Professional Documents
Culture Documents
A. Pengertian
Halusinasi adalah suatu sensori persepsi terhadap sesuatu hal tanpa
stimulus dari luar. Haluasinasi merupakan pengalaman terhadap mendengar
suara Tuhan, suara setan dan suara manusia yang berbicara terhadap dirinya,
sering terjadi pada pasien skizoprenia. (Stuart and Sundeen, 1995).
Halusinasi adalah penerapan tanpa ada rangsangan apapun dari
pancaindra, dimana orang tersebut sadar dalam keadaan terbangun, dapat
disebabknan oleh psikotik, gangguan fungsional organic atau histolik
(Maramis, 2004).
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami perubahan
dalam jumlah dan pola dari stimulus yang mendekat (yang diprakarsai secara
internal / eksternal) disertai dengan suatu pengurangan / berlebihan, distorsi
atau kelainan berespon terhadap stimulus (Townsend, 1998).
B. ETIOLOGI
1. Faktor Predisposisi
a. Biologis
Abnormalitas otak yang menyebabkan respon neurobiologik yang
maladaptive yang baru mulai dipahami (Stuart and Sundeen, 1995).
b. Psikologis
Teori psikodinamika untuk terjadinya respon neurobiologik yang
maladaptive belum didukung oleh penelitian. Sayangnya, teori
psikologik
terdahulu
menyalahkan
keluarga
sebagai
penyebabgangguan ini.
Sehingga menimbulkan kurangnya rasa percaya diri keluarga
terhadap tenaga kesehatan jiwa professional. (Stuart and Sundeen,
1995).
c. Social budaya
Stress yang menumpuk dapat menunjang terhadap awitan skizofrenia
dan gangguan psikotik lain tapi tidak diyakini sebagai penyebab
utama gangguan (Stuart and Sundeen, 1995).
d. Organik
Gangguan orientasi realitas muncul karena kelainan organic yang
mana bisa disebabkan infeksi, racun, trauma atau zat-zat substansi
yang abnormal sera gangguan metabolic masuk didalamnya (Stuart
and Sundeen, 1995).
2. Faktor Presipitasi
a. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan respon neurobiologik
yang maladaptive termasuk :
1) Gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengtur
proses informasi.
2) Abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan secara selektif menanggapi
rangsangan.
b. Stres lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang terhadap toleransi stress yang
berinteraksi dengan steressor lingkungan untuk menentukkan
terjadinya gangguan perilaku.
c. Pemicu gejala
Pemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologik yang
maladaptive berhubungan dengan kesehatan, lingkungan, sikap dan
perilaku individu.
C. Tanda Dan Gejala
Respon
Maladaptif
Pikiran logis
Persepsi akurat
Emosi konsisten
dengan
Distorsi pikiran
Ilusi
Reaksi emosi
pengalaman
Perilaku sesuai
Berhubungan
berlebihan/kurang
Perilaku aneh/tidak
biasa
Menarik diri
social
Gangguan
pikir/delusi
Halusinasi
Sulit berespon
emosi
Perilaku
disorganisasi
Isolasi sosial
E. Fase Halusinasi
Halusinasi yang dialami oleh klien biasanya berbeda intensitas dan
keparahannya. Fase halusinasi terbagi empat:
i. Fase pertama: Comforting
Nonpsikotik, ansietas sedang, halusinasi menyenangkan, klien
mengalami stres, cemas, perasaan perpisahan, kesepian yang memuncak
dan tidak disesuaikan. Klien mulai melamun dan memikirkan hal-hal
yang menyenangkan. Perilaku: meringis, tertawa sendiri, komat-kamit,
pergerakan mata cepat, respons verbal lambat, jika ditanya asyik dengan
sesuatu, diam.
gejala
fisik
ansietas
berat:
berkeringat,
tremor,
Stimulus
visual
dalam
bentuk
kilatan
cahaya,
gambar
G. Pohon Masalah
Kerusakan komunikasi
verbal
Gangguan
Proses pikir
perilaku mencari
bantuan kesehatan
Ketidakefektifan Managemen
Regimen terapeutik
Gangguan Persepsi
Sensori :
Halusinasi
Isolasi sosial : MD
gangguan
pola tidur
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Data subyektif :
a. Mengungkapkan ingin diakui jati dirinya
b. Mengungkapkan tidak ada lagi yang peduli terhadap dirinya
c. Mengungkapkan tidak bisa apa apa
d. Mengungkapkan dirinya tidak berguna
e. Mengkritik diri sendiri
f. Perasaan tidak mampu
Data obyektif :
Merusak diri sendiri
Merusak orang lain
Ekspresi malu
Menarik diri dari hubungan social
Mudah tersinggung
Tidak mau makan dan tidak mau tidur
I. Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
J. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan 1 : gangguan persepsi sensori halusinasi
a. Tujuan Umum
Klien dapat mengontrol halusinasinya.
b. Tujuan Khusus
perawat
Mau mengutarakan masalah yang dihadapi
Sapa klien dengan ramah baik dengan verbal maupun non verbal
Perkenalkan diri dengan sopan
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai
klien
- Jelaskan tujuan pertemuan
- Jujur dan menepati janji
- Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
- Beri perhatian kepada kllien dan perhatika kebutuhan dasar klien
2) TUK 2 : Klien dapat mengenal halusinasinya.
Kriteria Hasil :
-
halusinasi
Klien dapat mengungkapkan perasaan terhadap halusinasinya
Intervensi :
- Adakan kontak sering dan singkat secara bertahap.
- Observasi perilaku (verbal dan nonverbal) yang berhubungan
-
dengan halusinasinya.
Terima halusinasi sebagai hal nyata bagi klien dan tidak nyata bagi
perawat.
Identifikasi bersama klien tentang waktu munculnya halusinasi, isi
muncul.
Diskusikan dengan klien mengenai perasaannya saat terjadi
halusinasi.
mengendalikan halusinasinya
Klien dapat menyebutkan cara baru
Klien dapat memilih cara mengatasi halusinasinya
halusinasi muncul.
Beri penguatan dan pujian terhadap tindakan klien yang positif.
Bersama klien merencanakan kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi.
Diskusikan cara mencegah timbulnya halusinasi dan mengontrol
halusinasi.
Dorong klien untuk memilih cara yang digunakan dalam
menghadapi halusinasi.
Beri penguatan dan pujian terhadap pilihan klien yang benar.
Diskusikan dengan klien hasil upaya yang telah dilakukan.
dirumah.
5) TUK 5 : Klien dapat memanfaatkan obat dengan benar
Kriteria hasil :
- Klien dapat menyebutkan manfaat, dosis, dan efek samping obat
- Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan obat dengan benar
- Klien mendapat informasi tentang efek samping obat dan akibat
berhenti minum obat
- Klien dapat menyebutkan prinsip 5 benar penggunaan obat
Intervensi Keperawatan :
-
dengan dokter
Bantu klien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar
K. Implementasi Keperawatan
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan intervensi yang sudah dirumuskan.
L. Evaluasi Keperawatan
Selanjutnya, setelah dilakukan tindakan keperawatan, evaluasi dilakukan
terhadap kemampuan pasien halusinasi serta kemampuan perawat dalam
merawat pasien dengan halusinasi.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI . 1989. Petunjuk Teknik Asuhan Keperawatan Ed. 8. Jakarta : EGC
Keliat dkk . 2012 . Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Maramis, WF . 2004. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga
University Press
Stuart, GW, Sundeen, SJ . 1995. Pocket Guide To Psychiatric Nursing, Edisi 3, Alih
Bahasa Achir Yani S. Hamid. Jakarta : Penerbit buku Kedokteran EGC
Townsend, Mary C . 1998 . Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan
Psikiatrik. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC