Professional Documents
Culture Documents
F 221 14 021
F 221 14 023
F 221 14 017
F 221 14 018
F 221 14 022
ABSTRAK
Perubahan suhu yang terjadi secara
global mengakibatkan perubahan pola hidup
manusia termasuk pula di bidang perancangan
arsitektur. Untuk mengatasi kondisi itu, rumah
masyarakat kota tropis pada umumnya
menggunakan sistem penghawaan buatan demi
mendapatkan kenyamanan termal, seperti AC
atau kipas angin. Cara ini tentu mengakibatkan
pemborosan energi dan memicu kondisi global itu
lebih buruk lagi. Secara umum, rumah tinggal
mempunyai halaman depan dan belakang
bangunan serta pada bagian ruang dalam dibuat
tertutup. Untuk mendapatkan kenyamanan termal
secara alami maka diupayakan terjadi
pergerakan angin dari luar ke dalam bangunan
melalui bukaan yaitu berupa pintu dan jendela
pada bagian depan dan belakang rumah. Rumah
yang menjadi tempat penelitian, merupakan
BAB 1
PENDAHULUAN
Peningkatan jumlah Rumah Tinggal di
Geografis
kota
Palu
Timur.
LS.
Bentang
alam
Kota
Palu
Tertinggi
Terendah
B.
Bulan
H.
I.
J.
K.
L.
M.
N. Curah Hujan dan Keadaan Angin
Program Studi Arsitektur Universitas Tadulako
O. Curah hujan pada tahun 2014-2015 rata-rata berkisar 102,9 mm dimana curah hujan
tertinggi terjadi pada bulan Februari yaitu 12,8 mm. Dan curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli
yaitu 18,8 mm.
P.
Q.
R.
S.
T.
U.
V.
W.
X.
Y.
Z.
AA.
AB.
AC.
AD.
AE.
AG.
AF.
Gambar. Peta Curah Hujan DiKota Palu
Sumber: Sistem Informasi Penanaman Modal Kota Palu
AH.
AI.
Utara.
AJ.
AK.
AL.
AM.
AN.
AO.
AP.
AQ.
AR.
AS.
AT.
AU.
AV.
AW.Gambar. Skema Pergerakan Angin Muson
AX. Sumber: Atlas lengkap 2001
AY.
AZ.
BA.
BB.
BC.
BD.
BE.
BF.
BG.
BH.
BI.
BJ.
BK.
BL.
BM.
CB.
CC.
kenyamanan termal yang meliputi temperatur udara, kelembaban udararelatif, dan kecepatan
angin yang terjadi di dalam maupun di luar bangunan pada Rumah tinggal dikota Palu.
CD.
1.4 Metode Pengumpulan Data
CE.
Teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung terhadap objek
penelitian yang bersangkutan,dilakukandengan cara observasi dan wawancara.Penelitian
dilaksanakan pada tanggal 2-4 Juli 2016. Untukmendapatkan denah rumah tinggal
danpengukuran data lapangan. Pengukuran suhudilakukan dengan menggunakan alat ukurdijital,
yaitu Thermometeruntuk mengukurkelembaban udara dan suhu udara.Sementara itu, untuk
mengukur kecepatanangin digunakan alat Digital Anemometer.
CF.
CG.
CH.
digambarkan secara grafik. Data yang digrafikkan tersebut pengukuran fakor yang berpengaruh
terhadap kenyamanan termal: suhu udara (Ta), kecepatan udara (Va), kelembaban udara (RH).
CI.
CJ.
CK.
CL.
CM.
CN.
DATA BANGUNAN
CO.
CP.
CQ.
CR.
CS.
CT.
CU.
CV.
CW.
CX.
CY.
CZ. Gambar. Foto Rumah Tinggal
DA. Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016
DB.
DC.
DD.
DE.
DF.
DG.
DH.
DI.
DJ.
DK.
DL.
DM.
DN.
DO.
DP.
DQ.
DR.
DS. Gambar. Denah Rumah Tinggal
DT. Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016
DU.
DV.Data Pengukuran
DW.
menggunakan alat pengukuran yaitu thermometer untuk mengukur suhu dan kelembaban.
dan Anemometer untuk mengukur kecepatan angin.
DX.
DY.
DZ.
EA.
EB.
EC.
ED.
EE.
Ruang Tamu
Ruang Keluarga
EF.
EG.
EH.
EI.
EJ.
EK.
EL.
EM.
Ruang Makan
Dapur
EN.
EO.
EP.
EQ.
ER.
ES.
ET.
EU.
Kamar Tidur
Teras Depan
EV.
EW.
EX.
EY.
EZ.
FA.
FB.
FC.
Halaman Depan
Halaman Samping
FD.
FE.
FF. Gambar. Foto-foto Jenis Ruangan pada rumah tinggal
FG. Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016
FH.
BAB II
untuk tempat tinggal. Selain untuk tempatbernaung, rumah juga menampung berbagai
macam kegunaan sepertimelindungi manusia dari kondisi Iingkungan yang tidak diinginkan
termasuk kegiatannya dan gangguan musuh.Menurut Rapoport dalam Santi (2006), rumah
merupakan prosesbermukim karena kehadiran dan aktivitas dan pola perilaku
manusiasehingga rumah dalam suatu Iingkungan permukiman dapat diungkapkandengan
baik apabila rumah dikaitkan dengan manusia yangmenempatinya.
FN.
FO.
FP.
kualitas udara dalam ruang. Rancangan yangtepat diharapkan akan membantu menjaga
kondisi kualitas udaradalam ruang.Syarat-syarat rumah yang sehat seperti pemilihan
bahanmaterial yang tepat, terdapat ventilasi udara, terdapat cahaya yangcukup (luas jendela
15 - 20 % dari luas Iantai), luas bangunan yangoptimum 2,5 - 3 m 2/orang, dan ada fasilitas
dalam ruang.Kualitas ruang-ruang dalam rumah, dalam perkantoran, tempattempatperbelanjaan dan ruang-ruang lain yang (dihuni oleh manusia,harus selalu dijaga agar
memenuhi persyaratan sebagai ruang yangsehat bagi manusia yang berada dalam ruang
tersebut.
FQ.
misalnyadengan membuat lubang ventilasi, pintu dan jendela yang cukup,disertai perletakan
yang benar, sehingga udara segar dapat masuk kedalam ruang.Ruang yang dibuat harus dapat
mewadahi aktifitas penggunaruang. Untuk daerah tingkat kenyamanan termal, terbagi atas 2
yaitu :
FR.
A. Daerah nyaman fisik manusia, untuk tipeudara diam (kecepatan angin 0 m/detik),dapat
B. Daerah nyaman fisik manusia, untuk tipeudara bergerak (kecepatan angin 0,1-1,0m/dt),
daerah nyaman dapat dicapai padakondisi bersuhu 25-35 oC dan berkelembaban 5-85 %.
FT.
2. Kenyamanan panas dalam ruang dimana manusia tidak merasasuhu udara terlalu panas
atau terlalu dingin. Bila suhu udara terlalupanas, maka kualitas udara akan terpengaruh.
FW.
oleh kebisingan.
FX.
pekerjaan lain secara baik, karenaadanya penerangan atau cahaya yang cukup. Tidak terjadi
silaukarena penyinaran langsung cahaya matahari yang masuk kedalam ruang atau karena terlalu
banyak cahaya terang langit yangmasuk ke dalam ruang.
FY.
5. Kenyamanan beraktifitas sehingga tidak terganggu oleh manusiaatau aktifitas lain (privacy
cukup). Ruang yang terlalu padat dapatmengurangi kualitas udara dalam ruang, karena panas yang
FZ. dihasilkan dari metabolisme manusia yang berada dalam ruang.Angin dan pengudaraan
ruangan kontinu mempersejukruangan. Udara yang bergerak menghasilkan penyeguran
terbaikkarena dengan penyegaran tersebut terjadi proses penguapan yangmenurunkan suhu pada
kulit manusia. Dengan demikian juga dapatdigunakan angin untuk mengatur udara di dalam
ruang.
GA.
GC.
GD.
GE.
kondisi tertentu yang dapat memberikan sensasi yang menyenangkan bagi pengguna
bangunan. Manusia dikatakan nyaman secara termal ketika ia tidak dapat meyatakan apakah
ia menghendaki perubahan suhu yang lebih panas atau lebih dingin dalam suatu ruangan.
Sementara itu, Standard Amerika (ASHRAE 55-1992) mendefinisikan kenyamanan termal
sebagai perasaan dalam pikiran manusia yang mengekspresikan kepuasan terhadap
lingkungan termalnya. Dalam standard ini juga disyaratkan bahwa suatu kondisi dinyatakan
nyaman apabila tidak kurang dari 90 persen responden yang diukur menyatakan nyaman
secara termal.
GG.
GH.
GI.
GJ.
GK.
GL.
GM.
GN.
GO.
GP.
kedua adalah variabel iklimyang meliputi temperatur udara, kecepatan angin, kelembaban,
dan radiasi.
GU.
b. Temperatur radiant
GY. Temperatur radiant adalah panas yang berasal dari radiasi objek yangmengeluarkan
d. Kecepatan angin
HC. Kecepatan angin adalah kecepatan aliran udara yang bergerak secara mendataratau
horizontal pada ketinggian dua meter di atas tanah. Kecepatan angindipengaruhi oleh karakteristik
permukaan yang dilaluinya. Adapun faktor-faktoryang mempengaruhi kecepatan angin (Resmi,
2010), antara lain berupagradien barometris, lokasi, tinggi lokasi, dan waktu.
HD.
HE.
HF. e. Insulasi Pakaian
HG. Jenis dan bahan pakaian yang dikenakan juga dapat mempengaruh kenyamanan
termal. Salah satu cara manusia untuk dapat beradaptasi dengankeadaan termal di lingkungan
sekitarnya adalah dengan cara berpakaian.Misalnya, mengenakan pakaian tipis di musim panas dan
pakaian tebal dimusim dingin. Pakaian juga dapat mengurangi pelepasan panas tubuh.
HH.
f. Aktivitas
HI.
tubuhnya.Semakin tinggi intensitas aktivitas yang dilakukan, maka semakin besar pulapeningkatan
metabolisme yang terjadi di dalam tubuh, sehingga makin besarenergi dan panas yang dikeluarkan.
HJ.
HK.
dari segi arsitektural (Latifah, N.L., Harry Perdana, Agung Prasetya, dan Oswald P.M.
Siahaan, 2013), yakni :
A. Desain Bangunan
HL.
bagian yang paling banyak terkena radiasi matahari (Mangunwijaya, 1980). Oleh karena itu,
bangunan dengan orientasi ini cenderung lebih panas dibandingkan dengan orientasi lainnya.
Selain orientasi terhadap matahari, orientasi terhadap arah angin juga dapat mempengaruhi
kenyamanan termal, karena orientasi tersebut dapat mempengaruhi laju angin ke dalam
ruangan (Boutet, 1987). Dimensi dan bentuk dari suatu bangunan juga dapat mempengaruhi
lebar bayangan angin (Boutet, 1987)
HM.
HN.
HO.
HP.
HQ.
HR.
HS.
HT.
HU.
Gambar. Orientasi bangunan persegi terhadap arah angin (Boutet, 1987 dalam
Latifah, Latifah, N.L., Harry Perdana, Agung Prasetya, dan Oswald P.M. Siahaan, 2013)
HV.
HW.
HX.
HY.
HZ.
IA.
IB.
IC.
ID.
Gambar. Pengaruh dimensi dan bentuk dari bangunan terhadap ukuran bayangan angin
(Boutet, 1987 dalam Latifah, N.L., Harry Perdana, Agung Prasetya, dan Oswald P.M. Siahaan, 2013)
IE.
IF.
B. Desain Bukaan
IG.
sedangkan outlet berada pada zona bertekanan negatif. Inlet dapat mempengaruhi kecepatan
dan pola aliran udara di dalam ruangan, sedangkan pengaruh outlet hanya pengaruh kecil
saja (Mclaragno, Michele, 1982 dalam Latifah, N.L., Harry Perdana, Agung Prasetya, dan
Oswald P.M. Siahaan, 2013. Bukaan berfungsi untuk mengalirkan udara ke dalam ruangan
dan mengurangi tingkat kelembaban di dalam ruangan. Bukaan yang baik harus terjadi cross
ventilation, sehingga udara dapat masuk dan keluar ruangan.
IH.
II.
IJ.
IK.
IL.
IM.
IN.
Gambar. Pengaruh perletakan dan orientasi bukaan terhadap angin(Sumber:
Melaragno, Michele, 1982, dalam Latifah, Latifah, N.L., Harry Perdana, Agung Prasetya, dan Oswald
P.M. Siahaan, 2013)
IO.
IP.
IQ.
IR.
IS.
IT.
IU.
IV.
Gambar. Pengaruh lokasi bukaan terhadap pola aliran udara dalam ruang (Sumber:
Melaragno, Michele, 1982, dalam Latifah, Latifah, N.L., Harry Perdana, Agung Prasetya, dan Oswald
P.M. Siahaan, 2013)
IW.
IX.
angin di dalam ruangan lebih tinggi sehingga ruangan lebih sejuk (Latifah, N.L.,Harry
Perdana, Agung Prasetya, dan Oswald P.M. Siahaan, 2013). Tipe bukaan yang berbeda akan
memberikan sudut pengarah yang berbeda pula dalam menentukan arah gerak udara dalam
ruang.
IY.
IZ.
JA.
JB.
JC.
JD.
JE.
JF.
Gambar. Tipe-tipe bukaan (Sumber: Beckett, 1974 dalam Latifah, Latifah, N.L.,
Harry Perdana, Agung Prasetya, dan Oswald P.M. Siahaan, 2013)
C. Pengaruh Luar
JG.
matahari ke bangunan baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut White R.F
(dalam Egan, 1975 dalam Latifah, N.L., Harry Perdana, Agung Prasetya, dan Oswald P.M.
Siahaan, 2013), semakin jauh jarak pohon dari suatu bangunan, maka pergerakan udara di
dalam bangunan yang tercipta akan menjadi lebih baik
JH.
JI.
JJ.
JK.
JL.
JM.
JN.
Gambar. Jarak pohon terhadap bangunan dan pengaruhnya terhadap ventilasi alami
(Sumber: Egan, 1975 dalam Latifah, Latifah, N.L., Harry Perdana, Agung Prasetya, dan Oswald P.M.
Siahaan, 2013).
JO.
berada di sisi ini harus dilindungi dari radiasi panas dan dari efek silau yang muncul pada
saat sudut matahari rendah yang dapat mengganggu aktivitas di dalam ruangan. Berikut ini
adalah elemen arsitektur yang sering digunakan sebagai pelindung terhadap radiasi matahari
(solar shading devices).
JQ.
JR.
JS.
JT.
JU.
JV.
JW.
JX.
JY.
JZ.
KA.
KB.
KC.
KD.
KE.
KF.
Gambar. Jenis - jenis solar shading devices sebagai pelindung terhadap radiasi
matahari (Sumber: http://www.bembook.ibpsa.us/index.php?title=Solar_Shading)
KG.
mulaimenurun.
Suhu 33,5C TE35,5 C TE : Kondisi lingkungan mulai sukar.
Suhu 35C TE36C TE : Kondisi lingkungan tidak memungkinkan lagi.
KI.
KJ. Sedangkan Temperatur dalam ruangan yang sehat berdasarkan
MENKESNO.261/MENKES/SK/II/1998 adalah temperatur ruangan yang berkisar
antara18C-26C. Selain itu, berdasarkan standar yang ditetapkan oleh SNI 03-6572-2001,
ada tingkatan temperatur yang nyaman untuk orang Indonesia atas tigabagian yang dapat
dilihat pada Tabel berikut.
KK.
KL.
KM.
KN.
KO.
KP.
KQ.
KR.
KS.
KT.
KU.
KV.
KW.
KX.
KY.
KZ.
LA.
LB.
LC.
LD.
LE.
LF.
LG.
LH.
LI. 2.3 Kategori Bagunan Tropis
LJ.
dapatmenciptakan sistem udara alami yang ideal.Ada 3 prinsip desain yang saling
mendukung terciptanya sistem pengudaraanalami pada rumah tropis, yakni penerapan model
atap bertingkat, bukaan yangtepat (seperti letak jendela, lubang ventilasi, dan klerestori), dan
ruang-ruangber-void. Model bangunan tropisbertujuan memudahkan dibuatnya bukaan untuk
mengalirkan udara. Setiap atappanjangnya dilebihkan untuk menghindari tampias
karena adanya bukaan-bukaan.
A. Memakai Sopi-Sopi
LK.
Struktur desain bangunan utama atap bertingkat tropis menggunakan dinding
sopi-sopi beton. Sebenarnya kuda-kuda atap kayu atau baja juga bisadigunakan, namun
sopi-sopi dipilih karena plafon interior dirancang mengikutikemiringan atap. Penggunaan
sopi-sopi diharapkan dapat memberikan kesanbersih dan luas.
LL.
B. Meletakkan Lubang Ventilasi / Ventilation holes placed
LM.
Lantai Perlu ada void untuk mengalirkan udara secara vertikal.Selain untuk
mengalirkan udara, void berguna untuk memasukkan cahaya alamiyang diteruskan sampai ke
lantai bawah. Efek dari hilangnya sebagian lantai, dapat menciptakan suasana yang luas dan
terbuka.
LP.
LQ.
LR.
LS.
LT.
LU.
LV.
LW.
LX.
LY. BAB IV
LZ.HASIL DAN PEMBAHASAN
MA.
MB.
MC.
MD.
ME.
MF.
MG.
MH.
MI.
MJ.
MK.
ML.
MM.
MN.
MO.
MP.
MQ.
MR.
MS.
MT.
MU.
MV.
MW.
MX.
MY.
MZ.
NA.
NB.
NC.
ND.
NE.
NF.
NG.
NH.
NI.
NJ.
NK.
NL.
NM.
NO.
NP.
NQ.
NR.
NS.
NT.
NU.
NV.
NW.
NX.
NY.
NZ.
OA.
GRAFIK PENGUKURAN ALAT ANEMOMETER PADA AREA INDOOR BANGUNAN
OB.
OC.
OD.
0.40
0.35
0.30
0.25
VELOCITY MIN
0.20
VELOCITY MAX
0.15
0.10
0.05
0.00
14.00 17.20 21.45 08.20 13.30 17.45 22.00 08.00
OE.
OF. Kecepatan angin tertinggi mencapai 0,37 m/s
OG.
Kecepatan angin terendah yaitu 0.00 m/s
OH.
OI.
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
OJ.
0.00
14.0017.2021.4508.2013.3017.4522.0008.00
TEMPERATUR (C )
KELEMBABAN (%)
OK.
OL.
Kelembaban tertinggi mencapai 69 %
OM.
Kelembaban terendah 55 %
ON.
Temperatur tertinggi mencapai 35 c
OO.
Temperatur terendah 29 c
OP.
OQ.
OR.
OS.
OT.GRAFIK PENGUKURAN ALAT ANEMOMETER PADA AREA OUT-DOOR
BANGUNAN
OU.
OV.
OW.
OX.
3.50
3.00
2.50
2.00
VELOCITY MIN
1.50
1.00
0.50
0.00
14.00 17.20 21.45 08.20 13.30 17.45 22.00 08.00
OY.
OZ.
PA. Kecepatan angin tertinggi mencapai 3,30 m/s
PB.Kecepatan angin terendah yaitu 0.00 m/s
PC.
PD.
PE.
PF.
VELOCITY MAX
PG.
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
TEMPERATUR (C )
30.00
KELEMBABAN (%)
20.00
10.00
0.00
PH.
Kelembaban tertinggi mencapai 69 %
PI. Kelembaban terendah 54 %
PJ. Temperatur tertinggi mencapai 37 c
PK.Temperatur terendah 29 c
PL.
PM.
PN.
GRAFIK PENGUKURAN ALAT TERMOMETER IN-DOOR (KAMAR
TIDUR)
PO.
PP.
140
120
100
80
60
40
20
0
RH(%)
Wet (c)
Dry (c)
PQ.
PR.
PS.Kelembaban tertinggi mencapai 59 %
PT. Kelembaban terendah 57 %
PU.
Temperatur tertinggi mencapai 34 c
PV. Temperatur terendah 27 c
PW.
PX.
PY.
PZ.
140
120
100
80
60
40
20
0
RH(%)
Wet (c)
Dry (c)
QA.
QB.
QC.
Kelembaban tertinggi mencapai 59 %
QD.
Kelembaban terendah 57 %
QE.
Temperatur tertinggi mencapai 34 c
QF. Temperatur terendah 27 c
QG.
QH.
QI.
QJ.
QK.
QL.
QM.
140
120
100
80
60
40
RH(%)
20
Wet (c)
Dry (c)
QN.
QO.
Kelembaban tertinggi mencapai 59 %
QP.Kelembaban terendah 57 %
QQ.
Temperatur tertinggi mencapai 34 c
QR.
Temperatur terendah 25 c
QS.
QT.
140
120
100
80
60
40
20
0
RH(%)
Wet (c)
Dry (c)
QU.
QV.
QW.
Kelembaban tertinggi mencapai 59 %
QX.
Kelembaban terendah 57 %
QY. Temperatur tertinggi mencapai 34 c
QZ.
Temperatur terendah 25
RA.
RB.
RC.
RD.
RE.
RF.
RG.
140
120
100
80
60
40
20
0
RH.
RI. Kelembaban tertinggi mencapai 59 %
RJ. Kelembaban terendah 58 %
RK.
Temperatur tertinggi mencapai 35 c
RL.Temperatur terendah 24 c
RM.
RH(%)
Wet
Dry
RN.
RO.
140
120
100
80
60
40
20
0
RH(%)
Wet
Dry
RP.
RQ.
Kelembaban tertinggi mencapai 59 %
RR.
Kelembaban terendah 58 %
RS.
Temperatur tertinggi mencapai 35 c
RT. Temperatur terendah 24 c
RU.
RV.
RW.
RX.
RY.
RZ.
RH(%)
Wet
Dry
SD.
SE.Kelembaban tertinggi mencapai 59 %
SF. Kelembaban terendah 58 %
SG.
Temperatur tertinggi mencapai 34 c
SH.
SI.
SJ.
Temperatur terendah 24 c
SK.
SL.
140
120
100
80
RH(%)
60
Wet
Dry
40
20
0
SM.
SN.
SO.
Kelembaban tertinggi mencapai 59 %
SP. Kelembaban terendah 57 %
SQ.
Temperatur tertinggi mencapai 34 c
SR.Temperatur terendah 24 c
SS.
ST.
SU. BAB V
SV. KESIMPULAN
SW.
SX. Tinggal di wilayah tropis harusnya membuat kita semua sadar arti penting
merancang bangunan yang sesuaiiklim. Artinya, iklim setempat dapat diolah dengan
semaksimal mungkin sehingga bermanfaat bagi kehidupan kita. Salah satunya
dengan menerapkan metode konstruksi yang alami dan bersahaja. Dari hasil
penelitian yang di lakukan pada salah satu rumah tinggal di jalan Ahmad Yani di
kota Palu, tingkat kenyamanan thermal pada rumah tinggal tersebut telah memenuhi
kriteria dalam standar kenyamanan thermal di kota palu.
SY.
SZ.
TA.
TB.
TC.
TD.
TE.
TF.
TG.
TH.
TI.
TJ.
TK.
TL.
TM.
TN.
TO.
TP.
TQ.
TR.
TS.
TT.
TU.
TV.
TW.
TX.
TY.
TZ.
UA.
UB.
UC.
UD.
UE.
UF.
UG.
UH.
UI.
UJ.
UK.
UL.
UM.
UN.
UO.
UP.
UQ.
Penelitian
UR.
US.
UT.
UU.
UV.
UW.
UX.
UY.
UZ.
VA.
VB.
VC.
VD. Gambar Pengukuran Temperatur pada Indoor Rumah tinggal (Ruang Keluarga)
VE.
VF.
VG.
VH.
VI.
VJ.
VK.
VL.
VM.
VN.
VO.
VP.
VQ. Gambar Pengukuran Temperatur pada Indoor Rumah tinggal (Kamar Tidur)
VR.
VS.
VT.
VU.
VV.
VW.
VX.
VY.
VZ.
WA.
WB.
WC.
WD.
WR.
WS. Gambar Pengukuran Temperatur Pada Outdoor(Teras belakang)
WT.
WU.
WV.
WW.
WX.
WY.
WZ.
XA.
XB.
XC.
XD.
XE. Gambar Pengukuran Kecepatan Angin Pada Indoor Bangunan (Ruang Keluarga)
XF.
XG.
XH.
XI.
XJ.
XK.
XL.
XM.
XN.
XO.
XP.
XQ.
XR.
XS.
XT. Gambar Pengukuran Kecepatan Angin Pada Outdoor (Halaman Samping)
XU.
XV.
XW.
XX.
XY.
XZ.
YA.
YB.
YC.
YD.
YE.
YF.
YG.
YH. Anemometer (Ruang Keluarga)
Thermometer (Ruang Keluarga)
YI.
YJ. Gambar Pengukuran Kelembaban Relatif Pada Indoor Bangunan
YK.
YL.
YM.
YN.
YO.
YP.
YQ.
YR.
YS.
YT.
YU.
YV.
YW.
YX.
YY. Gambar Pengukuran Kelembaban Relatif Pada Outdoor Bangunan
YZ.
ZA. Lampiran 2. Tampak Bangunan Lokasi Penelitian (a dan b)
ZB.
ZC.
ZD.
ZE.
ZF.
ZG.
ZH.
ZI.
ZJ.
ZK.
ZL.
ZM.
ZN.
ZO.
ZP.
ZQ.
ZR.
ZS.
(A) Tampak Depan
ZT.
ZU.
ZV.
ZW.
ZX.
ZY.
ZZ.
AAA.
AAB.
AAC.
AAD.
AAE.
AAF.
AAG.
AAH.
AAI.
AAJ.
AAK.
(B) Perspektif
AAL.