Professional Documents
Culture Documents
Penulis
ABSTRAK
Nyeri perut adalah salah satu manifestasi gangguan saluran cerna dan organ yang
berada di dalam ronga abdomen. Nyeri perut dapat dikelompokkan berdasar lokasi
nyeri yang dirasakan. Untuk mempermudah, pengelompokkan dibagi menjadi 9
regio. Adapun nyeri di regio epigastrium biasanya disebabkan kelainan pada organ
lambung, duodenum, saluran empedu, dan pankreas . Selain nyeri, petunjuk adanya
kelainan pada saluran cerna yaitu ulkus peptikum
Infeksi Helicobacter pylori dan penggunaan obat antiinflamasi, baik
steroid maupun nonsteroid (termasuk aspirin), adalah factor pemicu terbanyak.
Merokok meningkatkan angka rekurensi ulkus dan memperlambat penyembuhan
ulkus. Inti penyebab adalah ketidakseimbangan faktor defensif dan faktor agresif
dimana faktor agresif lebih dominan. Faktor defensif antara lain : lapisan mukus
(berfungsi sebagai lubrikasi, mencegah back diffusion ion H dan pepsin,
mempertahankan pH permukaan sel epitel), sekresi bikarbonat (untuk menetralisir
ion H yang menembus mukus), sirkulasi darah ke dalam mukosa (menjamin kerja
sel).Faktor agresif antara lain : asam lambung (bersifat korosif), pepsin (bersifat
proteolitik), asam empedu, salisilat, etanol, dan asam organik lemah.
ABSTRACT
Helicobacter infection pylory dab anti inflammatory drug use, either steroids or
non-steroidal including aspirin, are the most trigger factor. Smoking increases the
rate of ulcer recurrence and slows healing of ulcers, core cause is the imbalance of
aggressive factors and defensive factors in which factor is more aggressive
defensive dominan.faktor among others: the mucus layer (functioning as a
lubricant, preventing back diffution H and pepsin, retain the epithelial cell surface
pH) sekrei bicarbonate (to neutralize the ion H penetrate the mucus), blood
circulation into the mucosa (guarantee of work cells). Aggressive factors include:
stomach acid (corrosive), pepsin (proteolytic nature), bile acid, salicylates, ethanol
and weak organic acids.
DAFTARISI
HALAMANKULIT.....................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Abstrak.........................................................................................................iii
Daftarlsi........................................................................................................iv
Bab 1.1 Pendahuluan....................................................................................1
1.1
LatarBelakang.....................................................................1
1.2
Tujuan..................................................................................4
1.3
Manfaat...............................................................................4
Ulkus nampak terjadi pada orang yang cenderang emosional, tetapi apakah
ini factor pemberat kondisi, masih tidak pasti. Kecenderungan keluarga yang juga
tampak sebagai factor predisposisi signifikan. Hubungan herediter selanjutnya
ditemukan pada individu dengan golongan darah lebih rentan daripada individu
dengan golongan darah A, B, atau AB. Factor predisposisi lain yang juga
dihubungkan dengan ulkus peptikum mencakup penggunaan kronis obat
antiinflamasi non steroid(NSAID). Minum alkohol dan merokok berlebihan..
1.2
TUJUAN
MANFAAT
Bagi penulis
memberikan rambahan wawasan bagi penulis dalam bidang pembuatan asuhan
keperawatan,penulis akan mampu mengembangkan wawasan,bersikap kritis,dan
ilmiah berkaitan dengan teori dalam bangku perkuliahan,dengan realita yang ada.
Mahasiswa
diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan untuk mengatasi apabila
menemukan pasien ulkus peptikum.
Masyarakat
memberikan wawasan kepada masyarakat agar masyarakat bisa mencegah agar
tidak terkena ulkus peptikum dan masyarakat mengetahui tentang gejala dan cara
mengatasinya.
BAB 11
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1 ANAMNESA
rasa sakit ,nyeri ulu hati di kiri.garis tengah perut ,terjadi penurunan berat
badan,nyeri tekan perut,peritonitis.
2.2
PATOFISIOLOGI
Fase usus
Bila asam hidroklorida tidak dibuffer dan tidak dinetralisasi dan bila lapisan
luar mukosa tidak memberikan perlindungan asam hidroklorida bersama dengan
pepsin akan merusak lambung. Asam hidroklorida kontak hanya dengan sebagian
kecil permukaan lambung. Kemudian menyebar ke dalamnya dengan lambat.
Mukosa yang tidak dapat dimasuki disebut barier mukosa lambung. Barier ini
adalah pertahanan untama lambung terhadap pencernaan yang dilakukan oleh
sekresi lambung itu sendiri.
Factor
suplai darah,
kelebihan asam
misalnya : kafein dan alkohol merangsang sel sel parietal untuk menghasilkan
asam.
2 Kelemahan Barier Mukosa Lambung
Apapun yang menurunkan yang mukosa lambung atau yang merusak mukosa
lambung adalah ulserogenik, salisilat dan obat antiinflamasi non steroid lain,
alcohol, dan obat antiinflamasi masuk dalam kategori ini
3
4
2.3 PATOGENESA
lambung memiliki pertahanan terhadap autodigesti yaitu : mukus lambung
dan barier mukosa lambung.
Obat obatan seperti aspirin,alkohol dan infeksi H.pylory menyebabkan
kerusakan barier mukosa lambung_^ ketidakseimbangan faktor defensif dan faktor
agresif sehingga menyebabkan penurunan fungsi mukosa sel: berkurangnya jumlah
mukus,dan berkurangnya kerapatan antar sel > penigkatan produksi gastrin
dan penurunan somatostatin > inflamasi >mukosa mengalami ulserasi
dan perdarahan ,sehingga mukosa yang rusak tidak dapat memproduksi mukus
untuk melindungi sebagai barier mukosa lambung. Gejala-gejala ulkus dapat
hilang selama beberapa hari, minggu, atau beberapa bulan dan bahkan dapat hilang
hanya sampai terlihat kembali, sering tanpa penyebab yang dapat diidentiflkasi.
Banyak individu mengalami gejala ulkus, dan 20-30% mengalami perforasi atau
hemoragi yang tanpa adanya manifestasi yang mendahului.
MANIFESTASI KLINIK
1. Nyeri : biasanya pasien dengan ulkus mengeluh nyeri tumpul, seperti
tertusuk atau sensasi terbakar di epigastrium tengah atau di punggung. Hal ini
diyakini bahwa' nyeri terjadi bila kandungan asam lambung dan duodenum
meningkat menimbulkan erosi dan merangsang ujung saraf yang terpajan"^'
2.
pada esophagus dan lambung, yang naik ke mulut, kadang- kadang disertai eruktasi
asam. Eruktasi atau sendawa umum terjadi bila lambung pasien kosong.
3.
muntah dapat menjadi gejala ulkus peptikum. Hal ini dihubungkan dengan
pembentukan jaringan parut atau pembengkakan akut dari membran mukosa yang
mengalami inflamasi di sekitarnya pada ulkus akut. Muntah dapat terjadi atau
tanpa didahului oleh mual, biasanya setelah nyeri berat yang dihilangkan dengan
ejeksi kandungan asam lambung.
2.
kemungkinan sebagai akibat dari diet dan obat-obatan. Pasien dapat juga datang
dengan perdarahan gastrointestinal sebagian kecil pasien yang mengalami akibat
ulkus akut sebelumnya tidak mengalami keluhan, tetapi mereka menunjukkan
gejala setelahnya.
INSPEKSI
tengah
perut,penurunan berat badan.
PALPASI.
2.5
PEMERIKSAAN LABOR
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
Barium enema
Endoskopi
Tes untuk H. pylori
BAB 111
DISKUSI/PEMBAHASAN
ETIOLOGI DAN INSIDEN
Etiologi ulkus peptikum kurang dipahami, meskipun bakteri gram negatif H.
Pylori telah sangat diyakini sebagai factor penyebab. Diketahui bahwa ulkus peptik
terjadi hanya pada area saluran GI yang terpajan pada asam hidrochlorida dan
pepsin. Penyakit ini terjadi dengan frekuensi paling besar pada individu antara usia
40 dan 60 tahun. Tetapi, relatif jarang pada wanita menyusui, meskipun ini telah
diobservasi pada anak-anak dan bahkan pada bayi. Pria terkenal lebih sering
daripada wanita, tapi terdapat beberapa bukti bahwa insiden pada wanita hampir
sama dengan pria. Setelah menopause, insiden ulkus peptikum pada wanita hampir
sama dengan pria. Ulkus peptikum pada korpus lambung dapat terjadi tanpa
sekresi asam berlebihan.
Predisposisi:
Upaya masih dilakukan untuk menghdlangkan kepribadian ulkus. Beberapa
pendapat mengatakan stress atau marah yang tidak diekspresikan adalah factor
predisposisi. Ulkus nampak terjadi pada orang yang cenderung emosional, tetapi
apakah ini factor pemberat kondisi, masih tidak pasti. Kecenderungan keluarga
yang juga tampak sebagai factor predisposisi signifikan. Hubungan herediter
selanjutnya ditemukan pada individu dengan golongan darah lebih rentan daripada
individu dengan goldngan darah A, B, atau AB. Factor predisposisi lain yang juga
dihubungkan dengan ulkus peptikum mencakup penggunaan kronis obat
antiinflamasi non steroid(NSAID).
Minum alkohol dan merokok berlebihan.
yang
diproduksi
oleh
tumor(gastrinomas^sindrom
zolinger-
ellison)jarang terjadi. Ulkus stress dapat terjadi pada pasien yang terpajan kondisi
penuh stress. Sekitar 90% disebabkan oleh H. pylori, selebihnya disebabkan oleh
sekresi bikarbonat mukosa, ciri genetik, dan stress.
Klasiflkasi
Klasifikasi ulkus berdasarkan lokasi
Ulkus duodenal Insiden
Usia 30-60 tahun Pria: wanita3:l
Terjadi lebih sering daripada ulkus
lambung
Tanda dan gejala
Hipersekresi asam lambung
Dapat mengalami penambahan berat badan
Nyeri terjadi 2-3 jam setelah makan; sering terbangun dari tidur antara jam 1 dan 2
pagi.
Makan makanan menghilangkan nyeri Muntah tidak umum
Hemoragi jarang terjadi dibandingkan ulkus lambung tetapi bila ada milena lebih
umum daripada hematemesis.
Lebih mungkin terjadi perforasi daripada ulkus lambung. Kemungkinan
Malignansi
Jarang Faktor Risiko
Ulkus Lambung Insiden
Biasanya 50 tahun lebih Pria:wanita2:l
Tanda dan gejala
Normal sampai hiposekresi asam lambung Penurunan berat badan dapat terjadi
Nyeri terjadi !/> sampai 1 jam setelah makan; jarang terbangun pada malam hari;
dapat hilang dengan muntah.
Makan makanan tidak membantu dan kadang meningkatkan nyeri.
Muntah umum terjadi
Hemoragi lebih umum terjadi daripada ulkus duodenal, hematemesis lebih umum
terjadi daripada melena.
Kemungkinan malignansi
Kadang-kadang Faktor Risiko
Golongan darah O, PPOM, gagal ginjal
kronis, alkohol, merokok, sirosis, stress.
stres
yang
diproduksi
oleh
tumor(gastrinomas-sindrom
zolinger-
ellison)jarang terjadi. Ulkus stress dapat terjadi pada pasien yang terpajan kondisi
penuh stress.
Gambar
ANTASID.
Antasid dapat mengurangi gejala, mempercepat penyembuhan dan mengurangi
jumlah angka kekambuhan dari ulkus.Sebagian besar antasid bisa diperoleh tanpa
resep dokter. Kemampuan antasid dalam menetralisir asam lambung bervariasi
berdasarkan jumlah
antasid yang diminum, penderita dan waktu yang berlainan pada penderita yang
berlainan padapenderita yang sama.
TERAPI
Tanpa komplikasi
a. Suportif: nutrisi'
b.Memperbaiki / menghindari faktor risiko'
c.Pemberian obat-obatan : antasida, antagonis reseplor M2. proton pump inhibitor,
pemberian obat-obatan untuk mengikat asam empedu. prokinetik. pemberian obat
untuk eradikasi kuman Helicobacter pylori.
d.pemberian obat-obatan untuk meningkatakan faktor defensif
KOMPLIKASI
Perdarahan
Ulkus perforasi
Stenosis
DENGAN KOMPLIKASI
Pada tukak peptik yang bcrdarah dilakukan penatalaksanaan umum atau suportif
sesuai
dengan
penatalaksanaan
hematemesis
melena
secara
umum.(l)
PENGOBATAN
Ulkus biasanya diobati minimal selama 6 minggu dengan obat-obatan yang
mengurangi jumlah asam di dalam lambung dan duodenum. Obat ulkus bisa
menetralkan atau mengurangi asam lambung dan meringankan gejala, biasanya
dalam beberapa hari
PENATALAKSANAAN
berlebihari
Antagonis reseptor histamin yang mengurangi sekresi asam oleh sel sel parietal
PROGNOSIS
Jika mengikuti pengobatan yag baik dengan mengambil semua obat,h pylori
BAB IV
KESIMPULAN
Nyeri perut adalah salah satu manifestasi gangguan saluran cema dan organ
yang berada di dalam ronga abdomen. Selain nyeri, petunjuk adanya kelainan pada
saluran cerna yaitu ulkus peptikum ,ulkus peptikum ini merupakan area berlubang
yang berbentuk oval pada lapisan lambung yang termakan oleh asam lambung dan
getah pencernaan.ini terjadi disebabkan produksi asam yang berlebihan dilambuiig
yang mengalahkan sawar pertahanan mukus. Gejala yang sering muncul pada
ulkus peptikum yaitu : nyeri, muntah.konstipasi dan perdarahan. Penyakit Ulkus
peptikum dapat dilakukan terapi dan diobati dengan obat ulkus seperti : antasida,
apabila penatalaksanaan dilakukan dengan baik,makan prognosisnya juga akan
baik.
BABV
SARAN
HC1 berlebihan.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
1. Capenito, Lynda Jail. (1997). Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
2. Doenges, Marilynn E. (1999) Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
iintuk Perencanaan dan pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih _ --\