Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
AQMARINA MAHADIBYA
1111101000110
PEMINATAN GIZI
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015 M / 1437 H
ii
iii
ABSTRACT
Obesity is defined as excess body fat in adipose tissue that can interfere
our health, such as causes cardiovascular disease, psychological disorders and
mortality. The aim of this study is to perceive energy intake,sweetened beverages
consumption, physical activity and educational level differences in women
prisoner obesity ofGirl Correctional Facility of Class II B Tangerang 2015. It is
held because of high prevalence of obesity in that location, and there is only few
studies about nutritional status, especially for obesity in Correctional Facility.
The study is held on January to August 2015 and located in Girl
Correctional Facility of Class II B Tangerang. It usedcross sectional study with
52 samples, consist of more than 18 year old women. The study used chi square
test.
Results of this study show that 59,6% women prisoners are obese. Most of
them having enough energy intake, they are not at risk sweetened beverage
consumption and active in physical activity, but only few of them who have high
educational level. There are differences between energy intake, sweetened
beverages consumption, physical activity and educational levelof women prisoner
who obese and non obese.
According to results of study, researcher suggests to the next researcher to
examine other variables, such as association between smoking history and stress
level of women prisoner with obesity
References:47 (1995 2015)
Keywords: Obesity, Girl Correction Facility, Waist Circumference
iii
iv
an Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibubapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun.Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman:14)
vi
: Aqmarina Mahadibya
: Perempuan / Female
Kewarganegaraan / Nationality
: Indonesia
Agama / Religion
: Islam
: 082225613647
: aqmarinamahadibya@gmail.com
2. 1999 2005
3. 2005 2008
4. 2008 2011
5. 2011 2015
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt yang senantiasa
memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi
yang berjudul Perbedaan Asupan Energi, Konsumsi Minuman Manis, Aktivitas
Fisik dan Tingkat Pendidikan pada Kejadian Obesitas Wanita Warga Binaan
Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Klas Ii B Tangerang Tahun 2015 ini.
Shalawat serta salam tak lupa dihanturkan kepada Nabi besar, Muhammad
Salallahi alaihi wassalam.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tidak
terhingga, kepada:
1. Bapak Dr. Siswanto, M.Si, Ibu Etna Yuniza, S.Pd dan Ibnu Wicaksono, selaku
kedua orang tua dan kakak yang senantiasa memberikan doa serta dukungan
kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Arif Sumantri, SKM, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. M. Farid Hamzens, M.Si, selaku pembimbing akademik.
4. Ibu Ir. Febrianti, M.Si dan Ibu Fajar Ariyanti, M.Kes, Ph.D, selaku dosen
pembimbing skripsi, yang sudah banyak sekali memberikan waktu dan
tenaganya untuk membimbing penulis dalam menyusunan skripsi ini.
5. Ibu Minsarnawati, M.Kes, Ibu Yuli Amran, MKM dan Bapak dr. H. E.
Kusdinar Achmad, MPH, selaku penguji sidang skripsi, terima kasih atas
segala kritik dan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan lebih baik.
6. Ibu Herti Hartati, Amd.IP.SH. M.Si, selaku Kepala Bagian Pembinaan di
Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Klas II B Tangerang, dan para
karyawan, yang sudah menerima penulis di lembaga pemasyarakatan setempat
dengan penerimaan yang amat baik.
7. Andam Ar-Rahmi, Nurlina Bintan, Ainil Fitri, Nurlidyawati, Dwi Ramadhani,
Kartika Anisa, Anisa Ajeng, Efri Malisa dan Latanza Shima, selaku sahabatsahabat terhebat, serta keluarga de Tekwan, selaku orang tua di kampus,
viii
Aqmarina Mahadibya
ix
DAFTAR ISI
B.
C.
D.
E.
F.
Obesitas .................................................................................................................. 8
1.Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Obesitas
Kerangka Konsep................................................................................................ 23
B.
Definisi Operasional............................................................................................ 26
C.
Hipotesis ............................................................................................................... 28
B.
C.
D.
E.
Pengumpulan Data.............................................................................................. 31
F.
B.
C.
D.
Aktivitas Fisik...................................................................................................... 40
E.
F.
Simpulan .............................................................................................................. 56
B.
Saran .................................................................................................................... 57
xi
DAFTAR TABEL
Nomor
Tabel
Judul Tabel
Hal.
2.1
12
2.2
25
2.3
25
3.1
41
5.1
58
5.2
59
5.3
60
5.4
60
5.5
61
5.6
62
5.7
63
5.8
64
xii
DAFTAR BAGAN
Nomor
Bagan
Judul Bagan
Hal.
2.1
Kerangka Teori
36
3.1
Kerangka Konsep
39
DAFTAR GRAFIK
Nomor
Grafik
Judul Grafik
Hal.
5.1
52
5.2
53
5.3
54
5.4
55
5.5
56
5.6
57
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Lampiran
Judul Lampiran
Hal.
Lampiran 1
93
Lampiran 2
94
Lampiran 3
95
Lampiran 4
96
Lampiran 5
98
Lampiran 6
99
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit kardiovaskular
yang menyebabkan kematian nomor satu di dunia. Pada tahun 2001 terdapat
7,3 juta kematian di dunia dikarenakan oleh penyakit jantung koroner
(Gaziano, 2010). Di Indonesia, prevalensi penyakit jantung koronermencapai
0,5% (Kemenkes, 2013).
Penyakit jantung koroner diawali dengan kondisi tubuh yang banyak
mengandung lemak atau biasa disebut dengan obesitas.Lemak-lemak tersebut
dapat tertimbun dimana saja, salah satunya di pembuluh darah arteri jantung.
Timbunan lemak ini akan menyempitkan aliran darah dalam arteri tersebut.
Apabila arteri semakin tipis maka timbunan akan pecah ke dalam aliran darah
dan menyumbat seluruh aliran darah disana dengan tiba-tiba (Cahyono, 2008).
Obesitas merupakan kondisi abnormal pada tubuh seseorang yang
dapat memengaruhi kesehatan (Adriani, 2012).Keadaan gizi lebih tingkat
berat ini sudah banyak ditemukan di berbagai belahan dunia dan didominasi
oleh wanita.Sebuah penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa
prevalensi obesitas disana mencapai 61,5% pada wanita. Sedangkan penelitian
di Iran memaparkan prevalensi obesitas disana sebesar 54,5% (Janghorbani,
2007). Penelitian lainnya di Inggris menyebutkan bahwa prevalensi obesitas
wanita disana tidak kalah besar, yakni 43,9% (Howel, 2012), sama banyak
dengan prevalensi di China (Wang, 2012). Tidak kalah banyak dengan negaranegara lainnya, prevalensi obesitas pada wanita di Indonesia menurut hasil
riset kesehatan dasar mencapai 42,1% (Kemenkes, 2013).Obesitas tidak hanya
terjadi di masyarakat umum, namun juga terjadi pada masyarakat di lembaga
pemasyarakatan. Berdasarkan penelitian Hasanah (2010) prevalensi obesitas
di Lembaga Pemasyarakatan Wanita Klas II A Tangerang tahun 2010 sebesar
26,7%.
Obesitas merupakan status gizi yang multifaktor, salah satu faktornya
adalah asupan energi (Stern, 2009).Sebuah penelitian di Belgia mendukung
pernyataan tersebut dimana penelitian tersebut menemukan adanya hubungan
yang signifikan antara asupan energi dengan kejadian obesitas (Duvigneaud,
2007).Begitu pula pada hasil penelitian di Kecamatan Lubuk Sikaping
Sumatera Barat,ditemukan adanya hubungan yang positif antara asupan energi
dengan kejadian obesitas disana (Trisna, 2009).
Faktor risiko obesitas lainnya setelah asupan energi adalah konsumsi
minuman manis (Stern, 2009). Sebuah penelitian di Texas membuktikan
bahwa mengonsumsi minuman manis berhubungan dengan peningkatan
lingkar pinggang, yang merupakan salah satu standar dalam memprediksi
obesitas (Fowler, 2015).
Faktor pencetus obesitas selanjutnya adalah aktivitas fisik (Smith,
2009).Sesuai dengan pernyataan di atas, penelitian Ladabaum (2014) juga
menemukan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan
kejadian obesitas di Amerika Serikat. Selain itu, sebuah penelitian di Depok
B. Rumusan Masalah
Prevalensi obesitas wanita di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 29%
dan meningkat menjadi 42,1% pada tahun 2013. Berdasarkan studi
pendahuluan yang telah dilakukan pada wanita warga binaan Lembaga
Pemasyarakatan Anak Wanita Klas II B Tangerang ditemukan sebanyak50%
warga binaan yang telah mengalami obesitas. Oleh karena itu, peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian berjudul Perbedaan asupan energi, konsumsi
minuman manis, aktivitas fisik dan tingkat pendidikan pada kejadian obesitas
wanita warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Klas II B
Tangerang tahun 2015.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran kejadian obesitaspada wanita warga binaan di
Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Klas II B Tangerang tahun 2015?
2. Bagaimana tingkatasupan energi wanita warga binaan di Lembaga
Pemasyarakatan Anak Wanita Klas II B Tangerang tahun 2015?
3. Bagaimana tingkat konsumsi minuman maniswanita warga binaan di
Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Klas II B Tangerang tahun 2015?
4. Bagaimana tingkataktivitas fisik wanita warga binaan di Lembaga
Pemasyarakatan Anak Wanita Klas II B Tangerang tahun 2015?
5. Bagaimana
tingkat
pendidikanwanita
warga
binaan
di
Lembaga
kelompok wanita
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran obesitas dan perbedaan asupan energi,
konsumsi minuman manis, aktivitas fisik dan tingkat pendidikan pada
kejadian obesitas wanita warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Anak
Wanita Klas II B Tangerang Tahun 2015.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran kejadian obesitas pada wanita warga binaan di
Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Klas II B Tangerang tahun
2015.
kelompok
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Obesitas
Obesitas merupakan kondisiberlebihnya lemak di jaringan adiposapada
tingkat yangdapat mengganggu kesehatan (Adriani, 2012).Banyak penyakit
yang diawali oleh kondisi ini, seperti penyakit jantung koroner, hipertensi,
dislipidemia, diabetes mellitus tipe 2, berbagai macam kanker, bahkan
gangguan psikologi (Barasi, 2009).
Terdapat banyak teknik yang dapat dilakukan untuk mendeteksi
obesitas seperti
imaging
(MRI),
Bio-impedance
analysisserta
pengukuran
antropometri(Visscher, 2010).
Pengukuran antropometri merupakan teknik yang paling sering
digunakan pada penelitian karena merupakan metode yang paling ekonomis,
mudah dilakukan dan representatif. Pengukuran antropometri dalam
mendeteksi obesitas juga terdiri dari bermacam-macaam cara, seperti
pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk mengetahui Indeks Massa
Tubuh (IMT) atau dengan melakukan pengukuran pada lingkar pinggang.
Namun, penilaian obesitas dengan indikator lingkar pinggang dinilai
lebih unggul dibandingkan dengan indikator IMT dalam memprediksi risiko
penyakit
kardiovaskular,
karena
peningkatan
pada
jaringan
adiposa
ini
merupakan
pengukuran
yang
mudah,
hanya
faktor
hanya dalam
10
ketidak-aktifan
dalam
beraktivitas
fisik,
kurangnya
11
cepat saji yang tinggi kandungan garam kini lebih sering dijadikan
pilihan.Terlebih lagi, di zaman sekarang semakin banyaknya kedai
atau restoran makanan cepat saji yang berlokasi di lingkungan sekitar
pemukiman.Hal inisemakin memicu masyarakat untuk lebih sering
mengonsumsi makanan cepat saji (Muaris, 2009).
Sebuah penelitian membuktikan bahwa ketersediaan makanan
cepat saji dapat mengakibatkan peningkatan IMT pada wanita (Dunn,
2010).Selain peningkatan IMT, penelitian Li (2008) juga membuktikan
bahwa terdapat hubungan antara ketersediaan makanan cepat saji
dengan peningkatan ukuran lingkar pinggang seseorang.
c. Asupan Energi
Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup,
menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik.Energi
diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein yang ada di dalam bahan
makanan.Sehingga kandungan dari zat-zat gizi makro tersebut yang
menentukan nilai energi dari suatu bahan makanan (Almatsier, 2009).
Terdapat beberapa cara untuk menilai asupan energi seseorang,
food recall merupakan salah satunya. Food recall dilakukan dengan
mewawancarai responden tentang makanan dan minuman yang mereka
konsumsi 24 jam sebelumnya. Metode ini sering digunakan pada
penelitian-penelitian gizi karena beberapa hal, seperti mudah
dilakukan, biaya yang dikeluarkan relatif murah, tidak membutuhkan
waktu yang lama, dan dapat dilakukan pada responden yang buta
12
13
manismengandung
energi
ekstra
yang
dapat
14
e. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik memiliki efek yang menguntungkan bagi sistem
metabolik tubuh karena menghasilkan banyak keuntungan bagi
kesehatan.Keuntungan tersebut salah satunya adalah penurunan berat
badan.Beraktivitas fisik seperti latihan olah raga bukan merupakan
sebuah pekerjaan yang sia-sia, dimana diketahui bahwa 15 menit
berjalan cepat dapat mengeluarkan 100 Kkal. Berjalan 15 menit selama
seminggu secara teori dapat menurunkan berat badan sebanyak 0,2
pound, namun penurunan berat badan sebanyak 10 pound selama
setahun hanya dapat dicapai apabila kegiatan berjalan tersebut
15
dilakukan secara rutin setiap hari dan diiringi dengan asupan energi
yang konstan (Stern, 2009).
Aktivitas fisik mengakibatkan perubahan fisiologis di dalam
tubuh. Perubahan ini mengakibatkan peningkatan pada kesehatan
jantung, yang dengan kata lain juga mengakibatkan keadaan yang baik
bagi tubuh manusia. Hal ini dapat terjadi karena aktivitas fisik
menyebabkan perubahan fisiologis
yang spesifik
yang dapat
Hasil perhitungan=MET-menit/minggu
dikategorikan
kedalam
MET-menit/minggu
MET level x durasi
aktivitas
per hari
(menit) x hari per minggu
Persamaan 2.1
Rumus Pengukuran Aktivitas Fisik
16
f. Durasi Tidur
Survei
nasional
yang
dilakukan
di
Amerika
Serikat
17
dimana durasi > 5 jam dikategorikan sebagai cukup tidur dan durasi
5 jam dikategorikan sebagai kurang tidur.(Cappuccio, 2008).
Berdasarkan hasil dari analisis jurnal yang sama, diketahui
bahwa 17 dari 22 sampel populasi menunjukkan sebuah hubungan
yang signifikan antara durasi tidur yang pendek
dengan obesitas.
g. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses belajar yang kompleks,
komprehensif dan berjangka panjang untuk memperoleh pengetahuan
dan kecakapan yang diperlukan dan dapat dimanfaatkan dalam
kehidupan (UPI, 2007).
Tingkat pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas konsumsi makanan.Hal inidapat
terjadi karena dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi diharapkan
pengetahuan ataupun informasi yang dimiliki tentang gizi khususnya
konsumsi makanan menjadi lebih baik.Ada hubungan antara tingkat
pendidikan dengan gizi lebih, seringkali permasalahan gizi timbul
disebabkan karena ketidaktahuan atau kurangnya informasi yang
18
cukup
tentang
gizi
(Asmayuni,
2007).Tingkat
pendidikan
h. Tingkat Pendapatan
Pendapatan adalah hasil atau upah yang didapatkan setelah
melakukan
suatu
pekerjaan.Setiap
pekerja
berhak
menerima
19
20
21
22
C. Kerangka Teori
Ketersediaan
Makanan
Cepat Saji
4.
G
E
N
E
T
I
K
Durasi Tidur
Pendek
Konsumsi
Minuman Manis
Berlebih
Peningkatan
frekuensi
3.
konsumsi makanan
cepat saji (tinggi lemak
dan karbohidrat)
Makan di jam tidur
Menambah
jumlahenergi di dalam
tubuh
Aktivitas Fisik
Kurang
Tingkat
Pendidikan
Rendah
Kurangnya pengetahuan
terkait obesitas
Asupan
Energi
Tinggi
Obesitas
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Sumber: Adopsi Teori Duvigneaud (2007), Ford (2014), Li (2008),Fowler (2015), Smith (2009)
dan Rosdiana (2014)
23
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan obesitas, yaitu
genetik, ketersediaan makanan cepat saji, asupan energi, ketersediaan porsi
makanan, konsumsi minuman manis, aktivitas fisik, durasi tidur, tingkat
pendidikan serta tingkat pendapatan. Namun, tidak semua faktor yang
disebutkan di atas dijadikan sebagai variabel independen pada penelitian ini.
Berikut adalah faktor yang tidak dijadikan variabel:
1. Genetik
Genetik
merupakan
faktor
risiko
obesitas
yang
tidak
23
24
3. Durasi Tidur
Faktor durasi tidur juga tidak digunakan sebagai variabel pada
penelitian ini. Hal ini dikarenakan faktor ini membutuhkan jam, baik jam
tangan atupun jam dinding sebagai alat pengukurnya, sedangkan jam
merupakan salah satu alat yang dilarang untuk dimiliki oleh para warga
binaan di Lembaga PemasyarakatanAnak Wanita Klas II B Tangerang.
4. Tingkat Pendapatan
Seluruh warga binaan pada lapas Anak Wanita Klas II B
Tangerang, selayaknya warga binaan pada umumnya, tidak memiliki
pekerjaan yang dapat memberikannya pendapatan dalam kurun waktu
tertentu seperti masyarakat pada umumnya.Oleh karena itu, faktor tingkat
pendapatan tidak diikutsertakan sebagai variabel independen pada
penelitian ini.
Obesitas
Aktivitas Fisik
Tingkat
Pendidikan
Bagan 3.1
Kerangka Konsep
25
26
B. Definisi Operasional
Tabel 3.1
Tabel Definisi Operasional
No.
Variabel
1.
Obesitas
2.
Definisi Operasional
Alat Ukur
Keadaan gizi lebih warga Pita ukur
binaan di Lapas Anak lingkar
Wanita Klas II B pinggang.
Tangerang
sebagai
gambaran konsumsi gizi
dan penggunaannya oleh
tubuh
yang
dinilai
dengan hasil ukur lingkar
pinggang.
Cara Ukur
Pengukuran
Lingkar
Pinggang (LP)
Konsumsi
Kandungan gula dari Formulir
Minuman Manis konsumsi
minuman recall
manis responden per hari
dibandingkan
dengan
Pedoman Gizi Seimbang
2014.
SkalaUkur
Ordinal
(Kemenkes, 2013)
0.
1.
total
yang dikonsumsi
tubuh dalam jangka waktu
24 jam dan dibandingkan
dengan AKE.
3.
Hasil Ukur
0. Obesitas
(LP > 80 cm)
1. Tidak Obesitas
(LP 80 cm)
Lebih
AKE)
Cukup
AKE)
(>
100%
100%
Ordinal
(Ardila, 2015)
0. Berisiko (> 50
gram gula)
1. Tidak Berisiko
( 50 gram gula)
(Ridwan, 2014)
Ordinal
27
No.
Variabel
4.
Tingkat
Aktivitas Fisik
Definisi Operasional
Aktivitas fisik warga
binaan di lapas Anak
Wanita Klas II B
Tangerang yang dihitung
berdasarkan rumus IPAQ
dan
dikategorikan
berdasarkan Riskesdas
2013.
5.
Jenjang
pendidikan
terakhir yang selesai
dijalani warga binaan di
lapas Anak Wanita Klas
II B Tangerang.
Tingkat
Pendidikan
Alat Ukur
Kuesioner
aktivitas
fisik
yang diadaptasi
dari
International
Physical
Activity
Questionnaire
Cara Ukur
Hasil Ukur
SkalaUkur
Pengisian
0. Kurang Aktif
Ordinal
kuesioner
(>Median)
aktivitas
fisik 1. Aktif(Median)
yang
dihitung
dengan
cara:
METs
Level
(jenis aktivitas) x
Jumlah
durasi
Aktivitas
(Menit) x Jumlah
hari/minggu,
(Kemenkes, 2013)
oleh petugas.
Data
dari Melihat data dari 0. Rendah ( SMA)
Ordinal
1. Tinggi (> SMA)
Lembaga
Lembaga
Pemasyarakatan Pemasyarakatan
dan
mengklarifikasi
kepada
responden yang (Solechach, 2014)
bersangkutan.
28
C. Hipotesis
1. Ada perbedaantingkatasupan energi antarakelompok wanita warga binaan
obesitas dan non obesitas di Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Klas
II B Tangerang tahun 2015.
2. Ada perbedaan konsumsi minuman manis antara kelompok wanita warga
binaan obesitas dan
29
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan
desain studi Cross Sectional, karena hasil penelitian dapat diketahui langsung
bersamaan dengan waktu saat penelitian dilakukan.Desain ini dipilih karena
mudah untuk dilaksanakan, sederhana, tidak menghabiskan biaya banyak dan
hasilnya dapat diperoleh dengan cepat.
29
30
) )2}
Z1Z1
=
=
[P1(1 P1) + P2 (1 P2)]
Persamaan 4.2
Rumus Kekuatan Uji
Keterangan:
n
Z1 /2
= Derajat kemaknaan
Z1
P1
= Proporsi 1
P2
= Proporsi 2
= P1+P2
Tabel 4.1
Tabel Kekuatan Uji
Variabel
Asupan Energi (Trisna, 2009)
Konsumsi Minuman Manis (Malik, 2006)
Tingkat Aktivitas Fisik (Trisna, 2009)
Tingkat Pendidikan (Christina, 2011)
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini diantaranya:
1. Formulir food recall 3x24 jam.
2. Kuesioneraktivitas fisik (IPAQ)
3. Lembar hasil pengukuran Antropometri yang diisi oleh peneliti.
31
E. Pengumpulan Data
Pengumpulan data diawali dengan mendatangkan setiap kamar atau
paviliun untuk melakukan pengukuran lingkar pinggang, wawancara aktivitas
fisik, serta melakukan food recall terhadap seluruh responden.
1. Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini seluruhnya didapat
langsung dari responden (data primer). Data-data tersebut adalah data
antropometri responden (lingkar pinggang), rata-rata asupan energi, data
aktivitas fisik, data konsumsi minuman manis dan data pendidikan
terakhir.
2. Alur Pengumpulan Data
Pengumpulan data diawali dengan mengatur jadwal warga binaan
(tanggal dan jam), kemudian mendatangkan paviliun dan kamar responden
satu-persatu.Berikut langkah pengumpulan data pada penelitian ini:
Tabel 4.2
Alur Pengumpulan Data
Langkah
1
2
Kegiatan
Mempersiapkan alat ukur yang akan
digunakan untuk pengukuran.
Seluruh responden yang dapat
mengikuti penelitian pada hari
tersebut dikumpulkan pada ruangan
yang telah disiapkan.
32
F. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan menggunakan perangkat lunak khusus
untuk mengolah data penelitian. Pengolahan data ini dilakukan melalui
beberapa tahapan, yakni:
1. Pengodean Data (Data Coding)
Pengodean data adalah pemberian kode-kode pada data sehingga
lebih mudah untuk dimasukkan ke komputer.Pengodean dilakukan pada
seluruh variabel pada penelitian ini.Kode pada indikator masing-masing
variabel pada penelitian ini selalu diawali oleh kode 0. Berikut adalah
kode-kode yang digunakan pada masing-masing variabel:
Tabel 4.3
Tabel Kode
Variabel
Obesitas
Asupan Energi
Konsumsi Minuman
Manis
Aktivitas Fisik
Tingkat Pendidikan
Kode
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
Indikator
Obesitas
Tidak Obesitas
Lebih
Cukup
Berisiko
Tidak Berisiko
Kurang Aktif
Aktif
Rendah
Tinggi
33
G. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Analisis data
34
dF = (k 1)(b 1)
Keterangan:
X2 = Chi Square
O = Nilai observasi
E = Nilai ekspektasi
k = Jumlah kolom
b = Jumlah baris
dilakukan
perhitungan
35
36
BAB V
HASIL
36
37
ditentukan
oleh
Direktorat
Jenderal
Pemasyarakatan
38
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Obesitas Wanita Warga Binaan
Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Klas II B Tangerang Tahun 2015
Status Obesitas
Obesitas
Tidak Obesitas
Jumlah
Persentase
%
59,6
40,4
100,0
Persentase
%
23,1
76,9
100,0
39
Persentase
%
28,8
71,2
100,0
40
D. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik wanita warga binaan didapatkan dari hasil pengisian
kuesioner IPAQ yang dikeluarkan oleh WHO (2005) dan kemudian
dikategorikan
berdasarkan
kategori
pada
Riskesdas
(2013).Seseorang
Persentase
%
50,0
50,0
100,0
41
E. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan warga binaan diperoleh dari data lembaga
pemasyarakatan setempat dan diklarifikasi melalui wawancara terhadap setiap
responden.Warga binaan yang menjalani pendidikan sampai tingkat SMA
dikategorikan ke dalam tingkat pendidikan rendah, sementara warga binaan
yang sempat menjalani pendidikan hingga tingkat universitas dikategorikan ke
dalam tingkat pendidikan tinggi. Berikut merupakan distribusi frekuensi
warga
binaan
wanita
berdasarkan
tingkat
pendidikan
di
lembaga
Persentase
%
88,5
11,5
100,0
42
Tingkat
Asupan
Energi
Obesitas
n
8
23
Lebih
Cukup
%
66,7
57,5
Tidak
Obesitas
n
%
4
33,3
17
42,5
Total
n
12
40
%
100
100
P
value
0,741
Odds Ratio
1,478
(0,382 5,726)
pada
kejadian
obesitas
wanita
warga
binaan
Lembaga
43
Obesitas
Obesitas
n
9
22
%
60,0
59,5
Tidak
Obesitas
n
%
6
40,0
15
40,5
Total
n
15
37
P
value
%
100
100
1,000
Odds Ratio
1,023
(0,301 3,477)
44
Obesitas
n
17
65,4
14
53,8
Berdasarkan
Total
Tidak
Obesitas
n
%
26
100
12
34,6
46,2
26
100
P
value
0,572
Odds Ratio
1,619
(0,530 4,946)
obesitas, lebih banyak berasal dari warga binaan yang tergolong kurang aktif
dengan jumlah warga binaan sebanyak 17 orang (65,4%) dibandingkan
dengan warga binaan yang tergolong kurang aktif. Berdasarkan hasil uji chi
square diperoleh nilai p sebesar 0,572 artinya pada = 5%,tidak ditemukan
adanya perbedaantingkat aktivitas fisik yang bermakna pada kejadian obesitas
wanita warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Klas II B
Tangerang tahun 2015. Sekalipun nilai p tidak bermakna, namun diperoleh
nilai OR sebesar1,619(95%CI:0,5304,946) yang mengandung arti warga
binaan yang tergolong kurang aktif dalam beraktifitas fisik berisiko 1,619 kali
untuk mengalami obesitas dibandingkan dengan warga binaan yang tergolong
aktif.
45
Obesitas
Tidak
Obesitas
Obesitas
n
%
n
%
26 56,5
20
43,5
5 83,3
1
16,7
Total
n
46
6
%
100
100
P
value
0,382
Odds Ratio
0,260
(0,028 2,405)
46
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode food recall 24 jam untuk
mengukur variabel
asupan energi
dan konsumsi
minuman manis.
Binaan
Lembaga
kesakitan
dan
kematian.Hal
ini
dikarenakan
obesitas
dapat
46
47
dunia (WHO, 2015), diabetes mellitus tipe 2, kanker, bahkan juga berdampak
pada gangguan psikologis (Stern, 2009).
Tidak hanya dampaknya yang beragam, obesitas juga memiliki faktor
pencetus yang beragam.Faktor pencetus dari salah seorang penderita obesitas
mungkin berbeda dengan penderita obesitas lainnya. Menurut buku karya
Stern (2009) yang berjudul Obesity, obesitas dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti asupan energi, konsumsi minuman manis, dan aktivitas fisik.
Beberapa penelitian juga menemukan adanya hubungan antara tingkat
pendidikan serta pendapatan dengan obesitas (Dinsa, 2012).Namun pada
penelitian ini, tidak satupun dari faktor-faktor tersebut yang menunjukkan
hubungan atau perbedaan yang signifikan terhadap obesitas. Hal ini mungkin
terjadi karena obesitas
yang dialami
48
menu
10
hari-an
yang
sudah
diatur
oleh
Direktorat
Jenderal
Pemasyarakatan
Anak
Wanita
Klas
II
Tangerang
49
karena bosan dengan menu, 21,6% menjawab porsi terlalu banyak, 13,7%
menjawab kenyang, 11,8% menjawab rasa yang kurang enak dan 9,8%
menjawab malas untuk makan (Nurlidyawati, 2015). Penyebab lain yang
mungkin adalah adanya The flat slope syndrome, yakni kecenderungan
untuk melebihkan maupun mengurangi asupan saat diwawancara.
Hasil analisis chi-square antara tingkat asupan energi terhadap
obesitas tidak memperoleh perbedaan yang signifikan.Hasil penelitian ini
tidak mampu membuktikan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa
terdapat perbedaan tingkat asupan energi pada kejadian obesitas wanita
warga binaan.Walaupun tidak ditemukannya perbedaan yang signifikan,
proporsi warga binaan obesitas yang memiliki asupan energi lebih,
lebihbanyak dibandingkan warga binaan obesitas yang memiliki asupan
energi cukup.Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Ardila (2015)
tetapi sejalan dengan penelitian Arabshahi (2014).
Tidak ditemukannya perbedaan tingkat asupan energi pada
kejadian obesitas wanita warga binaan di penelitian ini selain karena hanya
sebagian kecil warga binaan yang memiliki asupan energi lebih, mungkin
juga dikarenakan proporsi yang tidak terlalu jauh berbeda antara warga
binaan obesitas yang memiliki asupan energi lebih dan warga binaan
obesitas yang memiliki asupan energi cukup.
50
minuman
manismengandung
energi
ekstra.Salah
satu
contohnya adalah pada gula pasir.Energi yang tersimpan pada 1 sendok teh
gula pasir adalah 16 kalori. Berarti, dalam satu gelas teh manis dengan 2
51
sendok makan (4 sendok teh) gula pasir sudah terkandung energi sebesar
32 kalori.
Selain itu, hal lainnya yang menyebabkan konsumsi minuman
manis berlebih dapat menyebabkan obesitas dan penyakit lainnya adalah
kalori pada minuman mungkin yang tidak dikenali oleh mekanisme
appetite (hasrat untuk mengonsumsi sesuatu), maka banyak orang yang
tetap
mengonsumsi
banyak
makanan,
meskipun
mereka
telah
52
Kota
Tangerang
yang
tergolong
kurang
53
akan
terpakai.
Keadaan
ini
terbukti
dapat
mencegah
ditemukannya
perbedaan
yang
signifikan
mungkin
54
minggu yang lebih padat dari biasanya, juga mungkin menjadi salah satu
penyebab tidak ditemukannya perbedaan signifikan pada variabel ini.
55
untuk membuktikan perbedaan yang signifikan, sehingga analisis chisquare menunjukkan bahwa pada penelitian ini, tidak ditemukan
perbedaan tingkat pendidikan yang signifikan pada kejadian obesitas.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Ardila (2015) yang juga tidak
menemukan perbedaan yang signifikan tingkat pendidikan pada kejadian
obesitas.
56
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Sebagian besar wanita warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Anak
Wanita Klas II B Tangerang mengalami kejadian obesitas (59,6%).
2. Sebagian besar wanita warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Anak
Wanita Klas II B Tangerang memiliki asupan energi cukup (76,9%).
3. Sebagian besar wanita warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Anak
Wanita Klas II B Tangerang memiliki perilaku konsumsi minuman manis
tidak berisiko (71,2%).
4. Jumlah wanita warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita
Klas II B Tangerang yang tergolong aktif sama dengan wanita warga
binaan yang tergolong kurang aktif (50,0%).
5. Sebagian besar wanita warga binaan di Lembaga Pemasyarakatan Anak
Wanita Klas II B Tangerang memiliki tingkat pendidikan rendah (88,5%).
6. Asupan energi pada kelompok wanita warga binaan yang obesitas dan
tidak obesitas tidak berbeda secara signifikan.
7. Konsumsi minuman manis pada kelompok wanita warga binaan yang
obesitas dan tidak obesitas tidak berbeda secara signifikan.
8. Tingkat aktivitas fisik pada kelompok wanita warga binaan yang obesitas
dan tidak obesitas tidak berbeda secara signifikan.
9. Tingkat pendidikan pada kelompok wanita warga binaan yang obesitas dan
tidak obesitas tidak berbeda secara signifikan.
56
57
B. Saran
1. Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Klas II B Tangerang
a. Diharapkan pihak Lembaga Pemasyarakatan Anak Wanita Klas II B
Tangerang mengadakan pemeriksaan status gizi, salah satunya dengan
melakukan pengukuran lingkar pinggang untuk mendeteksi kejadian
obesitas pada warga binaan
2. Peneliti Lain
a. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menemukan metode yang lebih
sensitif dalam mengukur aktivitas fisik warga binaan di lembaga
pemasyarakatan Anak Wanita Klas II B Tangerang.
b. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat menyertakan variabel yang
belum diteliti pada penelitian ini, seperti riwayat kebiasaan merokok
dan tingkat stres warga binaan di lembaga pemasyarakatan.
c. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat memiliki jumlah sampel yang
lebih besar sehingga hasil analisisnya dapat bermakna secara statistik.
58
DAFTAR PUSTAKA
Adriani, Merryana dan Bambang Wirjatmadi. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Arabshahi, Simin. 2014. Predictors of Change in Weight and Waist
Circumference: 15-year Longitudinal Study in Australian Adults. Europan
Journal of Clinical Nutrition (2014), 1 - 7
Ardila, Putri. 2015. Faktor Dominan Obesitas Sentral pada Kelompok Perempuan
Dewasa di Desa Ketug, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo Tahun
2015.Skripsi.Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Gizi.
Universitas Indonesia
Asmayuni. 2007. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kegemukan Dilihat
dari Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Perempuan Umur 25-50 Tahun di
Kota Padang Panjang Tahun 2007. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia
Barasi, Mary E. 2009. At a Glance Ilmu.Gizi. Diterjemahkan oleh: Hermin Salim.
Jakarta: Erlangga
Cahyono, Suharjo. 2008. Gaya Hidup & Penyakit Modern. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius
Cappuccio, Fransesco P dkk. 2008. Meta Analysis of Short Sleep Duration and
Obesity in Children and Adults. Clinical Sciences Research Institute and
Institute of Education, University of Warwick Medical School, Conventry,
UK
Christina, Dilla dan Ratu Ayu Dewi Sartika. 2011. Obesitas pada Pekerja Minyak
dan Gas. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol.6, No. 3, Desember
2011
Dinsa G. D, dkk. 2012. Obesity and Sosioeconomic Status in Developing
Countries: A Systematic Review. Obesity Reviews. doi: 10.111/j.1467789X.2012.01017.x
Dunn, Richard A. 2010. The Effect of Fast-food Availability on Obesity: An
Analysis by Gender, Race, and Residential Location. American Journal of
Agricultural Economics. Amer. J. Agr. Econ.1 16
Duvigneaud, Natalie, Katrien Wijndaele, Lynn Matton, dkk. 2007. Dietary
Factors Associated with Obesity Indicatord and Level of Sports
Participation in Flemish Adults: A Cross-Sectional Study. Nutrition
Journal 2007, 6:26
59
Farida, Nur. 2009. Bad and Good Habit: Kebiasaan untuk Tetap Sehat. Jakarta:
Grasindo
Ford, Earl S, Chaoyang Li, Anne G. Wheaton, dkk. 2014. Sleep Duration and
Body Mass Index and Waist Circumference Among US Adults. Obesity
(2014) 22, 598-607
Fowler, Sharon PG, Ken Williams dan Helen P Hazuda. 2015. Diet Soda Intake is
Associated with Long-term Increases in Waist Circumference in a Biethnic Cohort of Older Adults: The San Antonio Longitudinal Study of
Aging. J Am Geriatr Soc: 2015 April ; 63(4): 708-715
Gibson, Sigrid. 2008. Sugar-sweetened Soft Drinks and Obesity: A Systematic
Review of The Evidence from Observational Studies and Interventions.
Nutrition Research Reviews (2008), 21, 134-147
Hasanah, Robiatun. 2010. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi
Lebih Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lembaga
Pemasyarakatan Wanita Klas II A Tangerang 2010. Skripsi. Program
Studi Kesehatan Masyarakat. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
Hofmekler, Ori. 2008. Maximum Muscle, Minimum Fat: The Secret Science
Behind Physical Transformation. California: North Atlantic Books
Howel. 2012. Trends in The Prevalence of Abdominal Obesity and Overweight in
English Adults (1993-2008). PubMed 2012 Aug;20(8):1750-2
Instalasi Gizi Perjen RS.Dr. Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien
Indonesia. 2010. Penuntun Diet (Edisi Baru). Editor: Sunita Almatsier.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Janghorbani, Mohsen, Masoud Amini, Walter C Willet, Mohammad Mehdi
Gouya, Alireza Delavari, dkk. 2007. First Nationwide Survey of
Prevalence of Overweight, Underweight, and Abdominal Obesity in
Iranian Adults. Obesity Vol. 15 No. 11 November 2007
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta:
Kementerian Kesehatan
Kokkinos, Peter. 2010. Physical Activity and Cardiovascular Disease Prevention.
Amerika Serikat: Jones and Bartlett Publishers
Li, Fuzhong, Peter Harmer, Bradley J Cardinal, dkk. 2008. Built Environment and
1-Year Change in Weight and Weist Circumference in Middle-Aged and
Older Adults. Am J Epidemiol 2009;169:401-408
Muaris, Hindah. 2009. Yummy and Tasty One Dish Meal untuk Sahur Rendah
Garam Low Salt Food. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
60
61
xii
LAMPIRAN
xiii
AQMARINA
xiv
Lampiran 1
Data Lingkar Pinggang Responden
No
Nama
Tanggal Lahir
LP LP LP
Rata-rata
xv
Lampiran 2
Langkah Pengukuran Lingkar Pinggang
Langkah 1 :
Langkah 2 :
Langkah 3 :
Langkah 4 :
Langkah 5 :
Langkah 6 :
Langkah 7 :
Langkah 8 :
xvi
Lampiran 3
Formulir Food Recall 24 Jam
:
Nama
Waktu
Makan
Nama
Makanan/
Minuman
Bahan Makanan/
Minuman
Teknik
Pengolahan
(Digoreng/
Direbus/
Teknik lain)
Berat
(gr)(diisi
petugas)
xvii
Lampiran 4
xviii
Lampiran 5
Penentuan Angka Kebutuhan Energi
Aktivitas
Sangat ringan
Ringan
Sedang
Berat
Tabel Lampiran 5
Koefisien Aktivitas Fisik
Gender
Laki-laki
1,30
1,65
1,76
2,10
Perempuan
1,30
1,55
1,70
2,00
(Instalasi Gizi Perjan RS Dr.Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia, 2010).
xix
Lampiran 6
Kuesioner Aktivitas Fisik
:
Nama
Asal Paviliun
Tingkat Pendidikan
Petunjuk pengisian:
1. Tidak ada jawaban benar atau salah, ini bukan tes
2. Pertanyaan harus dijawab dengan jujur dan akurat
Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui tingkat aktivitas fisik selama 7 hari terakhir
1) Aktivitas fisik berat adalah aktivitas yang menggunakan tenaga fisik kuat sehingga
napas jauh lebih cepat dari biasanya. Seperti: jalan cepat, jogging/berlari, menari,
berkebun (dengan menggunakan peralatan berat, memanjat, memotong ranting),
melakukan pekerjaan rumah tangga (memindahkan perabot, membawa belanjaan dan
benda berat sambil menaiki/menuruni tangga, bermain dengan anak-anak (berlari,
bersepeda), senam aerobik yang dilakukan minimal selama 10 menit.
a. Selama 7 hari sebelumnya, berapa hari Anda melakukan aktivitas fisik seperti
yang dijelaskan di atas?
_______________________ hari seminggu
b. Berapa lama waktu yang Anda gunakan untuk melakukan aktivitas berat tersbeut
dalam sehari?
_________jam___________ menit sehari
2) Aktivitas fisik sedang adalah aktivitas yang menggunakan daya fisik yang sedang
sehingga membuat Anda bernapas agak lebih kuat dari biasanya. Seperti: olahraga
bukan aerobik (golf, tennis, voli, bulu tangkis), sit up, push up, berkebun
(membersihkan rumput dan daun yang berserakan, mencangkul, menanam), pekerjaan
rumah tangga (mengepel lantai dan membersihkan rumah dengan banyak
menggunakan tangan, menjemur pakaian yang dilakukan minimal selama 10
menit.
xx
a. Selama 7 hari sebelumnya, berapa hari Anda melakukan aktivitas fisik seperti
yang dijelaskan di atas?
_______________________ hari seminggu
b. Berapa lama waktu yang Anda gunakan untuk melakukan aktivitas fisik sedang
tersebut dalam sehari?
_________jam___________ menit sehari
3) Berjalan kaki termasuk berjalan kaki dari suatu tempat ke tempat lain pada waktu
senggang yang dilakukan minimal selama 10 menit.
a. Selama 7 hari sebelumnya, berapa hari Anda berjalan kaki seperti yang dijelaskan
di atas?
_______________________ hari seminggu
b. Berapa lama waktu yang Anda gunakan untuk berjalan kaki tersebut dalam
sehari?
_________jam___________ menit sehari
4) Duduk termasuk bagian dari perilaku sedentary. Waktu yang digunakan untuk duduk
pada hari kerja atau dalam rumah termasuk juga waktu duduk yang dihabiskan di
tempat kerja, di rumah, waktu senggang, mengunjungi teman-teman, membaca, atau
duduk berbaring sambil nonton televise yang dilakukan minimal selama 10 menit.
a. Selama 7 hari sebelumnya, berapa hari yang Anda gunakan untuk duduk seperti
yang dijelaskan di atas?
_______________________ hari seminggu
b. Berapa lama waktu yang Anda gunakan untuk duduk tersebut dalam sehari?
_________jam___________ menit sehari
xxi
Lampiran 7
Kategori Aktivitas Fisik
Aktivitas Fisik Berat
Bekerja berat (mengangkat beban berat,
memindahkan perabotan)
Jogging
Jalan cepat (2 meter/detik atau lebih)
Push up
Menari daerah (dengan penuh semangat)
Berolahraga sepak bola
Menyekop (> 5 kg/menit)
Membawa beban berat, membawa kayu
besar
Menggunakan pemotong rumput yang
tidak bermesin
xxii
Lampiran 8
Hasil Analisis Data
A. Analisis Univariat
1. Obesitas
LP
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Obesitas
31
59.6
59.6
59.6
Tidak Obesitas
21
40.4
40.4
100.0
Total
52
100.0
100.0
2. Asupan Energi
Asupan_Energi
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Lebih
12
23.1
23.1
23.1
Cukup
40
76.9
76.9
100.0
Total
52
100.0
100.0
Percent
Valid Percent
Percent
Berisiko
15
28.8
28.8
28.8
Tidak Berisiko
37
71.2
71.2
100.0
Total
52
100.0
100.0
xxiii
4. Aktivitas Fisik
kategori_aktivitas2
Cumulative
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Kurang Aktif
26
50.0
50.0
50.0
Aktif
26
50.0
50.0
100.0
Total
52
100.0
100.0
5. Tingkat Pendidikan
Tingkat_Pendidikan
Cumulative
Frequency
Valid
Rendah
Percent
Valid Percent
Percent
46
88.5
88.5
88.5
Tinggi
11.5
11.5
100.0
Total
52
100.0
100.0
B. Analisis Bivariat
1. Perbedaan Asupan Energi pada Kejadian Obesitas
Asupan_Energi * LP Crosstabulation
LP
Obesitas
Asupan_Energi
> 100%
Count
Expected Count
% within Asupan_Energi
<= 100%
Count
Expected Count
% within Asupan_Energi
Total
Count
Expected Count
% within Asupan_Energi
Tidak Obesitas
Total
12
7.2
4.8
12.0
66.7%
33.3%
100.0%
23
17
40
23.8
16.2
40.0
57.5%
42.5%
100.0%
31
21
52
31.0
21.0
52.0
59.6%
40.4%
100.0%
xxiv
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
Likelihood Ratio
sided)
sided)
sided)
df
a
.570
.054
.816
.327
.567
.322
b
.741
N of Valid Cases
52
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.85.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Lower
Upper
1.478
.382
5.726
1.159
.717
1.875
.784
.326
1.886
100%)
For cohort LP = Obesitas
For cohort LP = Tidak
Obesitas
N of Valid Cases
52
.413
xxv
Berisiko
Count
15
8.9
6.1
15.0
60.0%
40.0%
100.0%
22
15
37
22.1
14.9
37.0
59.5%
40.5%
100.0%
31
21
52
31.0
21.0
52.0
59.6%
40.4%
100.0%
sided)
sided)
sided)
% within Minuman_Manis
Count
Expected Count
% within Minuman_Manis
Total
Total
Expected Count
Tidak Berisiko
Tidak Obesitas
Count
Expected Count
% within Minuman_Manis
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
df
a
.971
.000
1.000
.001
.971
.001
b
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
1.000
N of Valid Cases
52
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.06.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Lower
Upper
1.023
.301
3.477
1.009
.617
1.650
.987
.474
2.052
Tidak Berisiko)
For cohort LP = Obesitas
For cohort LP = Tidak
Obesitas
N of Valid Cases
52
.611
xxvi
Kurang Aktif
Count
26
15.5
10.5
26.0
65.4%
34.6%
100.0%
14
12
26
15.5
10.5
26.0
53.8%
46.2%
100.0%
31
21
52
31.0
21.0
52.0
59.6%
40.4%
100.0%
sided)
sided)
sided)
% within kategori_aktivitas2
Count
Expected Count
% within kategori_aktivitas2
Total
Total
17
Expected Count
Aktif
Tidak Obesitas
Count
Expected Count
% within kategori_aktivitas2
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
df
a
.397
.320
.572
.721
.396
.719
b
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
.572
N of Valid Cases
52
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Lower
Upper
1.619
.530
4.946
1.214
.772
1.909
.750
.383
1.468
Aktif / Aktif)
For cohort LP = Obesitas
For cohort LP = Tidak
Obesitas
N of Valid Cases
52
.286
xxvii
Rendah
Count
Expected Count
% within Tingkat_Pendidikan
Tinggi
Count
Expected Count
% within Tingkat_Pendidikan
Total
Count
Expected Count
% within Tingkat_Pendidikan
Tidak Obesitas
Total
26
20
46
27.4
18.6
46.0
56.5%
43.5%
100.0%
3.6
2.4
6.0
83.3%
16.7%
100.0%
31
21
52
31.0
21.0
52.0
59.6%
40.4%
100.0%
Chi-Square Tests
Value
Pearson Chi-Square
Continuity Correction
sided)
sided)
sided)
df
a
.208
.667
.414
1.761
.185
1.585
b
Likelihood Ratio
.382
N of Valid Cases
52
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.42.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value
Lower
Upper
.260
.028
2.405
.678
.437
1.052
2.609
.423
16.089
/ Tinggi)
For cohort LP = Obesitas
For cohort LP = Tidak
Obesitas
N of Valid Cases
52
.211