Professional Documents
Culture Documents
A. PENGERTIAN
Blastomycosis
adalah
penyakit
yang
disebabkan
oleh
infeksi
dari
Gilchrist
atau
Blastomikosis
adalah penyakit
menular
yang
menjadi
khamir
dan
sistem
imun
manusia
tidak
sempat
B. TAKSONOMI
Kingdom
: Fungi
Phylum
: Ascomycota
Class
: Euascomycetes
Ordo
: Onygenales
Family
: Onygenaceae
Genus
: Blastomyces
Species
: Blastomyces dermatitidis
C. EPIDEMIOLOGI
Dermatitidis jarang bisa di isolasi sebagai natural habitat, tetapi telah
dilaporkan keberhasilan isolasi yang berhubungan dengan kayu yang
membusuk dan berang-berang yang mengandung banyak bahan organik.
Fungi ini banyak terdapat di tanah yang kaya dengan material organik seperti
kotoran hewan, rotting wood, plant fragment, insect remain, dan debu. Tetapi
dimungkinkan juga jamur ini terdapat di tanah lembab yang kurang terkena
cahaya matahari, mengandung sampah organik dan pH kurang dari 6.0.
Penyakit ini disebut sebagai blastomikosis Amerika Utara karena ia
merupakan endemis dan kebanyakan kasus terjadi di AS dan Kanada.
Walaupun prevalensi yang tinggi di Amerika Utura, blastomikosis pernah
tercatat di Afrika, Amerika Selatan, dan Asia.Ia merupakan endemis pada
manusia dan anjing di AS bagian timur.
2. Pada suhu 37 0C yeast form/ bentuk ragi Dalam jaringan atau biakan
pada suhu 370 C, Blastomyces dermatitidis tumbuh sebagai ragi bulat,
multinuclear berdinding tebal(8-15 m) yang biasanya menghasilkan
tunas tunggal. Tunas dan sel yeast induk menempel pada suatu dasar
yang luas, dan tunas ini bias membesar hingga berukuran sama dengan
sel yeast induk sebelum mereka terlepas. Sel yeast ibu dengan anak
yang masih melekat disebut blasoconidia.Koloni berkerut seperti lilin dan
lembut.Membutuhkan 7-10 hariuntuk tumbuh menjadi bentuk ragi.
E. ETIOLOGI
Penyebab dari penyakit ini adalah Jamur Blastomyces dermatitidis. Spora dari
jamur Blasomyces dermatitidis diduga berasal dari rumah berang-berang. Spora
mungkin masuk ke dalam tubuh manusia melalui sistem pernafasan karena
terhirup .Sering terjadi di daerah tenggara Amerika Serikat dan di perbukitan Sungai
Mississippi, juga di Afrika.Penyakit ini biasanya menyerang pria berusia antara 20-40
tahun dan jarang ditemukan pada penderita AIDS.
F. SYMPTOM
Gejala penyakit ini dimulai dengan timbulnya demam yang cukup tinggi
bahkan hingga menggigil dan terdapat pula keringat yang cukup banyak. Bisa juga
di sertai batuk berdahak yang cukup parah ( tetapi masih dalam kondisi wajar )
maupun kering, nyeri dada dan kesulitan bernafas atau pernapasan terganggu , kulit
dimulai dengan benjolan kecil (papula) dan bisa juga benjolan tersebut berisi nanah
(papulopustula), dan penyakit ini akan menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh
darah. Kemudian akan timbul kutil yang dikelilingi abses atau penimbunan nanah.
Apabila terjadi pada tulang maka akan timbul pembengkakan disertai nyeri pada
tulang tersebut . Dan pada laki-laki biasanya terjadi pembengkakan epididimis
disertai nyeri atau prostatitis.
osteomyelitis.
Bila
menyerang
traktus
genitoutinaria
dapat
H. DIAGNOSIS
1. Bahan klinis:
Kerokan kulit, sputum dan bilas bronkus, cairan serebrospinal,cairan pleura,
dan darah, sumsum tulang, urin dan biopsi jaringan dari berbagai organ
dalam.
2. Mikroskopik langsung:
a. Kerokan kulit harus diperiksa menggunakanKOH 10% dan tinta Parker
atau calcofluor white mounts;
b. Eksudat dancairan tubuh harus disentrifugasi dan sedimennya diperiksa
denganmenggunakan KOH 10% dan tinta Parker atau calcofluor white
mounts,
dan
merupakan
satu
dari
cara
yang
paling
penting
yang berpotensi
menunjukkan
sel
seperti
sebagai
ragi
patogen. Potongan
yang
besar,
dasarnya
jaringan
besar,
Spesimen klinis harus diinokulasi ke dalam media isolasi primer seperti agar
dextrose Sabouraud dan agar infusi jantung otak ditambah dengandarah
kambing 5%.
4. Serologi:
Tes serologi memiliki nilai yang terbatas dalam diagnosis Blastomikosis.
5. Identifikasi:
Pada morfologi mikroskopik yang lalu, konversi dari bentuk jamur ke bentuuk ragi,
dan patogenitas binatang telah digunakan semuanya;meskipun demikian tes
eksoantigen sekarang merupakan metode pilihan untuk mengidentifikasi Blastomyces
dermatitidis
I.
PENGOBATAN
Amphotericin B [0.5 mg/kg per hari selama 10 minggu] tetap merupakan obat
pilihan bagi pasien dengan infeksi akut yang mengancam jiwa dan mereka dengan
meningitis.Pasien dengan kavitas paru dan lesi di tempat selain paru dan kulit
membutuhkanterapi yang lebih lama. Itraconazole oral [200 mg/hari untuk paling
sedikit selama 3 bulan] adalah obat pilihan bagi pasien dengan bentuk blastomikosis
yang indolen;meskipun demikian jika pasien lambat memberikan respon, dosis harus
ditingkatkanmenjadi 200 mg dua kali sehari.
Pasien dengan infeksi serius yang memberikanrespon terhadap terapi awal
dengan amphotericin, dapat diubah ke itraconazolesampai akhir dari terapi
mereka.Ketokonazole
ditoleransi.Flukonazole
oral
dapat
tampaknya
digunakan,
kurang
tetapi
efektif
agak kurang
dibandingkan
dapat
dengan