Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Defenisi Kode Etik
Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi
dalam melaksanakan tugas profesinya dan hidupnya di masyarakat. Norma
tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka
menjalankan profesinya dan larangan, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh
dan tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja
dalam menjalankan tugas profesinya melainkan juga menyangkut tingkah laku
pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat.
Kode etik kebidanan merupakan suatu pernyataan komprehensif profesi yang
menuntut bidan melaksanakan praktik kebidanan baik yang berhubungan dengan
kesejahteraan keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya.
Penetapan kode etik kebidanan harus dilakukan dalam Kongres Ikatan Bidan
Indonesia (IBI).
peraturan yang mengatur tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para
anggota profesi ketika berinteraksi dengan sesama anggota profesi.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
Kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga para
anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab
pengabdian profesinya.
4. Untuk meningkatkan mutu profesi
Kode etik juga memuat norma-norma serta anjuran agar profesi selalu
berusaha meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang pengabdiannya.
Selain itu, kode etik juga mengatur bagaimana cara memelihara dan
meningkatkan mutu organisasi profesi.
2.3. Fungsi Kode Etik
Kode etik berfungsi sebagai berikut :
1. Memberi panduan dalam membuat keputusan tentang masalah etik
2. Menghubungkan nilai atau norma yang dapat diterapkan dan
dipertimbangkan dalam memberi pelayanan
3. Merupakan cara untuk mengevaluasi diri
4. Menjadi landasan untuk memberi umpan balik bagi rekan sejawat
5. Menginformasikan kepada calon perawat dan bidan tentang nilai dan standar
profesi
6. Menginformasikan kepada profesi lain dan masyarakat tentang nilai moral.
2.4. Dimensi kode etik profesi bidan
1. Anggota profesi dan klien
Melayani dengan baik menerapkan etika, hak klien diberikan, kewajiban
bidan dilaksanakan.
2. Anggota profesi dan system kesehatan
Bidan memberi pelayanan sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan. SPO,
ilmu yang abdit, system rujukan, menerapkan inform consent
3. Anggota profesi dan profesi kesehatan
Menjalin dan menjaga hubungan yang baik. Dokter, Dokter SpOG, Perawat
gigi, perawat, petugas gizi, Sanitasi, kesehatan lingkungan dan
kes.masyarakat, petugas imunisasi.
4. Anggota profesi dan sesama profesi
sebelumnya
Memberitahu klien bahwa keadaannya baik, padahal terdapat
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai
internal dan eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan bagi anggota dalam
melaksanakan pengabdian profesi.
1.3. Penjelasan Kode Etik Kebidanan
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
a. Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan melindungi
dan menghamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas dan
pengabdianya.
1) Bahwa bidan harus melakukan tugasnya berdasarkan tugas dan fungsi
bidan yang telah ditetapkan sesuai dengan penuh kesungguhan dan
tanggung jawab.
2) Bahwa bidan dalam melakukan tugasnya, harus member layanan
yang optimal kepada siapa saja, dengan tidak membedakan, pangkat
dan kedudukan golongan, bangsa dan agama.
3) Bahwa tidak akan menceritakan kepada orang lain dan merahasiakan
segala yang berhubungan dengan tugasnya.
4) Bidan hanya boleh membuka rahasia pasien / klien apa bila diminta
untuk keperluan kesaksian pengadilan.
b. Setiap bidan dalam menjalakan tugas profesinya, menjunjung tinggi
harkat dan mertabat kemanusiaaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
1) Bahwa bidan pada hakikatnya manusia termasuk klien
membutuhakan penghargaan dan pengakuan hakiki baik dari
golongan masyarakat intelektual, menegah maupun kelompok
masyarakat kurang mampu. Oleh karena itu, bidan harus menunjukan
sikap yang manusiawi (sabar, lemah lembut dan iklas) dalam memberi
pelayanan.
BAB III
PEMBAHASAN
Dalam mengadaptasi teori etika seorang bidan harus mampu menyesuaikan
dengan keadaan dirinya dan berlandaskan pada kode etik dan standar profesi.
Bidan tidak dapat memaksakan untuk mengadapatasi suatu teori etika secara
kaku, karena hal ini akan merugikan bidan itu sendiri.Bidan harus menilai
kemampuan dirinya dalam melakukan sesuatu namun tidak menyimpang dari
prinsip pelayanan, yaitu berusaha mengutamakan keselamatan ibu, bayi dan
kelurga.
Contohnya ketika seorang bidan desa harus menolong persalinan, disaat
jadwal pemeriksaan kehamilan, selain itu ada beberapa ibu yang memerlukan
pelayanan KB dan asuhan BBL. Maka kemungkinan besar ia hanya dapat
menerapkan teori utilitarian (mencoba menghasilkan yang terbaik bagi semua
orang sesuai kemampuannya, karena golongan utilitarian meyakini bahwa hasil
yang didapat setiap orang harus sama. Sebenarnya bidan tersebut dapat
menerapkan teori deontologi, namun pelayanan yang ia berikan tidak akan
mencakup semua klien.
Sebagai pendidik, bidan harus memberikan pengajaran yang jelas, tidak bias.
Akan tetapi, bidan harus menghindari kecenderungan untuk menciptakan bidan
kaku (tidak mengikuti informasi terkini dari literature yang jelas tentang
perkembangan pelayanan kebidanan) sehingga akan menimbulkan sikap sok
tau.
Contohnya pada saat menolong persalinan mahasiswa bidan diajarkan untuk
tidak melakukan episiotomi. Jika pola pengajaran tidak tepat mahasiswa akan
sepenuhny menyerap materi tersebut, akibatnya, ia tidak akan melakukan
episiotomi tanpa melihat ada tidaknya indikasi.
Sebagai konselor bidan harus menjelaskan tentang tindakan yang akan
diberikan kepada klien dengan jelas, contohnya seorang ibu datang ke bidan yang
ingin menjadi akspetor KB IUD namun timbul ketakutan akibat rumor negatif
yang beredar dimayarakat tentang IUD. Masalah etika yang timbul yaitu ketika
bidan tidak dapat menjelaskan dengan baik, sehingga pandangan klien tentang
IUD tidak berubah dan mengurungkan niatnya untuk menjadi akseptor KB.
Bidan juga dapat berperan sebagai teman, sehingga klien merasa nyaman
ketika menerima pelayanan yang diberikan kepada kien, namun peran sebagai
teman juga harus memiliki batasannya. Sikap professional terhadap klien harus
dijaga, sehingga klien dan keluarganya memandang bidan sebagai orang yang
berwibawa dan mampu mengendalikan diri sehingga mampu melindungi
kliennya.
Peran dosen bidan sebagai teman juga diperlukan, sehingga siswa tidak
merasa sungkan dalam proses belajar mengajar. Namun -lagi-lagi- peran sebagai
teman tetap ada batasnya, jangan sampai penilaian terhadap mahasiswa menjadi
subyektif, ketika mahasiswa bidan melakukan suatu kesalahan dosen bidan
menutupi kesalahan mahasiswanya karena kedekatan yang berlebihan.
BAB IV
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Etika sebagai salah satu cabang filsafat seringkali dianggap sebagai ilmu yang
abstrak dan kurang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak uraian filsafat
dianggap jauh dari kenyataan, tetapi setidaknya etika mudah dipahami secara
relevan bagi banyak persoalan yang dihadapi. Etika sebagai filsafat moral
mencari jawaban untuk menentukan serta mempertahankan secara rasional teori
yang berlaku tentang apa yang benar dan yang salah, baik atau buruk, yang
secara umum dapat dipakai sebagai suatu perangkat prinsip moral yang menjadi
pedoman bagi tindakan manusia.
Etika tidak lepas dari kehidupan manusia, termasuk dalam profesi kebidanan
membutuhkan suatu system untuk mengatur bidan dalam menjalankan peran dan
fungsinya. Dalam menjalankan perannya bidan tidak dapat memaksakan untuk
mengadapatasi suatu teori etika secara kaku, tetapi harus disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu dan berlandaskan pada kode etik dan
standar profesi.
DAFTAR PUSTAKA
Marimba, Hanum.2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Yogyakarta : Mitra
Cendikia.
Purwoastuti Endang,dkk. 2015. Etikolegal dalam Praktik Kebidanan. Yogyakarta.
Pustaka Baru Press.
Soepardan,Suryani dan Dadi Anwar H.2005. Etika Kebidanan dan Hukum
Kesehatan. Jakarta: EGC.
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/definisi-dan-isi-kodeetikkebidanan.html
http://bidanulinnafiah.blogspot.com/2012/03/kode-etik-bidan.html
https://midwifescience.wordpress.com/2013/02/08/etikolegal-dalam-praktikkebidanan/