Professional Documents
Culture Documents
1211034
LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI
A. PENGERTIAN
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana sesorang mengalami pe-rubahan pada
stimulus yang mendekat (diprakarsai secara internal dan ekstrenal) disertai dengan
suatu pengurangan berlebihan atau kelainan berespon terhadap stimulus (Fitria 2010).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau
pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata (Kusumawati
dan Hartono, 2012).
Halusinasi adalah suatu persepsi yang salah tanpa dijumpai adanya rangsang dari
luar. Halusinasi merupakan bagian dari kehidupan mental penderita yang terepsesi.
Halusinasi dapat terjadi karena dasar-dasar organik fungsional, psikotik maupun
histerik (Yosep, 2007). Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsangan apapun
pada panca indera seorang pasien, yang terjadi dalam keadaan sadar atau bangun,
dasarnya mungkin organik, fungsional, psikotik ataupun histerik (Maramis, 2004).
Aji Pramustyo
1211034
halusinasi mem-persepsikan suatu stimulus panca indera walaupun sebenarnya stimulus
tersebut tidak ada.
Diantara kedua respon tersebut adalah respon individu yang karena sesuatu hal
mengalami kelainan persepsi yaitu salah mempersepsikan stimulus yang diterimanya yang
disebut sebagai ilusi. Pasien mengalami ilusi jika interpretasi yang dilakukannya terhadap
stimulus panca indera tidak akurat sesuai stimulus yang diterima.
Gambar 2.1 Rentang Respon Neurobiologi (Stuart dan Laraia, 2005)
Respon Adaptif
Respon Maladaptif
Pikiran logis
Persepsi akurat
Emosi konsisten
Perilaku sosial
Hubungan sosial
- Pikiran kadang
menyimpang
- Ilusi
- Emosional berlebih
dengan pengalaman
kurang
- Perilaku ganjil
- Menarik diri
Kelainan pikiran
Halusinasi
Tidak mampu emosi
Ketidakteraturan
Perilaku ganjil
Isolasi Sosial
Keterangan gambar:
1. Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial budaya
yang berlaku, dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika menghadapi
2.
Aji Pramustyo
1211034
d) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas untuk
3.
C. Jenis-jenis halusinasi
Halusinasi terdiri dari beberapa jenis dengan masing-masing gejala yang
ditunjukkan dijabarkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.1. Jenis Halusinasi serta ciri pada klien halusinasi
Jenis Halusinasi
Data Objektif
Halusinasi Dengar
(klien mendengar suara/
bunyi yang tidak ada
hubungannya dengan
stimulus yang nyata/
lingkungan)
Halusinasi Penglihatan
- Menujuk-nujuk kea
rah tertentu
Data subjektif
- Mendengar suarasuara atau
kegaduhan
- Mendengar suara
yang menagajak
bercakap-cakap
- Mendengarkan
suara menyuruh
melakukan sesuatu
yang berbahaya.
melihat bayangan,
sinar bentuk
Aji Pramustyo
1211034
(klien melihat gambaran
yang jelas/samar terhadap
adanya stimulus yang nyata
dari lingkungan dan orang
lain tidak melihatnya
- Ketakutan pada
sesuatu yang tidak
jelas
geometris, kartun,
melihat hantu, atau
monster.
Halusinasi penciuman
(klien merasakan suatu bau
yang muncul dari sumber
tertentu tanpa stimulus
nyata)
- Mengendus-endus
seperti sedang
membau-bauan
tertentu.
- Menutup hidung
Membau-bauan
seperti bau darah,
urine, feses, dan
terkadang bau-bau
tersebut
menyenangkan bagi
mereka.
Halusinasi pengecapan
(klien merasakan sesuatu
yang tidak nyata, biasanya
merasakan rasa makanan
yang tidak enak)
- Sering meludah
- Muntah
Halusinasi Perabaan
(klien merasakan sesuatu
pada kulitnya tanpa ada
stimulus yang nyata.
Jenis Halusinasi
Mengaruk-garuk
permukaan kulitnya
- mengatakan ada
serangga
dipermukaan kulit.
- Merasa seperti
tersengat listrik
Data Objektif
Data subjektif
Halusinasi kinestetik
(klien merasa badannya
bergerak dalam suatu
ruangan atau anggota
badannya bergerak)
Memegang kakinya
yang dianggap
bergerak sendiri
Mengatakan badannya
melayang di udara
Halusinasi visceral
(perasaan tertentu timbul
dalam tubuhnya)
Memegang badannya
yang dianggapnya
berubah bentuk dan
tidak normal seperti
biasanya.
Mengatakan perutnya
menjadi mengecil
setelah minum soft
drink
Aji Pramustyo
1211034
a.
Halusinasi berkembang melalui empat fase (Kusumawati dan Hartono, 2012), yaitu:
Fase Comforting yaitu fase menyenangkan. Tahap ini masuk dalam golongan
nonpsikotik. Karakteristik: klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, rasa
bersalah, kesepian yang memuncak, dan tidak dapat diselesaikan. Klien mulai
memikiran hal-hal yang menyenangkan. Perilaku klien: tersenyum atau tertawa yang
tidak sesuai, mengerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal
b.
yang lambat jika sedang asyik dengan halusinasinya, dan suka menyendiri.
Fase Condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi menjadi menjijikan. Termasuk
dalam psikotik ringan. Karakteristik: pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan,
kecemasan meningkat, melamun, dan berpikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan
ada bisikan yang tidak jelas, klien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tetap dapat
mengontrolnya. Perilaku: meningkatnya tanda sistem saraf otonom seperti peningkatan
c.
d.
Aji Pramustyo
1211034
katatonik, tidak mampu merespon terhadap perintah kompleks, dan tidak mampu
berespon lebih dari satu orang.
E. Pohon Masalah
Resiko mencederai diri sendiri/orang lain dan lingkungan
.. CP
.. E
Predisposisi
F. Asuhan Keperawatan
a) Masalah Keperawatan dan Data Yang Perlu Dikaji
1. Faktor Predisposisi
-
Faktor Genetis
Telah diketahui bahwa secara genetis skizofrenia diturunkan melalui kromosom
tertentu. Diduga letak gen skizofrenia ada di kromosom nomor 6 dengan kontribusi
gen tambahan no. 4, 8, 15, dan 22 ( Buchanan dan Charpenter, 2000 ). Anak kembar
identik mungkin mengalami skizofrenia 50 %, jika saudara kembar mengalaminya.
Faktor Neurologi
Aji Pramustyo
1211034
Ditemukan pada klien skizofrenia terjadi penurunan volume dan fungsi otak yang
normal. Neurotransmiter juga ditemukan tak normal, khususnya dopamin, serotonin
dan glutamat.
-
Studi Neurotransmiter
Dopamin berlebihan, tidak seimbang dengan kadar serotonin.
Teori Visus
Paparan visus influensinya pada trimester ke-3 kehamilan dapat menjadi faktor
predisposisi.
Psikologis
Antara lain anak yang diperlakukan ibu yang pencemas, terlalu melindungi, dingin
dan tak berperasaan, ayah yang mengambil jarak dengan anaknya.
2. Faktor Presipitasi
Faktor-faktor pencetus respon neurobiologis :
a. Mekanisme penghantaran listrik di syaraf terganggu
b. Gejala-gejala pemicu seperti kondisi kesehatan, lingkungan, sikap dan perilaku
3. Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan halusinasi :
a. Regresi, menjadi malas beraktivitas sehari-hari
b. Proyeksi, mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan
tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu benda.
c. Menarik diri, sulit mencari orang lain dan asyik denga stimulus internal
d. Keluarga mengingkari masalah yang dialami oleh klien.
4. Perilaku
Halusinasi benar-benar riil dirasakan oleh klien yang mengalaminya, seperti mimpi
saat tidur.memfasiltasi pasien halusinasi, klien perlu dibuat nyaman ntuk
menceritakan perihal halusinasinya. Kita ( perawat ) perlu memvalidasi informasi
tentang halusinasi yang diperlukan :
a. Isi halusinasi yang dialami oleh klien. Dikaji dengan suara siapa yang didengar,
berkata apa bila halusinasi datang
Aji Pramustyo
1211034
b. Waktu dan frekuensi halusinasi
Dikaji dengan kapan halusinasi muncul, setiap apa ( pagi, siang, malam ),
berapa
kali
sehari,
sebulan,
setahun.
Informasi
ini
penting
untuk
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul pada klien halusinasi :
1. Resiko mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
halusinasi
2. Perubahan sesnsori persepsi halusinasi berhubungan menarik diri
3. isolasi sosial menarik diri berhubungan diri rendah.
Tindakan
keluarga
Keperawatan
untuk
SP 1
SP 1
1. Mengidentifikasi jenis halusinasi
1. Menjelaskan masalah yang
pasien
dirasakan keluarga dalam
2. Mengidentifikasi isi halusinasi
merawat pasien
3. Mengidentifikasi waktu halusinasi
2. Menjelaskan pengertian,
Aji Pramustyo
1211034
pasien
tanda dan gejala halusinasi,
4. Mengidentifikasi frekuensi halusinasi
dan jenis halusinasi yang
pasien
dialami pasien serta proses
5. Mengidentifikasi
situasi
yang
terjadinya
menimbulkan halusinasi
3. Menjelaskan cara merawat
6. Mengidentifikasi
respon
pasien
pasien dengan halusinasi
terhadap halusinasi
7. Mengajarkan pasien menghardik
halusinasi
8. Menganjurkan pasien memasukkan
cara menghardik halusinasi dalam
jadwal kegiatan
SP 2
SP 2
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
1. Melatih
keluarga
pasien
mempraktekkan
cara
2. Melatih
pasien
mengendalikan
merawat pasien dengan
halusinasi dengan bercakap-cakap
halusinasi
dengan orang lain
2. Melatih
keluarga
3. Menganjurkan pasien memasukkan
melakukan cara merawat
dalam jadwal kegiatan harian
langsung pasien halusinasi
SP 3
SP 3
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
1. Membantu
keluarga
pasien
membuat jadwal aktivitas
2. Melatih
pasien
mengendalikan
di rumah termasuk minum
halusinasi
dengan
melakukan
obat (dischange planning)
kegiatan (kegiatan yang biasa
2. Menjelaskan follow up
dilakukan pasien dirumah)
pasien setelah pulang
3. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP 4
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
pasien
2. Memberikan pendidikan kesehatan
tentang penggunaan obat secara
teratur
3. Menganjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, Nita. 2010. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP dan SP). Jakarta: Salemba
Medika.
Kusumawati & Hartono, 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika.
Maramis, Willy F. 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa Cetakan 8. Surabaya: Airlangga
University Press.
Stuart & Laraia. 2005. Principles and Practice of Psychiatric Nursing Eight Edition. USA:
Elsevier Mosby
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung: Penerbit Refika Aditama.