Professional Documents
Culture Documents
KELAS / GROUP
: TT-5D / 06
NAMA KELOMPOK
(3314130066)
: 3. PUTRI LEMUEL
(3314130057)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1
Latar Belakang............................................................................... 1
1.2
Tujuan......................................................................................... 2
1.3
Metode Penilitian............................................................................2
BAB II..................................................................................................... 3
TEORI DASAR.......................................................................................... 3
2.1
Teknologi HSDPA......................................................................3
2.1.2
2.1.3
2.1.4
2.1.5
2.1.6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Metode Penelitian.........................................................................................11
3.2
Pengukuran Kinerja......................................................................................16
3.3
BAB IV.................................................................................................. 25
PENUTUP............................................................................................... 25
4.1.
KESIMPULAN............................................................................25
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 27
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada zaman ini kebutuhan teknologi terus berkembang begitupula dengan
koneksi internet . pada era digital ini koneksi internet sangan dibutuhkan oleh
berbagai jenis perusahaan dan lapisan masyarakat. Untuk terkoneksi internet
dapat dilakukan dengan berbagai cara , baik dengan memasangan wifi, speedy
yang melalui LAN atau melalu telekomunikasi seluler dengan menggunakan
teknologi bebrbasis High Speed Downlink Packet Access (HSDPA).
Kebutuhan pelanggan yang membutuhkan internet dengan kecepatan
tinggi dan dapat di akses dimana saja maka munculah pengembangan tentang
teknologi bebrbasis Wideband Code Division Multiple Access
(WCDMA),
yang merupakan HSDPA dengan kecepatan downlink sampai dengan 3.6 Mbps
dan Bandwith sebesar 5 MHz.
Teknologi HSDPA mempunyai tujuan utama yaitu , untuk meningkatkan
throughput dari sisi downlink dan mengurangi delay. Fator yang
mempengaruhi turunnya kualitas signal pada HSDPA ialah daerah yang padat
penduduk (urban) dikarenakan meningkatnya jumlah paket data yang akan
dikirimkan sehingga delay data pun besar dan banyak terdapat gedung gedung
bertingkat yang dapat mengganggu proses propagasi gelombang atau disebut
redaman propagasi yang menyebabkan suatu paket hilang pada saat
pentransmisian yang sangat berpengaruh pada besarnya throughput.
ITU-T mendevenisikan kualitas jaringan yang dinyatakan dalam QoS. QoS
merupakan istilah umum untuk menyatakan efek dari kualitas sebuah layanan
secara keseluruhan dari sudut pandang user. Menurut Teuku (2010:25) ada
tiga parameter yang dapat menentukan QoS pada jaringan adalah delay,
packet loss, dan throughput. Untuk menganalisis kualitas jaringan internet
berbasis HSDPA dapat dilakukan dengan pengukuran parameter delay, packet
loss, dan throughput kemudian dibandingkan dengan standar TIPHON.
1.2 Tujuan
Menganalisis kualitas jaringan internet dengan basis HSDPA pada provider
seluler XL di wilayah Padang Utara sehingga mendapatkan kualitas jaringan
yang baik.
BAB II
TEORI DASAR
Mode
3GPP
kemampuannya
menetapkan
mengirim
HARQ
kembali
untuk
dengan
retransmisi
karena
cepat.
HARQ
pengganti layer RLC (Radio Link Control) yang banyak digunakan untuk
protokol transmisi data yang lain. Lapisan MAC diletakkan pada radio
interface yang berhubungan langsung dengan UE sehingga menurunkan
delay.
Pada keadaan normal NACK diminta kurang dari 10 ms pada layer
MAC padahal dengan RLC dibutuhkan antara 80-100 ms. Dengan
menurunkan delay pada proses retransmisi, protokol internet yang telah
diperkenalkan pada release 4 mudah diimplementasikan. Hal tersebut
mendukung diterapkannya berbagai aplikasi seperti internet dan FTP. Untuk
membatasi kompleksitas proses retransmisi, 3GPP menetapkan protocol
SAW (Stop and Wait).
2.1.2
2.1.3
pada platform WCDMA. Terdiri atas High Speed Downlink Shared Channel
(HS-DSCH), High Speed Shared Control Channel (HS-SCCH), dan Uplink
High Speed Dedicated Physical Control Channel (HS-DPCCH).High Speed
Downlink Shared Channel (HS-DSCH) disediakan sebagai kanal sharing
baru untuk membawa beberapa DCH (Dedicated Transport Channel) dalam
satu frekuensi.
Kanal transport dituntut mampu membawa data yang besar secara
efisien untuk memberikan data rate yang tinggi. Data dimultipleks dalam
domain waktu dan dikirim dalam beberapa TTI (Transmission Time
Interval). Setiap TTI terdiri atas 3 slot waktu yang masing-masing 2 ms.
Digunakan
konstan
SF
(Spreading
Factor)
16
untukproses
code
2.1.4
10
dengan beban traffic yang lebih kecil. Handover dapat dilakukan melalui tiga
cara yaitu : melalui MS (Mobile initiated) : MS melakukan pengukuran
kualitas, memilih node B terbaik dan tersambung ke node B tersebut di bantu
oleh jaringan. Handover ini biasanya di picu oleh kualitas hubungan yang
buruk berdasarkan pengukuran MS.
2.1.5
untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik data tertentu dalam
berbagai jenis platform teknologi QoS tidak diperoleh langsung dari
infrastruktur
yang
ada,
melainkan
diperoleh
dengan
2.1.6
1.
2.
Probabilitas Dropping atau Packet Loss terjadi ketika ada peak load
dan congestion( kemacetan transmisi paket akibat padatnya traffic
yang harus dilayani) dalam batas waktu tertentu, maka frame
(gabungan data payload dan header yang ditransmisikan ) suara akan
dibuang sebagaimana perlakuan terhadap frame data lainnya pada
11
jaringan berbasis IP. Packet loss untuk aplikasi voice dan multimedia
dapat ditoleransi sampai dengan 20%.
BAB III
PEMBAHASAN
12
13
Kualitas
(%)
14
0 - 3%
3 - 15%
15- 25 %
>25 %
Sangat Bagus
Bagus
Sedang
Jelek
Kualitas
Sangat Bagus
Bagus
Sedang
Jelek
Skenario
untuk
mengukur
throughput
adalah
dengan
melakukan
pengukuran pada lokasi dari waktu berbeda dikawasan Padang Utara. Pengukuran
dilakukan dengan cara melakukan ping ke beberapa remote host yang berbeda
15
dengan tool Axence NetTools, adapun remote host yang digunakan adalah
www.google.com, www.facebook.com, dan www.yahoo.com. Cara mengetahui
throughput dengan Axcence nettools adalah dengan memilih fitur bandwideth,
kemudian masukkan host dan klik bandwideth. Perhitungan persentase nilai
throughput menurut Dista(2013:3 dihitung dengan persamaan berikut:
(%) =
100 %
dimana; = troughput
CUE = kecepatan yang ditawarkan oleh operator
1+2+3+4++x=
Keterangan : x
dilakukan
= jumlah pembacaan
16
Penyimpangan terhadap nilai rata-rata boleh positif atau negatif dan jumlah
aljabar semua penyimpangan tersebut harus nol.
d1 = x1 -
d2 = x2 - dn = xn -
ke-n xn
3. Penyimpangan rata-rata
| |
| |
| |
|!|
| |
D=
4. Standart Deviasi
17
"=#
5. Probable Error
a. Throughput
b. Packet loss
c. Delay
PSNR (dB)
MOS
Perceived Quality
> 37
Excellent
19
31 37
Good
25 30
Fair
20 24
Poor
< 20
Bad
Hari
Ke
1
2
Tanggal
17-11-2014
18-11-2014
Delay
(ms)
141.55
132.66
20
3
4
5
19-11-2014
20-11-2014
21-11-2014
Jumlah
141.44
170.44
136.11
722.21
Mean
144.44
Median
141.55
21
Maka dapat diperoleh hasil bahwa data hasil pengukuran delay pada TP 3
cendrung menurun karena nilai median (nilai tengah) sebesar 142.33 ms lebih kecil
dari pada nilai Mean sebesar 139.99 ms.
Loss (%)
17-11-2014
18-11-2014
19
0.78
0.55
0.00
-11-2014
4
20-11-2014
5
21-11-2014
Jumlah
2.11
0.33
3.77
Tempat Hari
TP 1
Ke
1
2
3
Mean
0.75
Median
0.55
22
Tempat
Hari
Tanggal
Ke
TP 1
1
17-11-2014
2
18-11-2014
3
19-11-2014
4
20-11-2014
5
21-11-2014
Jumlah
Throughpu
t
(bps)
46860.33
43748.00
44455.44
45709.89
44270.56
225044.22
Mean
45008.84
Median
44455.44
23
Berdasarkan uraian hasil pengukuran delay, packet loss, dan throughput diatas, maka
hasil
pengukuran
dapat
dibandingkan
berdasarkan
titik-titik
pengukuran
dan
TIPHON.
TP 2
TP 3
17- Nop
(ms)
141.5
(ms)
135.6
(ms)
136.6
18- Nop
5
132.6
6
141.4
6
143.7
Tanggal
24
19- Nop
6
141.4
4
132.3
7
155.4
20- Nop
4
170.4
3
132.5
4
142.3
21- Nop
4
136.11
5
130.4
3
141.7
Jumlah
722.2
4
672.4
7
719.9
Rara -
1
144.4
2
134.4
8
139.9
rata
4
8
9
Berdasarkan Tabel 7. Maka dapat dilihat nilai rata-rata delay pada TP1, TP 2, dan
TP 3, dengan nilai 144.44 ms, 134.48 ms, dan 139.99 ms. Maka berdasarkan nilai
tersebut nilai kualitas delay pada masingmasing tititk pengukuran bernilai <150 ms,
berarti kualitas delay dikatakan sangat bagus berdasarkan standarisasi TIPHON
mengacu pada Tabel 1.
TIPHON.
Tabel 8. Perbandingan pengukuran packet loss berdasarkan titik pengukuran
Tanggal
17- Nop
18- Nop
19- Nop
20- Nop
21- Nop
Jumlah
Rara -
TP 1
TP 2
TP 3
(%)
0.78
0.55
0.00
2.11
0.33
3.77
0.77
(%)
0.55
0.67
1.33
0.55
1.22
4.32
0.86
(%)
3.22
1.00
0.78
0.44
5.78
11.21
2.24
rata
Berdasarkan Tabel 14. Maka dapat dilihat nilai rata-rata packet loss pada TP1, TP
2, dan TP 3, dengan nilai 0.77 %, 0.86 %, dan 2.24 %. Maka berdasarkan nilai tersebut
25
nilai kualitas delay pada masing-masing tititk pengukuran bernilai < 3 %, berarti
kualitas packet loss dikatakan sangat bagus berdasarkan standarisasi TIPHON mengacu
pada Tabel 2.
TIPHON.
Dari hasil pengukuran throughput pada Tabel 10, 11, dan 12, maka untuk
mengetahui persentase nilai throughput untuk dibandingkan dengan standarisasi
TIPHON maka dihitung menggunakan rumus persentase Throughput sebagaimana
pada Lampiran 9. Maka dari perhitungan pada Lampiran 9, didapatkan hasilnya seperti
terlihat pada Tabel 15.
Tabel 9. Perbandingan pengukuran
throughput berdasrkan titik pengukuran
TP 1
TP 2
TP 3
17-Nop-
(%)
0,65
(%)
0,60
(%)
0,55
14
18-Nop-
0,61
0,59
0,61
14
19-Nop-
0,62
0,61
0,56
14
20-Nop-
0,63
0,59
0,58
14
21-Nop-
0,61
0,59
0,55
14
Jumlah
Rata - rata
3,13
0,63
2,97
0,59
2,86
0,57
Tanggal
26
Berdasarkan Tabel 9. Maka dapat dilihat nilai rata-rata packet loss pada TP1, TP
2, dan TP 3, dengan nilai 0.63 %, 0.59 %, dan 0.57 %. Maka berdasarkan nilai tersebut
nilai kualitas delay pada masing-masing tititk pengukuran bernilai < 25 %, berarti
kualitas throughput dikatakan jelek berdasarkan standarisasi TIPHON mengacu pada
Tabel 3.
Pengukuran rata-rata packet loss pada TP 1, TP 2, dan TP 3 yaitu dengan nilai 0.77
%, 0.86%, dan 2,24 % dan berdasarkan standarisasi TIPHON kualitas jaringan ini
dinyatakan sangat bagus karena nilai packet loss <3%, sehingga jaringan internet masih
bisa dan layak untuk digunakan, sedangkan untuk pengukuran throughput pada TP 1, TP 2,
dan TP 3 yaitu dengan nilai 0.63 %, 0.59 %, dan 0.57 % digolongkan jelek menurut
standarisasi TIPHON karena nilai pengukuran throughput < 25% , ini terjadi karena titik
pengukuran tidak sepenuhnya berada pada posisi 00 terhadap arah antena pemacar.
27
BAB IV
PENUTUP
4.1.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Saputra, dan Huda. 2015. Analisis Kualitas Jaringan Internet Berbasis Hsdpa
Pada Jaringan Xl Di Wilayah Padang Utara.
2. Irawan, Andika. 2011 Analisis Teknis Kualitas Layanan Jaringan Internet
Berbasis Hsdpa Indosat Im2 Wilayah Maguwoharjo Depok Sleman
29
30