat terbang pada ruang dimensi
tiga

Sistem Pesawat
Karakteristik sistem dinamika dari sistem dasar
pesawat yang merangkaikan persyaratanpersyaratan aerodinamika,struktur dan propulsi
agar memenuhi persaratan hukum gerak
mekanika terbang pesawat terbang.

AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.7.2 Cabang-cabang Kelompok Bidang Keahlian


Setiap Kelompok Bidang keahlian tumbuh dalam beberapa cabang
disiplin sebagai berikut:

Teknik Dirgantara

Struktur Ringan

Aerodinamika
Mekanika Fluida
Aerodinamika Inkompresibel
Aerodinamika Kompresibel
Aerodinamika Pesawat Udara
Aerodinamika Propulsi
Aerodinamika Supersonik

Material Pesawat
Statika, Dinamika & Kinematika
Kekuatan Struktur
Elastisitas & beban Pesawat
Getaran & Dinamika Struktur
Mekanika Retakan & Kelelahan
Perawatan Struktur
Sifat material di kondisi Vakum

Propulsi

Prestasi & Sistem Propulsi


Dinamika sistem propulsi
Aerodinamika inlet & Nacelle
Propulsi Roket

Mekanika Terbang
Prestasi terbang
Astrodinamika
Dinamika Terbang
Dinamika Satelit
Kendali Terbang
Navigasi & Panduan Terbang
Mekanika Terbang Roket

Sistem pesawat

Sistem dasar Pesawat Udara


Sistem Dasar Pesawat Antariksa
Sistem Daya Fluida
Sistem Mekanikal & Hidraulik
Sistem Avionika , Elektrik & Instrumentasi
Sistem Penyangga kehidupan

AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.7.3 Interdisiplin Kelompok Bidang Keahlian


Pengembangan Teknologi pesawat terbang memunculkan disiplin-disiplin
lanjut ilmu-ilmu teknik dirgantara, aeronotika maupun astronotika, yang
merupakan gabungan dari satu atau lebih disiplin dasar.

Teknik Dirgantara

Struktur Ringan

Aerodinamika

Mekanika Terbang

Aeroelastisitas
Aeroflightdynamics
Helikopter

Propulsi

Sistem Pesawat

Flight Simulator
Technology

Aerotermodinamika,
Aeroakustik
AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.7.4 Body of knowledge in Aeronautics


Statistika &
Probabilitas

Matematika

Kimia

Teknik Analisis

Kalkulus Vektor
Aljabar Linier
Pers. Diferensial

Mat. Pesawat &


Met Manufaktur

Fisika

Statika Struktur

Mekanika,
Panas & Bunyi,
Elektrika ,
Magnetika &
Optika

Dinamika &
Kinematika

Mek. Fluida

Sistem Transportasi
Udara

Benda partikel &


Benda berhingga

Aerodinamika
Inkompresbel

Teori Kendali

Disain Rinci

Komputasional
Aerodinamika
Struktur

Disain Struktur
Kekuatan
Material

Getaran
Mekanik

Elastisitas

Aeroelastisitas
Rekayasa
Perawatan

Anal & Peranc


Struktur

Beban Pesawat
Disain awal

Analisis Aerodinamika dan


Pres Ter I

Aerodinamika
Kompresibel

Sistem Pesawat
Udara II

Statik& Dinamik

Analisis Aero dan


Pres Ter II

Peng. Teknik
Dirgantara

Rekayasa
Termal

Dinamika
Terbang

Kendali
Terbang

Sistem Propulsi
Pesawat
Sistem Pesawat
Udara I

AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

1.7.5 Body of knowledge in Astronautics


Statistika &
Probabilitas

Matematika

Kimia

Teknik Analisis
Kalkulus Vektor
Aljabar Linier
Pers. Diferensial

Mat. Pesawat &


Met. Manufaktur

Fisika
Mekanika,
Panas & Bunyi,
Elektrika ,
Magnetika &
Optika

Mek. Fluida

Sistem Transportasi
Udara

Statika
Dinamika &
Kinematika
Benda partikel &
Benda berhingga

Aerodinamika
Inkompresbel

Teori kendali

Disain Rinci

Komputasional
Aerodinamika
Struktur
Disain Struktur
Kekuatan
Material
Getaran
Mekanik

Elastisitas

Aeroelastisitas
Rekayasa
Perawatan

Anal & Peranc


Struktur

Beban satelit
Disain awal

Analisis Aero
Dinamika dan
PresTer

Aerodinamika
Kompresibel

Navigasi & Panduan


Astronotika

Statik& Dinamik
Peng. Teknik
Dirgantara

Astrodinamika

Rekayasa
Termal

Dinamika
Satelit

Kendali
Satelit

Sistem Propulsi
Roket
Sistem
Satelit
AE2100 Pengenalan Teknik Dirgantara

You might also like