You are on page 1of 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

BAGI TENAGA KESEHATAN BIDAN WILAYAH


KELURAHAN PONOROGO TAHUN 2017

Program

Hasil (Outcome)
Kegiatan

:
:

Indikator Kinerja Kegiatan


Jenis Keluaran

:
:

Volume Keluaran
Satuan Keluaran

:
:

Maternal Prinatal Tenaga Kesehatan Bidan Wilayah


Ponorogo
Terlaksana Kegiatan Reviuw Maternal Perinatal
Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Bidan
Wilayah Ponorogo
Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat
Terlaksana Jaminan Kesehatan Nasional pada Kelurahan
Ponorogo
1 (satu) kali kegiatan
Dokumen/ Laporan Kegiatan

A. DASAR HUKUM
1. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
3. Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/PER/VIII/2010 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1464/Menkes/PER/X/2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi
Bidan
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 021/Menkes/SK/I/2011 tentang Rencana Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014
7. Surat Kepitisan WalikoyaLubuklinggau Nomor : 71/KPTS/KES/2016 Tentang Alokasi
Dana KapitasiJKN pada Puskesmas
8. Surat Kepitisan Walikota Lubuklinggau Nomor : 35/KPTS/BPKAS/2016 Tentang
Penunjukan Bendahara Dana KapitasiJKN pada Fasilitas Kesehatan Tingkat pertama
Kota Lubuklinggau Tahun Anggaran 2016
9. Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu Tahun 2013-2015
10. Buku Pelayanan antenatal terpadu edisi kedua Kementrian kesehatan 2012
B. GAMBARAN UMUM
Salah satu program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) adalah menurunkan kematian dan
kejadian sakit di kalangan ibu, dan untuk mempercepat penurunan angka Kematian Ibu dan
Anak adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kesinambungan pelayanan
kesehatan ibu dan perinatal. Dalam usaha meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan
kesehatan anak terutama di desa maka tenaga kesehatan (medis) seperti bidan harus menjalin

kerjasama yang baik dengan tenaga non medis seperti dukun dengan mengajak dukun untuk
melakukan pelatihan dengan harapan dapat:

meningkatkan kemampuan dalam menolong persalinan

dapat mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan


Selain bekerja sama dengan tenaga non medis seperti dukun,bidan desa juga bekerja

sama dengan masyarakat yang secara sukarela membantu dan melaksanakan pos yandu.
Biasanya masyarakat tersebut telah mendapat pelatihan dalam menjalankan tugasnya
tersebut sebagai kader. Tugas dan fungsi bidan utama bidan desa adalah memberikan
pelayanan kesehatan ibu dan anak, sebagaimana tertuang dalam SE Dirjen Binkesmas No.
492/Binkesmas/Dj/89 yang menyatakan penempatan bidan desa adalah memberikan
pelayanan ibu dan anak serta KB dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan bayi
serta kelahiran. Namun pada kenyataannya bidan desa dibebani dengan berbagai macam
program pelayanan kesehatan lainnya. Pada kondisi ini bidan desa dihadapkan pada
keterbatasan

kemampuan

dan

kondisi

masyarakat

yang

beragam

karakteristik.

Kehadiran bidan di desa diharapkan mampu memperluas jangkauan pelayanan yang telah
ada sekaligus dapat meningkatkan cakupan program pelayanan KIA melalui:

peningkatan pemeriksaan kesehatan ibu hamil yang bermutu

pertolongan persalinan

deteksi dini faktor kehamilan dan peningkatan pelayanan neonatal.

Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit pada bayi

Serta

bekerja

sama

dengan

kader

posyandu

mencari

sasaran

ibu

hamil

dengan melakukan :

kunjungan rumah

sosialisasi pentingnya pemeriksaan kesehatan antenatal

memotivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan secara rutin minimal empat kali
selama kehamilannya.
Bidan di desa telah melalui tingkat pendidikan kebidanan dan telah mampu dan cakap

dalam melaksanakan tugasnya sebagai bidan. Rasa malu pada pemeriksaan kehamilan

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi cakupan pelayanan antenatal.Masyarakat


malu untuk memeriksakan dirinya terutama pada kehamilan pertama. Pemberian bantuan
tambahan gizi bagi ibu hamil merupakan daya tarik tersendiri dalam kunjungan pelayanan
antenatal dan dapat meningkatkan kunjungan ibu.
Prinsip Pelayanan Kebidanan di Desa

Pelayanan di komunitas desa sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat,
kedokteran, sosial, psikologi, komunikasi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang
mendukung peran bidan di komunitas

Dalam memberikan pelayanan di desa bidan tetap berpedoman pada standar dan etika
profesi yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia

Dalam memberikan pelayanan bidan senantiasa memperhatikan dan memberi


penghargaan terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sepanjang tidak merugikan
dan tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan.

C. T U J U A N
1. Tujuan Umum:
Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil sesuai standar di Puskesmas
Pembantu/ Puskeslur
2. Tujuan Khusus:
a. Disosialisasikannya kebijakan Kementerian Kesehatan dalam upaya percepatan
penurunan Angka Kematian Ibu dan Kebijakan Daerah di Kota Lubuklinggau pada
umumnya dan Kelurahan Ponorogo pada khususnya
b. Dipahaminya proses penanganan kehamilan oleh tenaga kesehatan di Kelurahan
Ponorogo
c. Dipahaminya prosedur standar pelayanan Antenatal care oleh tenaga kesehatan di
Kelurahan Ponorogo
D. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan yang akan dilaksanakan adalah:
1. Tenaga kesehatan pelayanan KIA di Kelurahan Ponorogo
2. Pengelola Program KIA di Kelurahan Ponorogo
3. IBI
4. Kader Postandu Kelurahan Ponorogo Kecamatan Lubuklinggau Utara II
E. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan meliputi:
1. Paparan Kebijakan Kementerian Kesehatan Dalam Upaya Percepatan Penurunan Angka
Kematian Ibu
2. Pelaksanaan Posyandu terpadu

a. Konsep pelayanan
b. Jenis pelayanan
3. Pemeriksaan Ibu Hamil terpadu,
a. Identifikasi ibu hamil
b. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
c. Palpasi Abdominal
d. Pengelolaan anemia dalam kehamilan
e. Prosedur standar asuhan ibu hamil
f. Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
g. Persiapan persalinan
4. Pendataan Ibu Hamil Resiko Tinggi ( Bumil Resti)
5. Kunjungan Rumah Ibu Hamil
6. Pemasangan P4K
7. Rencana Tindak Lanjut
F. KEGIATAN DAN P E S E R TA
Peserta pertemuan ini adalah sebagai berikut:
Peserta Pelaksanaan Kegiatan Maternal Prinatal Tenaga Kesehatan Bidan Wilayah
Kelurahan Ponorogo Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau , terdiri dari:
1.
2.
3.
4.

Bidan Wilayah
Bidan pengelola KIA Ponorogo Kelurahan Ponorogo
Kader- Kader Program Kerja
Kader Pengelola dan Pengurus Posyandu
Untuk kegiatan dan biaya yang dibutuhkan sebagaimana dalam tabel 1 (satu)

G. STRATEGI PENCAPAIN KELUARAN


1. Teknis Pelaksanaan
Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pertemuan, diskusi, tanya jawab, serta demonstrasi
dan latihan.
2. Metode Pelaksanaan
a. Presentasi
b. Diskusi
c. Tanya jawab
d. Demonstrasi dan latihan/praktik
e. Evaluasi hasil latihan/praktik
f. Tahap dan Pelaksanaan
g. Persiapan untuk menentukan sasaran kegiatan
h. Persiapan untuk menentukan penanggung jawab teknis dan administrasi pertemuan,
narasumber, dan teknis acara
3. Pelaksanaan meliputi
a. Pemesanan tempat pertemuan
b. Pembuatan dan pengiriman surat, undangan peserta dan narasumber
c. Penyusunan sambutan, penggandaan materi, dan instrumen rencana tindak lanjut
d. Penyiapan paket pertemuan, alat tulis kantor, alat pengolah data dan kelengkapan
pertemuan lainnya
e. Pelaksanaan pertemuan
4. Waktu dan tempat pelaksanaan:
Pertemuan dilaksanakan pada tanggal Januari - Desembert 2017 di Kelurahan Ponorogo
Kecamatan Lubuklinggau Utara II Kota Lubuklinggau

H. Luaran (Output)
Luaran dari kegiatan ini berupa:
1. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan yang telah dilakukan
Orientasi pada Kelurahan Ponorogo Kecamatan Lubuklinggau Utara II
2. Tersusunnya Rencana tindak lanjut untuk kegiatan reviuw maternal perinatal utamanya
di Puskesmas sebagai tahap awal dan seluruh jejaring Puskesmas pada tahap selanjutnya
I. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
Keluaran kegiatan yang terdiri dari 1 laporan kegiatan untuk dicapai pada tahun anggaran
2017

J. Pembiayaan
Biaya

yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan ini sebesar Rp 8.050.000 (Delapan

Juta Lima Puluh Ribu Rupaih) bersumber dari APBD Pemerintah Kota Lubuklinggau Satker
Dinas kesehatan Kabupaten Kota Lubuklinggau Tahun Anggaran 2017

Kepala UPTD Puskesmas Megang

BIDAN WILAYAH PONOROGO

AH. Rosyidi, SKM


NIP. 19620106 198812 1 001

Nurihsan Oktaviana,Am.Keb
NIP. 19881021 201`0 01 2009

You might also like