You are on page 1of 55

PERTEMUAN I

A. TOPIK DISKUSI
Pengenalan Kimia Sekitar Kita (Pada Bahan Makanan)
B. JUSTIFIKASI KEGIATAN
1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa terlepas dari makanan. Pangan /
Makanan adalah kebutuhan pokok kita sebagai manusia. Masa anak-anak adalah
masa pertumbuhan yang sangat penting bagi perkembangan manusia, sehingga
makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak harus diperhatikan agar dapat
menunjang perkembangan anak-anak dengan baik. Banyak sekali makanan yang
dijual dipasaran dengan rasa dan warna yang bervariasi dan menarik perhatian,
terutama perhatian anak-anak seperti makanan dan minuman ringan. Faktor penting
yang perlu diperhatikan dalam memilih makanan adalah asupan gizi serta
keamanan pangan tersebut. Salah satu faktor yang terkait dengan keamanan pangan
adalah komposisi atau bahan-bahan yang digunakan dalam membuat makanan
tersebut. Banyak sekali bahan-bahan kimia yang sering ditambahkan dalam
makanan dan minuman yang sering sekali kita konsumsi secara tak sadar.
Berdasarkan hasil observasi di Kelurahan Sumur Meleleh kecamatan Teluk
Segara Kota Bengkulu, tingkat konsumsi anak-anak terhadap makanan ringan serta
minuman kemasan sangat tinggi. Bahkan orang tua juga sering membelikan
makanan ringan dan memberikan kepada anaknya tanpa tahu komposisinya.
Sehingga perlu pengetahuan tambahan yang diberikan kepada orang tua mengenai
bahan-bahan kimia yang sering ditambahkan dalam makanan (aditif) yang dijual
dipasaran serta dampak-dampaknya. Agar orang tua lebih menjaga makanan yang
dikonsumsi oleh anak-anaknya.
2. Masalah
Kurangnya Pengetahuan anak-anak terhadap makanan yang dikonsumsi.
Sehingga anak-anak bebas mengkonsumsi makanan yang dijual di sekolah ataupun
makanan ringan di warung-warung.
3. Tujuan
Memberikan pengetahuan kepada anak-anak mengenai kimia dalam bahan
makanan Agar anak-anak dapat mengetahui makanan-makanan yang aman maupun
yang tidak baik dikonsumsi.

C. PEMBAHASAN
Pada pertemuan pertama dengan anggota binaan adalah anak-anak SD yang
sering membeli makanan ringan (snack) di lingkungan sekolahnya maupun
lingkungan rumahnya. Yang mana agar makanan ringan tersebut sudah ditambahkan
zat-zat kimia yaitu zat aditif yang berfungsi untuk membuat makanan menjadi lebih
menarik dan membuat rasa lebih nikmat.
Zat aditif makanan atau bahan tambahan makanan merupakan bahan yang
ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan baik
yang bergizi maupun tidak. Zat aditif makanan diberikan untuk meningkatkan
kualitas, menambah rasa, dan memantapkan kesegaran produk makanan.
Ketika proses diskusi berlangsung, anak menunjukkan rasa ingin tahu mengenai
kimia pada makanan, banyak anak-anak yang menduga bahwa kimia adalah racun,
sehingga anak-anak aktif bertanya mengenai kimia pada bahan makanan yaitu zat
aditif pada bahan makanam. Dengan adanya diskusi ini membuat anak-anak menjadi
tau mengenai kimia pada bahan makanan.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Zat aditif makanan atau bahan tambahan makanan merupakan bahan yang
ditambahkan kedalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan baik
yang bergizi maupun tidak. Zat aditif makanan diberikan untuk meningkatkan
kualitas, menambah rasa, dan memantapkan kesegaran produk makanan
2. Saran
Gunakan alat peraga dalam memperkenalkan zat aditif yang sering
digunakan sehari-hari agar anak-anak lebih dapat memahami tentang yang
disampaikan secara langsung.
E.

LAMPIRAN
1. Daftar Hadir
2. Notulensi kegiatan
3. Foto Kegiatan
4. Surat Keterangan

PROGRAM KERJA PERORANGAN


MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA (KKN) UNIB
PERIODE 76 TAHUN 2015
Kelurahan Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu
NOTULENSI PERTEMUAN I
Topik

: Pengenalan mengenai bahan kimia zat aditif makanan

Tempat

: SD Sint Caroulus

Hari / Tanggal

: Senin, 10 Agustus 2015

Pertanyaan:
1.

Mengapa pada makanan ringan (snack) digunakan


zat kimia atau zat aditif t?

Jawaban:
1.

Penambahan zat aditif dalam


makanan ringan dilakukan untuk mempeoleh keuntungan tertentu, baik dari segi
penampilan makanan agar menjadi lebih menarik, dari segi rasa makanan
menjadi lebih sedap dan nikmat maupun dari segi ketahanan makanan agar
menjadi lebih tahan lama.

Kelurahan Sumur Meleleh, 10 Agustus 2015


Notulis

Hadi Apri Yoanda


NPM. A1F012023

PROGRAM KERJA PERORANGAN


MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA (KKN) UNIB
PERIODE 76 TAHUN 2015
Kelurahan Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu
Foto Kegiatan
Pertemuan I

PERTEMUAN II
A.

TOPIK DISKUSI
Zat Aditif pada bahan makanan ( Pengawet, Penyedap Rasa, Pengatur Keasaman)

B.

JUSTIFIKASI KEGIATAN
1.

Latar Belakang
Makan dan minum merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi
kehidupan manusia. Baik secara fisiologis, psikologis, maupun secara sosial.
Dalam rangka mempertahankan hidupnya. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan
manusia juga akan selalu bertambah dan terus bertambah seakan tidak ada titik
puasnya.
Untuk memenuhi kepuasan tersebut, maka manusia berinovasi membuat
makanan yang dapat memenuhi selera dan mudah untuk dibuat. Oleh karena itu
manusia mulai menambahkan bahan-bahan tertentu agar makanan maupun
minuman yang dibuat terasa enak ataupun agar panganan yang dibuat lebih awet
dan tahan lama maka ditambahkan bahan tertentu yang dapat membuat makanan
tersebut sesuai dengan keinginan manusia itu sendiri.
Bahan tambahan pada makanan tersebut bermacam-macam dimana pada
pertemuan ini akan dibahas mengenai bahan tambahan (zat aditif) jenis pengawet,
penyedap rasa dan pengatur keasaman .

2.

Masalah
Kurangnya pengetahuan anak-anak mengenai zat aditif yang ditambahkan
pada bahan makanan baik dari pengawet, penyedap rasa maupun pengatur
keasaman.

3.

Tujuan
Anak-anak dapat mengetahui mengenai zat aditif yang ditambahkan pada
makanan baik pengawet, penyedap rasa maupun pengatur keasaman.

C.

PEMBAHASAN
Pada pertemuan ini kelompok binaan adalah anak-anak kelas VI C SD Sint
Carolus. Yang mana anak-anak SD ini gemar jajan di lingkungan sekolah maupun di
lingkungan rumahnya. Pada pertemuan inni membahas mengenai zat aditif pada bahan
8

makanan khususnya yaitu pengawet, penyedap rasa dan pengatur keasaman. Diskusi
dilakukan dengan menjelaskan dan memberikan contoh langsung kepada anak-anak
jajanan yang mnegandung zat aditif tersebut.
a.

Pengawet
Pengawet merupakan suatu zat yang dapat menambah daya tahan suatu bahan

makanan agar mampu disimpan dalam tempo waktu yang cukup lama. Salah satu cara
pengawetan secara alami adalah dengan melakukan penggaraman terhadap bahan
makanan atau dapat pula dilakukan pengasapan. Adapun Cara lain adalah dengan
menggunakan bahan kimia seperti penambahan natrium benzoat.
Penambahan pengawet sintetis ini bisa membuat makanan menjadi tahan lama,
khususnya dalam jajanan anak-anak banyak ditemukan makanan-makanan ringan
mengandung pengawet sintetis ini seperti natrium benzoat, kalium sorbat dll. Pada
diskusi diberikan contoh kepada anak-anak makanan yang mnegandung pengawet
sintetis ini agar anak-anak dapat memahami tentang apa yang disampaikan.
b. Penyedap Rasa
Penyedap adalah zat yang dapat menambah rasa suatu bahan makanan terutama
membuat makanan menjadi lebih enak rasanya. Penyedap rasa ini terdiri dari 2
macam, yaitu penyedap rasa alami seperti merica, ketumbar, dan lain-lain. Dan
penyedap

rasa

sintetis(buatan)

seperti

yang

sering

digunakan

adalah

vetsin/MSG(Monosodium Glutamat).
Diskusi dilakukan dengan memberikan contoh makanan kepada anak-anak yang
mengandung penyedap rasa sintetis ini, dan terlihat anak-anak bersemangat ingin tahu
mengenai penyedap rasa ini ditandai dengan banyak anak-anak yang ingin bertanya.
c.

Pengatur keasaman
Pengatur keasaman, atau zat pemantau pH, merupakan aditif makanan yang

ditambahkan untuk mengubah atau mem-pertahankan pH (keasaman atau kebasaan).


Zat ini dapat berupa asam atau basa organik, mineral, zat penetral, atau zat pembuffer.
Pengatur keasaman dapat berupa pengatur keasaman alami seperti jeruk nipis
dan pengatur keasaman sintetis seperti asam sitrat, natrium sitrat dan asam malat.
Diskusi dilakukan dengan menberikan penjelasan kepada anak-anak dan dengan
memberikan contoh makanan yang mengandung pengatur keasaman sintetis ini.

D.

KESIMPULAN DAN SARAN

1.

Kesimpulan
Anggota binaan mampu mengenali zat aditif baik berupa pengawet,
penyedap rasa maupun pengatur keasaman dan dapat membedakannya antara zat
aditif alami dan zat aditif buatan yang sering sekali ditemui dalam kehidupan
sehari-hari.

2.

Saran
Ketika menjelaskan zat aditif berupa pengawet, penyedap rasa maupun
pengatur keasaman ada baiknya membawa sampel zat tersebut agar anak-anak
lebih memahami.

E.

LAMPIRAN
1. Daftar hadir
2. Notulensi kegiatan
3. Foto kegiatan
4. Surat Keterangan

10

11

12

PROGRAM KERJA PERORANGAN


MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA (KKN) UNIB
PERIODE 76 TAHUN 2015
Kelurahan Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu
NOTULENSI PERTEMUAN II
Topik

: Zat Aditif pada bahan makanan ( Pengawet, Penyedap Rasa,


Pengatur Keasaman)

Tempat

: SD Sint Carolus

Hari / Tanggal

: Selasa, 11 Agustus 2015

Pertanyaan
1. Apa pengaruh penambahan zat aditif pada makanan ringan ?
Jawab
1.

Zat aditif yang ditambahankan pada makanan ringan dapat


memberikan efek tertentu terhadap makanan itu, misalnya penambahan
pengawet membuat makanan

menjadi lebih tahan lama, penambahan

penyedap rasa bisa membuat makanan ringan menjadi lebih sedap dan lebih
nimkat, penambahan pengatur keasaman dapat membuat makanan bisa
mempertahankan pHnya, seperti pada minuman-minuman yang berasa
asam.
Kelurahan Sumur Meleleh, 11 Agustus 2015
Notulis

Hadi Apri Yoanda


NPM. A1F012023

13

PROGRAM KERJA PERORANGAN


MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA (KKN) UNIB
PERIODE 76 TAHUN 2015
Kelurahan Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu

Foto Kegiatan
Pertemuan II

14

15

PERTEMUAN III
A. TOPIK DISKUSI
Zat aditif pada makanan(Pewarna, Pemanis, Pengembang)
B. JUSTIFIKASI KEGIATAN
a. Latar Belakang
Berbagai jenis makanan-makanan ringan yang beredar di lingkungan kita
yang bisa dengan mudah didapatkan. Terutama bagi anak-anak adalah suatu masa
dimana jajan merupakan hal yang paling digemari. Oleh karenanya anak-anak
harus diberi pengetahuan mengenai makanan yang sering di beli. Karena
banyaknya penggunaaan zat aditif pada makanan ringan yang sering dikonsumsi
oleh anak-anak ini.
Makan ringan di buat semenarik mungkin agar menjadi perhatian anakanak. Tidak jarang dalam prosesnya agar menjadi menarik ini di tambhankan zat
aditif didalamnya. Yang akan dibahas pada pertemuan ini yaitu zat aditif pada
makanan(Pewarna, Pemanis, Pnegambang)

b. Rumusan Masalah
Kurangnya pengetahuan anak-anak mengenai zat aditif yang ditambahkan
pada bahan makanan baik dari pewarna, pemanis maupun pengambang.
c. Tujuan
Anak-anak dapat mengetahui mengenai zat aditif yang ditambahkan pada
makanan baik pewarna, pemanis maupun pengembang
C. PEMBAHASAN
Pada pertemuan III anggota binaan adalah anak-anak SD Sint Carolus.
Diskusi dilakuakan dengan cara menjelaskan kepada anak-anak dan memperagakan
secara langsung contoh makanan yang mengandung zat aditif yang di jelasakan.
a. Pewarna
Pewarna merupakan zat yang dapat memberikan warna pada bahan
makanan sehingga memiliki tampilan yang menarik dan enak dilihat. Pewarna
makanan ini bisa didapatkan secara alami dengan menggunakan ekstrak dari
16

tanaman seperti daun pandan ataupun kunyit. Selain dari bahan alami, pewarna
juga bisa didapat dari bahan kimia sintetis seperti yang sering ditemukan pada
makanan ringan yaitu tartrazine dan yellow CFC.
Diskusi difokuskan pada pewarna sintetis. Contoh makanan yang
diperlihatkan kepada anak-anak adalah ciki-ciki yang berwarna kuning-orange
yang mengandung pewarna yellow CFC.
b. Pemanis
Pemanis merupakan zat yang dapat memberikan rasa manis pada bahan
makanan agar memiliki cita rasa yang diinginkan dan menambah nilai jual dari
suatu bahan makanan. zat pemanis seperti gula pasir, gula aren dan madu
merupakan contoh dari pemanis alami yang didapat dari alam.
Sedangkan pemanis buatan seperti Sakarin dan siklamat memiliki tingkat
kemanisan yang jauh lebih tinggi dari pemanis alami, tetapi dapat meninggalkan
rasa pahit di lidah jika dikonsumsi secara berlebihan. Contoh lain pemanis sintetis
adalah aspartam. Pemanis ditambahkan kedalam makanan agar didapatkan rasa
yang manis dengan jumlah zat yang digunakan relatif lebih sedikit dibandingkan
dengan pemanis alami.
c. Pengembang
Pengembang merupakan zat tambahan dalam makanan yang dapat
mempengaruhi tekstur dari makanan. pengembang membuat makanan jadi
mengembang dengan tekstur lembut seperti donat.
Contoh pengembang sintetis yaitu natrium bikarbonat. Pengambang
digunakan pada makanan ringan yaitu untuk membuat tekstur makanan menjadi
lembut. Misalnya pada makanan sejenis bolu atau donat yang banyak ditemukan
menggunakan pengambang.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Anggota binaan mampu mengenali zat aditif baik berupa pewarna, pemanis
maupun pengembang dan dapat membedakannya antara zat aditif alami dan zat
aditif buatan yang sering sekali ditemui dalam kehidupan sehari-hari.

17

2.

Saran
Ketika menjelaskan zat aditif berupa pengawet, penyedap rasa maupun
pengatur keasaman ada baiknya membawa sampel zat tersebut agar anak-anak
lebih memahami.

E. LAMPIRAN
1.

Daftar hadir

2.

Notulensi kegiatan

3.

Foto kegiatan

4.

Surat keterangan

18

19

20

21

PROGRAM KERJA PERORANGAN


MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA (KKN) UNIB
PERIODE 76 TAHUN 2015
Kelurahan Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu
NOTULENSI PERTEMUAN III
Topik

: Zat aditif pada makanan(Pewarna, Pemanis, Pengembang)

Tempat

: SD Sint Carolus

Hari / Tanggal

: Jumat, 14 Agustus 2015

Pertanyaan
1. Apa ciri-ciri yang mudah dikenali dari pewarna buatan yang ditambahkan
pada jajanan anak?
Jawab
1. Pewarna buatan cukup mudah dikenali apabila digunakan dalam bahan
makanan yaitu warna yang dihasilkan cukup menarik perhatian dan sedikit
mencolok, bahkan adapula pewarna buatan untuk tekstil digunakan untuk
makanan. Hal ini bisa dikenali dengan warna yang dihasilkan sangat tajam
dan apabila terkena kulit, maka warna akan menempel dan sulit
dihilangkan.Pertanyaan

Kelurahan Sumur Meleleh, 14 Agustus 2015


Notulis

Hadi Apri Yoanda


NPM. A1F012023

22

PROGRAM KERJA PERORANGAN


MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA (KKN) UNIB
PERIODE 76 TAHUN 2015
Kelurahan Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu

Foto Kegiatan
Pertemuan III

23

24

PERTEMUAN IV
A. TOPIK DISKUSI
Batas Aman dan Dampak Penggunaan Zat Aditif pada Bahan Makanan
B. JUSTIFIKASI KEGIATAN
a. Latar Belakang
Setelah pada pertemuan sebelumnya membahas mengenai zat aditif, maka
setelah mengetahui apa itu zat aditif pada makanan dan macam-macam zat aditif,
maka perlu diketahui mengenai batas aman dan dampak dari penggunaan zat aditif
tersebut. Anak-anak maupun masyarakat banyak yang belum mengetahui batas
aman penggunaan zat aditif dan dampak dari penggunaan zat aditif tersebut pada
bahan makanan.
Maka dari itu, masih perlu dilakukan pemberian informasi tambahan
mengenai batas aman penggunaan zat aditif dan dampak penggunaan zat aditif
makanan.
b. Rumusan Masalah
Masih kurangnya pengetahuan anak-anak maupun masyarakat mengenai
batas aman penggunaan zat aditif dan dampak penggunaan zat aditif.
c. Tujuan
Dapat Mengetahui Batas aman penggunaan zat aditif dan dampak
penggunaan zat aditif pada bahan makanan
C. PEMBAHASAN
1. Batas Aman penggunaan Zat aditif pada bahan Makanan
Zat aditif yang banyak digunakan dan beredar pada makanan sehari-hari
baik dari makana ringan(Snack), jajanan maupun makanan lainnya banyak tanpa
mengetahui batas aman penggunaannya, produsen membuat makanan tersebut
dengan menambahakan zat aditif semaunya tanpa mengetahui batas aman
penggunaannya. Dan ternyata zat aditif yang sintetis / dibuat dari zat kimia ada
batas aman penggunaannya dalam bahan makanan. Dari zat aditif yang telah
dijelaskan sebelumnya jumlah yang aman digunakan sangat kecil, yaitu sebagai
berikut :
25

1. Pengawet
No
1
2
3
4
5

Zat Aditif
Kalium Sorbat
Natrium Benzoat
Natrium Nitrat
Asam Benzoat
Kalsium Benzoat

Batas Aman penggunaan (Per Kg Makanan)


500 mg 1 g
200 mg - 1g
50 500 mg
600 mg 1 g
200 mg 1 g

2. Penyedap Rasa
No
1
2
3
4
5
6
7

Zat Aditif
Dinatrium Guanilat
Iosianat
Mononatrium Glutamat
Kalium Klorida
Perisa Vanila
Asam Malat
Monosodium Glutamat

Batas Aman penggunaan


120 mg / Kg berat Badan
120 mg / Kg berat badan
120 mg/ Kg berat badan / hari
2,5 g / kg berat badan
1-2 g / pound berat badan / hari
1.200-1.400 mg /hari
Secukupnya

3. Pengatur Keasaman
No
1
2

Zat Aditif
Asam Sitrat
Asam laktat

Batas Aman penggunaan (Per Kg Makanan)


3g
15 g

4. Pewarna (Alami dan Sintesis)


No
1
2
3
4
5
6
7

Zat Aditif
Tartrazin
Karmoisin
Kurkumin
Karamal (Alami)
Porceau
Biru Berlian
Kuning FCF

Batas Aman penggunaan (Per Kg Makanan)


30 300 mg
50 - 500 mg
50 mg
150 300 mg
300 mg
100 mg
300 mg

5. Pemanis
No
1
2
3

Zat Aditif
Aspartam
Siklamat
Sakarin

Batas Aman penggunaan (Per Kg Makanan)


300 mg
300 mg 3 g
50 - 300 mg

6. Pengembang
No
1
2
3

Zat Aditif
Natrium Bikarbonat
Aksorbil palmitat
FDA

Batas Aman penggunaan (Per Kg Makanan)


2g
500 mg
200 mg

26

2. Dampak penggunaan Zat Aditif pada Bahan makanan


Penggunaan bahan tambahan (zat aditif) terhadap makanan memiliki
dampak positif dan dampak negatif. Dampak positif dari zat aditif pada makanan
adalah sebagai berikut:
1. Membuat bahan makanan menjadi tahan lama
Penggunaan bahan tambahan (zat aditif) terhadap makanan dapat membuat
makanan tersebut menjadi tahan lama dan dapat disimpan dalam tempo waktu
yang relatif lama. Hal ini dikarenakan penggunaan zat aditif seperti pengawet
makanan (natrium benzoat) dapat menghambat pertumbuhan bakteri sehingga
bahan makanan juga akan sulit rusak (membusuk).
2. Mempertahankan nilai gizi
Penambahan zat aditif pada bahan makanan dapat pula mengakibatkan nilai
gizi dari makanan tersebut dapat dipertahankan. Karena ditambahkan zat
tertentu pada makanan maka bakteri yang dapat merusak kandungan gizi dari
makanan dapat dihambat pertumbuhannya.
3. Memperbaiki penampilan makanan
Zat aditif dapat pula membuat bentuk dan penampilan dari makanan
menjadi lebih menarik dan mengugah selera. Contohnya saja penggunaan
pewarna makanan dapat membuat tampilan dari makanan menjadi lebih menarik
perhatian.
Selain dari dampak positif diatas, zat aditif makanan memiliki dampak
negatif yang berakibat pada kesehatan manusia yang mengkonsumsinya, baik itu
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak negatif ini biasanya
ditimbulkan oleh penggunaan zat aditif buatan yang lazimnya berasal dari zat kimia
yang disintetis menjadi bahan tertentu untuk zat aditif. Namun juga zat aditif alami
memiliki dampak negatif apabila dikonsumsi secara berlebihan. Berikut dampak
negatif dari zat aditif buatan pada makanan.
Tabel. . zat aditif dan dampak terhadap kesehatan

No
.

Zat aditif

Contoh Zat Aditif

Dampak terhadap kesehatan

Kalium Sorbat, Natrium


1

Pengawet

Benzoat, Natrium Nitrat, Sesak nafas, gatal-gatal dan


Asam Benzoat, Kalsium

bengkak, kanker

Benzoat

27

Monosodium Glutamat,
2

Penyedap

Dinatrium Guanilat,

Kerusakan otak, mempercepat

rasa

isosianat, Mononatrium

proses penuaan, migrain, stress

Pengatur

Glutamat
Asam Sitrat, Asam

Radang Lambung, Alergi

keasaman

Laktat
Tartrazin, Karmoisin,

Pewarna

Porceau, biru berlian,

Alergi dan kanker Hati

Kuning CFC
Aspartam, Siklamat,

Kanker kandung kemih,

Pemanis

pengembang

Sakarin
Natrium Bikarbonat,
Askorbil palmitat

gangguan saraf dan tumor otak


Alergi, radang tenggorokan

D. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Zat aditif yang beredar hanya boleh digunakan dengan batas tertentu dan
tergolong sangat kecil hanya boleh digunakan dalam bahan makanan.
Dampak dari penggunaan zat aditif dapat menuntungkan dan dapat pula
merugikan. Dampak negatif bagi kesehatan yang ditimbulkan oleh zat aditif
biasanya diakibatkan oleh zat aditif buatan karena terbuat dari bahan kimia yang
sulit dicerna oleh tubuh. Sedangkan zat aditif alami memiliki sedikit dampak
negatif bila dikonsumsi secara berlebihan.
2. Saran
Agar peserta lebih memahami mengenai batas aman dan dampak
penggunaan zat aditif pada bahan makanan, sebaiknya ada tenaga medis yang
membantu menjelaskan mengenai penyakit yang ditimbulkan dari zat aditif.
E. LAMPIRAN
1.

Daftar hadir

2.

Notulensi kegiatan

3.

Foto kegiatan

4.

Surat Keterangan

28

29

30

31

PROGRAM KERJA PERORANGAN


MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA (KKN) UNIB
PERIODE 76 TAHUN 2015
Kelurahan Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu
NOTULENSI PERTEMUAN IV
Topik

: Batas Aman dan Dampak Penggunaan Zat Aditif pada Bahan Makanan

Tempat: SD Sint Carolus


Hari / Tanggal : Jumat, 21 Agustus 2014

Pertanyaan
1. Mengapa zat aditif buatan masih digunakan walaupun memiliki dampak negatif
bagi kesehatan tubuh?
Jawaban
1. Zat aditif buatan digunakan sebagai pengganti zat aditif alami yang sulit didapat.
Alasan mengapa zat aditif buatan masih digunakan karena lebih praktis dan lebih
gampang penggunaanya sehingga membuat zat aditif lebih disukai dan sering
digunakan. Selain itu, zat aditif buatan memiliki harga jual yang lebih murah
dibanding yang alami sehingga dapat menghemat ongkos produksi bagi industri
makanan.

Sumur Meleleh, 21 Agustus 2015


Notulen

Hadi Apri Yoanda


NPM. A1F012023

32

PROGRAM KERJA PERORANGAN


MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA (KKN) UNIB
PERIODE 76 TAHUN 2015
Kelurahan Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu

Foto Kegiatan
Pertemuan IV

33

34

PERTEMUAN V
A. TOPIK DISKUSI
Penggunaan bahan-bahan Plastik Sebagai wadah Makanan
B. JUSTIFIKASI KEGIATAN
a. Latar Belakang
Plastik merupakan salah satu kemasan yang paling umum digunakan.
Banyak sekali makanan dan minuman ringan yang dikemas sedemikian rupa
dengan berbagai macam plastik. Tanpa disadari masyarakat sering menggunakan
botol plastik bekas minuman untuk menyimpan air minum. Padahal ada beberapa
jenis plastik yang hanya sekali pakai dan adapula plastik yang boleh dipakai
berulang kali. Plastik diklasifikasikan menjadi 7 golongan plastik yang
dilambangkan dengan 7 kode keamanan plastik.
Kode tersebut biasanya di cetak di setiap produk yang menggunakan
kemasan plastik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan konsumen membedakan
tipe plastik yang sedang di gunakan agar dapat menggunakannya sesuai dengan
tipe plastiknya.
b. Permasalahan
Kurangnya pengetahuan kelompok binaan dalam memilih plastik
pembungkus/wadah makanan ataupun minuman yang bisa digunakan berulang kali
agar aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan.
c. Tujuan
Untuk menambah pengetahuan mengenai jenis plastik yang baik digunakan
sebagai wadah atau tempat penyimpanan bahan makanan.
C. PEMBAHASAN
Pada pertemuan ini anggota kelompok binaan adalah ibu-ibu rumah tangga. Yang
mana ibu-ibu rumah tangga inilah yang sering berhubungan dengan wadah ataupun
tempat untuk menyimpan makanan. Oleh karena perlu diberikan informasi dan
pengetahuan kepada ibu-ibu mengenai bahan-bahan plastik yang bisa digunakan
berkali-kali sebagai wadah makanan dan juga mengenai bahan-bahan plastik yang tidak
35

boleh digunakan berulang kali sebagai wadah makanan karena zat penyusun plastik
tersebut dapat berbahaya bagi kesehatan jika digunakan berulang kali sebagai wadah
makanan. Bahan-bahan plastik yang beredar biasanya ada kode tertentu yang tertera di
plastik tersebut, Berikut ini 7 kode keamanan plastik beserta dampak penggunaannya.
PETE atau PET (Polyethylene Terephthalate). Biasa
dipakai
untuk
botol
plastik,
berwarna
jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air
mineral, botol jus, wadah makanan dan hampir semua
botol minuman lainnya. Botol jenis ini direkomendasikan
HANYA SEKALI PAKAI. Bila terlalu sering dipakai,
apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi
panas, akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol
tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik
(dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang.
HDPE (Polyethylene Densitas Tinggi). Biasa dipakai
untuk botol susu yang berwarna putih susu, tupperware,
galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain. Plastik HDPE
memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan
LEBIH TAHAN LAMA TERHADAP SUHU TINGGI.
Merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk
digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi
kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan
makanan/minuman
yang
dikemasnya.
HDPE
direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI pemakaian
karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus
meningkat seiring waktu.
V berarti PVC (polyvinyl chloride), yaitu jenis plastik
yang paling sulit didaur ulang. Ini bisa ditemukan pada
plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Reaksi
yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas
dengan plastik ini berpotensi BERBAHAYA UNTUK
GINJAL, hati dan berat badan. Bahan ini mengandung
klorin dan akan mengeluarkan racun jika dibakar. PVC
TIDAK BOLEH DIGUNAKAN dalam menyiapkan
makanan atau kemasan makanan.

36

LDPE (low density polyethylene) biasa dipakai untuk


tempat makanan, plastik kemasan, botol-botol yang
lembek, pakaian, mebel, dll. Sifat mekanis jenis LDPE ini
adalah kuat, tembus pandang, Fleksibel. Barang berbahan
LDPE ini sulit dihancurkan, tetapi tetap baik untuk
tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimiawi
dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.

PP (polypropylene) memiliki karakteristik botol transparan


yang tidak jernih atau berawan. lebih kuat dan ringan
dengan daya tembus uap yang rendah, ketahanan yang
baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan cukup
mengkilap. Jenis ini adalah pilihan bahan plastik terbaik,
terutama untuk tempat makanan dan minuman seperti
tempat menyimpan makanan, botol minum dan terpenting
botol minum untuk bayi. Carilah dengan kode angka 5
bila membeli barang berbahan plastik untuk
menyimpan kemasan berbagai makanan dan
minuman.
PS (Polystyrene) biasa dipakai sebagai bahan tempat
makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lainlain. Plastik jenis ini melepaskan monomer styrene ke
dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan.
Bahan ini harus dihindari, karena selain BERBAHAYA
UNTUK KESEHATAN OTAK, MENGGANGGU
HORMON ESTROGEN pada wanita yang berakibat
pada masalah reproduksi, dan pertumbuhan dan sistem
syaraf, juga karena bahan ini sulit didaur ulang.
OTHER. Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 macam,
yaitu; SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile
butadiene styrene), PC (polycarbonate), dan Nylon.
SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap
reaksi kimia dan suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat
kekerasan yang telah ditingkatkan. Biasanya terdapat pada
mangkuk mixer, pembungkus termos, piring, alat makan,
penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS biasanya
digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa.
Merupakan salah satu bahan plastik yang sangat baik
untuk digunakan dalam kemasan makanan ataupun
minuman.
PC Dapat mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol37

A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi


merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium,
penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi
imunitas. Dianjurkan tidak digunakan untuk tempat
makanan ataupun minuman
Logo ini dimaksudkan sebagai for food use. Dimana
plastik dengan logo ini aman digunakan sebagai wadah
penyimpanan bahan makanan.

D. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Kesimpulan
Kode Keamanan Kemasan Plastik dilambangkan dengan.gambar segitiga
recycle dengan nomor golongan plastik di dalamnya. Ada tujuh golongan plastik,
dan yang cukup berbahaya adalah golongan 1,2, 3 dan 6. Sementara golongan 4, 5,
7 cukup aman digunakan sebagai wadah makanan.
2. Saran
Gunakanlah alat peraga atau contoh masing-masing plastik dengan kode
berbeda agar mudah dipahami oleh anggota binaan dalam penyampaiannya.
E. LAMPIRAN
1.

Daftar hadir

2.

Notulensi kegiatan

3.

Foto kegiatan

4.

Surat Keterangan

38

39

PROGRAM KERJA PERORANGAN


MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA (KKN) UNIB
PERIODE 76 TAHUN 2015
Kelurahan Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu
NOTULENSI PERTEMUAN V
Topik

: Penggunaan bahan-bahan Plastik Sebagai wadah Makanan

Tempat: Rumah-rumah warga Kelurahan Sumur Meleleh


Hari / Tanggal : Sabtu, 22 Agustus 2015

Pertanyaan.
1. Plastik jenis apa yang paling aman untuk menyimpan makanan?
Jawaban
1. Plastik jenis Polypropylene (PP) dengan kode 5. Karena plastik jenis ini memiliki
daya tahan terhadap lemak dan stabil pada suhu tinggi sehingga tidak mudah
melepaskan senyawa karsinogenik kedalam makanan. Akan tetapi, wadah makanan
yang paling baik adalah kaca.

Kelurahan Sumur meleleh, 22 Agustus 2015


Notulis

Hadi Apri Yoanda


NPM. A1F012023

40

PROGRAM KERJA PERORANGAN


MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA (KKN) UNIB
PERIODE 76 TAHUN 2015
Kelurahan Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu

Foto Kegiatan
Pertemuan V

41

42

PERTEMUAN VI
A. TOPIK DISKUSI
Bahaya Penggunaan Formalin dan Boraks pada Makanan
B. JUSTIFIKASI KEGIATAN
a. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, persaingan dalam berbisnis dan
berusaha semakin bertambah. banyak sekali produsen makanan hanya memikirkan
keuntungan saja tanpa memikirkan hak dan keselamatan konsumen. BPOM RI
menemukan

aneka ragam ikan, mie, tahu dan kwetiau positif mengandung

formalin dan beberapa jenis makanan lainnya mengandung boraks seperti mie
basah, tahu kuning, lontong dll.
Banyak sekali jenis makanan yang telah sering teridentifikasi mengandung
formalin maupun boraks. Alasan produsen makanan menggunakan formalin adalah
untuk menghemat biaya produksi dan mendapatkan untung lebih besar. Dan juga
agar makanan yang dibuat bisa tahan lebih lama atau tidak cepat busuk. Hal ini
membuat hak konsumen untuk mendapatkan makanan bermutu dan sehat telah
tidak diperhatikan lagi oleh produsen makanan yang tidak bertanggung jawab.
Oleh karena itu makan perlu diberikan informasi dan pengetahuan tambahan
kepada ibu-ibu kelompok binaan agar dapat menghindari makanan yang
mengandung formalin maupun boraks.
b. Masalah
Masih banyaknya makanan yang dijual dipasaran yang menggunakan
formalin dan boraks sebagai pengawet.
c. Tujuan
Mengetahui apa itu formalin dan boraks dan cara membedakan makanan
antara makana

yang mengandung formalin dan boraks dengan yang tidak

mengandung formalin da boraks.

43

C. PEMBAHASAN
1. Formalin
Formalin adalah senyawa Senyawa kimia dengan rumus kimia HCOH dengan
nama IUPAC Metanal atau disebut juga Formaldehida yang merupakan gugus fungsi
aldehida , yang berbentuknya gas, atau cair. Dan berbentuk padatan yang dikenal
sebagai paraformaldehyde atau trioxane.
Formalin merupakan zat kimia yang sering digunakan sebagai zat pengawet
spesimen biologi, desinfektan, obat anti kuman, insektisida, fungisida, dan lain-lain.
Selain itu formalin juga bisa ditemukan pada sabun mandi seebagai zat anti bakteri,
pada shampo, deodoran, parfum, lotion, bahkan mouthwash.
Formalin menyebabkan bakteri mengalami dehidrasi sehingga bahan yang telah
diberi formalin akan sulit mumbusuk dan akan awet. Sifat mengawetkan inilah yang
menyebabkan produsen makanan tertarik menggunakan formalin sebagai bahan
pengawet agar makanan yang dihasilkan dapat bertahan lama dan dapat disimpan dalam
tempo waktu yang cukup panjang.
Formalin dapat menyebabkan keracunan pada organ fungsional tubuh manusia.
Ditandai dengan gejala sukar menelan, nafsu makan berkurang, mual sebagai reaksi
penolakan dari lambung, sakit perut yang akut sebagai reaksi penolakan dari hati,
lambung dan usus besar, diare dan pada akhirnya disertai dengan muntah-muntah. Pada
tingkat yang parah akan mengakibatkan depresi pada susunan syaraf atau gangguan
peredaran darah.
Gangguan formalin ringan pada tubuh manusia menimbulkan rasa terbakar pada
tenggorokan, dan sakit kepala. Keracunan formalin secara menahun dapat
menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan, gangguan pada ginjal dan hati, sistem
reproduksi dan kanker.
Berikut beberapa bahan makanan yang sering mengandung formalin dan ciricirinya.

Tahu. semakin tinggi kandungan formalin, bau obat akan semakin menyengat. tahu
tidak berformalin akan tercium bau protein kedelai yang khas. jika ditekan terasa
sangat kenyal, tidak rusak sampai tiga hari pada suhu kamar (25 derajat celcius)
dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, sedangkan yang tak
berformalin paling hanya tahan satu dua hari.

Ayam Potong. Warna daging putih, tidak mudah busuk, dijauhi lalat, jika kadar
formalinnya banyak, ayam agak sedikit tegang (kaku),
44

Ikan Basah. bermata merah, insang pucat, tekstur daging yang kenyal, tubuh ikan
tampak bersih cemerlang, bau bahan kimia, dijauhi lalat, tidak cepat membusuk.

Ikan Asin; Warna lebih cerah, elastis, bau bahan kimia, dijauhi lalat, tidak cepat
membusuk (tahan lama).

Mie Basah; Tidak mudah basi, mengeluarkan zat yang bisa membuat mata pedih
serta bau menyengat.
Baso; Kenyal, tidak lembek dan lengket, tahan lama, tidak mudah busuk.

2. Boraks
Boraks merupakan senyawa kimia dengan rumus molekul Na2B4O710H2O
atau Na2[B4O5(OH)4]8H2O. Nama IUPAC dari boraks adalah Sodium tetraborate
decahydrate.
Boraks juga dikenal dengan nama natriurn tetraborat, natrium biborat dan
natrium piroborat, berbentuk kristal lunak. Boraks bila dilarutkan dalam air akan
terurai menjadi natrium hidroksida serta asam borat. Secara lokal boraks dikenal
sebagai 'bleng' (berbentuk larutan atau padatan/kristal).
Baik boraks maupun asam borat memiliki sifat antiseptik, dan biasa digunakan
oleh industri farmasi sebagai ramuan obat misalnya dalam salep, bedak, larutan
kompres, obat oles mulut dan obat pencuci mata. Dalam dunia industri, boraks
menjadi bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan
pengontrol kecoak.
Penggunaan boraks ternyata telah disalahgunakan sebagai pengawet makanan
Penggunaan boraks dalam makanan akan menyebabkan banyak dampak negatif
bagi kesehatan, karena borak bukan digunakan untuk makanan.
Toksisitas boraks yang terkandung di dalam makanan tidak langsung
dirasakan oleh konsumen. Boraks yang terdapat dalam makanan akan diserap oleh
tubuh dan disimpan secara kumulatif dalam hati, otak, atau testis (buah zakar),
sehingga dosis boraks dalam tubuh menjadi tinggi. Pada dosis cukup tinggi, boraks
dalam tubuh akan menyebabkan timbulnya gejala pusing-pusing, muntah, mencret,
dan kram perut. Mengkonsumsi makanan berboraks dalam jumlah berlebihan akan
menyebabkan gangguan otak, hati, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks
menyebabkan demam, anuria(tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem
saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan
ginjal, pingsan, hingga kematian. Bagi anak kecil dan bayi, bila dosis dalam
tubuhnya mencapai 5 gram atau lebih, akan menyebabkan kematian. Pada orang
dewasa, kematian akan terjadi jika dosisnya telah mencapai 10 - 20 g atau lebih.
45

Berikut beberapa makanan yang sering menggunakan boraks dan ciricirinya :

Mie Basah

: tidak lengket, sangat kenyal serta tidak mudah putus

Bakso

: Tekstur sangat kenyal, warna tidak kecokelatan seperti

penggunaan daging, tapi lebih cemerlang keputihan

Lontong

: Rasa getir dan sangat gurih, serta beraroma sangat tajam

Kerupuk

: teksturnya sangat lembut dan renyah, bisa menimbulkan

rasa getir di lidah


D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Di perlukannya adanya sistem sertifikasi dan labelisasi bagi unit
pengolahan pangan skala kecil, dari badan yang berwenang untuk

menjamin

bahwa praktik penanganan dan pengolahan yang dilakukan telah memenuhi


persyaratan yang ditentukan. Sehingga masyarakat sebagai konsumen merasa aman
dan hak untuk mendapatkan makanan bermutu terpenuhi.
2. Saran
Berilah contoh video, gambar atau bahakan sampel tentang membedakan
makanan berformalin dan boraks.
E. LAMPIRAN
1.

Daftar hadir

2.

Notulensi kegiatan

3.

Foto kegiatan

4.

Surat keterangan

46

47

PROGRAM KERJA PERORANGAN


MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA (KKN) UNIB
PERIODE 76 TAHUN 2015
Kelurahan Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu
NOTULENSI PERTEMUAN VI
Topik

: Bahaya Penggunaan Formalin dan Boraks pada Makanan

Tempat

: Rumah-rumah warga Kelurahan Sumur meleleh

Hari / Tanggal

: Senin, 24 Agustus 2015

Pertanyaan.
1. Apakah ada bahan pengawet lain yang aman digunakan ?
Jawaban
1. Banyak pengawet pengganti yang cukup aman digunakan dan diperbolehkan oleh
pemerintah dalam ambang batas tertentu seperti natrium benzoat dan sulfit. Selain
itu banyak juga cara konvensional yang masih sering digunakan untuk mengwetkan
makanan seperti penggaraman, pengasapan, atau bahkan membekukan bahan
makanan agar bakteri sulit hidup.

Kelurahan Sumur Meleleh, 24 Agustus 2015


Notulis

Hadi Apri Yoanda


NPM. A1F011024

48

PROGRAM KERJA PERORANGAN


MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA (KKN) UNIB
PERIODE 76 TAHUN 2015
Kelurahan Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu

Foto Kegiatan
Pertemuan VI

49

50

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. Monografi Kelurahan Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara, Kota
Bengkulu. Bengkulu
Anonim. 2014. Profil Kelurahan Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara, Kota
Bengkulu. Bengkulu
Anonim. 2015. Formalin. https://id.m.wikipedia.org/wiki/formalin (diakses 30 Agustus
2015)
Anonim. 2015. Boraks. https://id.m.wikipedia.org/boraks (diakses 30 Agustus 2015)
Anonim. 2015. Panduan KKN Universitas Bengkulu Periode 76. Universitas Bengkulu.
Fessenden. 1987. Kimia Organik I. Jakarta : Erlangga
Handayani Dewi. 2013. Zat Aditif Makanan. Bengkulu
Siaka, IM. Dkk. 2009. Analisis Bahan Pengawet Benzoat pada Saos Tomat yang Beredar
di Wilayah Kota Denpasar. http://ojs.unud.ac.id/index.php/jchem/article/
viewFile/2748/1942 (Jurnal Ilmiah, diakses 1 September 2015)
Supita, Dkk. 2015. Analisis Formalin Secara Kualitatif dan Kuantitatif dari beberapa
pabrik tahu putih di Kota Bengkulu. http://repository.unib.ac.id/10215/
(Thesis, diakses 1 September 2015)
Suhendra, Mela Sastaviyana. 2013. Analisis Boraks dalam Bakso Daging Sapi A dan B di
Daerah

Tenggilis

Mejoyo

Surabaya

Menggunakan

Spektrofotometri.

https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jimus/article/viewFile/336/283 ( Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol. 2 No. 2 diakses 1 September
2015)
Triastuti, Endang. Dkk. 2013. Analisis Boraks pada Tahu yang diproduksi di Kota
Manado. http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/article/download /
910/725 (Jurnal Nasional UNSRAT Vol. 2 No. 01 diakses 1 september 2015)
Witomo, JR.dkk. 2012. Optimasi Ratio Tepung Terigu, tepung Pisang, dan Tepung ubi
Jalar,

serta

Konsentrasi

Zat

Aditif

pada

Pembuatan

Mie.

http://journal.unpar.ac.id/index.php/rekayasa/article/download/154/139
(Jurnal Ilmiah, diakses 1 september 2015)

51

52

TEKNOLOGI YANG DITERAPKAN

Adapun teknologi yang diterapkan dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas
Bengkulu periode 76 Tahun 2015 Kelurahan Sumur Meleleh, Kecamatan Teluk Segara,
Kota Bengkulu adalah :
1. Teknik Partisipasi, yaitu suatu teknik pendekatan dimana mahasiswa bekerjasama
dengan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan secara bersama-sama.
2. Teknik Partisipasi, yaitu suatu teknik pendekatan dimana mahasiswa bekerja sama
dengan Siswa dan Masyarakat dalam melaksanakan kegiatan secara bersama-sama.
3. Teknik Tatap Muka, yaitu mahasiswa dalam menyampaikan materi dengan bertatap
muka secara langsung dengan masyarakat.
4. Teknik Demontrasi, yaitu mahasiswa melakukan peragaan mengenai materi yang
akan disampaikan pada masyarakat sehingga mereka dapat melihat secara langsung
proses pelaksanaan secara berurutan dan diharapkan nantinya mereka dapat
terdorong dan termotivasi untuk menerapkannya.

53

54

55

You might also like