Professional Documents
Culture Documents
Bagaimana, apakah kau sudah memutuskan. Jadi, mana yang akan kau pilih?
Aku sudah memilih. Pilihan yang sudah kuyakini kebenarannya.
Jadi?
Aku tetap ingin menjadi pengarang. Pilihanku tetap sastra, aku ingin mendalaminya.
Kau sudah gila ya? Apa salahnya dengan farmasi atau ekonomi. Kau akan sukses seperti mbak atau
mas Arya kelak.
Aku tidak bisa disamakan dengan mas Arya atau mbak Windy. Aku ya Bulan bukan kalian berdua.
Kau tahu seorang pengarang tak harus lahir dari jurusan sastra. Kau lihat Asma Nadia, Tere liye, atau
Raditya Dika. Mereka pengarang dan penulis yang hebat dan terkenal. Apakah mereka dari jurusan
sastra? Tidak!
Aku bukanlah anak kecil, aku tahu itu.
Lalu mengapa kau begitu keras kepala?
Ini tentang passion.
Ini demi kebaikanmu, demi masa depanmu.
Ini jalan hidupku, jadi aku lebih tahu mana yang baik dan jalan mana yang mesti kutempuh. Dan
bukankah masa depan tak ditentukan oleh jurusan mana yang kita pilih.
Baiklah, kau memang benar-benar mirip ayah, bertekad batu. Takkan mungkin bisa aku pecahkan.
Hening kembali menyeruak. Hanya ada bunyi jarum jam yang menari di telinga Bulan dan ribuan
kegundahan yang berterbangan di langit-langit kamarnya mirip burung tadi sore. Kamar bulan kembali
beku, sebeku hidup bulan yang sendiri.
Cerpen Karangan: Sangguh Orbit
Facebook: facebook.com/beyondmenuai
Perjuangan Nisa
Judul Cerpen Perjuangan Nisa
Cerpen Karangan: Adiba Ghafira Aininda
Kategori: Cerpen Anak, Cerpen Pendidikan
Lolos moderasi pada: 13 November 2016
Pagi yang cerah. Nisa terbangun lalu bersiap membantu ibunya. bu nanti waktu masuk smp aku
sekolah di mana bu? Nisa begitu semangat bercerita kalau dia ingin sekali masuk smp. ibunya tak
tega menghilangkan wajah gembira anak tunggalnya. ya Nisa adalah anak satu satunya dan bapak
Nisa sudah meninggal waktu dia kelas 4. Ibunya ingin mengatakan bahwa dia tidak bisa memasukkan
Nisa ke smp.
Nisa lalu mengantar ibunya bekerja. Ibu Nisa bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Jadi wajar
saja ibunya hanya bisa menyekolahkan Nisa sampai SD.
Saat ibu Nisa pulang Nisa sudah tertidur di kamarnya. Ibu Nisa berusaha menabung untuk
menyekolahkan Nisa.
Liburan tinggal 2 minggu lagi namun tabungan ibu Nisa belum cukup. ibu kapan kita beli barang
barang sekolahku? tanya Nisa pada ibunya. Ibunya lalu membawanya ke kamar. Nisa, maaf ya ibu
nggak bisa masukkan kamu ke smp ucap ibu Nisa sambil memeluk putrinya. Nisa hanya bisa diam
mendengar jawaban ibunya.
Dikemudian hari Nisa bertemu kak viko. kak viko melihat Nisa yang sedang menulis sesuatu, kak viko
lalu menghampiri Nisa dan bercakap-cakap denganya. Setelah kak viko selesai mendengar cerita
tentang kesulitannya masuk smp kak viko berkata Nisa, kakak bisa bantu kamu masuk smp lhoo..
beneran kak?, gimana caranya? tanya Nisa. Kak viko lalu mengeluarkan kertas. kamu ikut aja
lomba ini kak viko lalu menjelaskan jika ikut lomba Nisa bisa masuk smp karena hadiahnya beasiswa.
ya kak, aku mau! ya, kalau gitu kamu kakak daftarin dulu. lombanya itu besok jam 08.00 besok
kakak jemput ya. tempatnya ada di kampusnya kakak.
Keesokan harinya setelah Nisa mengikuti lomba menulis cerita, Nisa sangat berharap kalau dia bisa
menjadi juara. Nisa memang sudah memiliki hobi menulis sejak kecil dia pernah membuat bermacam
macam karya tulis. Dan saat pengunguman pemenang mc maju inilah saat yang ditunggu tunggu
pemenang. juara 3 mendapatkan beasiswa 3 tahun SD dan uang 2.000.000 rupiah. juara 2
mendapatkan beasiswa 3 tahun smp dan uang 5.000.000 rupiah. dan juara satu mendapatkan
beasiswa 3 tahun smp, ipad mini dan uang 7.000.000 rupiah
Belum Berakhir
Judul Cerpen Belum Berakhir
Cerpen Karangan: Mirani
Kategori: Cerpen Cinta
Lolos moderasi pada: 13 November 2016
Aku tak mengerti mengapa hubungan kita harus berakhir kata-kata itu muncul di kepalaku seolah
aku telah menyesal memutuskan hubunganku dengannya. Ya, hubunganku dengan Yoan.
Aku dan yoan dulu adalah pasangan kekasih yang benar benar romantis. Tapi, entah mengapa
hubungan kami harus berakhir. Tak ada lagi kontak dengannya seakan-akan semuanya benar-benar
sudah berakhir. Tapi dihari ini dia mengomentari fotoku di facebook yang seakan-akan menyindirnya.
Kami pun berkelahi saling memaki dan aku menangis.
Tuhan, mengapa ini harus terjadi? Mengapa aku dan Yoan harus bertengkar? Aku menangis tersedusedu.
Tiba-tiba ada yang memanggilku lewat Messenger. Klenteng hpku bergetar bertanda ada pesan yang
masuk. Kulihat pesan itu berisi
Fy? From Yoan Pramana Aku terkejut sontak berkata Yoan? Tanpa kusadari kumenekan notifikasi
dan mengetik kata ya lalu kirim. Dan ia sedang mengetik pesan lalu hpku berbunyi lagi
Fy, maafin aku soal kemarin. Aku gak bermaksud buat kamu nangis aku bener bener kebawa emosi.
Aku minta maaf ya fy. Oiya aku juga minta maaf kemarin aku gak jawab pesan kamu. Walaupun kita
gak pacaran lagi, tapi aku tetap sayang sama kamu. Selalu. Gak akan berhenti.
Aku membacanya dan air mataku mulai berjatuhan. Aku mengetik pesan yang berisi
Iya, yo. Aku juga minta maaf aku terlalu egois. Iya gak papa kok. Sayang? Kamu masih sayang sama
aku? Kamu yakin? Tapi, kalo aku boleh jujur aku juga masih sayang sama kamu yoan. Tapi, maaf
rasanya kita gak bisa ditakdirin bersama lagi. Maaf ya yoan Lalu aku mengirim pesan itu. Ia mengetik
lagi. Tak lama kemudian ia menjawab
Iya Ify, gak papa kok. Aku yakin kita lebih bahagia kalo berteman. Aku sayang kamu fy. Aku
tersenyum lalu menghapus air mataku.
Tuhan? Apakah ini mimpi? Ia masih mencintaiku? Jika ini mimpi jangan bangunkan aku tuhan. Aku
sangat bahagia! Hatiku berkata.
Aku menjawab Aku juga sayang kamu yoan.
Setelah hari itu terlewatkan aku dan Yoan semakin akrab. Semakin hari aku semakin sayang
dengannya. Hari-hari itu kami lewatkan bersama sebagai teman. Dan aku percaya kisah cinta ini
Belum Berakhir.
Tamat
Cerpen Karangan: Mirani
Facebook: Siti Nurmirani
Kring, kring, kring tak terasa bel pulang berbunyi semua anak berhamburan ke luar kelas. Sesampai
di rumah aku langsung duduk di sofa ruang keluarga dan menyalakan tv.
Ya ampun, Rayna siapa yang nggajarin kamu seperti ini, pulang pulang langsung nonton tv, tanpa
ganti pakaian dan makan, sekarang masuk kamar dan ganti pakaian sana kata kakakku Veren sambil
tetap membaca majalah kesukaannya itu
Iya kak, tapi belum sempat aku menyelesaikan ucapanku kakakku langsung memotong ucapanku.
Pokoknya nggak ada tapi tapian cepet sana. Iya kak, dasar bawel ucapku dengan gaya meledek.
Saat makan malam
Papa, besok kita jalan jalan yah kan libur kata kak David
Iya pa sambung kak Veren
Ya udah besok kita jalan jalan ke pantai kata papa
horee ucap kami bertiga
Esoknya kami siap siap pergi ke pantai
Ma, apa mama lihat kacamata renangku, tadi aku letakan disini tanya kak Veren
Oh sayang, carilah dengan benar mungkin itu tak kau letakan di situ ucap mama
Baiklah ma balas kak Veren
Makanya kalau letakin barang jangan ditaruh sembarangan, ini kan yang kamu cari kata kak David
sambil ngasih kacamata renang milik kak Veren, sedangkan aku hanya asik dengerin musik karena
semua barangku telah kusediakan
Sesampai di pantai kami langsung bersenang senang, kami langsung berenang dan lari larian, saking
senangnya kami lupa makan padahal mama sudah membawa banyak makanan tetapi karena lapar
walaupun hari sudah sore, kami tetap makan, tiba tiba kak Veren datang sambil membawa kamera
dan mengajak kami selfie sambil mengatakan Happy With Family
End