Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pengajar
Bapak, M. Fatchi SE.MS.
Disusun Oleh
MEI 2016
3. Strategi
Rp.
22.505.000
Penetrasi Pasar
Pengembangan Pasar
Rp.
45.400.000
Pengembangan Produk
Rp.
28.000.000
Total
Rp.
95.905.000
INTERNAL
S>W
0,45-0,35
EKSTERNAL
O>T
0,6-0,4
STRTEGI
AGRESIF
Sales
20%
35%
25%
20%
1) Penetrasi pasar
Nabati
Kong Guan
Mayora
Garuda food
2) Pengembangan Pasar
Rp 286. 695.000
Rp 190. 790.00
Laba Bersih
Rp 95. 905.000
3)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Berinovasi adalah salah satu cara untuk tetap eksis di masyarakat.
Menstimulasi inovasi dibutuhkan kreativitas dan inovasi. Kreativitas adalah
kemampuan menggabungkan ide-ide dengan cara yang unik atau membuat
hubungan yang tidak biasa diantara ide-ide. Inovasi adalah proses mencari ide
yang kreatif dan mengubahnya menjadi produk, jasa, atau metode kerja yang
bermanfaat.
PT. Sari Nabati Indonesia atau Nabati adalah salah satu kelompok bisnis
produk konsumen di Indonesia, yang didirikan pada tahun 2007. Perusahaan ini
terkenal memproduksi makanan ringan bermerek Richeese, POW dan
RichocoRicheese mendapat penghargaan Superbrands. Richeese Nabati
mendapat penghargaan IBBA dari MARS dan majalah SWA untuk kategori
wafer krim keju, sedangkan Richeese Ahh mendapat penghargaan PT. Kaldu
WOMM untuk kategori makanan ringan ekstrudat atau stik jagung. Richeese
Nabati meraih rekor MURI sebagai pelopor dan pencipta wafer krim keju di
Indonesia. Nabati mendapat lisensi dari Nickelodeon sebagai perusahaan snack
pertama di Asia yang memproduksi snack berkarakter SpongeBob pada
Richeese Nabati, Richeese Rolls dan Richoco Rolls, Avatar pada Nabati Siip
dan Nabati Siip Giga. Nabati mendapat lisensi dari Les Copaque Production
sebagai perusahaan snack pertama di dunia yang memproduksi snack
berkarakter Upin & Ipin pada Richoco Bretos dan Richeese Cracster.
Pada awal berdirinya pada tahun 2007 PT. Kaldu Sari Nabati Indonesia
merupakan industri rumah tangga yang memproduksi makanan ringan. Produk
pertamanya adalah POW Snack 2 Warna (dihentikan 2011) dan Richeese Nabati
Wafer Bergizi (pada tahun 2008 berganti nama menjadi Richeese Nabati Wafer
Krim Keju dan pada tahun 2011 berganti nama lagi menjadi Richeese Nabati
Cheese Wafer). Pada tahun 2008, Nabati meluncurkan lima produk lagi, yaitu
Pow Donat, Richeese Ahh, Nabati Siip, Pillow Pow dan Richeese Rolls. Pada
tahun 2008 produk Nabati sudah terdaftar dalam Badan POM RI dan sudah
selesai mendaftarkan semua produk kedalamnya dari nomor registrasi P-IRT
menjadi BPOM RI MD.Kemudian produk Richeese semakin berkembang pada
tahun 2009 karena Nabati bukan hanya memproduksi produk makanan ringan
keju saja tetapi juga produk makanan ringan coklat.Oleh karena itu pada akhir
2008
Nabati
meluncurkan
Richoco
Wafer
Coklat
dan
Richeese Chocochiz.Pada tahun 2009 Nabati meluncurkan makanan ringan
Bretos, roti selai keju dari Richeese. Lalu biskuit krim keju Richeese Bisvit,
Richeese Pasta Keju dan Richeese Bio minuman sereal dan susu. Pada tahun
Richeese
Richeese Nabati Cheese Wafer
Richeese Nabati Banana Cheese Wafer
Richeese Nabati Fire Cheese Wafer
Richeese Nabati Blueberry Cheesecake Wafer
Richeese Nabati Mango Cheesecake Wafer
Richeese Nabati Cheese Wafer Coated
Richeese Nabati Bisvit
Richeese Nabati Sandwich
Richeese Nabati Authentic Cheese Cookies
Richeese Cheesecake Wafer Strawberry Cheesecake Flavour
Richeese Cheese Cookies
Richips
Richips Singkong Keju Original
Richips Singkong Keju Barbeque
Richoco
Richoco Nabati Chocolate Wafer
Richoco Nabati Time Break Inca Chocolate
Richoco Bretos
Richoco Kofer
Richoco Ahh' Black & White
Richoco Rolls Chocolate Flavour
Richoco Rolls Time Break
Richoco Hi-Pow
Richoco Siip Chocochiz Flavour
Lainnya
Ahh' Time Break
Pow
Pow Donat Cheese Flavour
Pow Remix Cheese Flavour
Pow Fireball Rasa Keju Pedas
Pow Potato Stix Cheese Flavour
1.3Tujuan Perusahaan
Era globalisasi ini tentu banyak persaingan antara perusahan baik secara
nasional maupun internasional. Untuk tetap menjaga loyalitas konsumen serta
menambah minat konsumen untuk menggunakan produk berupa barang dan
jasa, maka diperlukanlah perubahan atau metamorfosa dalam perusahaan.
Jangka Panjang
Melakukan promosi produk di
pasar internasioal sebagai keju
khas Indonesia.
Mengenalkan perusahaan PT
Kaldu Sari Nabati sebagai
perusahaan Keju terbaik di
Indonesia
Jangka Pendek
-Memperluas produksi dan
pemasaran meliuti wilayah
baru di indonesia
-pemanfaatan brandng
penghargaan keju terbaik untuk
coba memasuki iklan dunia
-Menjalin kerjasama dengan
pihak luar negri
-Investasi berkala
- Mengembangkan produk keju
degan diverensiasi pangsa
pasar
- Merenovasi Produk yang
telah tenggelam
-penerasi dai pangsa pasar
wafer keju
-pemasipa promoi di media
televisi dan media cetak
-memasikan media sosial
sebagai sarana menampung
aspirasi dari peanggan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Matriks SWOT
Bobot setiap faktor dari Strenght, Weakness, Opportunity dan Threat diberi nilai
antara 0.00 - 1,00, sedangkan untuk Rating setiap faktor diberi kriteria sesuai dg
tingkat kepentingannya, berikut ini ialah penentuan bobot dan rating:
PENENTUAN BOBOT
BOBOT
KETERANGAN
0,00-0,03
TIDAK PENTING
>0,03-0,06
CUKUP PENTING
>0,06-0,09
PENTING
>0,09- ......
SANGAT PENTING
PENENTUAN RATING
RATING
KETERANGAN
TIDAK BERPENGARUH
CUKUP BERPENGARUH
BERPENGARUH
SANGAT BERPENGARUH
Keterangan :
= Tanda Skor Bobot Tertinggi
= Tanda Skor Bobot Terenda
Kekuatan Internal
No
Variable
Penilaian
Bob
ot
Program Kerja
Rating
Skor
0,2
0,15
Pemasar
an
1
2
0,05
0,05
Oprasion
al
3
4
5
0
Bahan baku mudah dicari
Variasi, Inovasi Produk dan keju yang
kas
Pengembangan produk keju melalui
diverensiasi Pangsa pasar
0,03
0,09
0,06
0,36
0,4
0,36
0,18
0,05
0,06
0,1
SIM
6
0,09
keuanga
n
7
8
msdm
9
0,06
0,06
0,05
10
Achiever-SuperTeam-Totally
Costumer
survey-ketepatan-respon yang
akurat
TOTAL
0,07
0,65
0,14
1,96
Kelemahan Internal
No
Variable
Penilaian
Ratin
Bobot
Skor
g
Program Kerja
Pemasar
an
1
Peluncuran produk
inovasi yang terlalu cepat
menimbulkan kebosanan
yang cepat pula
0,09
tenggelamnya beberapa
nama produk
0,07
0,05
0,05
0,04
0,08
0,06
Oprasion
al
3
4
SIM
5
keuanga
n
Pengoptimalan jejaring
sosial dalam penetuan
responden masih kurang
msdm
6
0,04
0,35
Peluang
No
Variable
Penilaian
Bob
ot
Rating
Skor
Program Kerja
Ekonomi
Program MEA memberikan
kesempatan richess Go
internasional dengan keju
khasnya
0,09
0,27
0,06
0,18
0,05
0,1
Banyaknya penghargaanyang
di berikan, meningkatkan
brending product
0,15
0,45
Sosbud
PemPolHu
m
4
Teknologi
0,07
0,14
0,1
0,3
0,08
0,24
pesaing
6
7
Total
0,6
1,78
Program Kerja : Pengembangan varian rasa pedas dengan saus keju dalam menu utama
Ancaman
No
Variable
Penilaian
Bob
ot
Rating
Skor
Program Kerja
Ekonomi
1
0,1
0,05
Sosbud
3
0,04
0,06
0,18
PemPolHu
m
Teknologi
4
akses jaringan
pesaing
Produk komplemeter yang
5 banyak
0,06
0,18
0,09
0,27
TOTAL
0,4
1,19
Terendah
Dalam tabel kekuatan internal, terdapat satu variable yang memiliki skor terndah yaitu 0,09 dengan variable bahan
baku mudh dicari pesiang menjual dengan harga sama dan kondisi yang tak menyusut. Hal tersebut mengartikan bahwa
sebenarnya variable tersebut cukup penting namun bukan merupakan prioritas utama. Karena tetap masyarakat lebih
menyukai kju yang unggul.
Program Kerja : Reshess memperbesar branding keju khas
Note:
Jika < 2,5 = Posisi Internal Lemah
Jika > 2,5 = Posisi Internal Kuat
ANALISIS INTERNAL
Sumbu x = (Skor Kekuatan-Skor Kelemahan)
= (0,65-0,35) : 2
= 0,15
ANALISIS EKSTERNAL
Sumbu x = (Skor Peluang-Skor Ancaman)
= (0,6-0,4) : 2
= 0,1
2.2 ANALISIS IFSA daN EFSA dan Posisi dalam Mtriks Space
INTERNAL
S>W
0,45-0,35
EKSTERNAL
STRTEGI
O>T
0,6-0,4
AGRESIF
AGRESIVEPemilihan Strategi :
+4
1. Pengemangan
Pasar
2. Penetrasi Pasar
3. Pengembangan
Produk
4. Integrasi
Horizonal
5. Penciutan Bisnis
6. Pengurangan
-6
-4
1.
2.
3.
4.
-3
-2
Penciutan Bisnis
Likuidasi
Divers. Kosentrik
Diversi.
Horizontal
5. Diveri
Konglomerasi
1. Penembangan
Pasar
2. Penetrasi Pasar
3. Pengembangan
Produk
4. Integrasi
Kedepan
5. Integrasi
Kebelakang
+3
+2
+1
-1
+1
-1
-2
+3
+2
+3
+4
+5
Penetrasi
Pasar
Pengembang
an Produk
Pengembang
an Pasar
+6
1. Divers.Kosentri
k
2. Diversi.
Horizontal
3. Diversi
Kongloerasi
4. Usaha
Patungan
+4
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
15.000.000
50.000.000
75.000.000
50.000.000
12.500.000
30.000.000
50.000.000
2.500.000
825.000
420.000
450.000
Rp 286. 695.000
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
30.000
25.000
15.000
10.000
25.000
15.000
10.000
5.000
55
35
90
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Rp 450
Rp 1.000
Rp 3.500
Rp 3.500
Rp 450
Rp 1.000
Rp 3.500
Rp 450
Rp 13.000
Rp 10.000
Rp 2.500
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
13.500.000
25.000.000
52.500.000
35.000.000
11.250.000
15.000.000
35.000.000
2.250.000
715.000
350.000
225.000
Modal KSNI
Rp 190. 790.000
Laba Bersh
Rp 95. 905.000
No
.
1
2
3
4
5
6
7
Keterangan
Penjualan
Biaya Produksi
Bahan baku
Tenaga Kerja Langsung
FOH
Rp286.695.000
Rp78.000.000
Rp67.000.000
Rp5.000.000
Rp150.000.000
Rp136.695.000
Laba Kotor
Biaya Usaha
Biaya Pengirirman
Biaya Pemasaran
Biaya umum dan Administrasi
Biaya lain-lain
Rp9.000.000
Rp4.000.000
Rp1.200.000
Rp2.613.750
Rp16.813.750
Rp119.881.250
Rp23.976.250
Rp95.905.000
Laba Usaha
Pajak (20%)
Laba Bersih
:
:
:
Rp.
Rp.
Rp.
22.505.000
45.400.000
28.000.000
Rp.
95.905.000
Alasan :
Dalam penetrasi pasar menggencarkan bidang promsi produk dengan cara
meningkatkan unure bauran pemasaran promosi dan harga, menaikan jumlah
tenaga penjualan, meningkatkan anggara iklan, menawarkan secara
gencarberbagai item promosi penjualan atau meningkatkan aktivitas publisias
Alokasi Penetrasi Pasar :
Peningkatan anggaran promosi
Rp 12.000.000
Rp 10.505.000
Total
RP 22.505.000
Rp 25.000.000
Rp 20.400.000
Total
Rp 45.400.000
Rp 15.000.000
Rp 13.000.000
Total
Rp 28.000.000
Sales
20%
35%
25%
20%
Nabati
Kong Guan
Mayora
Garuda food
Dari diagram pie diatas , kita dapat melihat posisi market share dari PT.Kaldu
Sari Nabati, dimana PT. Mayora Indah menduduki posisi kedua (25%), lalu
dibawah PT. Khong Guan Biscuit Indonesia dan PT. GridaFood Putra Putri Jaya
terlihat bahwa pangsa pasar beada di bawahnya. Dari data tersebut, dapat kita
lihat bahwa PT. Kaldu Sari Nabati Indonesia memiliki persentase market shere
yang besar bila di bandingkan dengan pesaing-pesaingnya. Maka dapat di
artikan bahwa PT. Kaldu Sai Nabati Sebagai Market Leader.
BAB III
Penutupan
3.1
Kesimpulan
Dari hasil nalisis IFAS dan EFSAS akan diperoleh diagram anaisi SWOT
yang diketahui PT. Kaldu Sari Nabati berada di posisi strategik kuadran I atau
memiliki stategi yang agresive. Dengan agresive dari mpemilihan strategi
pengembangan pasar, pengembangan produk dan penetrasi pasar sebagai
keputusan yang di ambil oleh perusahaan.
Dari strategi penetrasi pasar strategi yang diambil oleh perusahaan adalah
menaikan jumlah tenaga penjualan, meningkatkan anggara iklan, menawarkan
secara gencarberbagai item promosi penjualan atau meningkatkan aktivitas
publisias. Dalam pengenbangan pasar strategi yang dijalankan adalah
memperluas area baru untuk produksi sebagai cabang di daerah Sulawesi dan
Kalimantan, segmen baru, menari pelanggan pesai, dan memperbaak pemasok.
Sementara dalam pengembangan produk strategi yang dipilih adalah
mengembangkanproduk baru dengan bahan dasar keju, and melakukan renovasi
bagi produk yang tenggelam.
Kekurangan dari PT. Kaldu Sari nabati adalah terlalu epat dalam melakukan
peluncuran inovasi, sehingga pelanggan pnun cepat bosan. Sehingga perlu di
lakukan peluncuran produk baru secara bertahap
3.2
Saran