Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kehamilan ektopik adalah kehamilan di mana sel telur yang dibuahi
berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri.1,2,3 Termasuk dalam
kehamilan ektopik ialah kehamilan tuba, kehamilan ovarial, kehamilan
intraligamenter, kehamilan servikal, dan kehamilan abdominal primer atau
sekunder.4,5
Angka kejadian kehamilan ektopik dari tahun ke tahun cenderung
meningkat, dan merupakan penyebab utama morbiditas.1,6 Angka morbiditas
kehamilan ektopik terganggu dii Amerika Serikat pada kurun waktu 2002-2007
mencapai 11.989 kasus.6 Di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta
angka kejadian kehamilan ektopik pada tahun 1987 ialah 153 diantara 4.007
persalinan, atau 1 diantara 26 persalinan dan pada bulan juni 2006 - juli 2007
didapatkan 113 kehamilan ektopik.
4,5
Perdarahan
intraabdominal yang berlangsung cepat dan dalam jumlah yang banyak bisa
menyebabkan syok bahkan kematian dengan segera.
Perdarahan yang
berlangsung perlahan dan berulang dapat menyebabkan anemia yang cukup berat
dan infeksi.2,3,12
Prognosis pada kehamilan ektopik bergantung pada jumlah darah yang
keluar, kecepatan menetapkan diagnosis dan tindakan yang tepat. Kini
prognosisnya lebih baik daripada beberapa waktu lalu, berkat kemajuan teknologi
dan ilmu pengetahuan dibidang kedokteran. Prognosis lebih baik di tempat yang
lebih maju daripada daerah yang masih dalam perkembangan.12
Berikut ini akan disampaikan laporan kasus tentang kehamilan ektopik
terganggu (KET) disertai dengan anemia
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama
Ny. PH
Umur
26 tahun
Pekerjaan
Bangsa
Indonesia
Nama Suami
Tn. AR
Pekerjaan Suami
Nelayan
Umur Suami
25 tahun
Agama
Kristen Protestan
Tempat lahir
Arakan
Tempat tinggal
Langowan
Pendidikan Ibu
SMA
Pendidikan Suami
SMP
MRS tanggal/jam
ANAMNESIS
Anamnesis diberikan oleh penderita.
Keluhan utama: Nyeri perut bagian bawah
Nyeri perut bagian bawah dirasakan penderita sejak 3 minggu yang lalu
sebelum masuk rumah sakit, Nyeri perut dirasakan hilang timbul. Nyeri lamakelamaan semakin hebat dan menjalar sampai ke punggung belakang penderita
sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit sehingga penderita datang ke Rumah
Sakit Prof. dr. R.D. Kandou. Penderita juga mengeluhkan adanya pendarahan
pada jalan lahir, pendarahan dengan jumlah sedikit-sedikit (bercak pada celana
dalam) yang dialami sejak 1 minggu yang lalu.
Riwayat keputihan yang tidak diobati. Riwayat terlambat haid. Pasien
tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya. Riwayat penyakit jantung, penyakit
paru, penyakit hati, penyakit kencing manis, dan penyakit darah tinggi, disangkal
oleh penderita. Buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) normal.
4
Anamnesis Ginekologis
1. Riwayat Perkawinan dan Kehamilan Dahulu :
Perkawinan 1 kali
2. Riwayat Haid :
Siklus teratur
Keputihan (-)
3. PEMERIKSAAN FISIK
Status Preasens
Keadaan Umum
: Lemah
Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan darah
: 90/60 mmHg
Nadi
Pernapasan
: 28 x/menit, regular
5
Suhu badan
Mata
Cor / Pulmo
Ekstremitas
: Edema (-)
Status Lokalis
Inspeksi
: Datar
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Status Ginekologi
Inspeksi
Inspekulo
Pemeriksaan Dalam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium:
Darah lengkap:
Kimia darah:
MCH
: 29 pg
Eritrosit
: 3,58 10^6/uL
MCHC
: 34 g/dL
Hematokrit
: 30,7%
MCV
: 86 fL
Leukosit
: 10.860 / mm3
Trombosit
: 210.000 / mm3
SGOT
: 21U/L
SGPT
: 11U/L
Ureum
: 27mg/dL
6
Creatinin
: 0,7mg/dL
GDS
: 118mg/dL
Chlorida
: 107,0mEq/L
Kalium
: 4,30mEq/L
Natrium
: 138 mEq/L
Warna
: Kuning tua
Kekeruhan
: Keruh
Berat Jenis
: 1,030
pH
:5
Leukosit
: negatif
Nitrit
: negatif
Protein
:+
Glukosa
: normal
Keton
: +++
Urinalisis
Makroskopis:
Kimia:
Urobilinogen : normal
Bilirubin
: negatif
Darah/eritrosit : +++++
Tes kehamilan
USG
RESUME MASUK
G4P2A1 26tahun, MRS tanggal 11 Oktober 2015 jam 22.10 WITA dengan
keluhan utama nyeri perut bagian bawah sejak 3 minggu yang lalu sebelum masuk
rumah sakit. Nyeri lama-kelamaan semakin hebat dan menjalar sampai ke
punggung belakang. Riwayat pendarahan pada jalan lahir (+), riwayat terlambat
haid (+). Pasien tidak pernah mengalami hal ini sebelumnya.
Status preasens
Status Lokalis
Inspeksi
: Datar
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Status Ginekologi
Inspeksi
Inspekulo
Pemeriksaan Dalam : Fluksus (+), Vulva dan vagina tidak ada kelainan, porsio
lunak, OUE tertutup, nyeri goyang(+)
Corpus Uteri : Sulit dievaluasi karena nyeri
Adneksa parametrium Bilateral : Sulit dievaluasi karena
nyeri
Cavum Douglas : Menonjol
Laboratorium
Hemoglobin
: 9,1 g/dL
DIAGNOSIS SEMENTARA
Kehamilan Ektopik Terganggu (KET) + Anemia
SIKAP
Stabilisasi hemodinamik
Laparotomi cito
Observasi TNRS
Jam 02.30
Jam 03.15
: Operasi dimulai
KU Pre Op
Diagnosa Pre Op
Jenis Operasi
Salpingektomi Dextra
Jalannya Operasi
Penderita dibaringkan terlentang di meja operasi dalam kondisi spinal anestesi,
dan dilakukan tindakan antiseptik pada abdomen dan sekitarnya. Abdomen ditutup
doek steril kecuali lapangan operasi. Di Bawah pengaruh general anestesi
dilakukan insisi linea mediana inferior dan diperdalam lapis demi lapis sampai
fascia, fascia di jepit dengan 2 klem kocher dan diperlebar ke kiri dan kanan. Lalu
Tampak otot kemudian disisihkankan ke lateral secara tumpul tampak peritoneum
kebiru-biruan. Peritoneum dijepit dengan pinset setelah yakin tidak ada jaringan
usus di bawahnya, peritoneum digunting kecil dan diperlebar ke atas dan
kebawah. Keluar darah warna merah kehitaman lalu dihisap 700 cc. Dilakukan
eksplorasi, uterus tampak sedikit membesar, tampak ruptur tuba pars ampularis
dekstra, ovarium dekstra tampak baik, tuba dan ovarium sinistra tampak baik,
kemudian diputuskan untuk dilakukan salphingektomi dekstra. Tuba kanan dijepit
9
dengan 3 klem, digunting dan dijahit double ligasi. Kontrol perdarahan (-).
Kavum abdomen dibilas dengan NaCl 1000cc, kavum abdomen dibersihkan dari
darah dan bekuan darah. Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis. Peritoneum
dijahit jelujur dengan chromic catgut, otot dijahit secara simpul dengan chromic
catgut, Facia dijahit secara jelujur dengan safil. Lemak secara simpul dengan
plain catgut. Kulit dijahit secara subkutikuler dengan chromic catgut.
Luka
Jam 04.15
Operasi selesai
KU Post Op
Diagnosa Post Op
: 400 cc
: 150 cc
Sikap
Ceftriaxone 3x1 g IV
Metronidazole 2 x 0,5 g drips
Kaltrofen 1 x 2 supp
Cek DL 6 jam post operasi
FOLLOW UP
DL 6 jam post operasi
Laboratorium tanggal 12 Oktober 2015:
Leukosit
: 8400/uL
Eritrosit
: 3,17 10^6/uL
Hemoglobin
: 8,9 g/dL
Hematokrit
: 26,7%
Trombosit
: 178.000/uL
MCH
: 29,2 pg
MCHC
: 34,5 g/dL
MCV
: 84,2 fl
FOLLOW UP RUANGAN
Tanggal 12 Oktober 2015
S : Keluhan : Nyeri pada luka operasi (+)
O : KU : Cukup, Kesadaran : Compos mentis
T : 100/60 mmHg, N : 92 x/mnt, R : 20 x/mnt, Sb : 36,6 OC
Mata : Konjungtiva anemis +/+
Abdomen : luka post op tertutup verban
Genitalia : terpasang kateter
A : P2A2, 26 tahun, post Salpingektomi Dekstra a.i Ruptura Tuba Pars
Ampularis Dekstra Hari I + anemia
P : - IVFD RL:D5% = 2:2 30gtt/m
- Ceftriaxone 3x1gr IV
- Metronidazole 2x500mg IV
- Vitamin C 1x1 amp
- Asam Traneksamat 3 x 500 mg IV
- Bila masih nyeri berikan kaltrofen sup 1x2
- Rencana transfuse PRC
11
- Mobilisasi
Cefadroxyl 3x500mg
Metronidazole 2x500mg
13
BAB III
DISKUSI
Dalam diskusi ini yang akan dibahas adalah mengenai aspek klinis dari
kehamilan ektopik terganggu yang meliputi :
Diagnosis
Penanganan
Prognosis
DIAGNOSIS
Diagnosis kehamilan ektopik terganggu ditegakkan melalui anamnesis
yang teliti, pemeriksaan fisik yang cermat, dengan di tunjang pemeriksaan
penunjang
lainnya
seperti
laboratorium,
tes
kehamilan,
kuldosentesis,
keterlambatan haid yakni dengan HPHT tanggal 2 Agustus 2015. Adanya keluhan
perdarahan jalan lahir sedikit-sedikit sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit.
Pada penderita juga terdapat keluhan adanya keputihan yang tidak diobati.
14
Tes kehamilan
Tes kehamilan dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hormon
human chorionic gonadotropin (HCG) dalam urine. Tes ini memiliki
sensitivitas yang rendah karena pada jaringan trofoblas kehamilan ektopik
kadar HCG yang dihasilkan lebih rendah daripada kehamilan intrauterin
normal, dan tes kehamilan tidak dapat membedakan kehamilan intrauterin
dengan kehamilan ektopik. Oleh sebab itu dibutuhkan tes yang mempunyai
tingkat sensitifitas yang lebih tinggi.4,8,13
Pada penderita ini setelah dilakukan kateterisasi, dilakukan uji
kehamilan dengan menggunakan pregna tes yang dicelupkan ke dalam urin
selama 1 menit, dan mendapatkan hasil yang positif (2 garis).
Kuldosentesis
Kuldosentesis adalah satu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah
dalam kavum Douglas ada darah atau cairan lain. Cara ini amat berguna
dalam membantu membuat diagnosis kehamilan ektopik terganggu. 4,5 Cara
ini tidak digunakan pada kehamilan ektopik belum terganggu.5
Untuk melakukan kuldosentesis penderita ditidurkan pada meja
ginekologi dengan posisi litotomi dan pinggang penderita lebih rendah
daripada dadanya, dengan demikian darah mengalir ke dalam kavum Doglas.
Sepasang spekulum dimasukkan ke dalam vagina agar serviks terlihat jelas.
Serviks ditarik dengan tenakulum lalu dilakukan pungsi dengan jarum No.18
pada forniks posterior tanpa menggunakan anestesi. Pada kehamilan ektopik
terganggu darah mula-mula mengalami pembekuan kemudian terjadi
fibrinolisis sehingga pada akhirnya darah tersebut cair kembali. Oleh karena
itu jika pada aspirasi keluar darah cair, segera lakukan laparotomi karena
darah cair itu berasal dari perdarahan dalam rongga perut.
Jika dengan
kuldosetesis terdapat hasil yang meragukan kerjakan uji coba lain untuk
kepastian diagnosis.12
Pada penderita ini sulit dilakukan kuldosentesis akibat nyeri yang
tidak tertahankan.
16
Setelah selesai
Laparoskopi
Laparoskopi hanya digunakan sebagai alat bantu diagnostik terakhir untuk
kehamilan ektopik, apabila hasil penilaian prosedur diagnostik yang lain
17
dapat
dilakukan
pembedahan
konservatif
yakni
dilakukan
salpingostomi.4,5
Tindakan pembedahan yang dapat dilakukan pada kehamilan ektopik
antara lain salfingektomi, salfingotomi, salfingostomi, dan histerektomi. 1,2,3,10
18
19
Selama melakukan
Traneksamat 3x500mg IV, Vitamin C 1x1 amp IV, Kaltrofen 1x2 supp dan
transfusi PRC. Dan setelah penderita telah dapat makan dan minum, terapi
injeksi tersebut diganti dengan pemberian terapi oral. Adapun pemberian
terapi oral tersebut Cefadroxil 3x500mg tablet, Metronidazole 2x500 mg,
dan SF 2x1 tablet.
Selama 4 hari perawatan pasca operasi, pada penderita tidak ditemukan
hal-hal yang menyulitkan. Pada penderita dilakukan transfusi darah sebanyak
1 kantong, karena penderita mengalami anemia, yakni pada pemeriksaan
ditemukan konjungtiva yang anemis, dan pada pemeriksaan Hb didapatkan
kadar hemoglodin 8,9 gr%. Setelah keadaan penderita membaik, penderita
diperbolehkan untuk pulang dengan anjuran kembali kontrol pada poliklinik
kebidanan dan kandungan.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Kehamilan
ektopik
terganggu
didiagnosis
berdasarkan
anamnesis,
Pada anamnesis didapatkan trias yakni amenore, nyeri perut, dan perdarahan
transvaginal.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda akut abdomen, nyeri goyang pada
porsio, dan penonjolan kavum Doglas.
SARAN
Menghindari adanya hubungan multi partner pada suami dan istri untuk
mencegah terjadinya penyakit infeksi menular seksual
22
DAFTAR PUSTAKA
1. Sivalingam VN, Ducan WC, Kirk E, Shepard LA, Horne AW. Diagnosis and
Management of Ectopic Pregnancy. JFPRHC. 2011.
2. Pitkin J, Peattie AB, Magowan BA. Ectopic Pregnancy. Dalam: Obstetric
and Gynecology an illustrated colour text.Churchill Livingstone;2003.h.98-9
3. Cunningham FG, MacDonald PG, Gant NF. Kehamilan ektopik Dalam
Ronardy D editor. Obstetri Williams Edisi 18. Jakata: Penerbit buku
kedokteran EGC; 1995:599-623
4. Norwitz, Errol R, Arulkumaran S, Symonds IM, Fowlie A. Early Pregnancy
Problems. Dalam: Oxford American Handbook of Obstetric and
Gynecology. Edisi ke-1. Oxford University Press;2007.h.478-95.
5. Rachimhadhi T. Kehamilan Ektopik. Dalam : Wiknjosastro H, eds. Ilmu
Bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
2000 : 198201.
6. Rachimhadhi T. Kehamilan Ektopik. Dalam : Wiknjosastro H, eds. Ilmu
Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 1992 :
32337.
7. Hoover KW, Tao G,Kent CK. Trends in the Diagnosis and Treatment of
Ectopic Pregnancy in United States. Obstet Gynecol. 2010;115:295-502.
8. Logor SDC, Loho MFT, Wagey FW. Tinjauan Kasus Kehamilan Ektopik di
BLU RSU Prof R.D. Kandou Manado Periode 1 Januari 2010-31 Desember
2010. Jurnal e-Biomedik.2013;1:40-4.
9. Sepilian VP, Wood E, Casey FE, Rivlin ME, Barnes AD, Talavera F, et al.
Ectopic Pregnancy. MedScape. 2014. Diakses 29 April 2015. Diunduh dari
http://emedicine.medscape.com
10. Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran. Kehamilan Ektopik. Dalam : Obstetri Patologi. Bandung :
Elstar Offset, 1984 : 2135.
11. Chalik TMA, Kehamilan Ektopik. Dalam : Hemoragi Utama Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta : Widya Medika, 1997 : 6386.
12. Rusdianto E, Wibowo N. Kehamilan Ektopik.1999. Diakses 28 April 2015.
Diunduh dari : Http/www.emedicine.com
13. Wood E. In Ectopic Pregnancy : Overview. 2002. Diakses 28 April 2015.
Diunduh dari: Http/www.emedicine.com.
23