You are on page 1of 14

PRATIKUM KIMIA FISIKA I

ADSORPSI ISOTERM
Ria Devitasari1, Dean Arifah, Nurfah, Jeffri Todo Jeremia, Rena *
Program Studi Teknik Kimia1, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
Pontianak
Jln. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi
1
Email : riadevitasari15@gmail.com
Abstrak
Telah dilakukan percobaan yang berjudul Adsorpsi Isoterm dengan
adsorpsi larutan asam pada arang aktif menggunakan teori Freundlich. Tujuan
percobaan ini adalah untuk menentukan adsorpsi isotherm menurut Freundlich
bagi proses adsorpsi asam asetat pada arang dengan cara standarisasi larutan
KOH terhadap larutan asam oksalat dan larutan asam asetat dengan titrasi serta
penambahan indikator pp. Kosentrasi asam oksalat yang distandarisasi yaitu 0,5
M dan dilakukan secara duplo. Kvariasi konsentrasi dilakukan pada asam asetat
yaitu 0,5 M ; 0,25 M ; 0,125 M ; 0,0625 M ; 0,0313 M. Asam asetat ditambahkan
terlebih dahulu arang aktif yang sudah dipanaskan selama 1 jam dan larutan
disaring dengan kertas penyaring lalu filtrat dari larutan ini ditambahkan
indikator PP dan dititrasi dengan larutan KOH. Proses titrasi dikaukan hingga
titran mencapai titik ekuivalen yaitu titran berubah warna menjadi merah muda
dan untuk standarisasi asam oksalat volume KOH yang dibutuhkan yaitu V 1 = 1,8
mL dan V2 = 1,5 mL sedangkan konsentrasi CH3COOH yang diserap pada
konsentrasi awal 0,5M adalah 1,25 M; 0,25M adalah 0,4 M; 0,125M adalah 0,18
M; 0,0625M adalah 0,09 M dan 0,0313 adalah 0,012 M. Pemberian konsetrasi
dan jenis asam yang berbeda pada tiap larutan dilakukan untuk menunjukan
seberapa besar daya adsorpsi arang aktifnya terhadap konsetrasi yang berbeda.
Kata Kunci : adsorpsi, adsorpsi isotherm, titrasi, standarisasi, dan arang aktif

RIA DEVITASARI (D1121151009)

ADSORPSI ISOTERM

PRATIKUM KIMIA FISIKA I

I.

Data Pengamatan
Tabel 1. Bahan yang Digunakan
No
Perlakuan
Pengamatan
1 Asam asetat
1.4 ml dalam 50 ml
2 Asam oksalat
4.5 gr dalam 100 ml
3 KOH
14 gr dalam 250 ml
4 Karbon aktif
7 gr
5 Indikator PP
3 tetes setiap titrasi
Tabel 2. Standarisasi
N
o
1

Titrasi asam oksalat

Setiap 2 ml, dilakukan duplo

Ditambah indikator pp

3 tetes setiap 2 ml

Perlakuan

V1 KOH dan V2 KOH

Pengamatan

V1 = 1,8 ml dan V2 = 1,5 ml


Vtitrasi =
V 1+V 2 1,8+1,5
=
=1,65 ml
2
2

Tabel 3. Titrasi Terhadap CH3COOH dengan KOH


No
M CH3COOH
V titrasi CH3COOH
1 0.5 M
2,5 ml
2 0.25 M
1,6 ml
3 0.125 M
0,6 ml
4 0.0625 M
0,3 ml
5 0.0313 M
0,2 ml
I.

Perubahan Warna
Merah muda
Merah muda
Merah muda
Merah muda
Merah muda

Hasil dan Pembahasan


2.1. Hasil dan Pembahasan
Adsorpsi adalah penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Fenomena
ini melibatkan interaksi fisik, kimia, dan gaya elektrostatik antara adsorbat dengan
adsorben pada permukaan adsorben. Ada dua macam adsorpsi yaitu adsorpsi
fisika dan adsorpsi kimia. Dalam adsorpsi fisika, molekul-molekul teradsorpsi
pada permukaan dengan ikatan yang lemah (bersifat reversible, dengan cara
menurunkan tekana gas atau konsentrasi zat terlarut). Sedangkan adsorpsi kimia
melibatkan ikatan koordinasi sebagai hasil penggunaan elektron bersama-sama
adsorben dan adsorbat(Osick,1983; Sukardjo,1990).
Adsorpsi isoterm menunjukan banyaknya zat teradsorpsi per gram
adsorpben yang dialirkan pada suhu tetap (Marilyn.L.E, 2012). Adsorpsi isoterm

RIA DEVITASARI (D1121151009)

ADSORPSI ISOTERM

PRATIKUM KIMIA FISIKA I

adalah hubungan yang menunjukkan distribusi adsorben antara fase teradsorbsi


pada permukaan adsorben dengan fase ruah kesetimbangan pada temperatur
tertentu. Adsorpsi zat terlarut (dari suatu larutan) pada padatan adsorben
merupakan hal yang penting(Handayani dan Eko, 2009). Adsorpsi zat terlarut
(dari suatu larutan) pada padatan adsorben merupakan hal yang penting. Aplikasi
penggunaan prinsip ini antara lain penghilangan warna larutan (decolorizing)
dengan menggunakan batu apung (charcoal) dan proses pemisahan dengan
menggunakan teknik kromatografi. Pendekatan isoterm adsorpsi yang cukup
memuaskan dijelaskan oleh H. Freundlich. Menurut Freundlich, jika y adalah
berat zat terlarut per gram adsorben dan c adalah konsentrasi zat terlarut dalam
larutan. Dari konsep tersebut dapat diturunkan persamaan sebagai berikut : (Murni
Handayani et al, 2009)
Xm / m = k.C1/n
Log ( Xm / m ) = log k + 1 /n . log C
dimana:
Xm = berat zat yang diadsorbsi
m = berat adsorben (zeolit)
C = konsentrasi zat
Kemudian k dan n adalah konstanta asdsorbsi yang nilainya bergantung pada jenis
adsorben dan suhu adsorbsi. Bila dibuat kurva log (Xm /m) terhadap log C akan
diperoleh persamaan linear dengan intersep log k dan kemiringan 1/n, sehingga
nilai k dan n dapat dihitung (Murni Handayani et al, 2009).
Proses adsorpsi isoterm menurut Freundlich didasarkan pada pengukuran
banyaknya zat yangteradsoprsi pada suatu adsorben pada suhu tetap, yaitu dengan
cara mengaktifkan karbon lalumencampurkannya dengan asam dan dikocok pada
selang waktu tertentu. Setelah itu disaring dandiambil filtratnya. Filtrat kemudian
ditambah indikator pp dan dititrasi dengan NaOH. Arang aktif adalah arang yang
telah diaktivasi sehingga pori-porinya terbuka dan memiliki daya jerap yang
tinggi. Arang aktif merupakan adsorben yang baik dan dapat digunakan untuk
pemurnian, menghilangkan warna dan bau, deklorinasi, detoksifikasi,
penyaringan, pemisahan dan dapat digunakan sebagai katalis. Prinsip kerja dari
karbon aktif yaitu mengadsorpsi senyawa kimia tertentu dengan tergantung pada
besar atau volume pori-pori dan luas permukaankarbon aktif. (Roring, dkk. 2013).
Prinsip percobaan adsorpsi isoterm didasarkan pada teori frundlich, yaitu
banyaknya zat yang diadsorpsi pada temperatur tetap (isoterm) oleh karbon aktif
sebagai adsorben kemudian mencampurkananya dengan asam asetat dengan
variasi konsentrasi, kemudin dicocok dengan selang waktu tertentu. Larutan
kemudian disaring, kemudian ditambahakan indikator PP dan di titrasi dengan
larutan KOH yang telah di standarisasi. Titrasi dilakukan hingga larutan pencapai
titik ekuivalen yatu ketika larutan berubah warna menjadi merah muda. Percobaan

RIA DEVITASARI (D1121151009)

ADSORPSI ISOTERM

PRATIKUM KIMIA FISIKA I

ini menggunakan adsorpsi secara fisika karena adanya gaya van der waals antara
adsorben dengan adsorbat yang digunakan sehingga proses adsorpsi hanya terjadi
ada permukaan larutan dan cenderung mudah lepas atau tidak kuat. Adsorben
adalah fasa atau zat yang pada permukaannya terjadi proses adsorpsi sedangkan
adsorbat adalah fasa atau zat yang diadsorpsi. Reaksi yang terjadi :
CH3COOH + KOH CH3COOK + H2O
Pada percobaan kali ini prosedur pertama yang di lakukan adalah dengan
memanaskan karbon aktif sebanyak 7 gram dalam oven selama 1 jam. Pada
percobaan ini mengadsorbsi larutan organik (asam asetat) sehingga pengaktifan
dilakukan dengan suhu tinggi dan tidak sampai mambran. Aktifasi merupakan
suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untukmemperbesar pori-pori yaitu
dengan cara memutuskan ikatan hidrokarbon ataumengoksidasi molekul-molekul
permukaan sehingga arang mengalami perubahansifat, baik fisika maupun kimia,
yaitu
luas
permukaannya
bertambahbesardan berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Selain karbon aktif, yang
biasa digunakansebagai adsorben adalah silika gel didalam desikator atau pun
biasa dimasukankedalam bungkus alat elektronik agar tidak lembab, zeolit dan
penyaring molekul. Pembuatan larutan KOH, ditimbang sebanyak 14 gram dan
dilrutkan dengan akuades kemudian dimasukan kedalam labu ukur 250ml dan
tepatkan volume dengan akuades. Pembuatan larutan kedua yaitu larutan asam
asetat 0,5M dengam memipet sebanyak 1,4 ml dan dimasukan kedalam labu ukur
50ml tepatkan volumenya dengan akudes. Larutan asam asetat 0,5M dipipet
sebanyak 25ml kemudian dimasukan kedalam labu ukur 50ml tepatkan volume
dengan akuades hal ini dilakukan untuk mendapatkan larutan asam asetat 0,25 M.
Lakukan hal yang sama untuk mendapatkan larutan asam asetat dengan
konsentrasi 0,125 M; 0,0625 M; dan 0,0313 M. Selanjutnya pembuatan larutan
asam oksalat sebagai larutan dengan menimbang 4,5 gram dan dilarutkan dengan
akuades kemudian dimasukan kedalam labu ukur 100ml dan ditepatkan volume
dengan menggunakan akuades. Penggenceran menggunakan akuades karena
merupakan pelarut yang sangat baik, konstanta dielektriknya sangat tinggi ,
bersifat netral dan komposisi kalornya lebih tinggi dibanding campuran lain dan
daerah kestabilan redoksnya sangat luas (Daintith, 1994).
Prosedur selanjutnya yaitu dengan melakukan standarisasi dengan larutan
standar asam oksalat dengan titer KOH metode yang digunakan adalah titrasi
asam basa. Titrasi merupakan salah satu metode kimia analisis kuantitatif yang
dapatdigunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara
mereaksikan sejumlah volume larutan tersebut terhadap sejumlah volume larutan
lain yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan yang konsentrasinya sudah
diketahuitersebut disebut larutan baku atau titran. Larutan ini bisa dibuat dengan

RIA DEVITASARI (D1121151009)

ADSORPSI ISOTERM

PRATIKUM KIMIA FISIKA I

menimbang secara teliti zat yang disebut standar primer yang pada percobaan ini
larutan primer yang digunakan adalah larutan asam oksalat. Proses titrasi
terhadap filtrat dengan menggunakan larutan standar sekunder KOH dan
menggunakan indikator fenolftalein yang ditambahkkan sebanyak 2-3 tetes
sebagai penentu titik akhir titrasi dengan ditandai dengan perubahan warna larutan
menjadi merah muda. Penggunaan indikator fenolftalein bertujuan untuk
mengetahui titikakhir titrasi larutan yang ditunjukkan dengan adanya perubahan
warna larutanmenjadi merah muda. Alasan lain ialah karena titrasi yang
dilakukanmenggunakan metode alkalimetri, yakni dititrasi dengan larutan standar
basa,sehingga digunakan indikator fenolftalein yang mempunyai rentang pH 8,310,0.Pada proses titrasi pertama dibutuhkan volume sebesar 1,8 mL dan proses
titrasi kedua membutuhkan volume 1,5 mL (Chang, 2004).
Prosedur berikutnya yang dilakuakn adalah denga melakukan adsorpsi
menggunakan arang aktif sebanyak 1 gram yang dimasukan kedalam erlenmeyer
berisi 10ml asam asetat yang telah diketahu konsentrasinya yaitu 0,5 M; 0,25 M;
0,125 M; 0,0625 M; 0,0313 M. Pada percobaan ini digunakan variasi konsentrasi
untuk menggetahu pengaruh konsentrasi terhadap daya adsorpsi. Selanjutnaya
larutan asam asetat dan arang dikocok selama 30 menit menggunakan rotary
sheker dengan setiap 10 menit pengocokan diberhentikan dan larutan didiamkan
selama 1 menit. Dilakukan pengocokan agar absorben tercampur merata pada
larutan sehingga mampu menyerap konsentrasi asam pada larutan, selain itu juga
mempercepat laju penyerapan karena antara asam dan karbon aktif saling
bertumbukan. Selama 1 menit larutan didiamkan, agar pada saat didiamkan
karbon aktif akan menyerap konsentrasi asam pada larutan. Setelah itu, larutan
disaring menggunakan kertas saring hingga dihasilkan filtrat larutan. Fungsi
kertas saring yaitu untuk menyaring semua arang aktif agar yang tersisa hanya
filtrate dari larutan. Larutan disaring agar adsorben dan filtratnya berpisah. Filtrat
adalah hasil adsorpsi yang telah berpisah dari adsorbennya. Arang aktif berfungsi
sebagai adsorben sedangkan asam asetat berfungsi sebagai adsorbat. Fungsi
larutan ditutup agar larutan tidak menguap ke udara.
Prosedur terakhir yang dilakukan adalah standarisasi dengan asam asetat yang
berupa filtrat dititrasi dengan larutan KOH. Standarisasi bertujuan sebagai
penentu konsentrasi dari suatu larutan standar. Pada proses titrasi ini ditambhakan
3 tetes indikator fenolftalein (PP) pada setiap filtrat, fungsinya adalah sebagi
penentu titik akhir (titik ekuivalen) titrasi artinya suatu reaksi tepat habis bereaksi
dengan tanda perubahn warna pada titran menjadi warna merah muda. Titrasi
merupakan salah satu metode kimia analisis kuantitatif yang dapatdigunakan
untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan sejumlah
volume larutan tersebut terhadap sejumlah volume larutan lain yang
konsentrasinya sudah diketahui. Larutan yang konsentrasinya sudah
diketahuitersebut disebut larutan baku atau titran. Penggunaan indikator
fenolftalein bertujuan untuk mengetahui titikakhir titrasi larutan yang ditunjukkan

RIA DEVITASARI (D1121151009)

ADSORPSI ISOTERM

PRATIKUM KIMIA FISIKA I

dengan adanya perubahan warna larutanmenjadi merah muda. Alasan lain ialah
karena titrasi yang dilakukanmenggunakan metode alkalimetri, yakni dititrasi
dengan larutan standar basa,sehingga digunakan indikator fenolftalein yang
mempunyai rentang pH 8,3-10,0 (Chang, 2004). Volume KOH yang digunakan
untuk titrasi larutan asam asetat adalah 0,5 M adalah sebanyak 2,5 ml; 0,25 M
sebanyak 1,6 ml; 0,125 M sebanyak 0,6 ml; 0,0625 M sebanyak 0,3 ml; dan
0,0313 M sebanyak 0,2 ml.
2.2 Perhitungan
Standarisasi KOH
Dik : V KOH
V H2C2O4
[H2C2O4]

= 1,65 . 10-3 L
= 2. 10-3 L
= 0,5 M

Dit : [KOH]
Jawab :
M 1 V 1=M 2 V 2
1.

M 1=

M 2 V 2 2.103 .0 .5
=
=0,6 M
V1
1,65.103

Asam asetat glasial (CH3COOH)


a. Konsentrasi 0,5 M
Massa awal 0,5 M dalam 50 mL
n
=MxV
= 0,5 M x 0,05 L
= 0,025 mol
m1
= n x Mr CH3COOH
= 0,025 mol x 60
= 1,5 gram
Massa akhir
V KOH
= 2,5 mL
= 0,0025 L
Mol CH3COOH
= Mol KOH
= V KOH x M KOH
= 0,0025 x 0,6
= 0,0015
Diambil 10 ml dari 50 ml, maka :
Mol CH3COOH
= 0,0025 x 50 ml/10 ml
= 0,0125 mol
m2
= mol CH3COOH x Mr CH3COOH

RIA DEVITASARI (D1121151009)

ADSORPSI ISOTERM

PRATIKUM KIMIA FISIKA I

= 0,0125 mol x 60
= 0,75
Massa Adsorpi

= m1-m2
= 1,5-0,75
= 0,75

Konsentrasi (C)
Mol CH3COOH

= 0,0125 mol
n
= V
=

0,0125mol
0,01 L

= 1,25 M
b. Konsentrasi 0,25 M
Massa awal 0,25 dalam 50 mL
n
=MxV
= 0,25 M x 0,05 L
= 0,0125 mol
m1
= n x Mr CH3COOH
= 0,0125 mol x 60
= 0,75 gram
Massa akhir
VKOH

= 1,6 mL
= 0,0016 L
Mol CH3COOH
= Mol KOH
= V KOH x M KOH
= 0,0016 x 0,6
= 0,00096
Diambil 10 ml dari 50 ml, maka :
Mol CH3COOH
= 0,00096 x 50 ml/10 ml
= 0,004 mol
m2
= mol CH3COOH x Mr CH3COOH
= 0,004 mol x 60
= 0,24
Massa Adsorpi
= m1-m2
= 0,75 0,24
= 0,51

RIA DEVITASARI (D1121151009)

ADSORPSI ISOTERM

PRATIKUM KIMIA FISIKA I

Konsentrasi (C)
Mol CH3COOH

= 0,004 mol
n
= V
=

0,004 mol
0,01 L

= 0,4 M
c. Konsentrasi 0,125 M
Massa awal 0,125 M dalam 50 mL
n
=MxV
= 0,125 M x 0,05 L
= 0,00625 mol
m1
= n x Mr CH3COOH
= 0,00625 mol x 60
= 0,375 gram
Massa akhir
V KOH
= 0,6 mL
= 0,0006 L
Mol CH3COOH
= Mol KOH
= V KOH x M KOH
= 0,0006 x 0,6
= 0,00036
Diambil 10 ml dari 50 ml, maka :
Mol CH3COOH
= 0,00036 x 50 ml/10 ml
= 0,0018 mol
m2
= mol CH3COOH x Mr CH3COOH
= 0,0018 mol x 60
= 0,108
Massa Adsorpi
= m1-m2
= 0,375 0,108
= 0,267
Konsentrasi (C)
Mol CH3COOH
= 0,0018 mol
n
= V
=

0,0018mol
0,01 L

RIA DEVITASARI (D1121151009)

ADSORPSI ISOTERM

PRATIKUM KIMIA FISIKA I

= 0,18 M
d. Konsentrasi 0,0625 M
Massa awal 0,0625 M dalam 50 mL
n
=MxV
= 0,0625 M x 0,05 L
= 0,03125 mol
m1
= n x Mr CH3COOH
= 0,003125 mol
= 0,1875 gram
Massa akhir
V KOH
= 0,3 mL
= 0,0003 L
Mol CH3COOH
= Mol NaOH
= V KOH x M KOH
= 0,0003 x 0,6
= 0,00018
Diambil 10 ml dari 50 ml, maka :
Mol CH3COOH
= 0,00018 x 50 ml/10 ml
= 0,0009 mol
m2
= mol CH3COOH x Mr CH3COOH
= 0,0009 mol x 60
= 0,054
Massa Adsorpi
= m1-m2
= 0,1875 0,054
= 0,1335
Konsentrasi (C)
Mol CH3COOH
= 0,0009 mol
n
= V
=

0,0009mol
0,01 L

= 0,09 M
e. Kosentrasi 0,0313 M
Massa awal 0,0313 M dalam 50 mL
n
=MxV
= 0,0313 M x 0,05 L
= 0,001565 mol
m1
= n x Mr CH3COOH
= 0,001565 mol x 60

RIA DEVITASARI (D1121151009)

ADSORPSI ISOTERM

PRATIKUM KIMIA FISIKA I

= 0,0939 gram
Massa akhir
V KOH
Mol CH3COOH

= 0,2 mL
= 0,0002 L
= Mol KOH
= V KOH x M KOH
= 0,0002 x 0,6
= 0,00012

Diambil 10 ml dari 50 ml, maka :


Mol CH3COOH
= 0,00012 x 50 ml/10 ml
= 0,0006 mol
m2
= mol CH3COOH x Mr CH3COOH
= 0,00012 mol x 60
= 0,0072
Massa Adsorpi
= m1-m2
= 0,0939 0,0072
= 0,0867
Konsentrasi (C)
Mol CH3COOH

= 0,00012 mol
n
= V
=

0,00012mol
0,01 L

x (gram)
0,75

= 0,012 M
m (gram)
x/m
1,5
0,5

1,25

-0,3010

0,0969

0,51

0,75

0,68

0,4

-0,1675

-0,3879

0,267

0,375

0,712

0,18

-0,1475

-0,7447

0,1335

0,1875

0,712

0,09

-0,1475

-1,0457

0,0867

0,0939

0,923

0,012

-0,035

-1,9208

C (M)

log x/m

log C

2.3 Jawaban Pertanyaan


1. Apakah proses adsorpsi pada percobaan ini merupakan adsorpsi fisik atau
adsorpsi kimia?
Jawab : Adsorpsi Fisika

RIA DEVITASARI (D1121151009)

ADSORPSI ISOTERM

PRATIKUM KIMIA FISIKA I

2. Berikan beberapa contoh kedua jenis adsorpsi tersebut.


Jawab :
Adsorpsi fisika : adsorpsi karbon aktif
Adsorpsi kimia : ion exchange
3. Apakah yang terjadi pada pengaktifan arang dengan cara pemanasan ?
Jawab : Pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan bantuan
panas, uap dan CO2. Arang akan menjadi aktif, larutan asam, dan
terbentuk endapan.
4. Bagaimana adsorpsi isotherm Freundlich untuk adsorpsi gas pada
permukaan zat padat? Apa pembatasnya?
Jawab : Isoterm freudlich berlaku untuk gas yang bertekanan rendah,
semua tempat di
atas permukaan tidak sama dengan lapisan molekul gas padat bersifat
multilayer dengan persamaan: V + Kp 1/n. Batasnya adalah kelarutan
harus ideal, nilai batasnya = Vm. Vm akan dicapai walaupun tekanan gas
yang dibutuhkan untuk menutupi satuan-satuan massa adsorben. Isoterm
Freundlich untuk adsorpsi gas pada permukaan zat padat kurang baik,
karena pada adsorpsi Freundlich situs-situs aktif pada permukaan adsorben
besifat heterogen. Gas merupakan campuran homogen sehingga kurang
cocok jika digunakan dalam isoterm Freundlich.
5. Mengapa adsorpsi isotherm Freundlich untuk adsorpsi gas pada
permukaan zat padat kurang memuaskan jika dibandingkan dengan
adsorpsi isoterm Langmuir?
Jawab : Karena nilai Vm tidak akan dicapai walaupun tekanannya
diperbesar sedangkan pada isoterm Langmuir mengemukan asumsi yang
lebih baik. Karena adsorpsi pada Langmuir bersifat homogen maka lebih
memuaskan dibandingkan dengan pada isoterm Freundlich yang bersifat
heterogen.
2.4. Grafik

RIA DEVITASARI (D1121151009)

ADSORPSI ISOTERM

PRATIKUM KIMIA FISIKA I

log x/m
0
-0.05
-0.1
-0.15
-0.2
-0.25
-0.3
-0.35

Gambar 1. Grafik log x/m

x/m
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
1.25

0.4

0.18

0.09

1.2E-2

Gambar 2. Grafik x/m


III. Kesimpulan
Berdasarkan data yang di peroleh setelah praktikum maka dapat
disimpulkan bahwa percobaan ini adalah proses adsorpsi fisika, dimana molekulmolekul zat terikat pada permukaan oleh gaya-gaya fisis yang ditimbulkan oleh
gaya van der waals dan gaya ikatnya tidak terlalu kuat sehingga perlu diperhatikan
dalam pengocokan agar tidak terlalu kuat atau tidak lama supaya molekul zat yang
terikat tidak lepas. Konsentrasi asam asetat sebelum adsorpsi lebih tinggi daripada
setelah adsorpsi. Hal ini karena asam asetat telah diadsorpsi oleh arang aktif. Serta
diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi larutan atau adsorbatnya maka
semakin tinggi daya adsorpsinya dan semakin banyak juga zat yang teradsorpsi
dan begitu juga sebaliknya.

RIA DEVITASARI (D1121151009)

ADSORPSI ISOTERM

PRATIKUM KIMIA FISIKA I

IV. Saran
Saran untuk percobaan selanjutnya, dapat meggunakan karbon aktif berupa
norit atau karbon aktif dan menggunakan larutan asam lain seperti HCl.
V. Daftar Pustaka
Chang,R .2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1. Erlangga .Jakarta.
Daintith, J. 1994. Oxford : Kamus Lengkap Kimia . Erlangga. Jakarta.
Handayani M. dan Eko S., 2009. Uji Persamaan Langmuir Dan Freundlich Pada
Penyerapan Limbah Chrom (Vi) Oleh Zeolit. Prosiding Seminar Nasional
Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR BATAN.
Marilyn. L.E, 2012, Kesetimbangan dan Kinetika Adsorpsi Ion Cu+ Pada ZeolitH, Riset Geologi dan Pertambangan. Vol. 22 (2) : 115-129.
Osick,J.1983. Adsorption. Ellis Hardwood Ltd.Chicester.England.
Roring, S.H., Pitoi, M.M., Abidjulu, J.2013. Isoterm Adsorpsi Rhodamin B Pada
Arang Aktif Kayu Linggua. Jurnal MIPA Unsrat. Vol. 2 (1) :40-43.
Sukardjo,1990. Kimia Anorganik. Jakarta:Rineka Cipta.

RIA DEVITASARI (D1121151009)

ADSORPSI ISOTERM

PRATIKUM KIMIA FISIKA I

Lampiran

Gambar 1. Pengenceran larutan

Gambar 2. Hasil titrasi asam asetat dengan KOH

Gambar 3. Proses titrasi asam asetat dengan KOH

Gambar 4. Pengocokan larutan asam asetat dan arang aktif

RIA DEVITASARI (D1121151009)

ADSORPSI ISOTERM

You might also like