Professional Documents
Culture Documents
Pembentukan
Trombus
pada
Atrial
Vein
Trombosis
adalah
suatu
vena
mesenterika).
pada
Trombosis
lengan,
vena
retina,
dalam
dan
hanya
yang
terjadi
disekitar
trombus,
sehingga
menyebabkan
blockade
yang
menyebabkan
tingginya
insiden
EPIDEMIOLOGI
Trombosis vena dalam terjadi kira-kira 1 per
1000
orang
menyebabkan
per
tahun.
kematian
Kira-kira
akibat
1-5%
komplikasi.
2.
3.
atau
lambatnya
predisposisi
dan
aliran
untuk
tampaknya
darah
terjadinya
menjadi
factor
trombosit
dan
fibrin,
yang
mencetuskan
endotel
yang
tidak
jelas,
yang
peradangan
dapat
terjadi.
Penyebab
kompleks
antara
berbagai
macam
pembekuan
dan
trombosit,
fibrinolitik
intrinsic
menyeimbangkan
trauma,
pembedahan
dapat
terapi
estrogen,
menyebabkan
atau
kelainan
koagulasi.
Trombosis vena akan meningkatkan resistensi
aliran vena dari ekstremitas bawah. Dengan
meningkatnya
akan
resistensi,
terganggu,
pengosongan
menyebabkan
vena
peningkatan
merusak
vena.
diskrasia
hiperkoagulabilitas.
dapat
menyebabkan
Trombofelitis
adalah
peradangan
dinding
statis
atau
hiperkoagulabilitas
tanpa
ekstremitas.
Gangguan
ini
dapat
vena
tersusun
atas
agregat
bangunan
tambahan
ekor
yang
trombosis
vena
tidak
(asimptomatik),
lebih
dalam
memberikan
dari
50%
yang
kecil
gejala
penderita
DIAGNOSIS
Diagnosis trombosis vena dalam ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis, dan
pemeriksaan penunjang. Berdasarkan anamnesis
didapatkan adanya keluhan nyeri pada kaki dan
edema
dan
adanya
beberapa
faktor
resiko
lanjut,
penggunaan
obesitas,
infeksi,
kontrasepsi,
immobilisasi,
tembakau,
dan
menggunakan
Berdasarkan
skor
beberapa
klinik
Scarvelis
parameter.
dan
Wells
sebagai berikut :
Ekstremitas bawah
sensitive
untuk
tromboembolisme
d-dimer
seperti
juga
dapat
keganasan,
meninggi
kehamilan
pada
dan
setelah operasi.
b)
Protein S, protein c, antithrombin III, faktor V,
prothrombin, antifosfolipid antibody, dan kadar
hemosistein. Defisiensi terhadap beberapa faktor
ini merupakan suatu keadaan abnormal yang
menyebabkan terjadinya hiperkoagulasi.
2.
Imaging (pencitraan)
a)
Venografi
Merupakan suatu pemeriksaan gold standard
untuk menegakkan diagnose trombosis vena
dalam dengan menggunakan kontras. Prosedur
alergi
gambaran
atau
trombosis
trombosis
vena
vena.
dalam
Berikut
pada
a.
poplitea.
b)
Ultrasonografi
Merupakan suatu pemeriksaan yang non invasif,
tetapi ultrasonografi bukan suatu pemeriksaan
yang memuaskan untuk menegakkan diagnosis
trombosis
vena
pada
tungkai.
Ultrasonografi
yang
membengkak.
sangat
sensitif
dan
Sedangkan
dapat
MRI
mendiagnostik
heparin
intravena
atau
trombolitik
trombosit
beberapa
bulan.
atau
Jika
warfarin
terjadi
emboli
selama
pelana,
memperlihatkan
hasil
langsung
baik,
kava
perkutan
inferior
yang
menembus
menvegaha
dipasang
lumen
kambuhnya
vena
emboli
secara
untuk
paru.
tungkai
antikoagulan
untuk
harus
ditangani
mencegah
dengan
penyebaran
bebat
stoking
dan
rata-rata
Perdarahan
Perdarahan diakibatkan oleh penggunaan terapi
antikoagulan.
2.
Emboli paru
Terjadi akibat terlepasnya trombus dari dinding
pembuluh darah kemudian trombus ini terbawa
aliran
darah
pembuluh
bendungan
hingga
darah
aliran
paru
akhirnya
dan
darah.
Ini
berhenti
di
mengakibatkan
dapat
terjadi
katup
pada
vena
oleh
tungkai
vena
bawah.
menjadi
Ini
terkumpul
mengakibatkan
pada
nyeri,
masa
yang
lama
mempunyai
resiko
antikoagulan
terapi
angka
kematian
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Trombosis
Trombus ialah suatu benda yang tersusun oleh dan dari unsur-unsur darah didalam pembuluh
darah atau jantung sewaktu masih hidup.
Trombosis ialah Proses pembentukan bekuan darah atau koagulum dalam sistem
vaskuler (yaitu pembuluh darah atau jantung ) selama manusia masih hidup. Koagulum
darah dinamakan trombus. Akumulasi darah yang membeku diluar sistem vaskuler ( misal ,
hematoma ), tidak disebut trombus. Selanjutnya bekuan yang terbentuk didalam
kardiovaskuler setelah meninggal tidak disebut trombus. Bekuan semacam itu disebut bekuan
postmortem.
Trombosis jelas memiliki nilai adaptif yang berharga dalam kasus perdarahan,
trombus bekerja sebagai sumbatan hemostasis yang sangat efektif. Namun, trombosis dapat
jugs terjadi jika mekanisme pengaturan normal terganggu dari keadaan ini terbukti sangat
berbahaya.
B. Macam-macam bentuk trombus
Trombus yang menyebabkan lumen pembuluh tersumbat dinamai occlusive
thrombus. Masa yang dibentuk sepanjang pembuluh yang terbendung dan merupakan
perpanjangan trombus dinamai propagating thrombus. Trombus dapat memanjang dan
masuk kedalam cabang pembuluh, dinamai sadlle atau riding thorombus. Trombus dengan
bagian yang melekat pada dinding pembuluh dan pada bagian yang terlepas seolah-olah
berenang dalam darah tanpa menyebabkan oklusi pembuluh dinamai mural atau parietal
thrombus
Trombus mural dalam jantung kadang-kadang bertangkai panjang dinamai
pedunculated thrombus. Bila trombus ini terlepas dan hanyut terbawa aliran darah,karena
besar dapat tersangkut dan tidak dapat melewati ostium , merupakan ball thrombus.
Sebenarnya bukan trombus melainkan embolus, oleh karena tidak melekat lagi pada dinding.
Trombus juga sering dibedakan menurut warnanya :
Red thrombus
White thrombus
Mixed thrombus
Septic thrombus
: trombus yang mengandung sarang-sarang kuman
Bald atau sterile thrombus, trombus tanpa kuman
Trombus dapat dibentuk dalam :
1. Arteri
2. Vena (paling sering)
3. Jantung
Dalam pembuluh limfe biasanya hanya dibentuk coagulum : mekanismenya lain dari
pembentukan trombus , oleh karena dalam limfe memeng tidak terdapat trombosit.
Trombus paling sering ditemukan dalam :
V. Saphena magna dan
Vena-vena lapisan dalam(profunda) pada betis.
Selain itu dalam vena pelvis , mesenterium dan vena portae. Trombus sering merupakan
komplikasi radang pembuluh vena, sehingga terjadi thrombophlebitis. Dalam hal ini trombus
sangat adheren. Harus dibedakandengan phlebothrombosis, yaitu kebalikannya:
Trombus primer dalam vena
Radang merupakan komplikasi daripada trombus
Trombus tidak begitu adheren
Dalam praktek , phlebothrombosis dan thrombophlebitis sukar saling dibedakan .
Trombosis arteri sering ditemukan pada arteri yang arterosklerotik, tapi dapat juga terjadi
karena radang atau hal lain.
Trombosis arteri sering terjadi pada :
1. Tungkai bawah
2. A.coronaria
3. A. Renalis
4. A.mesentrica
Trombosis yang terjadi pada aneurisma dapat dianggap sebagai proteksi tubuh agar tidak
terjadi ruptura.
Trombosis kardial sering terjadi pada infark myocard , sering pada ventrikel kiri . ball
thrombus sering terjadi pada atrium oleh karena stenosis mitralis.Trombosis katub jantung
sering ditemukan bila terdapat radang pada katup yang merupakan vegetasi-vegetasi juga
paling sering disebelah kiri.
C. Pembentukan dan struktur thrombus
Normal, darah yang mengalir tetap cair karena terdapat keseimbangan tertentu yang
sangat komplek. Pada keadaan tertentu keseimbangan ini dapat terganggu sehingga terjadi
trombosis. Pada keadaan ini trombosittrombosit melekat pada permukaan endotel pembuluh
atau jantung. Darah yang mengalir menyebabkan makin banyak trombosit diletakkan pada
tempat itu . Karena sifat trombosit , maka trombosit dapat saling melekat, sehingga terbentuk
suatu masa yang menonjol kedalam
lumen.
Pada saat tertentu, terutama bila aliran darah cepat seperti dalam
arteri-arteri, masa yang terbentuk dari trombosit akan terlepas dari dinding-dinding
pembuluh, tetapi kemudian diganti lagi oleh trombosit lain.
Jika terjadi suatu kerusakan pada trombosit maka akan dilepaskan suatu zat
tromboplastin. Zat inilah yang merangsang proses pembentukan beku darah. Tromboplastin
akan mengubah protombin yang terdapt dalam darah menjadi trombin, yang kemudian
bereaksi dengan fibrinogen menjadi fibrin .
Trombosit -tromboplastin
+
Protrombin trombin
+
Fibrinogen-fibrin
Selain itu trombin juga menyebabkan pecahnya trombosit sehingga terbentuk lebih
banyak
tromboplastin.
D.
1.
2.
3.
lines
of
Zahn.
Trombus warnanya putih dan
merah berbutir-butir. Bila dipotong maka tampak bergaris-garisyang berlapis-lapis putih
kelabu.
Mula-mula
trombus
hanya
merupakan suatu bercak yang tidak menyumbat aliran darah dan melekat pada dinding
pembuluh darah, dinamai trombus mural, yang misalnya terjadi dalam suatu pembuluh besar
seperti aorta dan rongga jantung.
Trombus mural dalam jantung sangat penting, karena trombus ini dapat membesar dan
bertangkai masuk kedalam serambi jantung .Karena trombus bertangkai , jadi dapt bergerak,
maka kemungkinan trombus jatuh kedalam ostium jantung dan menutup, merupakan suatu
ball valve (pentil) atau akan pecah menjadi fragmen-fragmen merupakan embolus/
Pada pembuluh kecil, trombus dapat menyebabkan sumbatan yang sempurna atau
komplit, sehingga terjadi stasis.
Etiologi
Menurut Virchow 3 faktor memegang peranan ( trias Virchow)
Perubahan pada permukaan endotel pembuluh
Perubahan pada aliran darah
Perubahan pada konstitusi darah
Perubahan pada permukaan Endotel
Endotel normal merupakan permukaan yang rata dan halus . Dianggap bahwa pada
endotel normal terdapat muatan listrik yang akan menolak tiap unsur darah yang mendekat.
Apabila terjadi kerusakan endotel maka akan terjadi perubahan dalam potensial listriknya,
sehingga trombosit dapat melekat pada endotel.
Suatu anggapan lain menyatakan bahwa jaringan endotel yang rusak mengeluarkan
suatu zat sehingga terjadi koogulasi darah.
Trombosit dapat terjadi pada :
Atherosclerosis , yaitu suatu kelainan degenaratif pada dinding pembuluh, sehingga intima
menjadi tidak rata dan menebal.
Radang pembuluh darah seperti pada Polyarteritis nodosa, thromboangiitis obliterans
( penyakit Winiwarter-Buerger ), thrombophlebitis
Trombosis juga dapat terjadi pada endocard yang melapisi jaringan jantung yang mengalami
infarkmyo myocard dan pada endocarditis
Ruda paksa (trauma ) meskipun tidak disertai sobekan pada pembuluh dapat menyebabkan
pembentukan trombus .
Pada aorta yang mempunyai lumen lebar dan aliran darah cepat,trombus jarang menjadi
besar. Dalam cabang-cabang aorta dengan lumen yang sempit sering terjadi trombus yang
menyebabkan penyumbatan ( occlusio).
E. Akibat-akibat Trombosis
Bergantung kepada besar dan jenis trombus , pembuluh yang terkena , dan terdapat tidaknya
kolateral yang cukup baik.
Trombus yang terbentuk dalam vena menimbulkan :
Stasis darah
Bendungan pasif
Edema dan kadang-kadang nekrosis
Trombus dalam arteri dapat menimbulkan :
1. Iskhemi
2. Nekrosis
3. Infark atau ganggren
Bila alat tubuh yang terkena mempunyai kolateral baik, nekrosis tidak terjadi.
Trombus dalam atrium kiri dapat menjadi ball thrombus, yang pada stenosis mitralis
dapat menyumbat ostium mitralis dan menimbulkan gangguan sirkulasi pada tempat-tempat
yang lebih perifer , sehingga terjadiu:
1. Nekrosis
2. Radang atau infeksi (pada trombus septik)atau
3. Kematian mendadak (pada panyumbatan a.coronaria)
F. Nasib Trombus
Trombus yang terlepas menjadi embolus, dihanyutkan oleh aliran darah , akhirnya
tersangkut menyumbat arteri pada tempat yang jauh. Trombus yang menetap, lama-lama akan
mengalami berbagai perubahan. Benda-benda yang membentuk trombus akan dirobek. Fibrin
yang merupakan serabut akan menghilang sehingga massanya menjadi homegen. Proses yang
terjadi pada trombus disebut organisasi. Dari tepi, tempat trombus melekat pada dinding
pembuluh darah, masuklah fibroblas-fibroblas dan kapiler-kapiler.
Ruang-ruang yang terbentuk akibat lisis, dilapisi oleh sel endotel. Ruang ini lamalama melebar dan sambung menyambung merupakan saluran-saluran yang berisi darah,
sehingga trombus ditembus oleh saluran baru yang dapat mengalirkan darah lagi. Proses ini
disebut rekanalisasi. Akhirnya trombus mengerut sehingga lumen pembuluh darah dapat
dialiri darah dan berfungsi lagi.
Suatu trombus juga dapat berkapur, mengalami kalsifikasi. Kalsifikasi trombus sering
ditemukan dalam vena kecil-kecil . Benda-benda kapur dalam vena disebut phlebolith.
Trombus yang mengapur dalam arteri lebih jarang ditemukan dan disebut arteriolith.
G. Morfologi dan perjalanan Trombus
Trombus terdiri dari berbagai kombinasi antara trombosit ,endapan fibrin dan sel
darah merah serta leukosit yang terjaring. Konfigurasi yang tepat dari trombus tergantung
pada keadaan dimana trombus tersebut terbentuk . jika trombus mulai terbentuk dalam aliran
darah,unsur pertama yang sangat sering adalah gumpalan trombosit yang melekat pada
endotel. Hal ini dapat terjadi karena aliran yang abnormal memungkinkan trombosit berdiam
pada endotel atau terlempar ke endotel: hal ini dapat terjadoi karena lapisan endotel menjadi
kasar ,sehingga akan menimbulkan nidus untuk agregasi trombosit. Sewaktu trombosit
mengalami agregasi ,mereka melepaskan zat-zat yang menimbulkan pengendapan fibrin
,sehingga dengan segera agregasi trombosit dikelilingi oleh fibrin dan menjaring sel darah
merah. Gelombang peristiwa yang berturut-turut semacam ini dapat mengakibatkan struktur
trombus yang kompleks dan berulang. Sebaliknya ,jika trombus terbentuk dalam pembuluh
dimana aliran darahnya telah berhenti,maka gumpalan darahnya hanya terdiri dari jalinan
difusfibrin yang menangkap unsur-unsur darah kurang lebih secara homogen. Tetapi, berbeda
dengan proses yang baru saja dijelaskan, bekuan postmortem terjadi dengan agak lambat
sehingga unsur-unsur darah yang terbentuk berlapis-lapis sebelum bekuan mengeras,sehingga
sel-sel darah merah, sel-sel darah putih dan fibrin terpisah. Bekuan postmortem semacam itu
cenderung lebih elastis dari trombosit sejati dan jauh lebih jarang melekat pada dinding
pembuluh . perbedaan ini dapat menjadi penting pada saat otopsi
Secara harafiah trombus dapat terjadi dalam tiap bagian sistem kardiovaskuler akibat
berbagai sebab. Trombus vena menggambarkan trombus dari sebuah vena profunda yang
besar dari tungkai, trombus semacam itu sering kali dijumpai pada orang yang dirawat
dirumah sakit, penderita yang harus terlentang ditempat tidur. Timbulnya trombus ini ,
umumnya berkaitan dengan menurunnya laju aliran melalui vena-vena ini, selanjunya
sekunder akibat kehilangan daya pompa aktifitas otot. Keadaan ini pada banyak kejadian
diperberat oleh penyumbatan sirkulasi perifer yang berkaitan dengan kegagalan jantung
kronik.
Trombosis pembentukan massa bekuan darah dalam sistem kardiovaskuler yang tak
terkendali. Massa itu disebut trombus, jika terlepas & ikut aliran darah disebut embolus
Dapat berakibat : menyumbat arteri dan peluang emboli Patogenesis : akibat ketidakadekuatan aktifitas proses hemostasis yang normal Hemostasis normal dipengaruhi : jejas
sel endotel, sel trombosit, sistem koagulasi
23. Sel endotel Jika sel endotel utuh/ tidak terjadi jejas, dapat menghambat trombosis
degan cara : Menghambat agregasi trombosit Mempermudah kerja anti trombin III
Jika sel endotel terjejas, dapat mmempermudah trombosis dengan cara : Mempermudah
perlekatan trombosit dengan kolagen Mensintesis faktor VIII
24. Trombosit Jika sel endotel mengalami jejas maka kolagen jaringan akan
bersentuhan dengan sel trombosit. Selanjutnya akan terjadi perlekatan disertai dengan
reaksi pelepasan dan agregasi trombosit ADP menyebabkan agregasi trombosit bersifat
rapuh dan mudah lepas Tromboxan A2 menyebabkan massa agregasi lebih kuat
25. Trombosit yang beredar Perlekatan dengan kolagen Reaksi pelepasan ADP
Tromboxan A2 Penggumpalan PF3 Trombin Sumbatan fibrin/trombosit
26. Sistem koagulasi Merupakan rangkaian koagulasi yang mengubah proenzim
menjadi enzim aktif yang berakhir pada perubahan protein plasma fibrinogen (larut) menjadi
fibrin (tidak larut) Secara normal fibrin yang terbentuk akan dipecah oleh plasmin yang
berasal dari plasminogen Perubahan plasminogen menjadi plasmin dilakukan oleh
Plasminogen Activator (PA) yaitu : t-PA (tissue/jaringan) Urokinase/ u-PA (urine)
Streptokinase (eksogen)
27. Trombogenesis Faktor predisposisi : Jejas endotel Hipertensi, racun bakteri,
endotoksin, hiperkolesterol Statis dan turbulensi Merusak aliran laminer dan
membiarkan endotel bersentuhan dengan kolagen Hiperkoagulasi Sindroma nefrotik,
neoplasma ganas, pengguanan kontrasepsi oral
28. Morfologi trombus Trombus arteri Bersifat kering, mudah rapuh Terlihat
sebagai massa ke-abu2-an yang membentuk garis zahn Terdiri dari trombosit dan fibrin
yang berwarna keputihan sehingga dinamakan juga trombus putih Trombus vena
Disebut juga flebotrombosis (trombus oklusif) Berbentuk silinder panjang Terdiri dari
eritrosit sehingga dinamakan juga trombus merah
Etiologi
(1) Kelainan Mekanis
a.
d. Tamponade perikardium
e.
Retriksi endokardium
f.
Anuerisma ventrikel
Primer
Kardiomiopati
Miokarditis
Kelainan metabolik
Toksisitas
Kekurangan O2
Kelainan metabolik
Inflamasi
Penyakit sistemik
c.
Henti jantung
Fibrilas