Professional Documents
Culture Documents
Introduksi
a. Definisi
Suatu tindakan pembedahan dengan membuang appendiks vermiformis
b. Ruang lingkup
Diagnosis ditegakkan berdasarkan klinis, rasa tidak nyaman seluruh perut terutama di epigastrium yang
kemudian menjadi nyeri menetap di titik Mc Burney, panas badan menigkat kadang disertai muntah
Massa (-), pada periapendikuler infiltrate teraba masse yang nyeri tekan pada perut kanan bawah, defans
muskuler (+)
Colok dubur nyeri jam 9-11
c. Indikasi operasi
apendisitis akut
periapendikuler infiltrat
apendisitis perforata
d. Diagnosis Banding
Kelainan ginekologik
Tumor sekum
Crohns disease
Colitis
e. Pemeriksaan penunjang
Teknik Operasi
1. Penderita posisi terlentang dilakukan desinfeksi seluruh abdomen dan dada bagian bawah
dipersempit dengan doek steril.
2. Insisi dengan arah oblik melalui titik Mc Burney tegak lurus antara SIAS dan umbilikus (Irisan Gridiron),
irisan lain yang dapat dilakukan adalah insisi tranversal dan paramedian.
3. Irisan diperdalam dengan memotong lemak dan mencapai aponeurosis MOE (Muskulus Oblikus
Eksternus).
4. MOE dibuka sedikit dengan skalpel searah dengan seratnya, kemudian diperlebar ke lateral dan ke medial
dengan pertolongan pinset anatomi. Pengait luka tumpul dipasang di bawah MOE, tampak di bawah MOE
adalah MOI (Muskulus Oblikus Internus).
5. MOI dibuka secara tumpul dengan gunting atau klem arteri searah dengan seratnya sampai tampak
lemak peritoneum, dengan haak LangenBack otot dipisahkan. Pengait dipasang dibawah muskulus
tranversus abdominis.
6. Peritoneum yang berwarna putih dipegang dengan menggunakan 2 pinset bedah dan dibuka dengan
gunting, perhatikan apa yang keluar: pus, udara, atau cairan lain (darah, feses dll) periksa kultur dan tes
kepekaan kuman dari cairan yang keluar tsb. Kemudian pengait luka diletakkan di bawah peritoneum
7. Sekum (yang berwarna lebih putih, memiliki taenia koli dan haustra) dicari dan diluksir. Apendiks yang
basisnya terletak pada pertemuan tiga taenia mempunyai bermacam2 posisi: antesekal, retrosekal,
anteileal, retroileal, dan pelvinal
8. Setelah ditemukan, sekum dipegang dengan darm pinset dan ditarik keluar, dengan kassa basah
sekum dikeluarkan kearah mediokaudal, sekum yang telah keluar dipegang oleh asisten dengan dengan ibu
jari berada di atas.
9. Mesenterium dengan ujung apendiks di pegang dengan klem Kocher kemudian mesoapendiks diklem
potong dan diligasi berturut-turut sampai pada basis apendiks dengan silk 3/0.
10. Pangkal apendiks di crush dengan klem kocher dan pada bekas crush tersebut diikat dengan silk No. 00
2 ikatan.
11. Dibagian distal dari ikatan diklem dengan Kocher dan diantara klem kocher dan ikatan tersebut
apendiks dipotong dengan pisau yang telah diolesi betadine, ujung sisa apendiks digosok betadine.
12. Sekum dimasukkan ke dalam rongga perut.
13. Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis. Pada kasus perforasi, dapat dipasang drain sub facial.
f. Komplikasi Operasi
Durante Operasi: perdarahan intra peritoneal, dinding perut, robekan sekum atau usus lain.
Pasca bedah dini: perdarahan, infeksi, hamatom, paralitik ileus, peritonitis, fistel usus, abses
intraperitoneal.
Bedah endoskopi
Bedah mikroskopi
Siapa yang Perlu Menjalani Bedah & Hasil yang Dapat Diharapkan
Pasien yang menderita penyakit yang menyebabkan rasa sakit atau sangat berisiko
terkena penyakit seperti itu
Pasien yang mengalami gejala yang parah dan mengganggu fungsi tubuh mereka
Pasien yang diduga menderita suatu penyakit terkadang harus menjalani pembedahan,
seperti biopsi, agar bisa dipastikan dugaan mengenai penyakit tersebut.
Pasien yang menderita penyakit yang parah biasanya harus menjalani pembedahan agar
nyawa mereka bisa diselamatkan.
Tidak semua pasien yang membutuhkan pembedahan harus menjalaninya dengan segera. Pertama,
pasien akan diperiksa untuk memastikan bahwa tindakan bedah manfaatnya lebih besar dari bahayanya
bagi pasien. Pada beberapa kasus, kondisi pasien mungkin terlalu sensitif atau lemah, sehingga mereka
tidak dapat menjalani pembedahan. Oleh karena itu, semua pasien akan diperiksa terlebih dahulu.
Setelah dipastikan dapat menjalani pembedahan, pasien akan diberikan izin mengikuti pembedahan.
Penggumpalan darah
Atrofi otot akibat kurang pergerakan dan olahraga selama pemulihan pasca bedah
Infeksi
Perdarahan/Hemoragi
Penyebab Pendarahan
Cedera dan penyakit adalah penyebab utama dari pendarahan. Cedera pada organ tubuh dapat
menyebabkan pembuluh darah pecah, walaupun tidak ada tusukan pada kulit. Contoh yang baik adalah
memar akibat pukulan yang keras. Pada awalnya, memar akan berwarna merah karena ada kumpulan
darah yang mengalir dari pembuluh kapiler yang pecah. Pendarahan seperti ini biasanya tidak parah dan
seringkali tidak membutuhkan pertolongan medis.
Namun, apabila benturan menyebabkan lesi pada kulit, maka benturan tersebut akan menyebabkan
pendarahan luar. Pembekuan darah biasanya dapat mencegah agar darah tidak mengalir keluar melalui
lesi yang kecil. Apabila lesi cukup besar, pembekuan darah tidak mampu menghentikan aliran darah dan
luka harus dijahit.
Ada berbagai penyakit yang dapat menyebabkan pendarahan. Beberapa penyakit yang paling umum
adalah leukemia , kanker paru-paru , bronkitis akut, dan penyakit hati. Pendarahan juga dapat disebabkan
oleh obat-obatan, misalnya obat pengencer darah.
Menstruasi juga dapat menyebabkan pendarahan, namun menstruasi merupakan jenis pendarahan yang
dialami wanita secara alami. Menstruasi terjadi ketika wanita mengeluarkan darah dari lapisan rahim.
Namun dalam beberapa kasus, wanita mengalami pendarahan berlebih saat menstruasi atau
pendarahan terjadi di selang siklus menstruasi. Pendarahan berlebih ini dapat disebabkan oleh polip
leher rahim atau gangguan kesehatan lainnya.
Pendarahan juga dapat disebabkan oleh aborsi terancam atau keguguran. Keguguran terjadi pada 20
minggu pertama kehamilan. Apabila usia kehamilan telah melewati 20 minggu, namun bayi hilang, maka
kondisi ini dinamakan lahir mati.
segera dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit supaya kondisinya dapat didiagnosis dan
pendarahannya dihentikan.
Pendarahan, baik yang terjadi di dalam ataupun luar tubuh, dapat menyebabkan kematian. Apabila
seseorang kehilangan setengah atau sepertiga darahnya, risiko kematian sangatlah tinggi. Harus diingat
bahwa seseorang dapat meninggal akibat pendarahan walaupun tidak ada darah yang terlihat.
Pendarahan dalam yang sangat parah dapat menyebabkan pasien kehilangan banyak darah yang tidak
langsung keluar dari tubuh.
Rujukan:
Cornwell EE. Initial approach to trauma. In: Tintinalli JE, Kelen GD, Stapczynski JS, Ma OJ, Cline
DM, eds. Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide. 6th ed. New York, NY: McGraw-Hill;
2004: chap 251
Lammers, RL. Principles of Wound Management. In: Roberts JR, Hedges JR eds. Roberts:
Clinical Procedures in Emergency Medicine. 5th ed.Philadelphia, Pa. Saunders Elsevier; 2009: chap 39