Professional Documents
Culture Documents
ADSORPSI ISOTERM
Ria Devitasari1, Dean Arifah, Nurfah, Jeffri Todo Jeremia, Rena *
Program Studi Teknik Kimia1, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura
Pontianak
Jln. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi
1
Email : riadevitasari15@gmail.com
Abstrak
Telah dilakukan percobaan yang berjudul Adsorpsi Isoterm dengan
adsorpsi larutan asam pada arang aktif menggunakan teori Freundlich. Tujuan
percobaan ini adalah untuk menentukan adsorpsi isotherm menurut Freundlich
bagi proses adsorpsi asam asetat pada arang dengan cara standarisasi larutan
KOH terhadap larutan asam oksalat dan larutan asam asetat dengan titrasi serta
penambahan indikator pp. Kosentrasi asam oksalat yang distandarisasi yaitu 0,5
M dan dilakukan secara duplo. Kvariasi konsentrasi dilakukan pada asam asetat
yaitu 0,5 M ; 0,25 M ; 0,125 M ; 0,0625 M ; 0,0313 M. Asam asetat ditambahkan
terlebih dahulu arang aktif yang sudah dipanaskan selama 1 jam dan larutan
disaring dengan kertas penyaring lalu filtrat dari larutan ini ditambahkan
indikator PP dan dititrasi dengan larutan KOH. Proses titrasi dikaukan hingga
titran mencapai titik ekuivalen yaitu titran berubah warna menjadi merah muda
dan untuk standarisasi asam oksalat volume KOH yang dibutuhkan yaitu V 1 = 1,8
mL dan V2 = 1,5 mL sedangkan konsentrasi CH3COOH yang diserap pada
konsentrasi awal 0,5M adalah 1,25 M; 0,25M adalah 0,4 M; 0,125M adalah 0,18
M; 0,0625M adalah 0,09 M dan 0,0313 adalah 0,012 M. Pemberian konsetrasi
dan jenis asam yang berbeda pada tiap larutan dilakukan untuk menunjukan
seberapa besar daya adsorpsi arang aktifnya terhadap konsetrasi yang berbeda.
Kata Kunci : adsorpsi, adsorpsi isotherm, titrasi, standarisasi, dan arang aktif
ADSORPSI ISOTERM
I.
Data Pengamatan
Tabel 1. Bahan yang Digunakan
No
Perlakuan
Pengamatan
1 Asam asetat
1.4 ml dalam 50 ml
2 Asam oksalat
4.5 gr dalam 100 ml
3 KOH
14 gr dalam 250 ml
4 Karbon aktif
7 gr
5 Indikator PP
3 tetes setiap titrasi
Tabel 2. Standarisasi
N
o
1
Ditambah indikator pp
3 tetes setiap 2 ml
Perlakuan
Pengamatan
Perubahan Warna
Merah muda
Merah muda
Merah muda
Merah muda
Merah muda
ADSORPSI ISOTERM
ADSORPSI ISOTERM
ini menggunakan adsorpsi secara fisika karena adanya gaya van der waals antara
adsorben dengan adsorbat yang digunakan sehingga proses adsorpsi hanya terjadi
ada permukaan larutan dan cenderung mudah lepas atau tidak kuat. Adsorben
adalah fasa atau zat yang pada permukaannya terjadi proses adsorpsi sedangkan
adsorbat adalah fasa atau zat yang diadsorpsi. Reaksi yang terjadi :
CH3COOH + KOH CH3COOK + H2O
Pada percobaan kali ini prosedur pertama yang di lakukan adalah dengan
memanaskan karbon aktif sebanyak 7 gram dalam oven selama 1 jam. Pada
percobaan ini mengadsorbsi larutan organik (asam asetat) sehingga pengaktifan
dilakukan dengan suhu tinggi dan tidak sampai mambran. Aktifasi merupakan
suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untukmemperbesar pori-pori yaitu
dengan cara memutuskan ikatan hidrokarbon ataumengoksidasi molekul-molekul
permukaan sehingga arang mengalami perubahansifat, baik fisika maupun kimia,
yaitu
luas
permukaannya
bertambahbesardan berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Selain karbon aktif, yang
biasa digunakansebagai adsorben adalah silika gel didalam desikator atau pun
biasa dimasukankedalam bungkus alat elektronik agar tidak lembab, zeolit dan
penyaring molekul. Pembuatan larutan KOH, ditimbang sebanyak 14 gram dan
dilrutkan dengan akuades kemudian dimasukan kedalam labu ukur 250ml dan
tepatkan volume dengan akuades. Pembuatan larutan kedua yaitu larutan asam
asetat 0,5M dengam memipet sebanyak 1,4 ml dan dimasukan kedalam labu ukur
50ml tepatkan volumenya dengan akudes. Larutan asam asetat 0,5M dipipet
sebanyak 25ml kemudian dimasukan kedalam labu ukur 50ml tepatkan volume
dengan akuades hal ini dilakukan untuk mendapatkan larutan asam asetat 0,25 M.
Lakukan hal yang sama untuk mendapatkan larutan asam asetat dengan
konsentrasi 0,125 M; 0,0625 M; dan 0,0313 M. Selanjutnya pembuatan larutan
asam oksalat sebagai larutan dengan menimbang 4,5 gram dan dilarutkan dengan
akuades kemudian dimasukan kedalam labu ukur 100ml dan ditepatkan volume
dengan menggunakan akuades. Penggenceran menggunakan akuades karena
merupakan pelarut yang sangat baik, konstanta dielektriknya sangat tinggi ,
bersifat netral dan komposisi kalornya lebih tinggi dibanding campuran lain dan
daerah kestabilan redoksnya sangat luas (Daintith, 1994).
Prosedur selanjutnya yaitu dengan melakukan standarisasi dengan larutan
standar asam oksalat dengan titer KOH metode yang digunakan adalah titrasi
asam basa. Titrasi merupakan salah satu metode kimia analisis kuantitatif yang
dapatdigunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara
mereaksikan sejumlah volume larutan tersebut terhadap sejumlah volume larutan
lain yang konsentrasinya sudah diketahui. Larutan yang konsentrasinya sudah
diketahuitersebut disebut larutan baku atau titran. Larutan ini bisa dibuat dengan
ADSORPSI ISOTERM
menimbang secara teliti zat yang disebut standar primer yang pada percobaan ini
larutan primer yang digunakan adalah larutan asam oksalat. Proses titrasi
terhadap filtrat dengan menggunakan larutan standar sekunder KOH dan
menggunakan indikator fenolftalein yang ditambahkkan sebanyak 2-3 tetes
sebagai penentu titik akhir titrasi dengan ditandai dengan perubahan warna larutan
menjadi merah muda. Penggunaan indikator fenolftalein bertujuan untuk
mengetahui titikakhir titrasi larutan yang ditunjukkan dengan adanya perubahan
warna larutanmenjadi merah muda. Alasan lain ialah karena titrasi yang
dilakukanmenggunakan metode alkalimetri, yakni dititrasi dengan larutan standar
basa,sehingga digunakan indikator fenolftalein yang mempunyai rentang pH 8,310,0.Pada proses titrasi pertama dibutuhkan volume sebesar 1,8 mL dan proses
titrasi kedua membutuhkan volume 1,5 mL (Chang, 2004).
Prosedur berikutnya yang dilakuakn adalah denga melakukan adsorpsi
menggunakan arang aktif sebanyak 1 gram yang dimasukan kedalam erlenmeyer
berisi 10ml asam asetat yang telah diketahu konsentrasinya yaitu 0,5 M; 0,25 M;
0,125 M; 0,0625 M; 0,0313 M. Pada percobaan ini digunakan variasi konsentrasi
untuk menggetahu pengaruh konsentrasi terhadap daya adsorpsi. Selanjutnaya
larutan asam asetat dan arang dikocok selama 30 menit menggunakan rotary
sheker dengan setiap 10 menit pengocokan diberhentikan dan larutan didiamkan
selama 1 menit. Dilakukan pengocokan agar absorben tercampur merata pada
larutan sehingga mampu menyerap konsentrasi asam pada larutan, selain itu juga
mempercepat laju penyerapan karena antara asam dan karbon aktif saling
bertumbukan. Selama 1 menit larutan didiamkan, agar pada saat didiamkan
karbon aktif akan menyerap konsentrasi asam pada larutan. Setelah itu, larutan
disaring menggunakan kertas saring hingga dihasilkan filtrat larutan. Fungsi
kertas saring yaitu untuk menyaring semua arang aktif agar yang tersisa hanya
filtrate dari larutan. Larutan disaring agar adsorben dan filtratnya berpisah. Filtrat
adalah hasil adsorpsi yang telah berpisah dari adsorbennya. Arang aktif berfungsi
sebagai adsorben sedangkan asam asetat berfungsi sebagai adsorbat. Fungsi
larutan ditutup agar larutan tidak menguap ke udara.
Prosedur terakhir yang dilakukan adalah standarisasi dengan asam asetat yang
berupa filtrat dititrasi dengan larutan KOH. Standarisasi bertujuan sebagai
penentu konsentrasi dari suatu larutan standar. Pada proses titrasi ini ditambhakan
3 tetes indikator fenolftalein (PP) pada setiap filtrat, fungsinya adalah sebagi
penentu titik akhir (titik ekuivalen) titrasi artinya suatu reaksi tepat habis bereaksi
dengan tanda perubahn warna pada titran menjadi warna merah muda. Titrasi
merupakan salah satu metode kimia analisis kuantitatif yang dapatdigunakan
untuk menentukan konsentrasi suatu larutan dengan cara mereaksikan sejumlah
volume larutan tersebut terhadap sejumlah volume larutan lain yang
konsentrasinya sudah diketahui. Larutan yang konsentrasinya sudah
diketahuitersebut disebut larutan baku atau titran. Penggunaan indikator
fenolftalein bertujuan untuk mengetahui titikakhir titrasi larutan yang ditunjukkan
ADSORPSI ISOTERM
dengan adanya perubahan warna larutanmenjadi merah muda. Alasan lain ialah
karena titrasi yang dilakukanmenggunakan metode alkalimetri, yakni dititrasi
dengan larutan standar basa,sehingga digunakan indikator fenolftalein yang
mempunyai rentang pH 8,3-10,0 (Chang, 2004). Volume KOH yang digunakan
untuk titrasi larutan asam asetat adalah 0,5 M adalah sebanyak 2,5 ml; 0,25 M
sebanyak 1,6 ml; 0,125 M sebanyak 0,6 ml; 0,0625 M sebanyak 0,3 ml; dan
0,0313 M sebanyak 0,2 ml.
2.2 Perhitungan
Standarisasi KOH
Dik : V KOH
V H2C2O4
[H2C2O4]
= 1,65 . 10-3 L
= 2. 10-3 L
= 0,5 M
Dit : [KOH]
Jawab :
M 1 V 1=M 2 V 2
1.
M 1=
M 2 V 2 2.103 .0 .5
=
=0,6 M
V1
1,65.103
ADSORPSI ISOTERM
= 0,0125 mol x 60
= 0,75
Massa Adsorpi
= m1-m2
= 1,5-0,75
= 0,75
Konsentrasi (C)
Mol CH3COOH
= 0,0125 mol
n
= V
=
0,0125mol
0,01 L
= 1,25 M
b. Konsentrasi 0,25 M
Massa awal 0,25 dalam 50 mL
n
=MxV
= 0,25 M x 0,05 L
= 0,0125 mol
m1
= n x Mr CH3COOH
= 0,0125 mol x 60
= 0,75 gram
Massa akhir
VKOH
= 1,6 mL
= 0,0016 L
Mol CH3COOH
= Mol KOH
= V KOH x M KOH
= 0,0016 x 0,6
= 0,00096
Diambil 10 ml dari 50 ml, maka :
Mol CH3COOH
= 0,00096 x 50 ml/10 ml
= 0,004 mol
m2
= mol CH3COOH x Mr CH3COOH
= 0,004 mol x 60
= 0,24
Massa Adsorpi
= m1-m2
= 0,75 0,24
= 0,51
ADSORPSI ISOTERM
Konsentrasi (C)
Mol CH3COOH
= 0,004 mol
n
= V
=
0,004 mol
0,01 L
= 0,4 M
c. Konsentrasi 0,125 M
Massa awal 0,125 M dalam 50 mL
n
=MxV
= 0,125 M x 0,05 L
= 0,00625 mol
m1
= n x Mr CH3COOH
= 0,00625 mol x 60
= 0,375 gram
Massa akhir
V KOH
= 0,6 mL
= 0,0006 L
Mol CH3COOH
= Mol KOH
= V KOH x M KOH
= 0,0006 x 0,6
= 0,00036
Diambil 10 ml dari 50 ml, maka :
Mol CH3COOH
= 0,00036 x 50 ml/10 ml
= 0,0018 mol
m2
= mol CH3COOH x Mr CH3COOH
= 0,0018 mol x 60
= 0,108
Massa Adsorpi
= m1-m2
= 0,375 0,108
= 0,267
Konsentrasi (C)
Mol CH3COOH
= 0,0018 mol
n
= V
=
0,0018mol
0,01 L
ADSORPSI ISOTERM
= 0,18 M
d. Konsentrasi 0,0625 M
Massa awal 0,0625 M dalam 50 mL
n
=MxV
= 0,0625 M x 0,05 L
= 0,03125 mol
m1
= n x Mr CH3COOH
= 0,003125 mol
= 0,1875 gram
Massa akhir
V KOH
= 0,3 mL
= 0,0003 L
Mol CH3COOH
= Mol NaOH
= V KOH x M KOH
= 0,0003 x 0,6
= 0,00018
Diambil 10 ml dari 50 ml, maka :
Mol CH3COOH
= 0,00018 x 50 ml/10 ml
= 0,0009 mol
m2
= mol CH3COOH x Mr CH3COOH
= 0,0009 mol x 60
= 0,054
Massa Adsorpi
= m1-m2
= 0,1875 0,054
= 0,1335
Konsentrasi (C)
Mol CH3COOH
= 0,0009 mol
n
= V
=
0,0009mol
0,01 L
= 0,09 M
e. Kosentrasi 0,0313 M
Massa awal 0,0313 M dalam 50 mL
n
=MxV
= 0,0313 M x 0,05 L
= 0,001565 mol
m1
= n x Mr CH3COOH
= 0,001565 mol x 60
ADSORPSI ISOTERM
= 0,0939 gram
Massa akhir
V KOH
Mol CH3COOH
= 0,2 mL
= 0,0002 L
= Mol KOH
= V KOH x M KOH
= 0,0002 x 0,6
= 0,00012
= 0,00012 mol
n
= V
=
0,00012mol
0,01 L
x (gram)
0,75
= 0,012 M
m (gram)
x/m
1,5
0,5
1,25
-0,3010
0,0969
0,51
0,75
0,68
0,4
-0,1675
-0,3879
0,267
0,375
0,712
0,18
-0,1475
-0,7447
0,1335
0,1875
0,712
0,09
-0,1475
-1,0457
0,0867
0,0939
0,923
0,012
-0,035
-1,9208
C (M)
log x/m
log C
ADSORPSI ISOTERM
ADSORPSI ISOTERM
log x/m
0
-0.05
-0.1
-0.15
-0.2
-0.25
-0.3
-0.35
x/m
1
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
1.25
0.4
0.18
0.09
1.2E-2
ADSORPSI ISOTERM
IV. Saran
Saran untuk percobaan selanjutnya, dapat meggunakan karbon aktif berupa
norit atau karbon aktif dan menggunakan larutan asam lain seperti HCl.
V. Daftar Pustaka
Chang,R .2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid 1. Erlangga .Jakarta.
Daintith, J. 1994. Oxford : Kamus Lengkap Kimia . Erlangga. Jakarta.
Handayani M. dan Eko S., 2009. Uji Persamaan Langmuir Dan Freundlich Pada
Penyerapan Limbah Chrom (Vi) Oleh Zeolit. Prosiding Seminar Nasional
Sains dan Teknologi Nuklir PTNBR BATAN.
Marilyn. L.E, 2012, Kesetimbangan dan Kinetika Adsorpsi Ion Cu+ Pada ZeolitH, Riset Geologi dan Pertambangan. Vol. 22 (2) : 115-129.
Osick,J.1983. Adsorption. Ellis Hardwood Ltd.Chicester.England.
Roring, S.H., Pitoi, M.M., Abidjulu, J.2013. Isoterm Adsorpsi Rhodamin B Pada
Arang Aktif Kayu Linggua. Jurnal MIPA Unsrat. Vol. 2 (1) :40-43.
Sukardjo,1990. Kimia Anorganik. Jakarta:Rineka Cipta.
ADSORPSI ISOTERM
Lampiran
ADSORPSI ISOTERM