Professional Documents
Culture Documents
SALURAN
PERNAFASAN
AKUT)
BERULANG
DI
Pembimbing,
Pembimbing,
KATA PENGANTAR
ISPA
(INFEKSI
SALURAN
PERNAFASAN
AKUT)
Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS, DipIDK, selaku kepala bagian Ilmu
Kedokteran Komunitas Universitas YARSI.
Dr. Dini Widianti, M.KK, selaku sekretaaris staf pengajar bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
Dr. Citra Dewi, M.Kes, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
Dr. Fathul Jannah, M.Si, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
Dr. Yusnita, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
10 Rifda Wulansari, SP, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
11 Rifqatussaadah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
12 Seluruh tenaga kesehatan yang terkait di Puskesmas Kecamatan Teluk Naga,
Tangerang.
13 Seluruh rekan sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama
sehingga tersusun laporan ini.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
Judul
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .........................................................................................................
ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................................
vii
DAFTAR DIAGRAM ........................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................................
ix
DAFTAR BAGAN .............................................................................................................
x
BAB I. LATAR BELAKANG
1.1 Gambaran Umum Desa Secara Geografis.....................................................................
1
1.1.1
Situasi
Keadaan
Umum
........................................................................................................................
1
1.3.2.3
Keluarga
Tn.
Tapsin
............................................................................................................
13
1.3.2.4
Keluarga
Tn.
Ahmad
Suaeb
............................................................................................................
18
1.4 Penentuan Area Masalah ..............................................................................................
20
1.4.1
Rumusan
Area
Masalah
Keluarga
Binaan
........................................................................................................................
20
1.4.2
Alasan
Pemilihan
Area
Masalah
........................................................................................................................
23
BAB II. KEPUSTAKAAN
2.1 Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut ....................................................................
27
2.1.1
Definisi
........................................................................................................................
27
2.1.2
Epidemiologi
........................................................................................................................
28
2.1.3
Gejala
........................................................................................................................
28
2.1.4
Etiologi
........................................................................................................................
30
2.1.5
Klasifikasi
........................................................................................................................
31
2.1.6
Patofisiologi
........................................................................................................................
32
2.1.7.Diagnosis.
........................................................................................................................
33
2.1.8.Tatalaksana.
........................................................................................................................
33
2.1.9.Komplikasi.
........................................................................................................................
34
2.1.10.
Pencegahan.
........................................................................................................................
34
2.2 Kerangka Teori...............................................................................................................
44
2.4 Kerangka Konsep..........................................................................................................
45
2.5 Definisi Operasional .....................................................................................................
46
10
11
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Distribusi Jenis Kelamin.................................................................................
55
12
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Sarana Desa Pangkalan........................................................................................
3
Tabel 1.2 Tingkat Pendidikan Desa Pangkalan....................................................................
3
Tabel 1.3 Sepuluh Besar Penyakit.......................................................................................
4
Tabel 1.4 Sarana Kesehatan.................................................................................................
4
13
14
15
BAB I
LATAR BELAKANG
A. Batas wilayah
Batasbatas wilayah Desa Pangkalan seperti yang terlihat pada gambar adalah
sebagai berikut :
1 Sebelah utara berbatasan dengan Desa Tegal Angus
2 Sebelah barat berbatasan dengan Desa Lemo dan Kampung Besar
3 Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kalibaru
4 Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kampung Melayu Barat
Gamb
ar 1.2. Peta Batas Wilayah Desa Pangkalan
(Sumber : Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus Tahun 2015)
1.2.
Sarana Pendidikan
TK (sederajat)
SD (sederajat)
SMP (sederajat)
SMA (sederajat)
Perguruan Tinggi
Lembaga Keterampilan (kursus)
Jumlah
2 Unit
6 Unit
2 Unit
1 Unit
1 Unit
1 Unit
SD
SMP
SMA
Sarjana
1.820
879
231
15
SD
672
Jumlah
471
139
113
113
108
88
84
76
Myalgia
Penyakit Pulpa dan periapikal
58
52
Jumlah
1 Unit
2 Unit
1 Unit
3 Unit
3 Unit
2 Unit
1.3.
Rute perjalaan dari Puskesmas Tegal Angus menuju ke rumah keluarga binaan
sekitar 20 menit perjalanan dan sekitar 3 km dari Puskesmas Tegal Angus.
Setibanya di Desa Pangkalan, dari jalan raya sekitar 5 menit dan sekitar 100 meter
dari jalan raya, masuk gang Desa Pangkalan.
1.3.1. Gambaran Keluarga Binaan
1.3.1.1 Keluarga binaan Tn. Rojama
Tabel.1.5. Data Keluarga Tn. Rojama
Nama
Status
Keluarga
Tn. Rojama
Kepala
Jenis
Istri
Pendidikan
36
Tamat SD
Pekerjaan
Penghasilan
Kelamin
L
keluarga
Ny. Ida
Usia
tahun
P
37
tahun
Kuli
panggul
SD kelas 3
Tukang
Rp.30.000/hari
cuci
Firdaus
Anak ke-
1
Nurjamalia
Tamat SMP
tahun
P
2
Risma
16
12
Pegawai
Rp. 150.000
toko
/minggu
SD
Siswi
SD
Siswi
tahun
P
7
tahun
Keluarga binaan adalah keluarga Tn. Rojama yang tinggal di RT 005/RW 004,
Kampung Kebon Jamblang, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten. Tn. Rojama memiliki 5 orang anggota keluarga yang
tinggal dalam satu rumah. Keluarga ini terdiri dari seorang suami, istri, dan tiga
anaknya yang tinggal serumah. Tn. Rojama sebagai kepala keluarga berusia 36
tahun dengan latar belakang hanya menempuh pendidikan tamat Sekolah Dasar.
Ny.Ida sebagai istri berusia 37 tahun dengan latar belakang juga hanya sampai
kelas 3 SD.
An. Firdaus merupakan anak pertama yang berusia 16 tahun. An. Firdaus
bersekolah hanya tamat SMP, dan sekarang bekerja di toko orang. Anak kedua
bernama Nurjamalia yang berusia 12 tahun, bersekolah baru kelas 6 SD. Anak
ketiga yaitu An. Risma berusia 7 tahun kelas 1 SD. Tn.Rojama berprofesi sebagai
kuli panggul di pasar. Tn. Rojama biasanya pergi kerja sebagai kuli panggul mulai
dari pukul 07.00 WIB dan biasanya pulang pukul 17.00 WIB, namun terkadang
jika ada tambahan kerja hingga pukul 21.00 WIB. Karena jarak dari rumah Tn.
Rojama ke pasar cukup jauh, dan pendapatan yang tidak menentu jika kuli
panggul tidak ada dalam sehari. Tn. Rojama mendapatkan penghasilan paling
banyaknya Rp 30.000 dalam setiap harinya.
Ny.Ida bekerja sebagai pekerja cuci baju di komplek yang dekat dengan daerah
rumahnya. Tetapi pekerjaan tersebut tidak menetap setiap harinya, terkadang jika
ada halangan maka ia tidak mendapatkan uang. Ny. Ida mendapatkan upah yang
tidak menentu sebagai pekerja cuci baju Rp. 30.000 dalam setiap harinya.
Tn. Rojama memiliki luas tanah yaitu sekitar 150 m2. Didalamnya terdapat 1
ruangan untuk kamar tidur, dapur, ruang tamu, dan kandang ayam di dalam
rumah. Tiap ruangan tidak memiliki pintu, hanya sekat dari kain. Rumah Tn.
Rojama tidak memiliki kamar mandi dan jamban, sehingga harus menumpang di
rumah RT.
Keluarga Tn. Rojama memiliki pola makan sebanyak 2 kali dalam sehari.
Menu yang biasa dimakan adalah sayur-sayuran, tahu, tempe, dan ikan. Keluarga
Tn. Rojama mengaku jarang sekali mencuci tangan sebelum dan sesudah makan,
maupun sesudah selesai aktivitas. Keluarga Tn. Rojama tidak mengetahui tentang
mencuci tangan yang baik dan benar. Keluarga Tn. Rojama mengaku hampir tidak
pernah melakukan olahraga. Keluarga Tn. Rojama memiliki masalah kesehatan
dalam sebulan terakhir ini, anak ketiga dari Tn. Rojama sedang mengalami
dermatitis pada kulit kepala sehingga rambutnya harus di botak. Penyakit yang
sering dialami oleh anggota keluarganya adalah demam, dan batuk pilek yang
sering dialami.
7 meter x 8 meter
Gambar1.3. Denah Rumah Keluarga Tn. Rojama
Tabel 1.6. Faktor internal keluarga Tn. Rojama
No
1
Faktor Internal
Kebiasaan merokok
Permasalahan
Tn. Rojama merokok sekitar 8 batang dalam satu hari,
biasanya kebiasaan merokok ini dilakukan di dalam dan
di luar rumah.
Olah raga
Pola Makan
No
4
Faktor Internal
Permasalahan
Pola Pencarian
Pengobatan
Aktivitas sehari-hari
Dasar.
Keluarga Tn. Rojama tidak memiliki kebiasaan mencuci
7
Mencuci tangan
Kriteria
Permasalahan
1.
Luas Bangunan
2.
3.
Ventilasi
4.
Pencahayaan
yang baik.
a Terdapat jendela pada ruang tamu, tetapi jarang
b
dibuka.
Terdapat 4 buah lampu di dalam rumah, lampu di
ruang tamu, kamar, dapur, dan ruang kandang ayam.
5.
MCK
No
6.
Kriteria
Sumber Air
Saluran pembuangan
8.
limbah
Tempat pembuangan
rumah.
Sampah rumah tangga di buang di halaman belakang
sampah
Lingkungan sekitar
rumah
9.
1.3.1.2.
Keluarga binaan Tn. Ahmad Saidi terdiri dari 5 anggota keluarga, yaitu Tn.
Ahmad Saidi, Ny. Subaedah, Ahmad Suandi, Ahmad Saipul, Ahmad Supajri.
Tabel 1.8. Data dasar Keluarga Tn. Ahmad Saidi
No.
Nama
1. Tn. Ahmad
.
Status
Jenis
Usia
Pendidikan
Keluarga
Kelamin
(tahun)
terakhir
Bapak
(L/P)
L
47
SD
Pekerjaan
Buruh
Saidi
Ny.
Ibu
Subaedah
Ahmad
Anak ke-1
Suandi
Ahmad
Anak ke-2
Saipul
Ahmad
Anak ke-3
45
SD
Ibu Rumah
24
S1
Tangga
Guru Honor
20
SMA
Karyawan
15
SMA
Pabrik
Pelajar
Supajri
Ahmad Suandi
merupakan anak pertama dari Tn. Ahmad Saidi, berusia 24 tahun, berpendidikan
terakhir S1. Suandi bekerja sebagai guru honor di Madrasah. Suandi
berpenghasilan berkisar Rp. 1. 500.000 perbulan. Ahmad Saipul merupakan anak
ke 2, berusia 20 tahun. Saipul berpendidikan terakhir SMA. Saipul bekerja
sebagai karyawan pabrik dengan penghasilan Rp. 400.000 tiap bulannya. Ahmad
Supajri merupakan anak ke 3, berusia 15 tahun, saat ini sebagai pelajar dan
bersekolah dalam jenjang SMA.
20 meter x 10 meter
Gambar 1.4. Denah Rumah Tn. Ahmad Saidi
10
b. Lingkungan Pemukiman
Rumah Tn. Ahmad Saidi terletak di pemukiman yang padat penduduk. Di bagian
depan terdapat halaman rumah dan didepan halaman rumah langsung terlihat jalan
setapak kemudian dihalaman rumah terdapat sumur, dan disamping rumah
terdapatkandang ayam.
c. Pola Makan
Keluarga Tn. Ahmad memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari. Makanan dimasak
oleh Ny. Suhaedah, dengan jenis makanan beragam sesuai pendapatan setiap
harinya dari Tn. Ahmad. Makanan terdiri dari, tahu, tempe, sayur, ikan, telur,
kadang mereka mengkonsumsi ayam.
d. Riwayat Obstetrik dan Pola Asuh Anak
Anak pertama, lahir spontan ditolong dukun, yaitu Ahmad Suandi 24 th belum
berkeluarga. Anak kedua laki-laki, Ahmad Saipul 20 th. Anak ketiga laki, lahir
spontan ditolong bidan, Ahmad Aupajri saat ini berusia 15 tahun. Ny. Suhaedah,
menggunakan KB suntik hingga saat ini.
e. Kebiasaan Berobat
Ketika keluarga sakit, biasanya memilih berobat dengan membeli obat warung
dulu bila tak ada perbaikan berobat ke puskesmas di desa Tegal Angus.
f. Riwayat Penyakit
Di keluarga Tn. Ahmadtidak memiliki riwayat penyakit keturunan atau pernah
sakit parah. Anak ketiga Tn. Ahmad, Ahmad Supajri sering mengalami batuk dan
pilek yang hilang timbul, dan tidak menentu. Untuk penanganan batuk dan pilek,
hanya meminum obat warung dan sejauh ini selalu dirasakan membaik hanya
dengan obat warung. Selain ISPA, Supajri juga memiliki riwayat alergi jika
memakan ikan.
11
No
Nama
Status
Jenis
Usia
Tn. Tapsin
Keluarga
Suami
Kelamin
Laki-laki
56 tahun
Pendidikan
SD
Pekerjaan
selesai
2
Ny. Ami
Istri
Perempuan
50 tahun
SD
selesai
Penghasilan
Rp.
10,000
-40,000 /hari
tidak Asisten
Rp.
Rumah
bulan
Tangga
12
600,000/
Rp. 600.000,- setiap bulannya. Ny. Ami tidak pernah menyelesaikan pendidikan
sekolah dasar.
Tn. Tapsin dan Ny. Ami tinggal berdua saja dirumahnya. Anak-anak dari
keluarga ini sudah berkeluarga dan tinggal dirumahnya masing-masing.
a. Bangunan Tempat Tinggal
Keluarga Tn. Tapsin tinggal di pemukiman yang padat. Rumah ini milik
sendiri, dengan luas tanah sekitar 30 m2 dan luas bangunan 5m x 5m. Bangunan
tempat tinggal tidak bertingkat, 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, dan 1 dapur. Kamar
tidur dan dapur sebenarnya terdapat dalam satu ruangan, hanya dibatasi oleh tirai
kain. Lantai rumah sebagian keramik dan sebagian msih tanah, atap genteng
sbagian terdapat plafon dari plastik dna sbegainnya lagi tidak ditutupi plafon,
dindingnya dari batu bata dan semen namun terdapat bagian dinding yang terbuat
dari biliki bambu. Ventilasi ada disetiap ruangan, namun jendela hanya ditutupi
triplek sehingga tidak pernha dibuka.
Keluarga ini tidak mempunya kamar mandi yang permanen, mereka biasa
mandi di sumur depan rumahnya, yang hanya dituupi dengan pagar bambu bila
hendak mandi. Untuk buang air besar dilakukan di jamban bersama yang ada
dikali dekat rumah.
Sumber air untuk mandi dan mencuci diamil dari sumur timba yang ada di
depan rumahnya. Sedangkan untuk minum dan masak, keluarga ini membeli air
galon isi ulang.
b. Lingkungan
13
e. Kebiasan Berobat
14
Ketika sakit, keluarga Tn. Tapsin biasa berobat di puskesmas. Alasan utamnya
selalu berobat di puskesmas karena gratis menggunakan kartu jaminan kesehatan.
f. Riwayat Penyakit
Tn. Tapsin memiliki riwayat hipertensi, beliau tidak ingat sudah berapa lama.
Tekanan darah paling tinggi sampai 180 mmHg, tapi tidak mengkonsumsi obat
tekanan darah tinggi secara rutin, karena memang sangat jarang kontrol ke
puskesmas, karena bekerja. Selain itu keluarga Tn. Tapsin terkadang sakit batuk
pilek.
g. Perilaku dan Aktifitas Sehari-hari
Dikeluarga ini Tn. Tapsin memiliki kebiasaan merokok. Tn. Tapsin biasanya
menghabiskan rokok setengah bungkus perharinya. Tn. Tapsin biasa merokok
smabil menonton televisi di rumah. Keluarga ini tidak
memiliki kebiasana
berolahraga rutin. Aktifitas fisik yang biasa dilakukan hanya terkait pekerjaan
saja, seperti mencuci. Keluarga Tn. Tapsin selalu menggunakan sendok bila
makan.
Tabel 1.10 Faktor Internal Keluarga Tn. Tapsin
No
Faktor
Permasalahan
Internal
1
Kebiasaan
Merokok
2
Olah raga
Pola Makan
15
No
Faktor
Permasalahan
Internal
Menurut Ny. Ami, mereka biasanya berobat di puskesmas bila sakit.
4
Pola Pencarian
Pengobatan
Menabung
Aktivitas sehari-
hari
Alat kontrasepsi
Kriteria
Luas Bangunan
Permasalahan
Luas rumah 5x6 m
2.
Ruangan dalam
rumah
3.
Jamban
4.
Ventilasi
5.
Pencahayaan
6.
7.
MCK
Sumber Air
8.
Saluran pembuangan
9.
limbah
Tempat pembuangan
sampah
Kriteria
Lingkungan sekitar
No
10.
16
rumah
rumah tetangga yang hanya berjarak satu meter dan ada juga
yang langusng menempel pada dinding rumah tetangga. Rumah
tetangga berdekatan, berjarak 1 meter satu dengan yang lainnya.
Terdapat banyak nyamuk pada siang sampai malam hari.
5 meter x 5 meter
Gambar 1.5. Denah Rumah Tn. Tapsin
1.3.1.4 Keluarga Tn. Ahmad Suaeb
Keluarga binaan Tn. Ahmad Suaeb terdiri dari 3 anggota keluarga, yaitu
keluarga Tn. Ahmad sebagai kepala keluarga, Istrinya bernama Ny. Siti Rahayu,
Anaknya bernama M. Abdul Qohar.
Nama
Status
Jenis
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Keluarga
Kelamin
(tahun)
terakhir
30
SMP
Pekerja
SMP
Pabrik
Ibu Rumah
Tangga
-
(L/P)
1
2
3
Tn. Ahmad
Ny. Siti
M. Abdul
Bapak
Ibu
Anak 1
L
P
L
23
2
17
18
19
20
10 meter x 4 meter
Gambar. 1.6. Denah Rumah Tn. Ahmad Suaeb
1.4.
21
Masalah Medis
a. Penyakit ISPA yang berulaang dialami oleh anggota keluarga binaan
b. Penyakit alergi yang terkadang dialami oleh anggota keluarga binaan.
22
Banyaknya nyamuk dewasa pada siang dan malam hari, serta banyaknya
tempat bersarangnya nyamuk berupa sampah.
Perilaku Merokok.
23
Dari temuan beberapa masalah umum pada keluarga binaan, dapat disimpulkan
masalah pada seluruh keluarga binaan seperti:
Masalah non-medis
a. Kebiasaan merokok
b. Perilaku menggunakan jamban yang tidak sehat
c. Kebiasaan mencuci tangan yang salah
d. Kebisaan membuang sampah yang tidak tepat
e. Rendahnya pendidikan pada keluarga binaan
f. Rendahnya pendapatan pada keluarga binaan
g. Buruknya pencahayaan pada rumah keluarga binaan
Masalah medis
Penyakit ISPA berulang pada keluarga binaan
Berdasarkan metode delphi maka diputuskan area masalah yang diambil
tentang kejadian ISPA berulang pada 4 keluarga binaan di Kampung Kebon
Jamblang RT 005/RW 004, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten.
1.4.1.2 Alasan Pemilihan Area Masalah
24
Pemilihan area masalah ini berdasarkan atas metode delphi dan melalui
berbagai pertimbangan yaitu :
a) Data Primer
Dalam kunjungan beberapa kali ke rumah keluarga binaan, ditemukan bahwa
keempat keluarga binaan memiliki masalah penyakit infeksi saluran pernapasan
akut yang berulang. Menurut kerangka teori konsep segitiga epidemiologi,
terjadinya penyakit dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: host, agent, dan
lingkungan. Hasil survey pada keluarga binaan didapatkan tingginya kejadian
infeksi saluran pernapasan akut berulang.
b) Data Sekunder
Dari data yang didapatkan dari Puskesmas Tegal Angus, berupa sepuluh besar
penyakit puskesmas tegal angus tahun 2016 (Tabel 1.3). Dari data tersebut, dapat
disimpulkan bahwa angka kejadian ISPA di Puskesmas Tegal angus selama tahun
2016 terjadi cukup signifikan dan termasuk 10 besar penyakit di Kecamatan Tegal
Angus.
c) Data Tersier
ISPA didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan
oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia (WHO, 2007). ISPA
merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, istilah ini diadaptasi
dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Penyakit
infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas
mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan
adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (WHO, 2003).
25
BAB II
KEPUSTAKAAN
2.1.
2. 1.1. Definisi
ISPA didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan
oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia (WHO, 2007). ISPA
merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut, istilah ini diadaptasi
dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI). Penyakit
infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran nafas
mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan
adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (WHO, 2003).
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak, karena sistem
pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian penyakit batuk pilek pada balita di
Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali per tahun, yang berarti seorang balita ratarata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun (Depkes RI,
2001).
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi akut yang dapat
menyerang saluran pernapasan bagian atas dan bawah (Erlien, 2008).
Istilah ISPA mengandung tiga unsur, yaitu infeksi, saluran pernapasan dan akut
seperti dalam penjelasan berikut:
26
27
b) Serak, yaitu anak bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya
pada waktu berbicara atau menangis).
c) Pilek, yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung.
d) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 37C.
2) Gejala dari ISPA Sedang
Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika dijumpai gejala dari
ISPA ringan disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai berikut :
a) Pernafasan cepat (fast breating) sesuai umur yaitu : untuk kelompok umur
kurang dari 2 bulan frekuensi nafas 60 kali per menit atau lebih dan kelompok
umur 2 bulan - <5 tahun : frekuensi nafas 50 kali atau lebih untuk umur 2
b)
c)
d)
e)
f)
3)
<12 bulan dan 40 kali per menit atau lebih pada umur 12 bulan <5 tahun.
Suhu lebih dari 39C (diukur dengan termometer).
Tenggorokan berwarna merah.
Timbul bercak-bercak merah pada kulit menyerupai bercak campak.
Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga.
Pernafasan berbunyi seperti mengorok (mendengkur).
Gejala dari ISPA Berat
Seseorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejal-gejala
ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala-gejala sebagai
berikut:
a)
b)
c)
d)
e)
f)
2.1.4. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus, dan riketsia. Bakteri
penyebab ISPA antara lain adalah Genus Streptokokus, Stafilokkokus,
Pnemokokus, Hemofillus, Bordetella, dan Koneabakterium. Virus penyebab ISPA
28
2.1.5.
Klasifikasi
29
30
31
diberikan
kotrimoksasol
atau
mungkin
dengan
pemberian
Sinusitis
Sesak nafas
Pneumonia dan pneumonia berat
Otitis Media Akut
Penyakit Jantung
Glomerulonefritis yang disebabkan oleh radang tenggorokan karena infeksi
Streptococcus beta hemolitikus grup A.
32
33
keberadaan
permukaan
dan benda
yang
terkontaminasi
sesuai
dengan
34
35
a. Tanda-tanda epidemiologis
Indikasi yang menunjukkan bahwa kewaspadaan isolasi diperlukan meliputi
riwayat perjalanan pasien ke negara-negara di mana terdapat pasien yang
diketahui menderita ISPA yang dapat menimbulkan kekhawatiran dalam masa
inkubasi yang diketahui atau diduga, kemungkinan pajanan di tempat kerja
terhadap patogen atau agen baru yang menyebabkan ISPA yang dapat
menimbulkan kekhawatiran, dan kontak tanpa pelindung dengan pasien ISPA
yang dapat menimbulkan kekhawatiran dalam masa inkubasi yang diketahui atau
diduga, atau menjadi bagian dari kelompok pasien ISPA dengan penyebab yang
belum diketahui yang menular dengan cepat (Chen SY, 2004). Indikasi yang
terakhir meliputi pajanan terhadap anggota keluarga yang menderita ISPA. Untuk
agen baru, tanda-tanda epidemiologis bisa berubah bila diperoleh informasi baru.
b. Tanda-tanda klinis
Semua pasien yang menderita atau meninggal akibat penyakit pernapasan
disertai demam akut parah yang belum diketahui penyebabnya (misalnya, demam
>38C, batuk, sesak napas), atau penyakit parah lainnya yang belum diketahui
penyebabnya (misalnya, ensefalopati atau diare) dengan riwayat pajanan yang
sesuai dengan ISPA yang dapat menimbulkan kekhawatiran seperti di atas dalam
masa inkubasi yang diketahui atau diduga.
Pasien infeksi saluran pernapasan akut parah cenderung berusaha mendapatkan
perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga fasilitas pelayanan kesehatan
memainkan peran penting dalam mengidentifikasi tanda-tanda awal ISPA yang
baru muncul yang dapat menimbulkan keadaan darurat kesehatan masyarakat
36
pandemi
dan
epidemi
merupakan
langkah
pengendalian
administratif penting dan sangat penting untuk mengurangi risiko penularan yang
berkaitan dengan perawatan kesehatan dan untuk memungkinkan tanggapan
kesehatan masyarakat yang efisien. Tanggapan tersebut mencakup isolasi pasien,
pelaksanaan langkah pengendalian infeksi yang memadai, pengobatan, dan
pelaporan segera. Pengenalan kemungkinan episode tergantung pada definisi
kasus ISPA, yang mungkin berubah bila diperoleh informasi epidemiologis dan
klinis baru.
E. Pencegahan ISPA bagi pelayan kesehatan
Di fasilitas pelayanan kesehatan terdapat sumber utama infeksi - manusia dan
benda yang terkontaminasi. Infeksi dapat ditularkan oleh manusia melalui darah,
cairan tubuh, sekret, ekskresi, kulit yang tidak utuh. Sebagian orang mungkin
terlihat sehat walaupun darah atau cairan tubuh mereka dapat menyebarkan
infeksi, dan kewaspadaan standar harus dilakukan saat memberikan pelayanan,
apa pun diagnosis pasien. Organisme yang menyebabkan ISPA biasanya
ditularkan melalui droplet. Saat seorang pasien ISPA batuk atau bersin, droplet
sekresi kecil dan besar tersembur ke udara dan permukaan sekitar. Droplet besar
perlahan-lahan turun ke permukaan di sekitar pasien (biasanya dalam jarak 1
meter dari pasien). Permukaan tersebut bisa juga terkontaminasi melalui kontak
37
dengan tangan, sapu tangan/tisu yang sudah dipakai, atau benda lain yang sudah
bersentuhan dengan sekret tersebut. Cairan tubuh lain dan feses bisa juga
mengandung bahan infeksius. Karena itu, ISPA dapat ditularkan oleh aerosol dari
saluran pernapasan atau melalui kontak dengan permukaan yang telah
terkontaminasi. Karena itu, selain penggunaan alat pelindung tertentu terhadap
droplet (yaitu, masker bedah), beberapa unsur kewaspadaan standar, seperti
kebersihan
pernapasan,
kebersihan
tangan,
kebersihan
lingkungan,
dan
38
39
F. Ventilasi Ruangan
Ventilasi ruangan dapat memainkan peran penting dalam membantu
mengurangi risiko infeksi. Risiko infeksi yang ditularkan melalui aerosol
pernapasan dapat dikurangi dengan memastikan pasien dirawat di ruang yang
dirancang dengan baik dan berventilasi memadai sehingga memungkinkan
pembuangan udara yang terkontaminasi. Di tempat yang berisiko tinggi, seperti
kamar isolasi dan ruang tunggu, tingkat ventilasi minimal yang dianjurkan adalah
12 ACH (pertukaran udara per jam). Tingkat ventilasi berkaitan langsung dengan
40
41
Kerangka Teori
ISPA didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan
oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia (WHO, 2007).
Terjadinya penyakit disebabkan oleh interaksi dinamik dari faktor Host, Agent
dan Environtment yang saling mendukung disebut segitiga epidemiologi (Triangle
of Epidemiology) yang menggambarkan hubungan tiga komponen penyebab
penyakit (CDC 2002). Model ini cocok untuk menerangkan penyebab penyakit
infeksi tapi kurang cocok untuk penyakit non infeksi yang pada umumnya tidak
dihubungkan dengan peran agen yang spesifik.
42
AGEN
Bakteri, Virus, Jamur, Parasit
Host
Pengetahuan
Sikap
PHBS
Penggunaan ventilasi
ISPA Berulang
Environment
Polusi udara
Kepadatan Penduduk
Petugas Kesehatan
Sarana Layanan Kesehatan
2.3
Kerangka Konsep
Berdasarkan teori sebelumnya, dapat dibuat suatu kerangka konsep yang
43
2.4
Definisi Operasional
Untuk membatasi lingkup dan pengertian variabel-variabel yang diamati atau
pengamanan
terhadap
variabel-variabel
yang
bersangkutan
serta
44
45
Definisi Operasional Diagnosis dan Intervensi Komunitas Area Masalah Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Atas Berulang
Daerah Keluarga Binaan RT 005 / RW 004 Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Propinsi Ban
September 2016.
No
Variable
Definisi Operasional
Alat Ukur
Cara Ukur
Hasil Ukur
Pengetahuan
Kuesioner
Wawancara
Baik 76-100%
Cukup 56-75%
Kurang<56%
Or
Sikap
Kuesioner
Wawancara
Or
Kuesioner
Wawancara
Or
Wawancara
Or
Wawancara
No
5
Penggunaan
Ventilasi
Variable
Kejadian ISPA
Berulang
Kuesioner
Cara Ukur
Hasil Ukur
Berulang jika >
1x
Tidak Berulang
jika 1x
BAB III
METODE
46
sistematis dan mudah. Instrumen sebagai alat bantu dalam metode pengumpulan
data merupakan sarana yang dapat diwujudkan berupa benda atau alat, seperti cek
list, kuesioner, perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala,
kamera foto dan sebagainya. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan
data adalah kuesioner.
3.2. Desain Penelitian
Penelitian ini dianalisis secara deskriptif (analisa univariat). Metode deskriptif
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk menggambarkan masalah
yang terjadi pada masa sekarang atau yang sedang berlangsung, bertujuan untuk
mendeskripsikan apa yang terjadi sebagaimana mestinya pada saat penelitian
dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian yang mendeskripsikan suatu
masalah yang terjadi pada masing-masing 4 keluarga binaan di RT 005 / RW 004,
Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Dalam peneitian ini sebelumnya telah dilakukan presurvey dengan teknik
wawancara dan kuesioner sebagai instrumennya, yang bertujuan untuk
mengetahui sejauhmana pengetahuan, sikap ataupun perilaku keluarga binaan
mengenai masalah kesehatan. Langkah selanjutnya data dikumpulkan dan
diangkatlah area masalah. Setelah menetapkan area masalah, dilakukan survey
dengan teknik wawancara, dan menjadikan kuesioner sebagai instrumen untuk
mengumpulkan data. Disamping itu dilakukan pula observasi langsung ke
lapangan untuk memperoleh data yang lebih lengkap.
3.2.1. Populasi Pengumpulan Data
47
Dalam kegiatan baik yang bersifat ilmiah maupun yang bersifat sosial, perlu
dilakukan pembatasan populasi dan cara pengambilan sampel. Populasi adalah
keseluruhan objek/subjek pengumpulan data. Dalam hal ini yang menjadi populasi
adalah semua individu keluarga binaan, yaitu, keluarga Tn. Rojama, Tn. Ahmad
Suaeb, Tn. Ahmad Saidi, dan keluarga Tn. Tapsin.
3.2.2 Sampel Pengumpulan Data
Sampel adalah semua individu di keluarga binaan. Dalam hal ini yang menjadi
sampel adalah 4 keluarga binaan di RT 005/RW 004, Desa Pangkalan, Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, yaitu, keluarga Tn. Rojama,
Tn. Ahmad Suaeb, Tn. Ahmad Saidi, Tn. Tapsin.
3.2.3 Responden Pengumpulan Data
Responden kuesioner merupakan perwakilan dari setiap anggota keluarga
binaan yang memenuhi kriteria inklusi, kooperatif, usia diatas 17 tahun, bisa
membaca dan menulis, sehat jasmani dan rohani yaitu sebanyak 10 orang, yaitu:
keluarga Tn. Rojama sebanyak 2 orang, Tn. Ahmad Suaep sebanyak 2 orang, Tn.
Ahmad Saidi sebanyak 4 orang, dan Tn. Tapsin sebanyak 2 orang.
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :
a. Kriteria iklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel yaitu :
- Merupakan anggota keluarga binaan
- Usia diatas 17 65 tahun
- Sehat jasmani dan rohani
b. Kriteria Ekslusi
48
49
a. Data primer
Data yang langsung didapatkan dari hasil pengamatan langsung ke rumah
keluarga binaan melalui wawancara terpimpin, analisis, dan observasi pada
keempat keluarga binaan di RT 005/RW 004, Kampung Kebon Jamblang, Desa
pangkalan, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
September 2016.
b. Data sekunder
Dari data yang didapat dari Puskesmas Tegal Angus, berikut merupakan
sepuluh besar penyakit di Puskesmas Tegal Angus bulan Agustus tahun 2016
(tabel 1.1).
c. Data tersier
Data yang didapat dari buku Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni karya
Soekidjo Notoatmodjo tahun 2007 dan internet. Data yang didapat dari buku dan
internet yaitu mengenai Manajemen Penelitian, Pengantar Ilmu Kesehatan
Lingkungan, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Pokokpokok metodologi penelitian,
dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
3.4. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan bagian terpenting dalam suatu langkah-langkah
diagnosis komunitas. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka digunakan
beberapa metode dalam proses pengumpulan data. Metode yang digunakan dalam
mengumpulkan data adalah wawancara dengan menggunakan instrumen
kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data.
Tabel 3.1. Pengumpulan Data
No.
Tanggal
Kegiatan
50
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3.5.
51
Pengetahuan
Sikap
PHBS Terkait ISPA
Penggunaan Ventilasi
Kejadian ISPA berulang
BAB IV
HASIL ANALISA
4.1. Karakteristik Responden
Hasil analisis ini disajikan melalui bentuk diagram yang diambil dari data
karakteristik responden yang terdiri dari empat keluarga di RT 005/RW 004,
Kampung Kebon Jamblang, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten yakni: keluarga Tn. Rojama, Tn. Ahmad Suaeb, Tn.
Ahmad Saidi, dan Tn. Tapsin.
52
Perempuan; 40%
Laki-laki; 60%
Laki-laki
Perempuan
Diagram 4.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin pada Keluarga Binaan di RT 005/ RW 004,
Kampung Kebon Jamblang, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang
Provinsi Banten 2016.
Berdasarkan dari diagram 4.1 Tentang distribusi jenis kelamin pada keluarga
binaan didapatkan jumlah anggota keluarga laki-laki lebih banyak daripada
jumlah anggota keluarga perempuan (60%).
4.2.
Analisis Univariat
Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel dan diagram berdasarkan
variabel-variabel dalam check list dan kuesioner yang diambil langsung pada
empat rumah keluarga binaan pada bulan September 2016.
Pengetahuan
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Aspek Pengetahuan tentang Kejadian ISPA pada
keluarga binaan di RT 005/RW 004, Kampung Kebon Jamblang, Desa Pangkalan,
Kelurahan Tegal Angus, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tanggerang, Provinsi
Banten, September 2016.
53
Pengetahuan Responden
Jumlah Responden
Presentase (%)
Baik
Cukup
Kurang
7
2
1
70
20
10
Berdasarkan dari Tabel 4.1 didapatkan bahwa sebanyak 1 orang responden (10%)
memiliki pengetahuan ISPA yang buruk
Sikap
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Sikap pada Keluarga Binaan di RT 005/ RW 004,
Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
September 2016.
Sikap Responden
Baik
Kurang
Jumlah Responden
9
1
Presentase (%)
90
10
Berdasarkan dari Tabel 4.2 terlihat sikap keluarga binaan sudah baik sebanyak
9 responden (90%).
Jumlah Responden
7
3
Presentase (%)
70
30
Penggunaan Ventilasi
54
Tabel 4.4 Distribusi Faktor Penggunaan Ventilasi pada Keluarga Binaan di RT 005/ RW
004, Desa Pangkalan, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten,
September 2016.
Penggunaan Ventilasi
Baik
Kurang
Jumlah Responden
10
-
Presentase (%)
100
Jumlah Responden
10
-
Presentase (%)
100
0
55
56
PENGETAHUAN
PHBS
Tidak memakai APD, merokok dalam rumah, etika batuk atau bersin yang salah
.
Penduduk padat
PENGGUNAAN VENTILASI
Kejadian ISPA
berulang pada keluarga
binaan di RT 005/RW
004, Kampung Kebon
Jomblang, Desa
Pangkalan, Kelurahan
Tegal Angus,
Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten
Tanggerang, Provinsi
Banten, Septembar
2016.
SIKAP
57
Akar Penyebab
Alternatif
Masalah
Pemecahan Masalah
Pendidikan
Pendidikan wajib yang
rendah dan tidak bebas biaya, meliputi
ada biaya
Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama dan
Sekolah Menengah Atas.
Rencana
Intervensi
-
Tidak
ada Memberikan informasi Bekerjasama
penyuluhan
mengenai ISPA kepada dengan
petugas
tentang ISPA
keluarga binaan.
kesehatan,
dan
tokoh masyarakat
setempat
untuk
melakukan
penyuluhan
mengenai
ISPA
dan
pencegahannya.
Penduduk padat
4.4.
Pembangunan
rumah
tinggal dan bangunan
lainnya harusnya diatur
oleh pemerintah mulai
dari lokasi dan jarak
antar
setiap
rumah
sampai pada sanitasinya,
sehingga akan tercipta
lingkungan yang sehat
bagi
setiap
lapisan
masyarakat.
58
3. Penyediaan alat yang mendukung pencegahan ISPA berupa, masker, sabun cuci
tangan dan tempat sampah.
Kami memberikan intervensi tersebut berupa sabun cuci tangan dan tempat
sampah untuk menjaga kebersihan yang merupakan sebagian dari iman yang
sebagaimana disebutkan dalam hadits:
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Laqith bin Shabrah, Aku berkata: Wahai
Rasulullah, kabarkan kepadaku tentang wudhu? Nabi berkata, Sempurnakan
wudhu-mu, dan sela-selalah antara jari-jemarimu, dan bersungguh sungguhlah
dalam memasukkan air ke dalam hidung kecuali jika kamu dalam keadaan
berpuasa. (Diriwayatkan oleh lima imam, dishahihkan oleh Tirmidzi).
59
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Simpulan
5.1.1. Area Masalah
Berdasarkan wawancara dan pengumpulan data dari kunjungan ke keluarga
binaan yang bertempat tinggal di RT 005/ RW 004, Desa Pangkalan, Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, September 2016. Maka
dilakukanlah diskusi kelompok dan merumuskan serta menetapkan area masalah
yaitu Kejadian ISPA berulang pada keluarga binaan di RT 005/RW 004,
Kampung Kebon Jamblang, Desa Pangkalan, Kelurahan Tegal Angus,
Kecamatan
Teluk
Naga,
Kabupaten
Tanggerang,
Provinsi
Banten,
Septembar 2016.
5.1.2. Akar Penyebab Masalah
1. Pendidikan rendah dan tidak ada biaya
2. Tidak adanya penyuluhan tentang ISPA
3. Kepadatan penduduk yang terdapat pada desa tempat keluarga binaan
5.1.3. Alternatif Pemecahan Masalah
1.
Pendidikan wajib yang bebas biaya, meliputi Sekolah Dasar, Sekolah
Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.
2.
Memberikan informasi mengenai ISPA kepada keluarga binaan
3.
Pembangunan rumah tinggal dan bangunan lainnya harusnya diatur oleh
pemerintah mulai dari lokasi dan jarak antar setiap rumah sampai pada
sanitasinya, sehingga akan tercipta lingkungan yang sehat bagi setiap lapisan
masyarakat.
5.1.4. Rencana Intervensi
Bekerjasama dengan petugas kesehatan, dan tokoh masyarakat setempat untuk
melakukan penyuluhan mengenai ISPA, gejala dan pencegahannya.
5.1.5. Intervensi yang Dilakukan
60
1.
2.
5.2.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2009. Cuci Tangan Pakai Sabun Dapat Mencegah Berbagai
Penyakit. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.
Entjang. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung Kementrian Kesehatan
RI. 2014. Infodatin : Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun di Indonesia.
Diunduh dari http://www.depkes.go.id diakses pada 12 September 2016
61
Musa A. 2015. Profil Puskesmas Tegal Angus 2015 dan 2016. Pemerintah
Daerah Kabupaten Tangerang Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Puskesmas
Tegal Angus.
Notoatmodjo S, 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2003.IlmuKesehatanMasyarakat,Prinsip-prinsip
Dasar.Jakarta: RinekaCipta.
Wirawan T. 2015. Laporan Kinerja Puskesmas Tegal Angus 2015. Pemerintah
Daerah Kabupaten Tangerang Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Puskesmas
Tegal Angus.
World Health Organization (WHO). 2009. WHO Guidelines on Hand Hygiene
in Health Care. Diunduh dari http://apps.who.int diakses pada 12 September 2016
World Health Organization (WHO). 2009. Why, How & When ?. Diunduh dari
http://www.who.int diakses pada tanggal 12 September 2016
62
Lampiran 1
SURVEY
KUESIONER
Infeksi Saluran Pernapasan Akut
IDENTITAS RESPONDEN
a. Nama
:
b. Umur
:
c. Jenis Kelamin
:L/P
d. Alamat
:
e. Pendidikan
:
f. Pekerjaan
:
Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan berikut yang menurut anda
benar dengan memberikan tanda silang (X).
Pengetahuan
1. Manakah dibawah ini yang termasuk gejala (tanda) seseorang menderita
ISPA?
a. Demam, batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri menelan
b. Kejang
2. Apakah penyakit ISPA dapat menular dari seseorang yang sakit ke orang
lainnya?
a. Iya
b. Tidak
3. Manakah dari pilihan di bawah yang merupakan cara penularan ISPA?
1. Kontak langsung
2. Melalui percikan batuk/bersin
63
a. 1
c. 1 dan 2
b. 2
64
b. Jalanan
2. Apakah yang anda lakukan ketika bersin ?
a. Menutup mulut dengan lipat siku bagian dalam
b. Menutup mulut dengan telapak tangan
3. Apakah anda mencuci tangan setelah bersin ?
a. Ya
b. Tidak
4. Jika iya, bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar ?
a. Dengan menggunakan air bersih mengalir dan sabun
b. Dengan air bersih
5. Apakah anda mencuci tangan setelah berpergian atau dari luar rumah?
c. Selalu
d. Jarang
e. Tidak Pernah
6. Apakah anda menggunakan masker bila sedang berpergian atau bila sedang
sakit batuk-pilek?
a
Selalu
Jarang
Tidak Pernah
Ya
Tidak
65
Penggunaan Ventilasi
1. Apakah fungsi ventilasi/jendela?
a. Berfungsi udara dari luar ke dalam ruangan dan sebaliknya sehingga
terjadi penggantian udara yang sehat untuk dihirup.
b. Keluar masuk air ketika hujan.
2. Pentingkah ventilasi/jendela pada suatu rumah?
a. Iya
b. Tidak
3. Apakah anda membuka jendela rumah setiap pagi dan sore hari?
a. Ya
b. Tidak
Kejadian ISPA Berulang
1.
d = diberi poin 0
No 4. Jika responden menjawab a = diberi poin 1
b = diberi poin 0
No 5. Jika responden menjawab a = diberi poin 1
b = diberi poin 0
Variabel Aspek Sikap
No 1. Jika responden menjawab a = diberi poin 1
b = diberi poin 0
No 2. Jika responden menjawab a = diberi poin 1
b = diberi poin 0
No 3. Jika responden menjawab a = diberi poin 1
b = diberi poin 0
Variabel Aspek PHBS terkait ISPA
No 1. Jika responden menjawab
a = diberi poin 1
b = diberi poin 0
a = diberi poin 1
b = diberi poin 0
a = diberi poin 1
b = diberi poin 0
a = diberi poin 1
b = diberi poin 0
a = diberi poin 2
b = diberi poin 1
c = diberi poin 0
a = diberi poin 2
b = diberi poin 1
c = diberi poin 0
a = diberi poin 1
b = diberi poin 0
67
a = diberi poin 1
b = diberi poin 0
a = diberi poin 1
b = diberi poin 0
a = diberi poin 1
b = diberi poin 0
a = diberi poin 1
b = diberi poin 0
68
69