Professional Documents
Culture Documents
MEMUTUSKAN
Menetapkan :KEPUTUTSAN DOREKTUR RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK BUDI MULYA
MAKASSAR TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN RSIA BUDI
MULYA
MAKASSAR
Pertama
Kedua
Ketiga
: Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dengan ketentuan apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya
Ditetapkan di
: Makassar
Pada tanggal
: 2016
Direktur
RSIA BMM.
Lampiran :
b. Setiap pelayanan medis kepada pasien harus didasarkan pada prosedur yang berlaku, Dalam
pelaksanaannya dilakukan pengawasan,Monitoring & evaluasi oleh Tim Pengendali Mutu
dan Direktur.
c. Penawaran, monitoring dan evaluasi penerapan standar pelayanan medis dilaksanakan secara
berkala setiap tahun sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
2.3 Informed Consent
a. Dokter harus memberikan penjelasan (informasi medis) sebelum melakukan tindakan
melakukan tindak medis.
b. Dokter harus meminta persetujuan pasien dan keluarganya setelah penjelasan informasi
medis diberikan.
c. Pasien atau keluarganya dapat menyetujui atau menolak tindakan medis dengan
menandatangani Formulir Informe Consent (Persetujuan atau penolakan)
2.4 Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekam Medis
a. Setiap pemberi pelayanan ( dokter, perawat, petugas rekam medis dan tenaga kesehatan
lainnya) harus menulis dokumen RM dengan cepat, tepat, cermat, jelas dan benar sesuai
kewenangannya.
b. Setiap tindakan yang dilakukan terhadap pasien, selambat-lambatnya dalam waktu 1 24 jam
harus ditulis dalam Dokumen RM.
c. Reume medis harus dibuat 14 (empat belas) harui setelah pasien pulang.
2.5 Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP)
a. Dokter SMF diberi Wewenang mengusulkan kepada Direktur Penunjukan DPJP)
b. Kelompok SMF diberi wewenang mengusulkan kepada Direktur tentang DPJP pda rawat
bersama
c. Pendidikan kepada pasien / keluarganya diberikan dalam bentuk penjelasan secara lisan dan
kemudian DPJP mencatat dalam berkas rekam medis bahwa DPJP sudah memberi penjelasan
d. DPJP Wajib membuat rencana tata kelola pasien yang memuat segala aspek pelayanan yang
akan diberikan, termasuk pemeriksaan, konsultasi rehabilitasi pasien dsb, dimana rencana
harus dimuat pada berkas RM dan atau bentuk Clinical pathway.
e. Catatan dalam berkas RM dan atau Clinical pathway merupakan bukti tentang kewajiban
DPJP memberi pelayanan dan pendidikan.
2.6 Mutu Pelayanan Medis
a. Pelayanan medis di RSIA BMM dilaksanakan sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO) rs
YANG DISUSUN MENGACU PADA Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI), Standar
Pelayanan Medis Depkes / IDI standar masing-masing profesi
b. Pengawasan, Monitoring, dan Evaluasi penerapan SPO dilaksanakan secara berkala dan
berkesinambungan dengan cara berkala antara lain monitoring Indikator klinis, Survey
kepuasan pelanggan Audit medis.
3. KEBIJAKAN PELAYANAN KEPERAWATAN
3.1 Standar Asuhan Keperawatan
a. Pelayanan keperawatan di RSIA BMM dilaksanakan berdasarkan standar Asuhan
keperawatan dan standar asuhan kebidanan Depkes. Minimal 10 penyakit terbanyak
b. Tindakan keperawatan / kebidanan dilaksanakan berdasarkan SPO yang berlaku
c. Penuntun tingkah laku moral tenaga Keperawatan / Kebidanan di RSIA BMM dalam
melaksanakan asuhan keperawatan / asuhan kebidanan berpedoman pada Kode Etik Perawat
Indonesia dank ode etik Bidan yang dikeluarkan oelh PPNI dan IBI
d. Monitoring dan Evaluasi standar Askep dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan
3.2 Fasilitas dan Peralatan Keperawatan
a. Fasilitas dan peralatan keperawatan ditetapkan dengan standar yang ditentukan RSIA BMM
berpedoman kepada buku standar peralatan keperawatan dan kebidanan di sarana kesehatan
b. Penggunaan alat khusus dilaksanakan oleh tenaga keperawatan yang terlatih dan
pemeliharaan alat khusus dilakukan secara rutin dan kalibrasi dilakukan terjadwal
c. Agar asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik dan tersedia fasilitas yang memadai
sesuai kebutuhan perlu ada tenaga keperawatan sebagai anggota tim pengembangan RS
d. Perencanaan pengadaan peralatan harus melibatkan tenaga keperawatan da nada mekanisme /
tata cara perencanaan pengadaan peralatan
3.3 Tenaga Keperawatan
a. Penugasan perawat di RSIA BMM dilaksanakan dengan menggunakan metode Tim yaitu
asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien secara Tim (berfokus pada pasien)
b. Perawat yang berhalangan hadir karena hal yang mendadak / tidak diprediksi harus melaporkan
kepada kepala ruangan atau Penanggung jawab.
c. Bila Kepala Keperawatan tidak bertugas (libur, sore, malam) harus diigantikan oleh Supervisior
atau yang setingkat dengan Kepala ruangan, pengaturan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
d. Rotasi tenaga perawat / bidan dilakukan agar mendapat pengalaman di ruangan / unit lain.
e. Pengembangan tenaga keperawatan keperawatan dilaksanakan agar mampu memberi asuhan
kebidanan keperawatan yang optimal kepada pasien
f. Tenaga keperawatan yang baru bertugas diberikan Orientasi untuk mengetahui Visi Misi
RSIA BMM / Bidang Keperawatan serta tata kelola asuhan Keperawatan di RSIA BMM
3.4 Mutu Pelayanan Keperawatan
Penilaian mutu asuhan keperawatan dilakukan secara terus menerus dengan menggunakan
instrument penerapan standar Aaskep dan asuhan kebidanan pengumpulan data indicator klinik,
laporan insiden, pembahasan kasus, ronde keperawatan, GKM
4. KEBIJAKAN REKAM MEDIS
4.1 Identifikasi Pasien
a. Semua pasien masuk harus dilakukan Identifikasi pasien dengan cara mencatat pada rekam
medis nomor RM, Nama pasien, umur, jenis kelamin, alamay, tanggal jam penerimaan, nama
yang merujuk, anamneses pasien / keluarga, nama dan alamat keluarga yang bertanggung jawab
b. Penulisan identitas pasien harus jelas, lengkap dan menggunakan huruf capital
c. Simbol dan ringkasan yang dipakai pada lembar RM sesuai dengan symbol dan ringkasan yang
disepakati di RSIA BMM
4.2 Pemilikian dan Nomor Dokumen Rekam Medis
a. Setiap pasien memiliki dokumen RM yang dapat digunakan untuk berobat jalan, rawat inap.
b. Setiap pasien memiliki dokumen 1 (satu) nomor RM yang terdiri dari 6 (enam) digit dan
berlaku untuk seterusnya
c. Semua dokumen RM disimpan di ruang penyimpanan RM
4.3 Kelengkapan Pengisian Dokumen Rekomendasi
a. Setiap pemberi pelayanan (dokter, perawat, petugas RM, dan tenaga kesehatan lainnya) harus
menulis di dokumen RM dengan cepat, tepat, cermat, jelas dan benar, sesuai kewenangannya.
4.4
4.5
4.6
4.7
5.
5.1
b. Setiap tindakan yang dilakukan terhadap pasien selambat-lambatnya dalam waktu 1 24 jam,
harus ditulis dalam dokumen RM
c. Resume harus dibuat selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah pasien pulang.
Keamanan Dokumen Rekam Medis
a. Dokumen rekam medis adalah milik RSIA Budi Mulya Makassar
b. Semua petugas RSIA Budi Mulya Makassar
c. Pemaparan rekam medis hanya boleh dilakukan atas izin tertulis dari pasien atau direktur
d. Petugas RM harus menjaga Dokumen rekam medis tersimpan dan tertata dengan baik dan
terlindungi dari kemungkinan pencurian berkas / pembocoran dokumen
Pemberian Informasi isi Rekam Medis
a. Isi rekam medis adalah milik pasien
b. Pihak lain yang membutuhkan isi RM untuk kepentingan visum st repertum, pengadilan, BPJS
dan jaminan kesehatan lain harus dengan surat resmi dan ditanda tangani pejabatan yang
berwenang
Penyimpanan dan Pemusnahan Dokumen Rekam Medis
a. Memeriksa dari keberatan pengisian berkas Rekam Medis
b. Mensortir berkas pada Rak sortir dan melaksanakan penjajaran di Rak penyimpanan sesuai
dengan sistem yang berlaku.
c. Melaksanakan pengambilan berkas sesuai dengan permintaan dari loket.
d. Petugas loket menyerahkan kartu identitas pasien pada petugas penyimpan & pengambil berkas
Rekam Medis
e. Petugas penyimpunan & pengambilan, mengambil berkas Rekam Medis dalam rak
penyimpanan
f. Menentukan jadwal Retensi arsip ke Rekam Medis
g. Rekam Medis yang sudah memenuhi syarat untuk dimusnahkan
h. Pembentukan Tim pemusnah dari unsur
i. Tim pemusnah membuat berita acara pemusnahan
j. Khusus untuk arsip rekam medis yang sudah rusak / tidak terbaca dapat langsung dimusnahkan
dengan catatan membuat pernyataan oleh direktur RSUD HAJI MAKASSAR
k. Berkas Rekam Medis yang tidak boleh dimusnahkan adalah (resume) persetujuan tindakan
medis, kasus polisi, pengadilan.
Peminjaman Berkas Rekam Medis
a. Setiap peminjaman berkas Rekam Medis harus diketahui dan diberi izin oleh penanggung
jawab berkas Rekam Medis (Kepala RM) kecuali jika berhubungan dengan badan hokum dan
berkas Rekam Medis harus dibawa keluar lingkungan Rumah Sakit maka harus sepengetahuan &
Seizin pimpinan Rumah Sakit.
b. Setiap peminjaman berkas RM harus membawa surat pengantar dari Instituasi / instalasi /
Diklat RSUD HAJI MAKASSAR
c. Petugas RM memberikan bon pinjam untuk diisi oleh peminjam. Data yang harus diisi adalah:
1. Nama pasien
:
2. Nomor RIN
:
3. Tanggal peminjaman
:
4. Nama peminjam
:
5. Keperluan peminjaman
:
6. TTD peminjam
:
Kebijakan Instalasi
Pelayanan Instalasi
a. Pelayanan instalasi rawat inap dilaksanakan dalam 24 jam. Pelayanan kamar operasi
dilaksanakan dalam jam kerja dan dilanjutkan dengan system on call.
b. RSIA BMM menghormati pasien dan keluarganya tentang keinginan dan pilihan pasien untuk
pelayanan resusitasi atau memberhentikan pengobatan Bantuan Hidup Dasar.
6.7 Pelayanan Pasien tahap terminal
RSIA BMM mendukung hak pasien untuk mendapatkan pelayanan yang penuh hormat dan kasih
sayang pada akhir kehidupannya.
7 Kebijakan Kualifikasi dan Pendidikan Staf (KPS)
7.1 Perencanaan
a. RSIA BMM menentukan pendidikan, keterampilan pengetahuan dan persyaratan lain bagi seluruh
stafnya sebagai bagian dari upaya penempatan staf untuk memenuhi kebutuhan pasien
b. RSIA BMM menggunakan proses yang ditentukan untuk memastikan bahwa pengetahuan dan
keterampilan staf klinis konsisten dengan kebutuhan pasien (proses rekruitmen)
c. Proses rekruitmen staf sesuai dengan kualifikasi yang dipersyaratkan untuk posisi tertentu
d. Proses rekruitmen juga memastikan bahwa keterampilan staf pasien awal dan dari waktu ke waktu
sesuai dengan kebutuhan kebutuhan pasien
e. Untuk staf klinis yang bekerja berdasarkan uraian tugas, prosesnya sebagai berikut : (KPS3):
1. Evaluasi awal dilaksanakan sebelum atau pada waktu melakukan tugas tanggung jawabnya
2. RSIA BMM bisa menetapkan masa percobaan atau periode waktu tertentu dimana staf bertugas
dibawah supervise dan dievaluasi
3. RSIA BMM memastikan bahwa staf yang memberikan pelayanan yang berisiko tinggi atau
memberikan asuhan pasien dengan risiko tinggi dievaluasi pada saat mereka memulai memberikan
pelayanan
4. Evaluasi terhadap keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dan perilaku yang diinginkan
akan dilaksanakan oleh unit kerja dimana staf dilakukan
5. Evaluasi yang terus-menerus untuk memastikan bahwa pelatihan dilaksanakan jika dibutuhkan dan
bahwa staf dapat memahami tanggung jawab baru atau perubahan tanggung jawab.
6.Evaluasi yang terbaik
didokumentasikan.
dilakukan
secara
berkelanjutan
minimal
sekali
setahun
dan
f. Untuk evaluasi dari mereka yang mendapat izin bekerja mandiri prosesnya sebagai berikut (KPSII):
1. Ada evaluasi praktek professional terus-menerus terhadap kualitas keamanan pelayanan pasien
yang diberikan oleh setiap anggota staf medis yang meriview dan dikomunikasikan kepada setiap
anggota staf medis sekurang-kurangnya setahun sekali (lihat juga PMKP 1.1, EP 1)
2. Evaluasi praktik professional yang terus menerus dan review tahunan dari setiap anggita medis,
dilaksanakan dengan proses yang seragam yang ditentukan oleh kebijakan RSIA BMM
3. Evaluasi mempertimbangkan dan menggunakan data komperatif secara proaktif, seperti
membandingkan dengan literature ilmu kedokteran berbasis literatur.
7.2 Orientasi dan Pendidikan
a. Setiap staf memperoleh pendidikan dan pelatihan baik in service training maupun Diklat lain untuk
menjaga dan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.
1. Program pendidikan direncanakan berdasarkan berbagai sumber data dan informasi, termasuk hasil
monitoring terhadap kualitas dan keselamatan untuk mengidentifikasi kebutuhan pendidikan staf
2. RSIA BMM menyediakan Diklat in service Training secara terus menerus
3. Pendidikan yang relevan dengan kemampuan staf untuk memenuhi kebutuhan pasien atau
kebutuhan pendidikan berkelanjutan
b. RSIA BMM menyediakan program kesehatan dan keselamatan staf
1. Pimpinan dan staf RSIA BMM merencanakan Program kesehatan dan keselamatan
2. Program ini merespon kebutuhan staf urgen dan non urgen melalui pengobatan langsung dan
rujukan
3. Data program menginformasikan program mutu dan keselamatan RSIA BMM
4. Ada kebijakan tentang vaksinasi dan imunisasi bagi staf
5. Ada kebijakan tentang evaluasi, konseling, dan tindak lanjut terhadap staf yang tertular penyakit
infeksi, berkoordiansi dengan program Pencegahan dan Pengendalian infeksi (PPI)
8 Kebijakan Pengenalan dan Pengendalian Infeksi
8.1 Kebijakan Manajemen
a. Kebijakan Kewaspadaan Isolasi
Kebersihan tangan
Penggunaaan APD
Penggunaan peralatan perawatan pasien
Pengendalian Kesling
Pemprosesan peralatan pasien dan penatalaksanaan linen
Kesehatan karyawan / perlindungan petugas kesehatan
Penempatan pasien
Hygiene respirasi / etika batuk
Praktik menyuntik yang aman
Isolasi dengan dugaan emerging disease
b. Obat-obatan yang diwaspadai (High alert medication) adalah obat yang sering menyebabkan terjadi
kesalahan / kesalahan serius (sentinel event), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak yang
tidak diinginkan (Adverse outcome), seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip
(Nama obat rupa dan ucapan mirip / NORUM, atau Look Alike Sound Alike = LASA
c. Kebijakan dan / atau prosedur dikembangkan agar membuat proses identifikasi, menetapkan lokasi
pemberian label, dan penyimpanan elektrolit konsentral.
d. Implementasi kebijakan dan prosedur untuk membuat daftar obat-obat yang perlu diwaspadai
berdasarkan data yang ada di RSIA BMM
e. Elektrolit konsentrat yang disimpan pada unit pelayanan pasien harus diberi label yang jelas, dan
disimpan pada area yang dibatasi ketat (retricted)
f. Berilah pendidikan pasien / keluarga untuk mengenali obat yang ia gunakan, manfaat obat tersebut,
cara penggunaannya dan jadwal penggunaannya.
9.4 Kepastian tepat pasien, Lokasi dan prosedur pembedahan
a. RSIA BMM mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan tepat pasien, lokasi, tepat
prosedur pembedahan
b. RSIA BMM perlu untuk secara kolaboratif mengembangkan suatu kebijakan dan / atau prosedur
yang efektif didalam mengeleminasi salah pasien, salah lokasi, salah prosedur operasi
c. RSIA BMM menggunakan suatu tanda yang jelas dan dapat dimengerti untuk identifikasi lokasi
operasi, dan melibatkan pasien didalam proses penandaan
d. RSIA BMM menggunakan check list untuk memverifikasi saat preoperasi tepat lokasi, tepat
prosedur dan tepat pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia, tepat dan
fungsional.
e. Tim operasi menerapkan dan mencatat prosedur sebelum insisi / time out tepat sebelu,
dimulainya suatu prosedur / tindakan pembedahan.
f. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman proses untuk memastikan
tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien. Termasuk prosedur medic dan tindakan diluar kamar
operasi.
9.5 Pengurangan Risiko Infeksi terkait Pelayanan Kesehatan
a. RSIA BMM mengembangkan suatu pendekatan untuk mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan
b. RSIA BMM menerapkan hand hygiene yang efektif
c. Kebijakan / prosedur dikembangkan untuk mengarahkan pengurangan secara berkelanjutan risiko
infeksi yang terkait pelayanan kesehatan