You are on page 1of 17

http://patologiklinikku.blogspot.com/2008/05/penetapan-kadar-hemoglobin.

html

Hemoglobin dapat ditetapkan dengan berbagai cara, antara lain metode sahli, metode
oksihemoglobin, atau metode sianmethemoglobin. Metode sahli tidak dianjurkan karena mempunyai
kesalahan yang besar, alatnya tidak dapat distandarisasi, dan tidak semua jenis hemoglobin dapat
ditetapkan sebagai contoh karboksihemoglobin, methemoglobin, dan sulfahemoglobin.

Hanya ada 2 metode yang dapat diterima dalam hemoglobinometri klinik, yaitu oksihemoglobin, dan
sianmethemoglobin. Keduanya merupakan cara spektrofotometrik. Metode oksihemoglobin hanya
mengukur semua hemoglobin yang dapat diubah menjadi oksihemoglobin, sedang
karboksihemoglobin dan senyawa hemoglobin yang lain tidak terukur.

Internasional Committe for Standarization in Hematology (ICSH) merekomendasikan metode


sianmethemoglobin, sebab selain mudah dilakukan juga mempunyai standar yang stabil dan hampir
semua jenis hemoglobin terukur kecuali sulfahemoglobin.

1. Metode Sahli

a. Dasar

Metode sahli merupakan satu cara penetapan hemoglobin secara visual. Darah diencerkan dengan
larutan HCl sehingga hemoglobin berubah menjadi hematin asam. Untuk dapat menentukan kadar
hemoglobin dilakukan dengan mengencerkan larutan campuran tersebut dengan aquadest sampai
warnanya sama dengan warna batang gelas standar.

b. Peralatan dan Pereaksi

alat untuk mengambil darah vena atau darah kapiler

hemometer sahli, yang terdiri atas

tabung pengencer. panjang 12cm, dinding bergaris mulai angka 2(bawah) s/d
22(atas)

dua tabung standar warna

pipet Hb. dengan pipa karet panjang 12,5 cm terdapat angka 20

pipet HCl

botol tempat aquadest dan HCl 0,1N

batang pengaduk (dari glass)

larutan HCl 0,1N

aquadest

c. Spesimen

Dapat berupa darah kapiler atau darah vena (darah EDTA)

d. Cara Kerja

isi tabung pengencer dengan HCl 0,1N sampai angka 2

dengan pipet Hb, hisap darah sampai angka 20 mm, jangan sampai ada gelembung udara
yang ikut terhisap

hapus darah yang ada pada ujung pipet dengan tissue

tuangkan darah ke dalam tabung pengencer, bilas dengan aquadest bila masih ada darah
dalam pipet

biarkan satu menit

tambahkan aquadest tetes demi tetes, aduk dengan batang kaca pengaduk

bandingkan larutan dalam tabung pengencer dengan warna larutan standar

bila sudah sama penambahan aquades dihentikan, baca kadar Hb pada skala yang ada
ditabung pengencer

e. Nilai Normal menurut Dacie

dewasa laki-laki : 13,5 - 18,0 gr%

dewasa wanita : 11,5 - 16,5 gr%

bayi (< 3bln) : 13,6 - 19,6 gr%

umur 1 tahun : 11,0 - 13,0 gr%

umur 12 tahun :11,5 - 14,8 gr%

f. Sumber Kesalahan

tidak semua hemoglobin berubah menjadi hematin asam seperti karboksihemoglobin,


methemoglobin, sulfahemoglobin.

cara visual mempunyai kesalahan inheren 15-30%, sehingga tidak dapat untuk menghitung
indeks eritrosit.

sumber kesalahan yang sering terjadi :

kemampuan untuk membedakan warna tidak sama

sumber cahaya yang kurang baik.

kelelahan mata

alat-alat kurang bersih

ukuran pipet kurang tepat, perlu dikalibrasi

pemipetan yang kurang akurat

warna gelas standar pucat / kotor dan lain sebagainya

penyesuaian warna larutan yang diperiksa dalam komparator kurang akurat.

2. Metode Oksihemoglobin

metode yang paling sederhana dan tercepat dalam fotometri. Tetapi keterandalan ini tidak dipengaruhi
oleh kenaikan bilirubin plasma. Kerugiannya standar oksihemoglobin tidak stabil.

a. Dasar

Darah dicampur dengan larutan Natrium Karbonat 0,1% atau amonium hidroksida dan dikocok terjadi
oksihemoglobin, intensitas warnanya diukur secara spektofotometrik.

b. Peralatan dan Pereaksi

Na-Karbonat 0,1% atau NH4OH 0,04%

pipet ukur 5 ml

mikropipet 20 mikroliter

tabung reaksi ukuran 75X10mm

spektofotometer.

c. Cara Kerja

siapkan tabung reaksi yang berisi 5 ml larutan Na-Karbonat 0,1%

tambahkan EDTA atau Darah kapiler 20 mikro, bilaslah mikropipet yang digunakan, paling
sedikit 3 kali.

tutuplah tabung reaksi tersebut dan kocoklah 10 detik. baca serapan dengan spektrofotometri
pada 540 nm

baca kadar hemoglobinnya pada kuvet kalibrasi yang telah dipersiapkan sebelumnya.

3. Metode Sianmethemoglobin

a. Dasar

ferrosianida mengubah besi pada Hb dari bentuk ferro ke bentuk ferri menjadi methemoglobin yang
kemudian bereaksi dengan KCN membentuk pigmen yang stabil yaitu sianmethemoglobin. Intensitas
warna yang terbentuk yang diukur fotometrok 540 nm. Kalium-hidrogen-fosfat digunakan agar pH
tetap di mana reaksi dapat berlangsung sempurna pada saat yang tepat. Deterjen berfungsi
mempercepat hemolisa darah serta mencegah kekeruhan yang terjadi oleh protein plasma.

b. Peralatan dan Pereaksi

mikropipet 20 mikroliter / mmk atau pipet Sahli

pipet volumetrik 5 ml

tabung reaksi ukuran 75 x 10mm

spektrofotometer/kolorimeter dengan panjang gelombang 540 nm

larutan Drabkin atau modifikasinya (diperdagangkan dalam bentuk kit), yang berisi
kandungan :

kalium ferrosianida 200mg

KCN 50 mg

Kalium Hydrogen fosfat 140 mg

detergen 0,5-1 ml

aquadest / detenized water ad. 1000 ml

c. Spesimen

Darah kapiler atau darah EDTA

d. Cara Kerja

ke dalam tabung reaksi 75 x 10 mm, pipetkan 5 ml pereaksi

dengan mikropipet tambahkan 20mikroliter / mmk darah penderita ke dalam pereaksi tersebut
serta hindarilah terjadinya gelembung dan bersihkan bagian mikropipet.

campurkan isinya dan iarkan pada suhu kamar selama 3-5 menit dan serapannya dibaca
dalam spektrofotometri pada panjang gelombang 540nm dengan pereaksi sebagai blangko

kadar hemoglobin dapat dibaca pada kurva kalibrasi atau dihitung dengan menggunakan
faktor; dimana kadar Hb = serapan x faktor kurva kalibrasi dan faktor telah dipersiapkan
sebelumnya.

e. Pembuatan Kurva Kalibrasi dan Perhitungan faktor.

Sebelum fotometer dipergunakan untuk penetapan kadar hemoglobin, harus dikalibrasi dulu, atau
dihitung faktornya. Untuk keperluan tersebut dipergunakan larutan standart hemisianida
(sianmethemoglobin) dan pengenceran larutan tersebut dalam pereaksi Drapkin. Kadar Hb dari
larutan standart hemisianida dapat dihitung dalam gr/100ml atau gr/dl sebagai berikut :

Kadar HbLarutan Standart =

Kadar hemisianida mg/dl


1000/100

X
(500 + 20) mikroliter
20 mikroliter

= kadar hemisianida X 0,251 mg/dl

Buatlah pengenceran larutan standar 100, 75, 50, 25, dan 0% sebagai blanko dengan larutan
Drapkin. Setelah masing-masing tercampur sempurna biarkan pada suhu kamar 3 menit dan baca
serapan pada fotometer dengan 540 nm. Buatlah kurvanya dengan kadar Hb sebagai absisi dan
serapan sebagai ordinat, maka hasil percobaan serapan pasien tinggi memplotkan pada kurva tera.
Atau menggunakan factor sebagai berikut :

Faktor (F)

Jumlah Kadar Hb
Jumlah Serapan
f. Pengawasan Mutu

Hemolisat yang dipergunakan atau dibuat sendiri dengan standar hemosianida, CV optimal = 3% dan
CV tidak boleh lebih dari 6%

g. Sumber Kesalahan

terjadinya jendalan darah

darah yang hipemik menyebabkan hasilnya lebih tinggi dari seharusnya.

leukositosis berat mempengaruhi pengukuran lebih rendah dari seharusnya

kerusakan pereaksi

pemipetan yang tidak akurat

fotometer yang kurang baik

Laboratorium Kesehatan

Home

About

Info Kesehatan

S en d Articles to You r E mail

Enter your email address:

Subscribe

Delivered by FeedBurner
Grab this Headline Animator

Visitors

L ive Traffi c F eed

F ol low ers

Penetapan Kadar Hemoglobin


Posted by Riswanto on Saturday, November 28, 2009
Labels: Tes Hematologi

Hemoglobin merupakan protein yang terdapat dalam sel darah


merah atau eritrosit, yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin terdiri atas zat besi
yang merupakan pembawa oksigen. Kadar hemoglobin dapat ditetapkan dengan berbagai cara,
antara lain metode Sahli, oksihemoglobin atau sianmethhemoglobin.

Metode Sahli tidak dianjurkan karena memiliki kesalahan yang besar, alatnya tidak dapat
distandardisasi, dan tidak semua jenis hemoglobin dapat diukur, seperti sulfhemoglobin,
methemoglobin dan karboksihemoglobin. Dua metode yang lain (oksihemoglobin dan
sianmethemoglobin) dapat diterima dalam hemoglobinometri klinik. Namun, dari dua metode
tersebut, metode sianmethemoglobin adalah metode yang dianjurkan olehInternational
Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) sebab selain mudah dilakukan juga
mempunyai standar yang stabil dan hampir semua hemoglobin dapat terukur, kecuali
sulfhemoglobin.

Dasar Penetapan

Penetapan Hb metode Sahli didasarkan atas pembentukan hematin asam setelah darah
ditambah dengan larutan HCl 0.1N kemudian diencerkan dengan aquadest. Pengukuran secara
visual dengan mencocokkan warna larutan sampel dengan warna batang gelas standar. Metode
ini memiliki kesalahan sebesar 10-15%, sehingga tidak dapat untuk menghitung indeks eritrosit.

Penetapan kadar Hb metode oksihemoglobin didasarkan atas pembentukan oksihemoglobin


setelah sampel darah ditambah larutan Natrium karbonat 0.1% atau Ammonium hidroksida.
Kadar Hb ditentukan dengan mengukur intensitas warna yang terbentuk secara spektrofotometri
pada panjang gelombang 540 nm. Metode ini tidak dipengaruhi oleh kadar bilirubin tetapi
standar oksihemoglobin tidak stabil.

Metode sianmethemoglin didasarkan pada pembentukan sianmethemoglobin yang intensitas


warnanya diukur secara fotometri. Reagen yang digunakan adalah larutan Drabkin yang
mengandung Kalium ferisianida (K3Fe[CN]6) dan kalium sianida (KCN). Ferisianida mengubah
besi pada hemoglobin dari bentuk ferro ke bentuk ferri menjadi methemoglobin yang kemudian

bereaksi dengan KCN membentuk pigmen yang stabil yaitu sianmethemoglobin. Intensitas
warna yang terbentuk diukur secara fotometri pada panjang gelombang 540 nm.

Selain K3Fe[CN]6 dan KCN, larutan Drabkin juga mengandung kalium dihidrogen fosfat
(KH2PO4) dan deterjen. Kalium dihidrogen fosfat berfungsi menstabilkan pH dimana rekasi
dapat berlangsung sempurna pada saat yang tepat. Deterjen berfungsi mempercepat hemolisis
darah serta mencegah kekeruhan yang terjadi oleh protein plasma.

Bahan Pemeriksaan

Bahan pemeriksaan yang digunakan untuk penetapan kadar hemoglobin (Hb) adalah darah
kapiler atau darah EDTA.

Prosedur

Prosedur pemeriksaan yang akan dibicarakan di sini adalah prosedur yang menggunakan
metode sianmethemoglobin. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 5 ml larutan Drabkin lalu
ditambah 20 ul sampel darah. Lakukan pencampuran dengan cara membolak-balikkan tabung
beberapa kali. Diamkan pada suhu kamar selama 3-5 menit kemudian ukur intensitas warna
dengan fotometer pada panjang gelombang 540 nm dengan blanko reagen.

Kadar Hb dapat dibaca pada kurve kalibrasi atau dihitung dengan menggunakan faktor, dimana
kadar Hb = serapan x faktor. Kurve kalibrasi dan faktor telah dipersiapkan sebelumnya.

Membuat Kurva Kalibrasi dan Perhitungan Faktor

Sebelum melakukan penetapan kadar Hb, fotometer harus dikalibrasi dulu atau dihitung
faktornya. Untuk keperluan tersebut disiapkan larutan standar Hemisianida (sianmethemoglobin)
dan pengenceran larutan tersebut dalam larutan Drabkin. Kadar Hb dari larutan standar dapat
dihitung dengan rumus = kadar hemisianida x 0.251 g/dl

Buatlah pengenceran larutan standar 100, 75, 50, 25 dan 0 %, sebagai blanko dengan larutan
Drabkin. Setelah semua tercampur, biarkan 3-5 menit pada suhu kamar lalu baca serapan

(absorbance atau optical density/OD) pada fotometer dengan panjang gelombang 540 nm.
Buatlah kurvenya dengan kadar Hb sebagai absis dan serapan sebagai ordinat. Selanjutnya
untuk menetapkan kadar Hb pasien tinggal memplotkan pada kurve kalibrasi.

Jika memilih menggunakan perhitungan faktor, maka jumlahkan dulu nilai serapan (= total OD)
dan kadar Hb larutan standar (= total kadar) yang telah diencerkan 100, 75, 50, 25 dan 0 %.
Faktor (F) = total OD : total kadar
Kadar Hb pasien = OD pasien x F

Fotometer saat ini telah banyak yang dirancang untuk dapat menghitung secara otomatis
dimana kadar Hb yang diukur sudah langsung diketahui tanpa kita harus melakukan
penghitungan secara manual.

Nilai Rujukan

Dewasa pria : 13.2 - 17.3 g/dl


Perempuan : 11.7 - 15.5 g/dl
Bayi baru lahir : 15.2 - 23.6 g/dl
Anak usia 1-3 tahun : 10.8 - 12.8 g/dl
Anak usia 4-5 tahun : 10.7 - 14.7 g/dl
Anak usia 6-10 tahun : 10.8 - 15.6 g/dl

Masalah Klinis

Penurunan kadar : anemia (defisiensi besi, aplastik, hemolitik, dsb), perdarahan hebat,
leukemia, kanker (usus besar, usus halus, rektum, hati, tulang, dsb), thalasemia,
penyakit ginjal, penyakit Hodgkin, kehamilan, sarkoidosis, kelebihan cairan intra-vena.
Pengaruh obat : antibiotik (kloramfenikol [chloromycetin], penisilin, tetrasiklin), aspirin,
antineoplastik, doksapram (dopram), derivat hidantoin, vitamin A dosis besar, hidralazin
(Apresoline), indometasin (Indocin), inhibitor MAO, primakuin, rifampin, sulfonamid,
trimetadion (Tridione)

Peningkatan kadar : dehidrasi/hemokonsentrasi, polisitemia, daerah dataran


tinggi, chronic heart failure (CHF), luka bakar yang parah. Pengaruh obat : gentamisin,
metildopa (Aldomet)

Faktor Yang Mempengaruhi Temuan Laboratorium

Pengaruh obat (lihat keterangan di atas)

Mengambil darah pada tangan atau lengan yang terpasang cairan intra-vena
menyebabkan darah terencerkan

Memasang turniket terlalu lama (lebih dari 1 menit) menyebabkan hemokonsentrasi

Tinggal di dataran tinggi menyebabkan peningkatan kadar Hb

Penurunan asupan atau kehilangan cairan akan meningkatkan kadar Hb akibat


hemokonsentrasi, dan kelebihan asupan cairan akan mengurangi kadar Hb akibat
hemodilusi

Baca Juga Yang Ini


Tes Hematologi

Hemoglobin Janin (HbF)

Fragilitas Osmotik Eritrosit

Sel LE

Hitung Trombosit

Hitung Retikulosit

Laju Endap Darah (LED)

Indeks Eritrosit

Hitung Eritrosit

Penetapan Nilai Hematokrit

0 comments:
Post a Comment
Newer PostOlder PostHome

Health Tip o f Th e Da y

L ab el s

Aspek Hukum (1)


Manajemen Laboratorium (3)
Pemantapan Mutu (4)
Pengumpulan Spesimen (8)
Profesi dan Kompetensi (3)
Tes Hematologi (13)
Tes Hemostasis (6)
Tes Imuno-serologi (9)
Tes Kimia Darah (15)
Tes Urine (8)

Arch i ves

2010 (41)

2009 (27)

December (15)

November (12)

Penetapan Nilai Hematokrit

Penetapan Kadar Hemoglobin

Pemantapan Mutu

Tinjauan Mutu Pelayanan Laboratorium Klinik Rumah ...

Protein C-reaktif

Hitung Jenis Lekosit

Hitung Lekosit

Antikoagulan

Persiapan Pengambilan Spesimen

Hitung Darah Lengkap

Pentingnya Pengumpulan Spesimen

Selamat datang di blog Laboratorium Kesehatan. Bl...

Blo grol l

Aku dan Analis Kesehatan


Biro Kepegawaian Depkes RI
Departemen Kesehatan RI
2009 Laboratorium Kesehatan
Blogger Templates created by Deluxe Templates, WP theme by Darren Hoyt

You might also like