You are on page 1of 4

NAMA

: Riki Kurnia Firdaus

NIM

: 1137060063

MAT.KULIAH

: Budidaya Tanaman Pangan Utama

Kumbang Penggerek Ubi Jalar Cylas spp. (Coleoptera : Curculionidae)


Gejala :
terdapat lubang-lubang kecil bekas gerekan yang tertutup oleh kotoran berwarna hijau dan berbau
menyengat. Hama ini biasanya menyerang tanaman ubi jalar yang sudah berubi. Bila hama terbawa
oleh ubi ke gudang penyimpanan, sering merusak ubi hingga menurunkan kuantitas dan kualitas
produksi secara nyata
Pengendalian :

pergiliran atau rotasi tanaman dengan jenis tanaman yang tidak sefamili dengan ubi
jalar, misalnya padi-ubi jalar-padi
pembumbunan atau penimbunan guludan untuk menutup ubi yang terbuka
pengambilan dan pemusnahan ubi yang terserang hama cukup berat
pengamatan/monitoring hama di pertanaman ubi jalar secara periodik: bila ditemukan
tingkat serangan > 5 %, segera dilakukan tindakan pengendalian hama secara kimiawi
penyemprotan insektisida yang mangkus dan sangkil, seperti Decis 2,5 EC atau
Monitor 200 LC dengan konsentrasi yang dianjurkan
penanaman jenis ubi jalar yang berkulit tebal dan bergetah banyak
pemanenan tidak terlambat untuk mengurangi tingkat kerusakan yang lebih berat.
Pengendalian secara kultur teknis.
Pengendalian secara kultur teknis meliputi : penggunaan bahan tanam (stek batang) yang terbebas dari
infestasi kumbang Cylas, melakukan rotasi tanaman, membersihkan dan menyingkirkan sisa-sisa
tanaman atau umbi sisa panen sebelumnya yang tertinggal di lapangan (sanitasi), melakukan
penggenangan lapangan selama 24 jam setelah selesai panen, membersihkan dan menyingkirkan
inang alternatif (tumbuhan inang liar), menanam ubi jalar jauh dari daerah sumber serangan kumbang
Cylas, pengurugan guludan tanah di sekitar pangkal batang tanaman dan pengurugan retakan-retakan
tanah, dan menerapkan sistem pengairan yang cukup untuk mencegah atau mengurangi retakan tanah.

Perlakuan pada bahan tanam.

Perendaman bibit tanaman kedalam larutan Beauveria bassiana atau insektisida (seperti karbofuran
atau diazinon) selama 30 menit sebelum penanaman dapat mengendalikan kumbang Cylas pada
periode awal musim tanam.
Penggunaan varietas agak tahan.
Varietas tahan atau varietas yang mempunyai tingkat ketahanan yang tinggi terhadap kumbang Cylas
sampai dengan saat ini belum ada. Beberapa varietas memiliki tingkat ketahanan yang rendah hingga
menengah. Varietas lainnya terhindar dari serangan kumbang Cylas karena umbi yang dihasilkannya
terletak lebih dalam dari permukaan tanah atau karena varietas tersebut mempunyai masa panen yang
singkat dan dapat dipanen lebih awal.
Feromon seks.
Feromon spesifik yang dihasilkan oleh kumbang Cylas betina untuk menarik kumbang jantan telah
berhasil diidentifikasi. Feromon lures untuk C. formicarius sudah tersedia secara komersial.
Perangkap feromon digunakan sebagai alat untuk memonitoring dan memantau keberadaan populasi
kumbang Cylas. Banyak perangkap hasil rancangan petani dengan menggunakan bahan lokal efektif
untuk menangkap kumbang Cylas. Hasil tangkapan perangkap bisa menjadi indikator ada tidaknya
kumbang Cylas. Jika pada perangkap tidak ditemukan kumbang Cylas, itu merupakan indikasi bahwa
pertanaman ubi jalar di lapangan aman dari serangan kumbang Cylas.
Agensia hayati.
Agensia hayati yang dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan kumbang Cylas antara lain Beauveria
bassiana, Metarrhizium anisopliae, nematoda Heterorhabditis spp. dan Steinernema spp. Jamur
entomopatogen dapat menginfeksi dan membunuh serangga dewasa (kumbang), sedangkan nematoda
dapat membunuh larva.
Predator.
Semut, laba-laba, kumbang Carabidae dan cocopet merupakan predator-predator umum yang
mempunyai peranan penting sebagai musuh alami kumbang Cylas.

Mekanisme Pengapuran Terhadap Tingkat Keasaman Tanah


Pemberian kapur dalam tanah dapat menyebabkan kalium tanah menjadi tidak
tersedia bagi tanaman. Kapur adalah setiap bahan yang mengandung kalsium yang dapat
diberikan kepada tanah guna menaikkan Ph. Kenaikan Ph ini dapat berlangsung karena
beberapa faktor ion Hidrogen (H+) dalam larutan tanah dinonaktifkan. Pengapuran secara
umum adalah pemberian bahan-bahan kapur dengan maksud menaikkan Ph tanah yang

bereaksi asam menjadi mendekati netral dengan nilai Ph sekitar 6,5. Mekanisme reaksi kapur
dengan tanah masam adalah komplit. Tingkat netralisasi dan hasil akhir dari reaksinya tidak
diketahui secara pasti. Bila kapur diberikan kedalam tanah, kemungkinan bereaksi adalah
dengan air yang mengandung CO2 dan dengan koloid tanah.
Reaksi dengan H2o antara lain
CaO + H2O Ca (OH)2
CaCO3 + H2O Ca+2+HCO-3 + OH
Reaksi dengan H2CO3
CaCO3 + H2CO3

Ca (HCO3)2

Ca(OH)2 +2H2CO Ca(HCO)2 + 2H2O


Tanah masam adalah tanah dengan Ph tanah rendah kandungan Ion H+ yang tinggi.
Dalam tanah masam (tanah kering) banyak ditemukan Ion Al3+ yang bersifat masam.karena
dengan air ion tersebut dapat menghasilkan ion H+. Oleh karena itu ion H+ (keasaman aktif)
harus dikeluarkan dari larutan tanah dan ion Al3+ (keasaman potensial) harus dinetralkan.
Jadi tujuan pengapuran adalah supaya kaloid tanah menjadi netral, alumunium dinonaktifkan
dan hidrogen dioksidasi menjadi air. Secara umum manfaat pengapuran menurut Buckman
dan Bredy (1982) dan Hardjowgeno (1985) sebagai berikut:

Menaikkan Ph tanah sehingga mendekati Netral


Menambah unsur Ca dan Mg
Menambahkan ketersediaan unsur hara N, P, dan Mo
Mengurangi keracunanunsur Fe, Al, dan Mn
Memperbaiki kehidupan mikroorganisme dan membantu pembentukan bintil akar
Efek pengapuran dalam pengelolaan tanah dapat dikatagorikan ke dalam tiga hal,

yaitu : efek fisik, efek kimia, dan efek biologis. Pertama, pengaruh pengapuran terhadap fisik
tanah. Dalam tanah yang bertekstur liat sampai liat berat ada kecenderungan penggabungan
butir-butir halus semakin rapat (massif) dan kompak. Keadaan semacam ini menghambat
gerakan air dan udara, karena itu sangat diperlukan pembutiran (granulasi) dan pembentukan
struktur tanah yang mempunyai porositas tinggi. Struktur remah dibentuk antar butir tanah
dengan meningkatkan efek biotik karena meningkatnya aktivitas biologi tanah. Hal ini akan
meningkatkan dekomposisi bahan organik tanah dan sintesis humus. Pengapuran akan

menstimulasi aktivitas mikroorganisme dan meningkat-kan dekomposisi bahan organik tanah


yang sangat penting dalam pembentukan struktur remah. Kedua, pengapuran pada tanah
masam akan mengubah reaksi tanah dan mempunyai efek kimia yang sangat luas, yaitu:

Konsentrasi ion H+ menurun,


Konsentrasi ion OH- meningkat,
Kelarutan besi, aluminium dan mangan menurun,
Ketersediaan fosfat dan molibdat akan meningkat,
Kalsium dan magnesium dapat ditukar akan meningkat,
Persentase kejenuhan basa akan meningkat,
Ketersediaan kalium dapat meningkat atau menurun tergantung ion Ca dan Mg dalam
larutan tanah.
Daftar Pustaka

Rukmana, Rahmat. 1997. Ubi jalar: budi daya dan pascapanen. Yogyakarta: Kanisius.

You might also like