Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Definisi Air
Air merupakan unsur alami yang memiliki sifat-sifat kimia maupun fisika di
dalam struktur atomnya, jika diamati dengan stereoskop terlihat bahwa air mempunyai
ketertarikan antar unsur hidrogen dengan oksigen yang membentuk persenyawaan,
sehingga dapat dituliskan dengan rumus kimia H2O. Pada kondisi standar yaitu pada
tekanan 100 Kpa (1 bar) dan temperatur 273,15K (0C), air tidak berwarna, tidak
berbau maupun tidak berasa Air dalam kondisi normal berbentuk cair merupakan suatu
pelarut yang penting, yaitu melarutkan banyak zat kimia lainnya seperti garam, gula,
asam dan beberapa macam molekul organik (Thohiron, 2012).
Sifat-Sifat Air
Menurut Thohiron (2012), air memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Air menempati ruang sesuai dengan wadahnya.
Sejumlah air jika ditempatkan pada suatu tempat atau wadah, maka maka akan
menempati ruang tersebut sesuai wadahnya.
b. Air mengalir dari tempat yang tinggi menuju permukaan rendah.
Air mengalir dari tempat yang tinggi menuju permukaan rendah merupakan
salah satu sifat dari air. Sedangkan contoh penerapan dalam kehidupan sehari-hari
terlihat pada tandon air dibuat lebih tinggi dari pipa air, Atap dibuat miring agar air
dapat mengalir dari genting ke bawah, Saluran irigasi dibuat miring agar air dapat
mengalir dengan lancar.
c. Air memberi tekanan
Air memberi tekanan maksudnya air akan memberikan tekanan ke segala arah
apabila ada suatu lubang disetiap wadah airnya. Hal ini sesuai dengan Hukum Pascal
II1
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan
menjadi air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih
adalah air yang memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun
Program studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS
II4
efek
samping
(Ketentuan
Umum
Permenkes
4.
Kesadahan
Kesadahan merupakan jumlahan semua kation kation polyvalen (mg/l CaCO 3).
Di
lapangan merupakan jumlah ion ion Kalsium, dan ion ion Magnesium,
merupakan kation kation dominan dalam air. Kesadahan dalam air dapat disebabkan
oleh ion-ion Ca2+dan Mg2+, juga oleh ion Mn2+, Fe2+ dan semua kation yang bermuatan
dua positif (divalent). Air yang kesadahannya tinggi biasanya terdapat pada air tanah
di daerah yang bersifat kapur, darimana Ca2+dan Mg2+ berasal. Pengukuran biasanya
dilakukan secara volumetric menggunakan reagent EDTA. Berikut ini adalah macammacam jenis kesadahan:
a.
pengendapan
Kesadahan tetap : Kesadahan yang tersisa setelah air dipanasi dalam waktu
yang lama.
Derajat kesadahan
Lunak (Soft)
75 100
150-300
Sadah (Hard)
>300
(Agung Subyakto,1997)
(Anonim 2013)
Ukuran jumlah ion bikarbonat, karbonat, dan hidroksida dalam air ini
pengukurannya menggunakan titrasi volumetrik menggunakan asam kuat (asam klorida
atau asam sulfat) dengan indikator asam basa. Dikenal dua macam alkalinitas yaitu
alakalinitas Penolphtalen dan alkalinitas methyl orange. Alakalinitas penolphtalen
didapat dengan titrasi asam kuat dengan indikator penolphtalein (PP). Sedangkan
alkalinitas Methyl orange menggunakan indikator methyl orange (MO).
(Agung Subyakto,1997)
Dengan indikator PP pH akhir yang terbentuk adalah 8,3 dengan reaksi yang
berjalan sempurna
OH- + H+ H2O ...................................................(II.1)
CO32- + H+ HCO3.................................................(II.2)
Sedangkan titrasi dengan MO pH akhirnya 4,3 dan akan menyempurnakan reaksi
netralisasi
HCO3- + H+ H2O + CO2 .....................................(II.3)
(Agung Subyakto,1997)
Dari kedua parameter diatas (p dan m alkalinitas) dapat dihitung kadar ion OH -,
CO=, HCO3- sbb :
Tabel II.2 P dan M Alkalinitas
1. Palk = 0
2. Palk < 0,5
3. Palk = 0,5
OH0
0
0
CO3=
0
2 Palk
Malk
HCO3Malk
Malk 2. Palk
0
2 Palk - Malk
2 (Palk - Malk)
Malk
(Agung Subyakto,1997)
7.
Konduktifitas
Konduktifitas adalah sifat menghantarkan listrik dalam air. Sifat ini dipengaruhi
dengan jumlah kandungan apa yang disebut sebagai ion bebas. Air murni adalah air
yang bebas kandungan ion bebas sehingga tidak menghantarkan listrik. Tapi, pengertian
untuk air yang layak konsumsi bagi kita manusia justru bukan air murni, tapi air murni
dengan sifat konduktifitas pada taraf wajar. Karena sifat konduktifitas wajar ini
diperlukan bagi metabolisme tubuh kita.
8.
Kontaminasi mikrobiologi
Ada batas-batas kandungan mikrobiologi atau mungkin dengan bahasa sederhana
bisa diartikan makluk hidup yang sangat kecil tak tampak oleh mata pada air yang kita
minum sehingga masih dapat diterima sistem kekebalan tubuh kita yang justru akan
melatih tubuh kita agar semakin canggih dalam membentengi diri dari penyakit. Tapi
selebih batas tersebut, dan bahkan mungkin pada jenis mikrobiologi tertentu dimana
sistem kekebalan tubuh kita rentan dan tak mampu untuk mengakomodasinya, cemaran
ini bisa sangat membahayakan bagi tubuh kita.
9.
b. Alkalinitas
Alkalinitas dalam air disebabkan oleh ion ion karbonat
(CO32-), bikarbonat
(HCO3-), hidroksida (OH-) dan juga borat (BO32-), fosfat (PO43- ), silikat (SiO44-) dan
sebagainya. Dalam air alam alkaliniti sebagian besar disebabkan oleh adanya
bikarbonat, dan sisanya oleh karbonat dan hidroksida. Pada keadaan tertentu kadar
karbonat dan hidroksida naik sehingga menyebabkan pH larutan pun naik.
Tujuan pengolahan air sanitasi meliputi penstabilan alkalinitas pada range
tertentu yang cukup baik untuk mencegah korosi. Untuk menentukan alkalinitas,
menggunakan perhitungan sebagai berikut :
B
Alkalinitas (mg CaCO3/l) = A x C x 1000 x 50,4
A
= C x 1000 (jika B=0,02N)
c. Ca Hardness
Kesadahan kalsium perlu diketahui untuk menentukan jumlah kapur dan soda abu yang
dibutuhkan dalam proses pelunakan air.
A
B
Ca Hardness (mg CaCO3/lt) = 1,0009 x 1000 x
xf
Dimana:
A
d. Total Hardness
Total hardness adalah sejumlah ion kalsium dan magnesium yang terlarut dalam
air. Kalsium dan magnesium adalah komponen yang membuat makeup water menjadi
sadah (susah dicuci). Materialmatterial hardness bereaksi dengan sabun sehingga
membutuhkan lebih banyak sabun untuk melakuknan pencucian. Kesadahan air harus
dimonitor karena material dalam larutan akan membentuk deposit yang keras, terutama
pada heat exchanger (alat pemanas). (Anonim,2013)
Kesadahan pada air menyebabkan air mengandung zat-zat mineral dalam
konsentrasi. Zat-zat mineral tersebut antara lain kalsium, magnesium, dan logam seperti
Fe dan Mn. Akibatnya, apabila kita menggunakan air sadah untuk mencuci, sabun yang
kita gunakan tidak akan berbusa dan bila diendapkan akan berbentuk endapan semacam
kerak. (nisiskalam, 2011)
Total Hardness dalam air dapat ditentukan dengan dua metode, yakni metode
titrasi penyabunan dan metode titrasi EDTA.
A
Hardness
= 1,0009 x B x 1000 x f
Dimana :
A
= volume titran EDTA yang digunakan (ml)
B
= volume sampel sebelum diencerkan (ml)
f
= faktor perbedaan antara kadar larutan EDTA 0,01 M menurut
standarisasi dengan CaCO3 (f 1)
1,009 = ekuivalensi antara 1 ml EDTA 0,01 M dan 1 mg kesadahan sebagai CaCO3
(G. Alaerts, 1984)
e. Turbidity
Turbidity atau kekeruhan adalah adanya partikel koloid dan supensi dari suatu
bahan pencemar antara lain beberapa bahan organik dan bahan anorgnik dari buangan
Program studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS
II11
Parameter Analisa
SNI
01-0220-1987
pH
9,2
TDS
1500
Turbidity
25
P-Alkalinitas
M-Alkalinitas
Ca Hardness
10
Total Hardness
10
Karena adanya masalah tersebut maka terdapat beberapa cara pengolahan air
sanitasi yang terdiri dari :
Pengolahan
secara fisika
Sumber air
Penyaringan kasar
Pengolahan
secara kimia
Koagulasi
Plain Sedimentasi
Flokulasi
Sedimenasi
Air sanitasi
Pengolahan
khusus
Pengolahan
secara fisika
Adsorbsi
6.
Desinfektan
Proses desinfektan adalah proses yang bisa berdiri sendiri tidak tergantung dari
dimaksudkan untuk membunuh kandungan makluk hidup di dalam air yang bisa
menimbulkan
infeksi
penyakit
bagi
manusia.
Terutama
untuk
pemanfaatan
Sebagai contoh misalnya untuk menghilangkan kandungan virus dalam air, secara
penyaringan fisik diperlukan proses sampai dengan proses R.O yang relatif mahal. Pada
konsep desinfectan, tanpa sampai ke proses R.O, cukup diupayakan agar virus tersebut
mati. Sehingga secara fisik virus masih terkandung di dalam air tetapi tidak dalam
kondisi aktif sehingga membahayakan tubuh (Agung Subyakto,1997).
Proses desinfektan sendiri banyak sekali macamnya, diantaranya adalah :
a. Memasak air sampai mendidih
Ini adalah proses desinfektan yang paling sederhana, yaitu memasak air sampai
mendidih yaitu pada suhu seratus derajat celcius. Pada suhu tersebut telah dibuktikan
akan memaktikan semua makluk hidup di dalam air yang dimasak tersebut. Hanya saja
masih terdapat beberapa jenis bakteri yang masih di awal pertumbuhannya dalam
bentuk spora dapat melapis dirinya dengan perlindungan sehingga hanya mati pada suhu
seratus enam puluh derajat celsius. Ini tentunya tidak mungkin karena air pada suhu
tersebut telah menjadi uap kecuali kita memasaknya pada tekanan diatas satu atmosfer.
(Agung Subyakto,1997)
Sehingga yang perlu diperhatikan disini adalah walaupun kita telah memasak air
sampai mendidih, kemudian kita masukkan dalam wadah yang kedap tidak ada interaksi
dengan udara luar. Saat ketika lebih dari dua hari dimana kemungkinan spora telah
tumbuh menjadi bakteri, untuk amannya bila akan diminum sebaiknya direbus kembali
hingga mendidih. (Agung Subyakto,1997)
b. Proses Desinfektan dengan cara Kimia
Yaitu dengan cara memberi larutan kimia ke dalam air yang akan diproses
desinfektan, dengan harapan akan mematikan makluk hidup yang terkandung dalam air.
Banyak sekali jenis bahan kimia untuk membunuh kuman dan bakteri dalam air ini.
(Agung Subyakto,1997)
air
bersih
sesuai
dengan
standar
dari
Peraturan
Menteri
Kesehatan