You are on page 1of 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aqidah atau keimanan merupakan bagian penting dalam agama Islam. Jika
ajaran Islam ini diumpamakan jasad, maka iman adalah ruhnya. Ia adalah
jantung yang memompa darah kehidupan ke sekujur badan. Demikian halnya
dengan keimanan. Dialah yang menjadi ruh ajaran Islam. Berdasarkan imanlah
seseorang akan dinilai dihadapan Allah. Pada gilirannya, imanlah yang akan
mengontrol dan mengarahkan perilaku seorang Mukmin. Bahkan, shalat, haji,
puasa, dan seluruh amal baik tak ada gunanya tanpa adanya keimanan.
Konsep keimanan Islam sering disebut dengan tauhid, yaitu mengakui
dengan sungguh-sungguh bahwa hanya Allah-lah satu-satunya Tuhan yang
benar yang mengharuskan setiap manusia menyembah danmemohon
pertolongan hanya kepada-Nya. Tauhid menjadi prinsip utama yang
menentukan prinsip-prinsip lainnya dalam islam. Berbagai aspek dalam
perdaban Islam, mendapatkan titik temunya dalam prinsip tauhid. Tauhid
adalah identitas peradaban Islam. Atas prinsip dan semangat tauhidlah umat
Islam Berjaya di panggung peradaban.1 Sebagai kebalikan dari tauhid adalah
syirik (menyekutukan Allah). Menyekutukan Allah adalah dosa yang tak
terampuni. Allah SWT berfirman yang artinya Sesungguhnya Allah tidak
akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar
(QS. An-Nisa [4]: 48).
Kekuatan ajaran Islam adalah pada kekuatan Iman. Namun demikian,
keimanan itu ternyata akan menghadapi banyak cobaan dan ujian. Kekuatan,
kesabaran,

ketabahan,

dan

keberanian

menjadi

kata

kunci

untuk

mempertahankan keimanan. Di satu sisi ujian keimanan adalah jalan terjal


1 Bunyamin, dkk., Aqidah Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: UHAMKA
PRESS, 2012) h. 278

yang akan menguras energi dan begitu melelahkan. Namun dengan ujian ini
juga keimanan menjadi benar-benar teruji kemurniannya. Dengan ujian inilah
keimanan menjadi bertambah kuat dan tahan banting. Mengahadapi zaman
modern, ujian keimanan ini tentu saja semakin kompleks. Untuk itu, Kami
penulis mencoba menuangkan ide pemikiran tersebut kedalam makalah yang
berjudul Aqidah Islam dan Tantangan Zaman.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa pengertian aqidah Islam?
2. Apa saja yang menjadi tantangan aqidah Islam di masa depan?
3. Apa saya yang dimaksud atheis,kemurtadan, kemusyrikan dan aliran
sesat?
4. Apa saja yang dimaksud dengan kekeringan aqidah manusia modern?
5. Apa saja solusi untuk mengatasi permasalahan aqidah Islam di masa
modern ini?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui apa pengertian aqidah Islam.
2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi tantangan aqidah Islam di masa
depan.
3. Untuk mengetahui apa saya yang dimaksud atheis, kemurtadan,
kemusyrikan dan aliran sesat.
4. Untuk mengetahui apa saja yang dimaksud dengan kekeringan aqidah
manusia modern.
5. Untuk mengetahui apa saja solusi untuk mengatasi permasalahan aqidah
Islam di masa modern ini.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aqidah Islam

Aqidah secara bahasa berasal dari kata (aqada-yaqidu-aqidatan) yang


berarti ikatan, atau perjanjian. Secara istilah adalah keyakinan hati atas
sesuatu. Kata Aqidah tersebut dapat juga digunakan untuk ajaran yang
terdapat dalam Islam, dan dapat pula digunakan untuk ajaran lain di luar
Islam. Sehingga ada istilah aqidah Islam, aqidah Nasrani, aqidah Yahudi, dan
aqidah-aqidah yang lainnya. Dengan begitu kita juga bisa simpulkan ada
aqidah yang benar atau lurus dan ada aqidah yang sesat atau salah. Dengan
begitu juga, aqidah Islam (al-aqidah al-Islamiyah) bisa diartikan sebagai
pokok-pokok kepercayaan yang harus diyakini kebenarannya oleh setiap
orang yang mengaku dirinya beragama Islam (Muslim).
Berbicara tentang aqidah, yang paling pertama dan utama adalah konsep
ketuhanan (Tauhid), baru kemudian konsep-konsep aqidah yang lainnya yang
sesuai dengan keinginan Allah itu sendiri melalui firman-firmanNya dalam alQuran dan hadist-hadist nabiNya. Ketika seseorang beraqidah Islam, maka
pondasi awal untuk membangun aqidah/ keyakinannya adalah keyakinan
terhadap Allah sebagai Tuhan yang wajib disembah, Maha Esa, Pencipta, dan
Pengatur alam semesta, dan Zat ghaib yang merupakan sumber dari segala hal,
termasuk juga kewajiban menjalankan aturan-aturanNya dalam segala aspek
kehidupan baik yang berhubungan dengan ibadah ataupun muamalah yang
erat hubungannya dengan interaksi dengan sesama makhluk. Oleh karenanya,
misi pertama yang diemban oleh tiap Rasul untuk disampaikan kepada umat
manusia adalah konsep ketuhanan ini. Sebagaimana firman Allah SWT yang
artinya Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat
(untuk menyerukan); Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu,
maka diantara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan
ada pula diantaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka
berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan
orang-orang yang mendustakan (Rasul-rasul). (QS. An-Nahl: 36)
Begitulah konsep ketuhanan yang harus diyakini oleh seseorang yang
mengaku beraqidah Islam, mentauhidkanNya tanpa ada keraguan sedikitpun
didalamnya.

2.2 Tantangan Aqidah di Masa depan


Di zaman modern, aqidah islam dihadapkan oleh tantangan tantangan
yang sangat kompleks. Kalau di zaman dahulu manusia tersesat karena
kebodohan, sekarang ini justru karena kepintarannya. Manusia modern adalah
manusia

yang

cerdas.

Sayangnya

justru

kecerdasan

itulah

yang

menghantarkannya ke lembah kehancuran. Inilah ujian yang harus dihadapi


umat islam di zaman modern.
Manusia modern secara fisik barangkali terlihat kekar dan segar bugar.
Tapi jiwa mereka merana. Kemakmuran harta dan berbagai fasilitas hidup
justru membuat mereka terasing (teralienasi) dari kehidupan. Manusia modern
dikejar-kejar oleh rutinitas dan kesibukam mengejar harta, berangkat pagi
pulang larut malam. Waktu mereka semakin sempit, kebersamaan bersama
keluarga dan sanak saudara semakin jarang ditemukan. Rumah-rumah mereka
berbatas dinding tinggi berjeruji. Antar tetangga jarang saling sapa dan tak lagi
saling mengenali. Mereka hidup masing-masing tanpa memperdulikan satu
sama lain.
Kesibukan inilah yang membuat mereka lupa akan kematian, lupa akhirat,
dan lupa kehidupan di alam baka. Mengenai hal ini Allah SWT.
Mengilustrasikan dalam surat At-Takatsur: Bermegah-megahan telah
melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur. Janganlah begitu,
kelak kamu kana mengetahui (akibat perbuatanmu itu). Jangan sekali-kali
begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui
dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat
neraka jahim. Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan
ainul yaqin. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari iu tentang
kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu) (QS. At-Taktsur
[102]: 1-8).
Singkat kata, zaman modern telah memakmurkan manusia dalam hal
materi. Tapi membuat manusia mengalami sakit dalam. Penyakit utamanya
adalah sekularisme, yaitu meninggalkan atau menyisihkan agama dari ranah
kehidupan. Sekularisme telah menjauhkan manusia modern merasa tak
penting lagi bertuhan dan beragama. Manusia modern-sekuler ini menjadi

penyembah materi (materialisme). Mereka tak percaya dengan sesuatu yang


gaib. Mereka tak percaya adanya malaikat, tak percaya ada surga, tak percaya
ada neraka, bahkan tak percayanya adanya Tuhan.
Sekularisme dan materialisme adalah tantangan utama aqidah Islam dalam
dunia modern. Budaya modern memang banyak menawarkan kemudahan bagi
kehidupan manusia. Tetapi di balik itu, budaya modern juga menyiapkan
belenggu-belenggu kemanusiaan yang baru. Paham sekularisme membuat
manusia modern memposisikan ajaran Tuhan pada ranah kehidupan privat
atau wilayah kehidupan pribadi saja. Ajaran Tuhan tidak mendapat tempat
dalam kehidupan publik. Agama tidak boleh dibawa-bawa dalam proses
politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Sedangkan materialisme menanamkan
pemahaman bahwa motif dan kepentingan utama manusia lebih terkait dengan
segala sesuatu yang bersifat materi. Yang paling berharga dalam hidup adalah
materi. Materi menjadi ukuran kehidupan. Nilai-nilai ketuhanan tidak
mendapat tempat dalam paham materialisme.2
Kedua paham ini menjadi ancaman serius bagi ketauhidan masyarakat
modern. Dalam pandangan kedua paham ini, tauhid hanya relavan untuk
kehidupan individual. Tetapi tauhid tidak mendapat tempat dalam kehidupan
kolektif manusia. Bagi sekularisme, agama dan doktrin-doktrin mengenai
eksistensi Tuhan adalah relatif, yang dapat berubah sesuai dengan perubahan
dan pertumbuhan masyarkat. Dengan pemahaman dan perlakuan seperti ini,
ajaran tauhid tak lagi dapat menjadi kekuatan pembebasan manusia dari
belenggu-belenggu sistem sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Tauhid hanya
sekedar menjadi alat legitimasi terhadap realitas sosial budaya yang
berkembang. Manusia modern telah berubah menjadi budak dan penyembah
materi. Allah SWT berfirman yang artinya Hai orang-orang beriman, jangan
lah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.
Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang
merugi (QS. Al-Munafiqun [63]: 9).
2 Yusran Razak dan Tohirin, Pendidikan Agama untuk Perguruan Tinggi
dan Umum (Jakarta: UHAMKA Press, 2011) hlm 127.

2.3 Problem Keimanan Modern Atheis, Kemusyrikan, Pemurtadan, dan


Aliran Sesat
2.3.1 Atheis
Atheis adalah golongan orang-orang yang tidak mengakui adanya
Tuhan. Yang digarisbawahi di sini adalah pengakuannya terhadap
Tuhan, bukan keberadaan Tuhan itu sendiri. Faktanya, tidak semua
orang atheis adalah atheis sejati. Bahkan boleh dibilang atheisme itu
sebenarnya tidak pernah ada. Kebanyakan orang atheis sebenarnya
tidak atheis.
Mereka hanya orang-orang yang kecewa dengan kehidupan mereka
sendiri. Mereka merasa bahwa Tuhan adalah pelayannya. Jika Tuhan
tidak memberikan 'pelayanan' yang cukup baik, mereka pun merasa
kecewa. Orang-orang atheis seharusnya tidak takut mati. Buat mereka,
hidup adalah penderitaan dan mati adalah akhir yang kosong, tanpa
makna, tanpa pertanggungjawaban. Jadi jika masih takut mati, bisa
2.3.2

dipastikan ia bukanlah seorang atheis.


Syirik
Dalam kehidupan sehari-hari kita masih mendengar, melihat
peristiwa, atau kejadian, seperti manusia yang menginginkan
kekayaan lalu pergi betapa kesebuah gunung, memberikan sesajen
dalam sebuah upacara, memasang pohon kelor untuk menangkal
bahaya, memakai jimat, kalung, atau benda-benda tertentu pada
wanita hamil, atau anak sakit dan lain-lain. Hal ini sangat bertolak
belakang dengan ajaran yang disampaikan oleh Rasulullah SAW.
Islam sebagaimana agama tauhid mengajarkan bahwa hanya Allah-lah
sebagai pencipta, pemilik, penolong, pengasih, pemberi rahmat, dan
pelindung semua makhlukNya.
Syirik berasal dari kata syarika, yasyrika, syarikan, syirkatan
artinya bercampur atau bergabung. Sedangkan menurut AlAshfahani

dalam

kitab

Al-Mufradat

bahwa

syirik

artinya

menggabungkan dua kepemilikan atau adanya sesuatu yang dimiliki


oleh dua orang atau lebih, baik berupa zat atau sifat.

Adapun menurut istilah syirik adalah menjadikan sekutu bagi


Allah, baik dalam zatNya, sifatNya, perbuatanyaNYa, maupun dalam
ketaatan yang seharusnya ditunjukan hanya untuk Allah semata. 3
Pengertian yang hampir sama maknanya menyatakan bahwa syirik
adalah menyekutukan Allah SWT, baik dalam rububiyahnya maupun
uluhiyahnya.
Orang yang melakukan perbuatan syirik disebut musyrik, bentuk
jamaknya disebut musyrikin. Perbuatan syirik termasuk dosa paling
besar, oleh karena itu syirik tidak mendapatkan ampunan dari Allah
SWT, jika ia meninggal kemusyikannya, sehingga orang yang
demikian

kekal

di

neraka.

Allah

berfirman

yang

artinya

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena


mempersekutukanNya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang
selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa
mempersekutukan Allah, maka sungguh dia telah berbuat dosa yang
2.3.3

besar (QS. An-Nisa [4]: 48).


Murtad
Murtad adalah orang yang meninggalkan agama Islam beralih
kepada agama lain, seperti Nasrani, Yahudi atau beralih kepada aliran
yang bukan agama, seperti mulhid (mengingkari agama) dan
komunisme. Orang itu berakal dan atas kemauannya sendiri, tidak
dipaksa.
Orang murtad hendaknya diajak kembali kepada agama Islam,
selama 3 hari dan diingatkan dengan disertai peringatan-peringatan.
Jika kembali lagi kepada agama Islam maka tidak dibunuh, tetapi jika
tidak mau kembali, maka hukumannya adalah dibunuh dengan
pedang, sebagai hukuman. Dari Qatadah, dari Al-Hasan berkata,
Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa mengganti agamanya maka
bunuhlah dia. (HR An-Nasai, Al-Bukhori, Abu Dawud, At-Tirmidzi
dan lainnya).

3 H.Thoyib Sah Saputra dan H. Wahyuni, Pendidikan Agama Islam


AKIDAH AKHLAK, (Semarang: PT Karya Toha Putra, 2010) hlm 37.

Apabila orang yang murtad telah dibunuh, maka jangan


dimandikan, jangan disholatkan atau dikubur di dalam kuburan orangorang Muslim, dan jangan diwarisi atau menerima warisan. Harta
yang ditinggalkannya jadi harta fai atau rampasan bagi kaum
muslimin untuk kepentingan dan kemaslahatan hidup mereka. Allah
swt berfirman Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan
(jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu
berdiri di kuburannya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah
dan Rasul-Nya, dan mereka mati dalam keadaan fasiq. (At-Taubah:
2.3.4

84).
Aliran Sesat
Sesat atau kesesatan itu bahasa Arabnya dhalal. Yaitu setiap yang
menyimpang dari jalan yang dituju (yang benar) dan setiap yang
berjalan bukan pada jalan yang benar, itulah kesesatan. Dalam alQuran disebutkan, setiap yang di luar kebenaran itu adalah sesat.
Allah SWT berfirman yang artinya Maka (Zat yang demikian) Itulah
Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; Maka tidak ada sesudah
kebenaran itu, melainkan kesesatan. Maka Bagaimanakah kamu
dipalingkan (dari kebenaran) (Q.S Surat Yunus: 32).
Sepuluh Kriteria Aliran Sesat, yaitu:
1. Mengingkari rukun iman dan rukun Islam,
2. Meyakini dan atau mengikuti akidah yang tidak sesuai dalil syar`i
(Alquran dan as-sunah),
3. Meyakini turunnya wahyu setelah Alquran,
4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi Al-Quran,
5. Melakukan penafsiran Alquran yang tidak berdasarkan kaidah
tafsir,
6. Mengingkari kedudukan hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam,
7. Melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul,
8. Mengingkari Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul
terakhir,
9. Mengubah pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah,
10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syari
Berikut ini akan dipaparkan berbagai macam aliran sesat yang
tersebar di Indonesia.
a. Aliran Pembaharu Isa Bugis

Isa Bugis lahir tahun 1926 di kota Bhakti Aceh Pidie. Isa
Bugis ingin menerjemahkan dan menganalisa agama Islam
berdasarkan teori pertentangan antara dua hal. Seperti misalnya
ideologi komunis dengan kapitalis, antara nur dan kegelapan. Ia
berusaha untuk mengilmiahkan agama dan kekuasaan Tuhan dan
akan menolak semua hal-hal yang tidak bisa diilmiahkan atau
tidak bisa diterima akal. Oleh karena itu ajaran Isa Bugis ini
banyak diikuti oleh para intelek yang cenderung lebih
menggunakan akal dan pikiran.
b. Faham Inkar Sunnah
Faham sesat ini mucul sekitar tahun 1980-an. Mereka
menamakan pengajian yang mereka adakan dengan sebutan
kelompok Qur'ani (kelompok pengikut Al Qur'an).
Tokohnya antara lain Luqman Saad Direktur perusahaan
penerbitan PT. Ghalia. Pada awalnya Luqman Saad merintis
usaha percetakannya dengan tangan. Namun ketika ia bolak-balik
ke Belanda untuk suatu urusan yang tidak diketahui kemudian ia
memiliki peralatan modern yang didatangkan dari negeri Belanda.
Dengan mesin cetaknya itulah ia banyak mencetak buku-buku
yang berisi ajaran sesat Inkarus Sunnah. Selain itu juga Ir. Irham
Sutarto ketua serikat buruh PT. Unilever (Belanda).
Tidakkah ini merupakan permainan orang Yahudi di
Belanda dalam menghancurkan Islam di Indonesia? Setelah
dilakukan pelacakan akhirnya ditemukan dedengkotnya adalah
Marinus Taka keturunan Indo Jerman yang tinggal di Jalan
Sambas 4 No.54 Depok Lama daerah dimana banyak bermukim
peranakan Belanda dengan gerejanya yang terpadat untuk seluruh
Indonesia. Marinus Taka mengaku bisa membaca Al Qur'an tanpa
belajar dan tanggal 4 Juni 1983 ditangkap oleh Kodim Jakarta
Utara.
c. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)
Didirikan oleh Mendiang Nur Hasan Ubaidah Lubis (Luar
Biasa), awalnya bernama Darul Hadits (DH) tahun 1951. Karena

meresahkan masyarakat Jawa Timur maka DH dilarang oleh


PAKEM - Kejaksaan Tinggi Jawa Timur. Kemudian berganti
nama menjadi Islam Jama'ah. Banyak artis yang tertarik dengan
ajaran ini antara lain karena adanya ajaran tebus dosa. Karena
kembali meresahkan masyarakat di Jakarta akhirnya dilarang
melalui SK Jaksa Agung RI No. Kep.-08/D.A/10.1971 tanggal 29
Oktober 1971.
Karena dilarang, maka Imam Jama'ah ini meminta
perlindungan kepada Letjen. Ali Murtopo wakil Kepala Bakin
yang terkenal sangat anti Islam. Setelah mendapat perlindungan
maka menyatakan diri masuk Golkar dan berganti nama menjadi
LEMKARI (Lembaga Karyawan Dakwah Islam). Karena
meresahkan masyarakat Jawa Timur kemudian dibekukan oleh
Gubernur Jawa Timur Sularso. Dalam mubes di Asrama Haji
Pondok Gede tahun 1990, LEMKARI berganti nama menjadi
LDII atas anjuran Mendagri Rudini agar tidak rancu dengan nama
LEMKARI (Lembaga Karatedo Indonesia).
Imam mereka, Nur Hasan Ubaidah meninggal tanggal 31
Maret 1982 dalam kecelakaan lalu lintas antara Tegal Cirebon di
dalam mercy Tiger B 8418 EW tatkala ingin menghadiri
kampanye Golkar. Sang Imam meninggalkan harta yang banyak
dan digantikan oleh putranya Abdu Dhohir dan dibaiat sebelum
mayat ayahnya dikubur. Perwakilan gerakan ini berkembang
hingga ke Amerika, Suriname, Australia, Jerman bahkan di Arab
Saudi.
d. Gerakan Syi'ah
Agama Syi'ah adalah agama dendam kesumat. Pencetusnya
adalah Abdullah bin Saba tokoh YAHUDI yang pura-pura masuk
Islam di zaman Sahabat Nabi.
Rukum Iman Agama Syi'ah tidak termasuk percaya kepada
Qadha' dan Qadar, yaitu : Percaya kepada keesaan Allah, Percaya
kepada keadilan, Percaya kepada kenabian, Percaya kepada
Imamah, Percaya kepada sa'ah (hari kiamat). Karena tidak iman
10

kepada Qadha' dan Qadar itulah maka kematian cucu Rasulullah


SAW, Husen di Padang Karbala, diratapi dari dulu hingga
sekarang. Dalam meratapi, mereka memukul badan, dada dan
kepala hingga berlumuran darah padahal tidak ada ajaran samawi
yang membolehkan menganiaya diri karena mencintai seseorang.
Ahlul bait (seisi rumah dengan Rasulullah SAW) menurut
mereka adalah Ali bin Abi Thalib, Fatimah dan kedua puteranya,
Hasan dan Husein. Sedangkan Khadijah yang begitu besar
jasanya terhadap agama Islam tidak termasuk.
Gerakan Syi'ah luar biasa aktif di Indonesia (karena banyak
penduduk muslimnya namun kurang pengetahuan agamanya).
Mereka pandai menempatkan orang-orangnya di posisi penting
seperti DR. Jalaluddien Rahmat untuk menggarap keluarga
mantan wapres Soedarmono serta kelompok elit di Kebayoran
Baru dengan nama yayasan Pengajian Sehati. Ir. Haidar Bagir
(pemimpin umum Republika untuk menggarap orang-orang dekat
Habibie dan kelompok intelektual). Prof. DR. Quraisy Shihab
yang menggarap tokoh agama yaitu untuk mementahkan
keputusan-keputusan MUI jika ada keputusan MUI yang keras
terhadap aliran sempalan. LPPI pernah mengeluarkan brosur kecil
yang berjudul : Syi'ah dan Quraisy Shihab.
e. Gerakan Lembaga Kerasulan (LK)
Mereka berpendapat bahwa Rasul itu diutus sampai kiamat.
Rasul itu personnya, oleh sebab itu harus ada lembaganya (sama
dengan Menteri dengan Departemennya).
Kalau Rasul meninggal maka harus ada Rasul baru yaitu
Imam mereka. Tidak taat pada Imam mereka berarti tidak taat
pada Rasul dan itu dosa besar. Gerakan ini ingin mendirikan NII
(Negara Islam Indonesia) versi mereka sendiri dengan tokohnya :
Aceng Syaifuddin.
f. Ajaran Lia Aminuddin, Agama Salamullah
Lia Aminuddin, umur 51 tahun tinggal di Jl. Mahoni 30
Jakarta Pusat. Ada beberapa buku yang sudah dikarang olehnya:
1) Perkenankan aku menjelaskan sebab taqdir.
11

2) Pancasila menuju Zam-zam


3) Lembaga Al Hira, fatwa Jibril as. VS fatwa MUI.
4) Puisi-puisi mendalami kerukunan Nasional.
g. Agama (faham) Baha'i
Timbul dari kalangan Syi'ah di Iran pada abad 19.
Pencetusnya adalah Mirza Ali Muhammad. Mendakwa dirinya
sebagai Al Baab, artinya pintu, yaitu pintu yang menghubungkan
manusia dengan iman yang hilang yang akan keluar pada akhir
zaman.
Ajarannya dinamakan Babiyah. Ia mengangkat dirinya
sebagai

Imam

Mahdi.

Setelah

meninggal

ajarannya

dikembangkan oleh muridnya Mirza Husein Ali. Husein Ali juga


mengangkat dirinya sebagai Nabi, juga Al Masih yang dijanjikan.
Ajaran ini telah dilarang melalui SK Perdana Menteri RI
No.112/PM/1959. Setelah mati selama 42 tahun, begitu Gus Dur
terpilih menjadi Presiden RI, pengurus Baha'i datang ke Presiden
Gus Dur untuk melakukan lobi. Dan untuk diketahui aliran ini
telah memberikan hidupnya untuk propaganda bagi kembalinya
orang-orang Yahudi ke bumi Palestina.
h. Tarekat Naqsyabandiyyah Prof. DR. Kadirun Yahya.
Kadirun Yahya dilahirkan di Pangkan Brandan 20 Juni
1917. Pada dasarnya Kadirun Yahya adalah seorang ilmuwan di
bidang Fisika, Kimia dan Filsafat.
Perkenalannya dengan ajaran Tarekat Naqhsabandiyyah di
mulai pada tahun 1941 di Sumut bersama Syekh Syahbuddin.
Lalu berguru degnan Syekh Muhammad Hasyim Buayan. Ia
mengklaim bahwa ajaran "metafisika" yang dianutnya merupakan
ajaran Rasulullah SAW yang diwariskan kepadanya berasal dari
Jabal Qubais.
i. Jaringan Islam Liberal
Jaringan Islam Liberal (JIL) adalah sebuah pemikiran yang
sifatnya liberal, yang menurut mereka tidak terpaku dengan teksteks Agama (Al Quran dan Hadis), tetapi lebih terikat dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam teks-teks tersebut. Dalam

12

implementasinya pemikiran ini dapat disebut meninggalkan teks


sama sekali, dan hanya menggunakan rasio dan selera belaka.
Ditinjau dari sudut kebahasaan. penggandengan antara kata
"Islam" dan "Liberal" itu tidak tepat. Sebab Islam itu artinya
tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah, sedangkan liberal
artinya bebas dalam pengertian tidak harus tunduk kepada ajaran
Agama (al-Qur'an dan Hadis).
Ditinjau dari sudut kebahasaan. penggandengan antara kata
"Islam" dan "Liberal" itu tidak tepat. Sebab Islam itu artinya
tunduk dan menyerahkan diri kepada Allah, sedangkan liberal
artinya bebas dalam pengertian tidak harus tunduk kepada ajaran
Agama (al-Qur'an dan Hadis), Oleh karena itu, pemikiran liberal
sebenarnya lebih tepat disebut "Pemikiran Iblis" dari pada
"Pemikiran Islam", karena makhluk pertama yang tidak taat
kepada Allah adalah Iblis.
Sementara dari sisi substansinya, seperti yang terlihat pada
point-point yang tersebut di atas, sebut saja misalnya pendapat
mereka yang membolehkan lelaki yahudi (non muslim) menikahi
wanita muslimat. Pemikiran iblis liberal ini tidak mendasarkan
sama sekali terhadap al-Qur'an dan Hadis. Ia hanya mendasarkan
pemikirannya kepada rasio dan selera. Padahal al-Qur'an dengan
tegas menyatakan bahwa wanita muslimat tidak halal dinikahi
lelaki kafir dan lelaki kafir tidak halal menikahi wanita muslimat.
Demikian penegasan Allah dalam Surat al-Mumtahanah
ayat 10, Dalam hal ini, ahli tafsir kondang al-lmam Ibnu Katsir
dalam kitab Tafsir al-Qur'a'n al-Adzim menyatakan bahwa ayat
inilah yang mengharamkan wanita muslimat dinikahi orang
musyrikin (non muslim}. Demikian pula ayat 5 Surat al-Maidah.
Keharaman ini juga ditegaskan dalam sebuah Hadis yang
diriwayatkan oleh al-lmam al-Thabari. Sementara itu, para
shahabat dan ulama sejak zaman rasulullah hingga sekarang tidak

13

ada yang menghalalkan pernikahan lelaki non muslim dengan


muslimah.
2.4 Keringnya Aqidah Manusia Modern
2.4.1 Pengertian Manusia Modern
Secara bahasa kata modern berasal dari bahasa latin, yaitu
modernus, yang berarti saat ini; sekarang;masa kini dan akhir-akhir.
Dalam KBBI , kata modern diartikan sebagi sikap cara berfikir serta
cara

bertindak

sesuai

dengan

ketentuan

zaman,

sedangkan

moderenisasi adalah suatu proses aktivitas yang membawa kemajuan,


perubahan, dan perombakan secara asasi suusunan dan corak suatu
masyarakat darai statis menuju dinamis; dari tradisonal menuju
rasional; dari teodal menjasi kerakyatan; dengan jalan mengubah cara
berpikir masyarakat sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan
efisiensi seagala aparat dan tata cara semaksiamal mungkin.
Sasaran yang hendak dicapai melalui proses modernisasi adalah
terwujudnya masyarakat modern yang menggunakan teknologi, ilmu
pengetahuan dan rasionalitas untuk penghidupan yang lebih baik. Ciri
dari masyarakat modern diantaranya adalah berkembangya sains,
teknik,

ekonomi

kapitalis,

dan

adanya

kesadaran

yang

menempatkan manusia sebagai titik sentral jagad raya ini, serta


adanya penolakan pada tradisi; mengutamakan individu dan
mengaggap pentingya kebebasan; keyakinan pada kemampuan akal,
pemisahan masyarakat darai yang sakral dan agama melalui proses
2.4.2

sekularisasi dan membuka nilai perubahan dan penemuan.


Kekeringan Spiritual Mansusia Modern
Manusia dalm konteks dunia yang modern ini mengalami
kekeringan dan kehampaan secara spiritualitas. Hal ini dapat dilihat
dari asal muasal pandangan seeta konsep yang membentuk
kemodernan atau modernitas itu sendiri. Ada dua ciri fundamental
dalam peradaban manusia modern, yakni rasinalitas dan mentalitas.
Masyrakat modern sangat menolak pendekatan-pendekatan kebenaran
yang non-rasional, sehingga agama atau wahyu yang pada dasarnya

14

bisa diteriam melalui intuisi atau hati sangat ditolak otoritasnya.


Rasionalisme bergerak begitu maju hingga sampai pada kesimpulan
bahwa alam semesta ini dibebaskan dari campur tangan Tuhan dan
telah diatur oleh sebuah hukum alam yang mandiri, tetapa dan tidak
bisa diubah; sebuah hukum alam yang tercipta dengan sendirinya.
Buka diciptakan oleh Tuhan. Dengan menegasikan konsep Tuhan
dalam penciptaan semesta itu, maka terlampau mengherankan bila
kemudian bnyak manusia modern yang mengalami kekeringan dan
kegersangan spritualitas.
Manusia modern melepasakan diri dari keterikatannya dengan
Tuhan (Theomosphime), untuk selanjutnya membangaun tatanan
manusia

yang

semata-mata

berpusat

pada

manusia

(Antropomorphisme). Manusia menjadi tuan atas maksudnya sendiri,


yang mengakibatkan terputusnya dari nilai-nilai spritualitas. Manusia
modern lupa siapa dirinya, dan untuk apa tujuan hidup di dunia ini
serta kemana arah kehidupan setelah mati. Kebutuhan spritual menjadi
tersingkir karena modernitas menjadikan materi sebagai pusat
gravitasinya. Segala sesuatu diukur dengan uang. All is about money.
Dengan menempatkan materi sebagai kesdaran tertinggi, akibatnya,
terjadi kehampaan spiritual pada sebagaian besar umat manusia
Islam tidak bermaksud menyingkirkan kedua dimensi diatas yakni
rasio dan materi. Tidak pula mendewakan keduanya. Keduanya tetap
dianggap penting menurut ukuran dan kadarnya yang pas atau tidak
berlebih-lebihan.
2.5 Aqidah Islam Sebagai Solusi
Jika zaman modern sosok manusia, ia adalah sosok manusia yang
mengalami sakit dalam. Manusia yang mengalami sakit jantung kronis,
bahkan gegar otak. Dalam keadaan ini, islam harus hadir menjadi dokter yang
dapat menyembuhkan penyakit tersebut. Aqidah islam adalah resep mujarab
untuk mengobati penyakit manusia modern. Keimanan kepada Allah SWT.
Akan mengobati penyakit kegundahan dan keresahan manusia modern. Allah
SWT berfirman yang artinya Orang-orang yang beriman dan tidak
15

mencampuradukan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah


yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk (QS. Al-Anam [6]; 82).
Islam, Islam adalah satu-ssatunya solusi untuk mengatasi problematika
dunia modern. Hal ini bukan hanya dinyatakan oleh para tokoh islam, Jeans
Bridge, seorang sosiolog Barat ternama juga mengakui hanya agama islamlah
yang mampu memadukan antara aspek material dan spiritual secara
sistematis.4 Scheherazade S. Rachman dan Hossein Askari, dua orang
cendekiawan dari Universitas George Washington juga menyatakan hanya
agama islamlah yang mempunyai kompone-komponen komprehensif yang
bisa diterjemahkan melalui indikator-indikator ilmiah.5
Pangkal dari penyakit ini adalah karena manusia modern meninggalkan
Tuhan. Pada kondisi ini, Konsep aqidah islam adalah obat mujarab untuk
menyembuhkan penyakit dunia modern.
Keimanan kepada Allah dan kehidupan setelah mati menurut Muhammad
Quthub membuat manusia mempunyai visi misi hidup yang sesungguhnya. 6
Di sinilah kemudian ada konsep tauhid yang mengharuskan setiap orang untuk
bergantung dan menyandarkan dirinya hanya kepada Allah. Kalimat tauhid,
la ilaha illallah (tiada Tuhan selain Allah) adalah kalimat pembebasan.
Pengakuan atas ketuhanan Allah berarti meniadakan segala bentuk ketuhanan,
dan sosok bergantung yang lain. Hanya Allah-lah tempat memohon dan
tempat bergantung. Hanya Allah-lah tempat bersandar yang paling aman,
sebab Allah tak punya kepentingan atas manusia. Keimanan kepada Allah
membuat seseorang berani mengatakan mana yang benar dan mana yang
salah, berani bersifat netral dan mampu mengatasi segala problematika hidup.
Jarang sekali orang yang beriman kepada Allah dihinggapi rasa setres.
4 Muhammad Quthub, Barat Menggugat..., hlm 11.
5 Scheherazade S. Rachman dan Hossein Askari baru-baru ini mempublikasikan sebuah
hasil riset tentang Islamcity Indexs, sebagaimana dilaporkan dalam Global Economic
Journal, The Berkeley Electronic Press Volume 10 (2010)/ Issue 2/ Article. Lihat: http:/
www.bepress.com/gej/voll0/iss2/2
6 Muhammad Quthub, Barat Menggugat..., hlm 12.

16

Kesulitan dan kemudahan tak membuatnya bersikap berlebihan. Sebab ia


memahami bahwa kehidupan dunia ini hanya permainan sementara. Orang
yang beriman kepada Allah mempunyai cita-cita yang lebih mulia, yaitu
kebahagiaan di akhirat.
Keimanan kepada Allah membuat orang yang bersangkutan merasa
tenteram dan tenang dalam menghadapi situasi apa pun sebagaimana
difirmankan Allah SWT yang artinya (yaitu) Orang-orang yang beriman,
dan hati beriman tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah-lah hati menjai tenteram. (QS. Ar-Rad [13] : 28).
Iman juga merupakn kekuatan bagi seorang Mukmin (orang yang
beriman). Seorang Mukmin tidsk pernah merasa sendirian. Di satu sisi ia
mengakui akan segala keterbatasan yang ia miliki sebagai manusia. Tapi pada
saat yang sama ia meyakini bahwa dirinya tidak sendirian. Ia bersama Allah
yang senantiasa membimbing dan membantunya.7 Allah adalah pendorong
optimisme dan keberanian yang sangat dahsyat bagi seorang Mukmin. Ia tak
pernah putus asa dalam menghadapi segala rintangan dan ujian hidup.
Keimanan kepada Allah senantiasa menyalahkan lentera harapan dalam hati
seorang Mukmin.

7 Nasir Makarim Sirazi, Mendalami Dasar-dasar Akidah Islam, (terj.


Nabilah Lubis)(Jakarta: PT Raja Grafindo) hlm 8.

17

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keimanan adalah azas utama dari ajaran islam. Ibarat bangunan, iman
adalah tiang penyangga utama bangunan tersebut. Iman yang kokoh akan
menjadi titik tumpu yang kuat bagi bangunan tersebut sehingga ia tahan dari
terjangan badai dan berbagai cuaca buruk yang menerpanya. Demikian juga
manusia yang imannya kokoh akan tahan uji menghadapi berbagai macam
ujian kehidupan.
Tauhid, yaitu beriman bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang wajib
disembah

adalah

prinsip

pokok

dalam

aqidah

Islam.

Karenanya,

menuekutukan Allah (syirik) adalah dosa besar yang tak diampuni Allah.
Tauhid mengandung makna penyerahan diri kepada Allah yang berarti
merdeka dari selain Allah. Hanya kepada Allah-lah seorang menyembah dan
memohin pertolongan.
Pernyataan keiman seseorang kepada Allah sesungguhnya bukanlah
sesuatu yang mudah. Allah akan menguji keimanan hambanya melalui
berbagai cobaan dan tantangan. Berkenaan dengan hal ini, zaman modern
merupakan tantangan tersendiri bagi seorang mukmin. Manusia modern yang
bersikap rasional, materialis, sekularis, dan pragmatis dalam menanggapi
kehidupan cenderung menggiring mereka menjadi manusia yang anti Tuhan
dan mengabaikan keimanan. Inilah problem utama manusia modern yang
sekaligus sebagai tantangan aqidah islam.

18

Namun demikian, dewasa dunia modern telah mengalami titik bantu dan
diakui banyak menimbulkan problematika dalam kehidupan manusia. Diakui,
zaman modern memang telah membawa banyak kemudahan dan manfaat
terutama yang bersifat materi. Namuin ia banyak mengabaikan dimensi
spiritualitas manusia sehingga bersama kemajunan yang ia bawa, zaman
modern juga membawa begitu banyak malapetaka. Pada kondisi inilah arti
pentingnya dimensi spiritual bagi kehidupan modern. Berkenaan dengan hal
ini, aqidah islam adalah satu-satunya solusi yang tepat untuk mengobati
penyakit kronis manusia modern.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan saran dan kritik agar nantinya makalah ini dapat
disempurnakan lagi. Semoga makalah ini dapat menjadi sebuah referensi
dalam pembelajaran untuk kedepannya.

19

You might also like