You are on page 1of 7

Gangguan Obsesif-Kompulsif

Gejala yang timbul:


Perasaan ragu dan hati hati yang berlebihan.
Keterpakuan pada rincian, peraturan, daftar, perintah, organisasi, dan jadwal.
Perfeksionis yang menghambat penyelesaian tugas.
Ketelitian yang berlebihan, terlalu hati hati, dan kecenderungan yang tidak semestinya untuk
menciptakan kesenangan dan hubungan interpersonal.
Keterpakuan dan ketertarikan yang berlebihan pada kebiasaan sosial.
Kaku dan keras kepala.
Pemaksaan secara tidak masuk akal agar orang lain melakukan sesuatu menurut caranya, atau
keengganan yang tak masuk akal mengizinkan orang lain melakukan sesuatu.
Mencampuradukkan pikiran atau dorongan yang bersifat memaksa atau yang tidak disukai.

Diagnosis Banding
Gangguan obsesif kompulsif dibedakan dengan gangguan kepribadian obsesif kompulsif
berdasarkan adanya gangguan fungsi yang tidak ditemukan pada pasien gangguan kepribadian
obsesif kompulsif, tetapi ditemukan pada pasien gangguan obsesif kompulsif.
Diagnosa skizofenia dapat disingkirkan dengan tidak adanya gejala gejala skizofrenia
(halusinasi dan waham) dan juga melalui tilikan pasien terhadap penyakitnya.
Gangguan neurologis lain yang harus dipertimbangkan sebagai diagnosis banding adalah
sindrom Tourette, gangguan TIK lainnya, epilepsi lobus temporalis, dan kadang kadang
komplikasi post ensefalitis dan trauma. Gejala khas sindrom Tourette dalah TIK motorik dan
fokal yang muncul sangat sering, bahkan hampir setiap hari. Sekitar 90% pasien dengan sindrom
Tourette memiliki gejala kompulsi dan 2/3 memenuhi kriteria diagnostik gangguan obsesif
kompulsif.

Penegakan Diagnosis
F42.0 Predominan Pikiran Obsesif atau Pengulangan
Pedoman Diagnostik
- Keadaan ini dapat berupa: gagasan, bayangan pikiran atau impulls (dorongan perbuatan), yang
sifatnya mengganggu (ego alien).
- Meskipun isi pikiran tersebut berbeda beda, umumnya hampir selalu menyebabkan
penderitaan (distress).

F42.1 Predominan Tindakan Kompulsi


Pedoman Diagnostik
- Umumnya tindakan kompulsif berkaitan dengan: kebersihan (khususnya mencuci tangan),
memeriksa berulang untuk meyakinkan bahwa suatu situasi yang dianggap berpotensi bahaya
tidak terjadi atau masalah kerapihan dan keteraturan.
Hal tersebut dilatar belakangi perasaan takut terhadap bahaya yang mengancam dirinya atau
bersumber dari dirinya dan tindakan ritual tersebut meriupakan ikhtiar simbolik dan tidak efektif
untuk menghindari bahaya tersebut.
- Tindakan ritual kompulsif tersebut menyita waktu sampai beberapa jam dalam sehari dan
kadang kadang berkaitan dengan ketidakmampuan mengambil keputusan dan kelambanan.
F42.2 Campuran Pikiran dan Tindakan Obsesif
Pedoman Diagnostik
- Kebanyakan dari penderita penderita obsesif kompulsif memperlihatkan pikiran serta
tindakan kompulsif.
Diagnosis ini digunakan bilamana kedua hal tersebut sama sama menonjol, yang umumnya
memang demikian.
- Apabila salah satu memang jelas lebih dominan, sebaiknya dinyatakan dalam diagnosis F42.0
atau F42.1. Hal ini berkaitan dengan respon yang berbeda terhadap pengobatan. Tindakan
kompulsif lebih responsif terhadap terapi perilaku.
F42.8 Gangguan Obsesif Kompulsif Lainnya
F42.9 Gangguan Obsesif Kompulsif Yang Tidak Tergolongkan

Diagnosis Kerja
Gangguan Obsesif-Kompulsif

Definisi
Obsesi adalah ketekunan yang patologis dari suatu pikiran atau perasaan yang tidak dapat
ditentang yang tidak dapat dihilangkan dari kesadaran oleh usaha logika, yang disertai dengan
kecemasan. Sedangkan kompulsi adalah kebutuhan yang patologis untuk melakukan suatu
impuls yang jika ditahan menyebabkan kecemasan. Gangguan obsesif kompulsif merupakan
suatu kondisi yang ditandai dengan adanya pengulangan pikiran obsesif atau kompulsif, dimana
membutuhkan banyak waktu (lebih dari satu jam perhari) dan dapat menyebabkan penderitaan
(distress)

Etiologi

Faktor Biologis
Banyak penelitian yang mendukung adanya hipotesis bahwa disregulasi serotonin berpengaruh
pada pembentukan gejala gangguan obsesif kompulsif, tetapi serotonin sebagai penyebab
gangguan obsesif kompulsif masih belum jelas. Genetik juga diduga berpengaruh untuk
terjadinya gangguan obsesif kompulsif dimana ditemukan perbedaan yang bermakna antara
kembar monozigot dan dizigot.
Faktor Tingkah Laku
Menurut teori, obsesi adalah stimulus yang terkondisi. Sebuah stimulus yang relatif netral
diasosiasikan dengan rasa takut atau cemas melalui proses pengkondisian responden yaitu
dengan dihubungkan dengan peristiwa peristiwa yang menimbulkan rasa cemas atau tidak
nyaman. Kompulsi terjadi dengan cara yang berbeda. Ketika seseorang menyadari bahwa
perbuatan tertentu dapat mengurangi kecemasan akibat obsesif, orang tersebut mengembangkan
suatu strategi penghindaran aktif dalam bentuk kompulsi atau ritual untuk mengendalikan
kecemasan tersebut. Secara perlahan, karena efikasinya dalam mengurangi kecemasan, strategi
penghindaran ini menjadi suatu pola tetap dalam kompulsi.
Faktor Psikososial
Menurut Sigmund Frued, gangguan obsesif kompulsif bisa disebabkan karena regresi dari fase
anal dalam fase perkembangannya.2 Mekanisme pertahanan psikologis mungkin memegang
peranan pada beberapa manifestasi gangguan obsesif kompulsi. Represi perasaan marah
terhadap seseorang mungkin menjadi alas an timbulnya pikiran berulang untuk menyakiti orang
tersebut.

Epidemiologi
Prevalensi dari gangguan obsesif kompulsif pada populasi umum adalah 2 -3%. Pada sepertiga
pasien obsesif kompulsif, onset gangguan ini adalah sekitar usia 20 tahun, pada pria sekitar 19
tahun dan pada wanita sekitar 22 tahun. Perbandingan yang sama dijumpai pada laki-laki dan
perempuan dewasa, akan tetapi remaja laki laki lebih mudah terkena daripada remaja
perempuan

Gejala Klinis
Gejala pasien gangguan obsesif kompulsif mungkin berubah sewaktu waktu tetapi gangguan
ini mempunyai empat pola gejala yang paling sering ditemui, yaitu:
Kontaminasi
Obsesi akan kontaminasi biasanya diikuti oleh pembersihan atau kompulsi menghindar dari
objek yang dirasa terkontaminasi. Objek yang ditakuti biasanya sulit untuk dihindari, misalnya
feces, urine, debu, atau kuman.
Keraguan Patologis

Obsesi ini biasanya diikuti oleh kompulsi pemeriksaan berulang. Pasien memiliki keraguan
obsesif dan merasa selalu merasa bersalah tentang melupakan sesuatu atau melakukan sesuatu.
Pemikiran yang Mengganggu
Obsesi ini biasanya meliputi pikiran berulang tentang tindakan agresif atau seksual yang salah
oleh pasien.
Simetri
Kebutuhan untuk simetri atau ketepatan akan menimbulkan kompulsi kelambanan. Pasien
membutuhkan waktu berjam jam untuk menghabiskan makanan atau bercukur.
Beberapa gejala yang berhubungan dengan gangguan obsesif kompulsif adalah sebagai berikut:
OBSESI
KOMPULSI
Perhatian terhadap kebersihan (kotoran, kuman, kontaminasi)
Ritual mandi, mencuci dan membersihkan yang berlebihan
Perhatian terhadap ketepatan
Ritual mengatur posisi berulang ulang
Perhatian terhadap peralatan rumah tangga (piring, sendok)
Memeriksa berulang ulang dan membuat inventaris peralatan
Perhatian terhadap sekresi tubuh (ludah, feces, urine)
Ritual menghindari kontak dengan sekret tubuh, menghindari sentuhan
Obsesi religius
Ritual keagamaan yang berlebihan (berdoa sepanjang hari)
Obsesi seksual (nafsu terlarang atau tindakan seksual yang agresif)
Ritual berhubungan seksual yang kaku
Obsesi terhadap kesehatan (sesuatu yang buruk akan terjadi dan menimbulkan kematian)
Rituall berulang (pemeriksaan tanda vital berulang, diet yang terbatas, mencari informasi tentang
kesehatan dan kematian
Onsesi ketakutan (menyakiti diri sendiri atau orang lain)
Pemeriksaan pintu, kompor, gembok dan rem darurat berulang ulang
Pemikiran mengganggu tentang suara, kata kata atau musik
Menghitung, berbicara, menulis, memainkan alat musik dengan suatu ritual yang beragam

Penatalaksanaan
Ada beberapa terapi yang bisa dilakukan untuk penatalaksanaan gangguan obsesif kompulsif
antara lain terapi farmakologi (farmakoterapi) dan terapi tingkah laku. Kombinasi kedua bentuk
terapi tersebut memberikan hasil yang lebih efektif daripada terapi tunggal.4

Farmakoterapi
Dua kelompok obat obatan yang terbukti efektif untuk terapi pada pasien gangguan obsesif
kompulsif adalah SSRI antara lain fuoxetine, fluvoxamine, paroxetine, setraline, dan TCA yaitu
clomipramine.2,3,4 Dosis dan efek samping adalah sebagai berikut:
Pengobatan
Dosis Inisial Harian
Dosis Target Harian
Efek Samping
Selective Serotonin Reuptake Inhibitor
Fluoxetine (prozac)
Fluvoxamine (luvox)
Sertraline (paxil)
Paroxetine (paxil)
Citalopram (celexa)
Escitalopram (lexapro)
mg

20

50

20
20
20

10

mg

80

300

200
60
60

Tidak diketahui
Anxietas, penurunan libido, disfungsi seksual, diare, sedasi, sakit kepala, insomnia, mual,
dizziness
Clomipramine (anafranil, tricyclic antidepressant)
25 - 50
250
Dizziness, sedasi, mulut kering, peningkatan BB, disfungsi seksual
Venlafaxine (effexor)
75
375
Gangguan akomodasi, pandangan kabur, sakit kepala, parastesia, mual, penurunan BB,
withdrawl syndrome (dizziness, mual, lemah)

Terapi Tingkah Laku


Baku emas terapi tingkah laku untuk gangguan obsesif kompulsif meliputi paparan dan
pencegahan ritual. Pada terapi ini pasien dipaparkan dengan stimuli yang memprovokasi
obsesinya misalnya dengan menyentuh objek yang terkontaminasi dan juga pasien ditahan untuk
tidak kompulsi misalnya menunda mencuci tangan.

Terapi tingkah laku ini dimulai dengan pasien membuat daftar tentang obsesinya kemudian
diatur sesuai hierarki mulai dari yang kurang membuat cemas sampai yang paling membuat
cemas. Dengan melakukan paparan berulang terhadap stimulus diharapkan akan menghasilkan
kecemasan yang minimal karena adanya habituasi.

Prognosis
Sekitar 20 30% pasien menunjukkan perubahan gejala yang signifikan. 40 50%
menunjukkan perubahan sedang, sedangkan sekitar 20 40% tetap terganggu bahkan bertambah
parah.
Beberapa kondisi yang dapat memperburuk prognosis gangguan obsesif kompulsif adalah
apabila pasien tidak mampu menahan dorongan kompulsi, onset pada masa kecil, kompulsi yang
aneh atau kacau, pasien rawat inap disertai gangguan depresi berat, keyakinan delusional atau
gangguan skizotipal, tidak respon atau menolak terapi yang dianjurkan. Prognosis pasien
dinyatakan baik apabila kehidupan sosial dan pekerjaan baik, adanya stressor dan gejala yang
bersifat periodik.

You might also like