Professional Documents
Culture Documents
Dani Sutanta S
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tanaman tahunan dengan umur ekonomis 25 30 tahun
Sistem pertanian monokultur
Ditanam pada hamparan luas
Siklus hidup hama dan penyakit pendek
AKIBAT SERANGAN
Kehilangan bahan tanam
Tambahan biaya sisipan dan perawatan
Penundaan panen
Penurunan produksi
Tambahan biaya pengendalian
-
FALSAFAH
MANUSIA
ORGANISME
PENGGANGGU
MAKHLUK
HIDUP
MAKHLUK
HIDUP
BERSAING
MANA YANG MENANG ?
KUALITAS
PRODUKSI
TINGGI
TANAMAN
FAKTOR +
KUANTITAS
FAKTOR ORGANISME
PENGGANGGU
DAPAT DIKUASAI
ORGANISME PENGGANGGU
HAMA
PENYAKIT
GULMA
DIKENDALIKAN
PERLINDUNGAN TANAMAN
IKLIM
OP
INANG
OP = ORGANISME PENGGANGGU
MUSUH
ALAMI
PERLINDUNGAN TANAMAN
PD (SI) = BP - ER
PD = Population Density
(Kerapatan Populasi)
SI = Source of Innoculum
(Banyaknya Sumber Penular)
BP = Biotic Potential
(Kemampuan Biotic)
ER = Environmental Resistance
(Ketahanan Lingkungan)
BP
ER
Produksi telur/spora/biji
Cara reproduksi
Sex ratio
EKOSISTEM HUTAN
PD/SI
gk (a)
Waktu
Kerapatan populasi/Banyaknya sumber penular
Faktor penghambat
EKOSISTEM PERKEBUNAN
PD/SI
gk (ab)
gk (a)
Waktu
Kerapatan populasi/Banyaknya sumber penular
Faktor penghambat
PERLINDUNGAN TANAMAN
PD (SI) = BP - ER
A.
1.
2.
3.
Menurunkan BP
Cara Mekanis
Cara Biologis
Cara Kimiawi
B.
1.
2.
3.
Menaikan ER
Cara teknik bercocok tanam
Cara seleksi
Cara Biologis
C. Karantina Tumbuhan
Tugas Presentasi
Pendahuluan
Bila ditinjau dari segi produktivitas, Indonesia dari tahun 2006 sudah
mengalami peningkatan dan mengalahkan produktivitas Malaysia
Melihat kondisi potensi lahan, industri minyak kelapa sawit, pasar hasil
industri kelapa sawit baik dalam negeri maupun luar negeri serta
membandingkannya dengan nilai perdagangan kelapa sawit Indonesia
dan dunia
1. Jenis
Ulat api
Setothosea asigna
Setora nitens
Darna trima
Ploneta diducta
Ulat kantong
Mahasena corbetti
Metisa plana
Pteroma pendula
Siklus Hidup
Siklus hidup (hari)
Kelompok
Ulat api
Nama Ilmiah
S. asigna
S. nitens
D. trima
P. diducta
M. corbetti
M. plana
Ulat kantong
P. pendula
Jumlah
Telur
Larva (instar)
Kepompong
48
35
46
5
49 51 (VI VIII)
29 (VI VIII)
30 39 (V VI)
34 (V VI)
40
23
11 14
13
93 99
55 57
45 59
52
16
18
18
80 (IV V)
50 (IV V)
50 (IV V)
30
25
25
126
93
93
Pengendalian
Hasil pengendalian yang efektif sangat ditentukan oleh deteksi awal dan
diikuti perlakuan/tindakan segera
Rekomendasi teknik pengendalian hama ulat api dan ulat kantong adalah
:
(I) Pengutipan larva (Hand picking)
(II) Penyemprotan insektisida
(III) Injeksi batang
(IV) Infus akar
(V) Pengutipan kepompong
(VI) Konservasi dan eksploitasi musuh alami
Pengendalian dengan menggunakan salah satu teknis tidak akan
mendapatkan hasil yang memuaskan, sehingga perlu diterapkan
pengendalian hama terpadu (PHT)
HAMA TIKUS
KERUSAKAN
(I)
Pembibitan
- Memakan kecambah yang baru tumbuh, sehingga kecambah mati
- Mengerat bagian pangkal pelepah sampai jaringan muda, bibit tumbuh
abnormal atau mati.
(II) Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
- Mengerat bagian pangkal pelepah sehingga pelepah tumbang
- Mengerat jaringan meristem sehingga bibit mati
(III) Tanaman Menghasilkan (TM)
- Mengerat buah muda dan buah masak
- Memakan brondolan
- Merusak bunga jantan
JENIS TIKUS
Tikus sawah : Rattus argentiventer
Tikus pohon : Rattus tiomanicus
Tikus rumah : Rattus-rattus diardii
Siklus Hidup
Stadia
Uraian
Waktu (hari)
Telur
Larva
16 21
(5 instar)
Kepompong
9 12
Kupu-kupu
5 10
45
Gejala Serangan
Kehadiran hama Tirathaba pada perkebunan kelapa sawit dapat dideteksi
dengan gejala sebagai berikut :
(I)
pada
permukaan
(II)
buah
aktif)
Pengendalian
Tanaman Belum Menghasilkan dan Sisipan
Dalam keadaan normal kebijaksanaan kastrasi yang dilakukan tepat
waktu dan konsisten akan mampu mencegah meningkatnya populasi
Tirathaba
Apabila pada saat melakukan rotasi kastrasi dijumpai adanya
serangan, tindakan yang dianjurkan adalah :
Semua bunga/tandan yang dipotong dikumpulkan,
dikeluarkan dari lapangan dan dibakar
ATAU
Semua bunga/atau tandan yang dipotong dikumpulkan dan
disemprot dengan insektisida Thiodan 35 EC atau Regent
50 SC
Rotasi II
Oryctes rhinoceros
Potensi Kerusakan
Pembibitan
Kumbang tanduk menggerek pangkal pelepah terbawah, dan langsung
mencapai titik tumbuh. Kerusakan yang dapat dilihat adalah daun tombak
mengering dan mudah dicabut.
TBM
Kumbang menggerek pangkal pelepah sebelah atas, kemudian
meneruskan gerekan ke bawah sampai jaringan muda. Gejala yang dapat
dilihat adalah adanya lubang gerekan, daun tumbang mengering dan
mudah dicabut.
TM
Membuat lubang gerekan pada pangkal pelepah sebelah atas, setelah
pelepah membuka sebagian pelepah akan patah.
Siklus Hidup
Telur diletakkan kumbang betina secara tunggal pada bahan-bahan organik
yang sedang melapuk (kayu, batang kelapa sawit, janjang kosong)
Telur menetas setelah 10 18 hari. Larva terbagi dalam tiga instar dan
berlangsung selama 102 hari (63 - 180 hari).
Pre-pupa dilindungi oleh serabut-serabut media hidupnya dan berlangsung
7,7 hari (6 12 hari)
Pupa berada pada tempat yang sama selama 22,4 hari (16 27 hari)
Setelah menjadi kumbang dewasa, tetap tinggal di dalam kokon selama
19,7 hari (11 29 hari)
Siklus hidup Oryctes adalah rata-rata 164,3 hari (106 266 hari)
Permasalahan
Tumbuh dan berkembangnya hama Oryctes serta kerusakan yang
ditimbulkannya sangat ditentukan oleh dua faktor :
(I) Ada tidaknya sumber hama
(II) Tersedianya media untuk berkembang biak
Pengendalian
Di dalam usaha pengendalian dilakukan dua hal penting yaitu
pencegahan (menghindari penyediaan media perkembangbiakannya)
dan penyembuhan yaitu dengan mematikan/menangkap serangga
(kumbang, larva dan kepompong)
Pencegahan
Penyembuhan
Wingkling (mengutip dan membunuh kumbang yang
menyerang tanaman) dengan rotasi
Tingkat Serangan
2 pohon/ha
3 5 pohon/ha
> 5 pohon/ha
Frekuensi
1 bulan
2 minggu
1 minggu
Aplikasi Insektisida
Aplikasi insektisida dilakukan apabila tingkat serangan > 5 pohon/ha.
Insektisida
Jumlah/pohon
Teknik aplikasi
Frekuensi
aplikasi
Nama dagang
Bahan aktif
insektisida
air
Decis 2,5 EC
Matador 25 EC
Cymbush 50 EC
Deltamethrin
L-sihalothrin
Sipermethrin
3,5 ml
3,5 ml
10 ml
100 ml
100 ml
100 ml
Penyemprotan
daun
tombak
dan
pangkal
pelepah
2 minggu
Curater 3 G
Carbofuron
15 g
Penaburan di
sekitar pangkal
daun tombak
2 minggu
Marshal 5 G
Carbosulfan
10 g
1 bulan
Feromone
Pherotrap terdiri dari bahan ember kapasitas 15 L dengan tutup terbailk dan
ditengah- tengah tutup diberi lubang dengan diameter 5 cm. Selain itu di
dalam ember digantungkan pheromone
Tingkat Serangan
5 10 pohon/ha
10 20 pohon/ha
Frekuensi
setiap 10 ha
setiap 5 ha
PENYAKIT DI PEMBIBITAN
Management pembibitan yang baik seperti : pemilihan media
tanam yang baik, pemupukan tepat waktu dan dosis,
penyiraman yang cukup, pengendalian gulma dan jarak tanam
yang sesuai telah mampu menghindarkan pembibitan dari
serangan penyakit.
Penyakit daun yang menyerang pembibitan (pre dan main
nursery) lebih banyak disebabkan karena faktor-faktor
persyaratan di atas tidak terpenuhi.
Tanaman pembibitan yang stres karena proses kompetisi unsur
hara, cahaya dan air akan sangat mudah terinfeksi berbagai
penyakit. Pemberian fungisida secara intensif tidak akan
memberikan hasil yang baik apabila faktor-faktor penyebab
stres tersebut tidak diperbaiki.
Gejala Penyakit
Penyakit Anthracnose pada awalnya menyerang ujungujung anak daun di pre-nursery dengan gejala awal
bintik-bintik kecil berwarna hijau terang. Bintik-bintik
berubah warna menjadi coklat gelap dan melebar di
pucuk-pucuk anak daun
Penyebab penyakit
- Botryodiplodia palmarum
- B. theobromae
- Melanconium elaeidis dan
- Glomerella cingulata
Pengendalian
Pencegahan
(I)
Mengurangi penyiraman berlebihan
(II)
Memperkecil butiran penyiraman
(III)
Pengaturan jarak tanam
Penyemprotan
Fungisida
Nama dagang
Bahan aktif
Benlate
Benomil
Dithane M-45 80 WP Mankozeb
Derosal 60 WP
Karbendazim
Konsentrasi
Frekuensi
(formulasi produk)
(minggu)
(g/L air)
2,0
2,0
2,0
Gejala Penyakit
Pertama kali menyerang daun yang belum membuka
atau yang baru membuka. Gejala awal ditunjukkan oleh
bulatan kecil yang tembus pandang berwarna kuning.
Bintik tersebut melebar dan berubah warna menjadi
coklat cerah.
Penyebab Penyakit
Penyebab penyakit Leaf Spot Disease adalah jamur
Culvularia eragrotidis dan C. fallac
Pengendalian
Management pembibitan yang baik biasanya telah mampu
mengendalikan penyakit ini. Apabila penyebab penyakit karena
tanaman stres, maka faktor penyebab tersebut harus diperbaiki.
Bibit yang terserang berat sebaiknya dimusnahkan. Penyemprotan
fungisida dibawah akan membantu penyembuhan.
Fungisida
Nama dagang
Bahan aktif
Benlate
Benomil
Dithane M-45 80 WP Mankozeb
Konsentrasi
Frekuensi
(formulasi produk)
(minggu)
(g/L air)
2,0
2,0
Cercospora
Penyakit Cercospora terutama menyerang bibit di Main
Nursery yang sudah dewasa > 7 bulan.
Gejala Penyakit
Menyerang pada daun muda yang telah membuka penuh
ditandai bintik coklat kemudian melebar dan agak
cekung berwarna coklat gelap.
Penyebab Penyakit
Jamur dari jenis Cercospora elaeidis
Pengendalian
Management pembibitan yang baik biasanya telah
mampu menekan serangan penyakit ini. Bibit yang
mengalami
serangan
berat,
sebaiknya
harus
dimusnahkan.
Penyemprotan penyembuhan dapat dilakukan dengan :
Fungisida
Nama dagang
Benlate
Derosal 60 WP
Bahan aktif
Benomil
Karbendazim
Konsentrasi
Frekuensi
(formulasi produk)
(minggu)
(g/L air)
2,0
2,0
Penyebab Penyakit
Penyakit disebabkan oleh jamur Corticium solani
Pengendalian
Semua bibit yang terserang berat dikeluarkan dari
pembibitan dan dihancurkan/dibakar. Untuk serangan
ringan dapat diperlakukan sebagai berikut :
Fungisida
Nama dagang
Bahan aktif
Benlate
Benomil
Dithane M-45 80 WP Mankozeb
Konsentrasi
Frekuensi
(formulasi produk)
(minggu)
(g/L air)
2,0
2,0
Gejala Penyakit
Gejala awal hanya dapat dilihat apabila pelepah yang
belum membuka dipotong, jaringan yang terserang
menunjukkan warna coklat kemerahan. Pada saat daun
membuka, menunjukkan pelepah yang membengkok.
Penyebab Penyakit
Secara tepat belum diketahui penyebab penyakitnya.
Kepekaan beberapa progeny terhadap penyakit CD
dikendalikan oleh gen. Dalam program mengawinsilangkan
(Breeding), induk jantan/betina yang menunjukkan gejala CD
tidak digunakan. Pemberian pupuk N yang berlebihan juga
dapat memperparah gejala penyakit.
Pengendalian
Bibit yang menunjukkan gejala awal CD harus dimusnahkan
Menghindari pemberian pupuk
menunjukkan gejala awal CD
pada
pohon
yang
Gejala Serangan
Penyakit BPB mula-mula menyerang akar, kemudian
menjalar ke pangkal batang. Kerusakan pada pangkal
batang menyebabkan pembusukan jaringan sehingga
transportasi air dan unsur hara dari tanah ke daun
mengalami gangguan. Akibat terganggunya transportasi
air tersebut beberapa daun tombak (lebih dari 3) tidak
membuka, walaupun air tanah mencukupi. Gejala
selanjutnya pelepah-pelepah daun tua mulai berpatahan
dan mati. Gejala lain yang dapat dilihat adalah
munculnya badan buah pada pangkal batang.
Penyebab Penyakit
Busuk pangkal batang atau Basal Stem Rot
disebabkan oleh jamur Ganoderma spp dari
berbagai spesies seperti :
G. boninense
G. pseudoferreum
G. applanatum
G. chalceum
G. miniatocinctum
G. tornatum
Pengendalian
Sekali tanaman menunjukkan gejala serangan, tidak ada
harapan untuk menyembuhkan tanaman tersebut.
Pengendalian Sebelum Tanam
Membersihkan sumber infeksi :
(I)
Membongkar seluruh tanaman, menghancurkan termasuk masa
akar di dalam tanah
(II) Pengolahan Tanah
Pembajakan tanah untuk mematikan sisa-sisa penyakit dalam tanah
(III) Penanaman kacangan
Tanaman penutup tanah akan memacu proses pembusukan sisa-sisa
tanaman.
Pendahuluan
Conopomorpha cramerella
Famili Gracillariidae
Ordo Lepidoptera
COCOA POD BORER
Gejala serangan pada buah (warna kuning
tidak merata)
Ulatnya merusak dengan cara menggerek
buah, memakan kulit buah, daging buah
dan saluran ke biji.
Buah yang terserang akan lebih awal
menjadi berwarna kuning, dan jika
digoyang tidak berbunyi
Biasanya lebih berat daripada yang sehat
Biji-bijinya saling melekat, berwarna
kehitaman serta ukuran biji lebih kecil
Daur hidup
Phytophthora palmivora
Famili Pythiaceae
Ordo Pythiales
FRUIT ROT
Gejala Penyakit
Pengendalian penyakit
Sanitasi kebun
Mekanis (mengumpulkan dan membakar buah yang
terserang)
Kultur teknis :
Tugas
Pendahuluan
Daur hidup
Pengendalian
Pengendalian hayati
Jamur Beauveria bassiana (Bb)
Petik merah (buah yang masak pertama) buah yang
terserang PBKo
Kumpulkan dan diperlakukan dengan Bb
Ditutup dengan plastik jernih
Inkubasi satu malam
Dewasa akan keluar dari buah dan terinfeksi oleh Bb
Dewasa ini kelihatan di bawah plastik
Dewasa tersebut dilepas sehingga dapat menularkan Bb
kepada pasangannya di lahan kopi
Pengendalian mekanis
Petik buah yang tertinggal pada pohon kopi dan ambil
Gejala :
daun yang sakit timbul bercak kuning kemudian berubah
menjadi coklat
Di permukaan bercak pada sisi bawah daun terdapat
uredospora seperti tepung berwarna oranye atau jingga
Pada serangan berat tanaman tampak kekuningan,
daunnya gugur akhirnya tanaman menjadi gundul
Penyebaran penyakit melalui uredospora yang dapat
dibentuk sepanjang tahun
Perkembangan penyakit dipengaruhi oleh kelembaban
Spora yang telah matang dapat disebarkan oleh angin
dan untuk perkecambahannya diperlukan tetesan air yang
mengandung udara
Siklus Hidup
Pengendalian
Pengendalian Kimiawi
Terdapat 11 jenis bahan aktif fungisida yang
direkomendasikan di Indonesia, yaitu siprokanazol,
heksakanazol, triadimefon, triadimenol, benomil,
tembaga oksiklorida, mankozeb, tembaga hidroksida,
tembaga oksida, dinikonazol, dan propikonazol
Apabila diikuti dengan praktik kultur teknis yang benar,
aplikasi fungisida dapat menurunkan tingkat kerusakan
tanaman oleh penyakit karat daun sampai 64,9%
Tanpa diikuti praktik kultur teknis yang benar, aplikasi
fungisida hanya menurunkan tingkat kerusakan tanaman
oleh penyakit karat daun 20%
Tugas