Professional Documents
Culture Documents
Hukum
tentang
dasar-dasar
dan
prinsip-prinsip
umum
administrasi negara;
2).
3).
b). HAN Otonom : Kaidah hukum yang diciptakan sendiri oleh aparat
administrasi negara dalam melaksanakan fungsinya.
Misal:
secara aktif terlibat dalam kehidupan kemasyarakatan , dan disisi lain HAN
merupakan hukum yang dapat digunakan oleh anggota masyarakat untuk
mempengaruhi dan memperoleh perlindungan dari pemerintah .
10. MENURUT PROF. DR. SJACHRAN BASAH, SH
2
dan
mencapai tujuan
Menurut
Utrecht
administrasi
negara
adalah
complex
suatu
perbuatan
hukum,
yang
konsekuensinya
BAB II
KEDUDUKAN DAN RUANG LINGKUP HAN
A. Kedudukan HAN dalam Ilmu Hukum
1. Sebelum Abad Ke- 19
Sebelum abad ke- 19 HAN masih menjadi satu cabang ilmu dengan
HTN dengan kata lain HAN merupakan bagian dari HTN.
5
Termasuk hukum publik adalah HTN dalam arti luas yang terdiri dari
HTN dalam arti sempit dan HAN serta Hukum Pidana. Sedangkan
hukum privat terdiri dari Hukum Perdata BW dan Hukum Dagang.
zaman
AUFKLARUNG (Bangun Kembali) sekitar abad ke- 16 dan ke17 yang membawa perubahan besar pada ilmu, kesenian dan
pembentukan cara berfikir manusia dari zaman abad pertengahan ke
zaman moderen, dan kepada masyarakat moderen dengan segala
gejala yang timbul di dalamnya;
2. Timbulnya NEGARA HUKUM MODEREN
atau WELFARE
HTN
secara tertulis
misalnya
Pengaturan perundangan;
b.
c.
Kepolisian;
d.
Peradilan.
Administrasi :
Pengambilan keputusan-keputusan
administratif (Administrative
tehnis
penyelenggaraan negara;
b.
Tindakan-tindakan
administratif
yang
bersifat
organisasional,
11
BAB III
HUBUNGAN HAN DENGAN LAPANGAN HUKUM LAIN
A.
PRINS
karena HAN
sudah
b. KRANENBURG
12
c. LOGEMANN
2.
3.
4.
5.
6.
7.
d. VERSTEDEN
Ada perbedaan antara HTN dengan
mengatur
tingkah
asas
ini badan-badan
menggunakan
HAN dapat dilengkapi dengan aturan Hukum Perdata atau dengan kata
lain Hukum Perdata merupakan cadangan dari HAN.
Di samping itu kaitan antara HAN dengan Hk . Perdata , karena HAN juga
mengatur hubungan antara aparat administrasi negara dengan subyek hukum
(individu atau badan hukum) dan juga materi HAN ada yang berasal dari
Hukum Perdata.
Ada 3 teori Hukum Perdata yang diambil alih oleh HAN, yaitu:
a. Teori Perbuatan Melawan Hukum (Onrechtmatige daad) berasal dari
ketentuan pasal 1365 BW;
b. Teori Kekhilafan (Dwalling Teorie);
c. Teori Kebatalan Hukum ( Nietig Teorie).
a. Teori Perbuatan Melawan Hukum
Dikatakan ada perbuatan melawan hukum apabila memenuhi 4 unsur,
yaitu:
1. Perbuatan tersebut bertentangan dengan hukum yang berlaku
Perbuatan yang bertentangan dengan hukum mengalami perluasan
makna/penafsiran yaitu:
1). Perbuatan tersebut benar-benar perbuatan yang berlawanan dengan
hukum;
2). Perbuatan tersebut berbeda dengan hukum;
3).Perbuatan tersebut tidak hanya perbuatan yang aktif saja, tetapi juga
perbuatan yang pasif.
16
akibat
itu
pasti
disebabkan
oleh
rentetan
penyebab/sebab;
b). Setiap penyebab mempunyai kadar/bobot yang sama karena itu
pertanggungjawabannya sama juga.
Ex :
DI dalam HAN :
1). Kedua
teori
kebatalan
di atas
disebut dengan
BATAL EX
keputusan/ketetapan dibuat.
Ad.c. Dapat Dibatalkan.
1). Yang dapat membatalkan yudikatif dan aparat administrasi negara;
18
2). Akibat hukumnya semua perbuatan yang sudah dilakukan dianggap sah
yang dibatalkan hanyalah perbuatan yang belum dilaksanakan.
Ex: Poligami tanpa ijin isteri pertama, status anak tetap sah, yang tidak
sah perkawinannya.
Dalam HAN :
1). Dapat
dibatalkan
yang
dipenuhi :
a). Bila yang tidak dipenuhi syarat pokoknya, maka diambil batal Ex
Tunc. Ex : Jaksa dan Hakim haruslah bergelar SH.
b). Bila yang tidak dipenuhi syarat tambahannya, maka diambil batal Ex
Nunc.
Ex : Kesehatan tidak memenuhi syarat.
Ad 3. Teori Kekhilafan (Dwalling Teorie)
Teori ini terjadi apabila perbuatan yang dilakukan tidak sesuai dengan
kehendak si pelaku akan tetapi bukan karena faktor kesengajaan.
Dalam Hukum Perdata salah kira dibedakan menjadi 2 macam dilihat
dari akibat hukum yang muncul:
a. Salah kira yang sungguh-sungguh ( Eigenlijke dwalling);
b. Salah kira yang tidak sungguh-sungguh ( On Eigenlijke dwalling).
Salah kira yang akibatnya tidak fatal.
Salah kira dapat dibedakan menjadi 3 macam:
a. Salah kira terhadap subyek hukum;
b. Salah kira terhadap obyek hukum;
c. Salah kira terhadap peraturan hukum.
Ada 3 ajaran yang dapat digunakan untuk menyelesaikan kekhilafan
yaitu:
19
b.
yang
sifatnya konkrit.
2). Teori Kepercayaan ( Vertrouwen Teorie)
Perbuatan yang terjadi karena kekhilafan dalam penyelesaiannya
didasarkan pada kepercayaan masyarakat pada penguasa. Teori ini
terlalu idealis , sehingga belum ada keputusan yang menggunakan
teori ini.
3). Teori Pernyataan (Verklaring Teorie)
Perbuatan yang terjadi karena kekhilafan dianggap sah apabila
perbuatan itu telah tertuang dalam pernyataan yang konkrit.
Ketiga teori di atas bersifat kasuistik, maksudnya penerapannya sesuai
dengan kehendak pihak yang berwenang (hakim, Jaksa) terhadap kasus
tertentu. Tolok ukurnya adalah perlindungan terhadap para pihak yang
beritikad baik.
3. Hubungan HAN dengan Hukum Pidana
Salah satu cara untuk membuat tingkat kepatuhan masyarakat tinggi terhadap
hukum yaitu dengan mencantumkan ketentuan hukum pidana dalam peraturan
tersebut;
20
BAB IV
SUMBER HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
1. Pengertian Sumber Hukum
a). Umumnya yang dimaksud dengan sumber hukum adalah:
Segala sesuatu yang dapat menimbulkan aturan hukum serta tempat
diketemukannya aturan hukum.
21
perundang-undangan.
Dalam arti pertama sumber hukum historis meliputi UU, putusanputusan hakim,tulisan-tulisan ahli hukum, juga tulisan-tulisan yang tidak
bersifat yuridis sepanjang memuat pemberitahuan mengenai lembagalembaga hukum. Sedangkan dalam arti kedua, sumber hukum historis
meliputi sistem-sistem hukum masa lalu yang pernah berlaku pada
tempat tertentu seperti sistem hukum Romawi, Perancis, Belanda dan
sebagainya, juga dokumen-dokumen dan surat-surat keterangan yang
berkenaan dengan huykum pada saat dan tempat tertentu.
Ad.2). Faktor Sosiologis.,
22
atau tuntutan
kecenderungan-kecenderungan
dan
harapan-harapan
isi
Sumber
hukum dalam arti formil yaitu sumber hukum dilihat dari cara
terjadinya hukum.
1.
Peraturan Perundang-Undangan/UU;
2.
3.
Yurisprudensi;
4.
kepustakaan
hukum,
tidak
semua
peraturan
dapat
peraturan itu
sebagai
oleh
Badan
Perwakilan Rakyat
bersama
sama
UUD 1945
2.
TAP MPR
3.
UU/PERPU
4.
PP
5.
PERPRES
6.
HAN :
a. Keputusan yang memberi kesempatan kepada pihak yang dikenai
putusan (administrabele) untuk meminta banding ke pengadilan
tidak akan membentuk HAN;
26
b. Keputusan
yang
tidak
memberi
kesempatan
kepada
sudah mengikat
administrabele.
Ad.3. Yurisprudensi
kepada
Tidak setiap teori para ahli bisa diterima sebagai sumber HAN yang
faktual, tetapi perlu proses yang lama;
27
BAB V
PERKEMBANGAN BENTUK NEGARA
Menurut Sondang P. Siagian ada 3 bentuk negara yang memberikan peranan dan
fungsi yang berbeda bagi pemerintah, yaitu:
1). Political State;
2). Legal State;
3). Welfare State.
Ad.1. Political State.
Adalah negara dimana semua kekuasaan dipegang oleh satu orang yaitu raja
sebagai pemegang kekuasaan eksekutif, yudikatif & legislatif.
Negara seperti ini berkembang di Eropa Barat pada abad ke V s/d XV.
Pada akhir abad pertengahan kekuasaan yudikatif diambil dari tangan raja
,sehingga raja hanya memegang kekuasaan legislatif & eksekutif saja.
Ad.2. Legal State.
28
Adalah negara dimana pemerintahannya bersifat netral dan hanya menjadi alat
dan pelaksana saja dari keinginan masyarakat yang telah diperjuangkan secara
demokratis.
Berkembang sekitar abad ke XVIII s/d/ abad ke XIX.
Sebutan lain untuk negara legal state antara lain:
a.
b.
c.
d.
Asal mula lahirnya negara hukum dimulai dari adanya pemikiran tentang
pemisahan kekuasaan di dalam negara. Hal ini dipelopori oleh filosof
Inggris yang bernama John Locke dan dilanjutkan oleh Montesquieu
dari Perancis dengan teorinya yang terkenal TRIAS POLITICA.
Trias Politica mendapatkan tempat dimasyarakat secara luas setelah
terjadinya Revolusi Perancis pada tahun 1789. Sejak itu kekuasaan negara
(raja) menjadi terbatas hanya pada bidang eksekutif saja, sedangkan tugastugas legislatif dan yudikatif dilakukan oleh organ tersendiri.
Ciri-ciri negara hukum lama ini , menurut Freidrich Julius Stahl terdiri
dari:
a).
b).
c).
berlaku;
d). Adanya peradilan administrasi negara untuk menyelesaikan
perselisihan.
Ad.3. Welfare State.
Adalah negara dimana negara tidak hanya bertugas sebagai penjaga keamanan
dan tidak boleh pasif tetapi harus aktif untuk turut serta dalam kegiatan
masyarakat agar kesejahteraan masyarakat tetap terjamin.
29
Sebutan lain untuk negara seperti ini : Negara Hukum Dalam Arti Luas,
Negara Hukum Materiil, Negara Hukum Baru.
disimpulkan
bahwa
pemerintah
wajib
menyelenggarakan
*5 Termasuk dalam
Freies
Ermessen adalah
penggunaan
asas
32
FREIES ERMESSEN
1. Istilah Freies Ermessen
Asal kata freies ermessen dari kata freies dan ermessen.
Freies berasal dari kata frei yang artinya bebas, tidak terikat atau
merdeka.
Freies berarti orang yang bebas , tidak terikat atau merdeka.
Ermessen
berarti
orang
yang
memiliki
kebebasan
untuk
Istilah ini kemudian dikenal dalam bidang pemerintahan dengan sebutan lain
yaitu diskresionare atau asas diskresi.
34
f. Sikap tindak itu dapat dipertangunggjawabkan baik secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa maupun secara hukum.
diskresi wajib
35
1.
2.
3.
3.
pemerintah pusat;
4.
5.
Tugas negara adalah menjaga keamanan dalam arti luas, yaitu keamanan disegala
lapangan kehidupan masyarakat.
36
BAB VI
TEORI TRIAS POLITICA (PRAKTEKNYA DIBEBERAPA
NEGARA) DAN SISTEM PEMERINTAHAN /
PEMBAGIAN TUGAS NEGARA/PEMERINTAHAN
Adanya pemisahan kekuasaan secara tegas antara Presiden, kongres dan MA.
Presiden tidak dapat dijatuhkan oleh kongres selama masa jabatannya. Serta
dilain pihak kongres tidak dapat dibubarkan oleh Presiden.
diberi wewenang
untuk
oleh kongres , tetapi dipihak lain veto dapat dibatalkan oleh kongres dengan
dukungan 2/3 suara dari anggota kongres.
Presiden dapat di impeach oleh kongres.
bertanggung
jawab
kepada
parlemen.
Jika
diterima
pertanggungjawabannya maka kabinet dapat jalan terus, tetapi jika tidak maka
akan ada mosi tidak percaya yang dapat menyebabkan mundurnya/bubarnya
kabinet.
Perdana Menteri dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dapat
membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan umum baru walaupun masa
jabatan parlemen belum selesai.
Kekuasaan yudikatif dipegang oleh Supreme Court of Judicature. Lembaga
peradilan menggunakan sistem juri (Corak Great Britain and Wales), juri terdiri
38
Indonesia tidak secara eksplisit mengatakan bahwa doktrin Trias Politica dianut
, tetapi UUD 1945 menyelami jiwa demokrasi konstitusional , maka
disimpulkan Indonesia menganut Trias Politica dalam pengertian pembagian
kekuasaan dalam negara bukan pemisahan kekuasaan.
Indonesia tidak memakai Trias Politica secara murni dimana kekuasaan dibagi
menjadi 3 macam. Tetapi kekuasaan di Indonesia dibagi menjadi 4 macam
(Setelah amandemen UUD 1945) yang disebut dengan Teori Catur Politica/
Catur Praja.
Teori Catur Praja/ Politica terdiri dari:
1). Kekuasaan Legislatif;
2). Kekuasaan Eksekutif;
3). Kekuasaan Yudikatif;
4). Kekuasaan Inspektif.
*6 Kekuasaan
legislatif
DPR
*7 Kekuasaan eksekutif dipimpin oleh Presiden dibantu oleh Wapres serta kabinet.
*8 Karena pemerintahannya presidensiil maka kabinet tidak bertanggung jawab
kepada DPR tetapi kepada Presiden.
*9 Presiden dan /atau Wapres dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh
MPR atas usul DPR
penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela maupun apabila
terbukti tidak lagi mampu memenuhi syarat sebagai Presiden dan/ atau Wapres.
*10 Presiden tidak dapat membekukan dan/ atau membubarkan DPR
*11 Kekuasaan yudikatif dilaksanakan oleh MA dan badan peradilan.
39
E.
kekuasaan
menentukan
tugas
dari
alat
tata pemerintahan.
41
BAB VII
FUNGSI PEMERINTAH
A. Fungsi Pemerintah Secara Teoritis
Secara teoritis fungsi pemerintah dapat dibedakan menjadi 2 macam , yaitu
1). Fungsi Pokok/ Reguler / Fungsi Memerintah (Bestuuren Functie).
Yaitu fungsi pemerintah untuk memerintah yang merupakan fungsi
pokok/reguler yang harus dimiliki oleh negara. Apabila tidak dilaksanakan
maka pemerintahan akan berhenti.
42
demi
(Verzorgen Functie).
Yaitu fungsi negara yang sifatnya relatif/tidak pokok artinya apabila fungsi ini
tidak dilaksanakan akibatnya tidak terlalu fatal roda pemerintahan tetap dapat
berjalan , tetapi tujuan suatu negara akan sulit untuk dicapai.
43
2).
3).
44
hukum
yang
menyimpang/menerobos
peraturan
dari
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku.
*12 Menurut W.F. Prins izin dengan dispensasi hampir sama, hanya
perbedaannya terletak:
Izin : termuat uraian limitatif tentang alasan penolakannya,
sedangkan dispensasi: termuat secara limitatif tentang alasan
diberikannya dispensasi tersebut.
c). Lisensi (Licentie)
Merupakan suatu ijin yang memberikan hak untuk menyelenggarakan
suatu perusahaan.
Lebih tepat digunakan dalam hal menjalankan perusahaan dengan
leluasa, sehingga tidak ada gangguan lainnya termasuk dari
pemerintah. Dengan kata lain mereka yang memperoleh lisensi dapat
menjalankan usahanya dengan leluasa.
d). Konsesi.
Apabila pihak swasta memperoleh delegasi kekuasaan dari pemerintah
untuk
melakukan
sebagian
pekerjaan/tugas
yang
seharusnya
45
pemberian
konsesi
adalah
demi
terselenggaranya
Undang-Undang
Dasar
Negara
RI
Tahun
1945
46
mempertahankan kehidupannya;
3. Pasal 28 B mengatur hak setiap orang untuk membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah, hak anak untuk hidup,tumbuh dan berkembang serta
mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi;
4. Pasal 28 C mengatur hak warganegara untuk mendapatkan pemenuhan
kebutuhan dasarnya, hak untuk mendapatkan pendidikan , hak untuk
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi,
seni dan
dicermati
secara
konstitusional
dan
kewenangan
seluruh
pihak
yang
terkait
dengan
dengan
publik
Undang-Undang
Pelayanan Publik
a.
dan
BAB VIII
KEWENANGAN ( AUTHORITY ) PEMERINTAH
A. Perbedaan Kekuasaan, Kewenangan dan Wewenang.
1. Istilah
a. Istilah Kekuasaan berasal dari kata power, Macht atau Pouvoir.
b. Istilah Kewenangan berasal dari kata authority, gezag atau Yurisdictie.
c. Istilah Wewenang berasal dari kata Competence atau Bevoegdheid.
2. Pengertian
a.
b.
Kewenangan adalah:
2). Kewenangan yang bersifat Non Orisinil (Non Original)/ Non Atributif.
Yaitu kewenangan yang diperoleh secara tidak langsung dari ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi diperoleh melalui
pelimpahan wewenang dari orang yang mendapat wewenang.
Sifatnya : Tidak permanen/sementara atau insidental dimana sewaktu-waktu
dapat dicabut.
Bentuknya : Mandat dan Delegasi.
C.
Bentuk Wewenang.
Bentuk wewenang yang dimiliki aparat administrasi negara:
1). Atribusi.
Yaitu pemberian suatu wewenang oleh rakyat melalui wakilnya di parlemen
kepada pemerintah, dimana wewenang itu sebelumnya tidak dimiliki oleh
pemerintah.
Sumber wewenang atribusi dapat dibedakan dari asalnya:
a). Asalnya diperoleh dari pemerintahan ditingkat pusat.
Bersumber dari MPR berupa UUD dan TAP MPR dan yang bersumber
dari DPR bersama-sama Presiden berupa UU.
b). Asalnya diperoleh dari pemerintahan ditingkat daerah.
Bersumber dari DPRD dan Pemerintah Daerah berupa PERDA.
51
2). Delegasi.
Adalah pelimpahan wewenang dari suatu badan/pejabat TUN yang satu
kepada badan/pejabat TUN dibawahnya dalam lingkungan pemerintahan.
Wewenang ini tidak dapat ditarik kembali oleh delegans kecuali setelah
ada pencabutan wewenang menurut ketentuan yang berlaku.
3). Mandat.
Adalah pelimpahan wewenang dari suatu badan/pejabat TUN yang satu kepada
badan/pejabat TUN yang lainnya dalam lingkungan internal pemerintahan.
*13 Wewenang yang dilimpahkan diperoleh badan/pejabat TUN melalui
wewenang atributif
*14 Orang yang memberi mandat disebut mandans, orang yang menerima
mandat disebut Mandataris.
*15 Prosedur pelimpahannya hanya didasarkan pada hubungan rutin antara
bawahan dengan atasan, kecuali dilarang secara tegas. Hanya bersifat
intern instansi.
*16 Tanggung jawab dan tanggung gugatnya tetap berada ditangan mandans
(Tidak beralih). Mandataris bertindak atas nama mandans.
*17 Setiap saat /sewaktu-waktu mandat dapat ditarik oleh pemberinya yaitu
mandans.
Perbedaan Pemberian Delegasi dengan Mandat
Delegasi
1).Yang memberi delegasi disebut delegans,
yang menerima delegataris.
2).Yang beralih semua wewenang yang ada.
Mandat
1).Yang memberi mandat disebut mandans,
yang menerima disebut mandataris.
2).Wewenang
tidak
beralih,
mandataris
52
pelimpahan
ketentuan
ditangan mandans.
4).Wewenang
wewenang
peraturan
ditarik
kembali
bersifat
6).Bentuk : A.n.
7). Bentuknya harus tertulis.
dapat
intern
pada
instansi
yang
bersangkutan.
6).Bentuk : U.b.
7). Bentuknya lisan/tulisan
Menurut Indroharto jika dilihat dari sifatnya , wewenang dapat dibedakan menjadi :
1. Wewenang yang bersifat terikat
Terjadi apabila peraturan dasarnya menentukan kapan dan dalam keadaan
bagaimana wewenang tersebut dapat digunakan atau peraturan sedikit banyak
menentukan isi dari keputusan yang harus diambil. Dengan kata lain terjadi apabila
peraturan dasar yang menentukan isi keputusan yang harus diambil secara terinci, di
sini tertutup bagi penyelenggara untuk melakukan penafsiran terhadap peraturan
dasarnya.
2. Wewenang yang bersifat fakultatif
Terjadi dalam hal badan atau pejabat tata usaha negara yang bersangkutan tidak
wajib menerapkan wewenangnya atau sedikit banyak masih ada pilihan, sekalipun
pilihan itu hanya dapat dilakukan dalam hal-hal atau keadaan-keadaan tertentu
sebagaimana ditentukan dalam peraturan dasarnya;
3. Wewenang yang bersifat bebas
Terjadi ketika peraturan dasarnya memberi kebebasan kepada badan atau pejabat
tata usaha negara untuk menentukan sendiri mengenai isi dari keputusan yang
akan dikeluarkan atau peraturan dasarnya memberikan ruang lingkup kebebasan
kepada pejabat atat usaha negara yang bersangkutan.
53
BAB IX
TINDAKAN/PERBUATAN PEMERINTAHAN
(BESTUURS HANDELINGEN)
A. Tindakan/ Perbuatan Pemerintah
Perbuatan /tindakan
54
pemerintahan;
3). Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat
hukum di bidang Hukum Administrasi;
4). Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan
kepentingan negara dan rakyat.
2. Tindakan/Perbuatan
Hukum
Rechtshandelingen).
Yaitu tindakan/perbuatan hukum pemerintahan yang dilakukan dalam lapangan
hukum publik.
Tindakan/perbuatan hukum publik pemerintahan terdiri dari:
a. Tindakan /Perbuatan Hukum Publik Beberapa Pihak/Bersegi Dua/Bilateral/
Ganda/ Horizontal (Meerzijdige Publiekrechtelijke Rechtshandelingen ).
Yaitu tindakan /perbuatan hukum publik yang dilakukan oleh beberapa
pihak (lebih dari satu pihak)
Ex: Pelepasan hak atas tanah.
b. Tindakan/Perbuatan
Hukum
Satu/Unilateral/Vertikal (Eenzijdige
Publik
Sepihak/
Bersegi
Publiekrechtelijke
Rechtshandelingen).
56
mengadakan
peraturan
maupun
perbuatan
mengadakan
ketetapan
berdasarkan perjanjian.
Konsekuensinya maka pendapat ini mengakui perjanjian yang diatur dalam
hukum publik, jadi ada hukum publik yang bersegi dua (Donner,
Kranenburg). Misal : Perjanjian Kerja Jangka Pendek (Cortverband
contract).
Menurut Prof. Muchsan yang relevan bagi HAN adalah perbuatan/tindakan
hukum publik yang bersegi satu, sebab kedudukan antara penguasa dengan
yang dikuasai tidak sejajar akan tetapi mempunyai hubungan hierarkis.
Dapatkah administrasi negara mengadakan hubungan hukum berdasarkan
Hukum Privat ?
Menurut Paul Scholten
Administrasi negara dalam menjalankan tugas pemerintahan tidak dapat
menggunakan hukum privat.
Alasannya : karena sifat privat itu mengatur hubungan hukum yang merupakan
kehendak kedua nelah pihak dan bersifat perorangan, sedangkan HAN
merupakan bagian dari hukum publik yang merupakan hukum untuk tindakan
atas kehendak satu pihak.
D.
BAB X
KETETAPAN ADMINISTRASI/KEPUTUSAN TATA USAHA
NEGARA ( BESCHIKKING)
A.
dan
individual.
4. Menurut UU No. 5 Tahun 1986.
Istilah ketetapan administrasi dikenal dengan istilah Keputusan Tata Usaha
Negara, yaitu suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan
pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku , yang bersifat
kongkrit, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang
atau badan hukum perdata.
5. Utrecht
Ketetapan administrasi adalah perbuatan hukum publik yang bersifat sepihak
yang dilakukan aparat administrasi negara saat melaksanakan fungsinya
berdasarkan kaidah hukum in abstracto untuk menyelesaikan masalah hukum
in concreto.
59
wenangan
aparat
administrasi
ada
macam
kemungkinan yaitu:
1). Tidak wenang karena materinya (Ration Materiale);
2). Tidak wenang karena tempatnya (Ration Loccus);
3). Tidak wenang karena waktunya (Ration Temporis).
1.b). Dalam kehendak pembuat ketetapan tidak boleh ada kekurangan
yuridis berupa:
1). Unsur penipuan (Bedrog), yaitu adanya tipu muslihat yang
menyebabkan seseorang terpengaruh sehingga berbuat sesuai
dengan kehendak si penipu.
2). Unsur Kekhilafan ( Dwalling), adanya aktifitas orang lain tapi
tidak ada unsur melawan hukum.
3). Unsur Paksaan ( Dwang), jika seseorang tidak mempunyai
kehendak lain kecuali harus mengikuti kehendak si pemaksa.
1.c). Setiap peraturan dasarnya pasti mempunyai tujuan ideal, tujuan
pembuatan ketetapan haruslah sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan dasarnya.
C. Macam-Macam Ketetapan
1. Dilihat Dari Bentuknya:
a. Ketetapan Lisan.
Pada umumnya ketetapan ini dikeluarkan dalam 2 hal:
61
1). Dalam hal ketetapan ini tidak membawa akibat kekal dan yang tidak
begitu penting bagi administrasi negara.
2). Dalam hal ketetapan dikeluarkan aparat administrasi negara yang ingin
menimbulkan akibat yang timbul segera.
Syarat dibuatnya ketetapan lisan:
1). Si pembuat ketetapan menghendaki adanya akibat yang timbul segera;
2). Bersifat sementara/tidak kekal;
3). Bersifat imperatif/perintah.
b. Ketetapan Tertulis.
Ketetapan yang dibuat dalam bentuk tertulis.
Ex: Sertifikat, SIM dll.
2. Ketetapan Dilihat Dari Sifatnya:
a. Ketetapan Konstitutif.
Ketetapan yang mempunyai kekuatan untuk menimbulkan hak dan kewajiban
dari para pihak yang terkait.
Ex: Pengangkatan PNS
b. Ketetapan Deklarator.
Ketetapan yang fungsinya hanya untuk mengumumkan adanya suatu hak atau
kewajiban bagi subyek hukum tertentu.
Ex: Cerai, nikah, akta kelahiran, akta kematian
3. Dilihat Dari Segi Kekuatan Hukum (Rechts Kracht):
a. Ketetapan yang mempunyai kekuatan hukum kekal/abadi atau ketetapan yang
ein mallig.
Ketetapan yang tidak bisa ditarik kembali dan hanya terjadi satu kali
padawaktu itu juga.
b. Ketetapan yang mempunyai kekuatan hukum biasa/tidak kekal.
Ex: SK pengangkatan Pejabat Sementara (PJS)
Adisapoetra):
1. Jika peraturan dasarnya tidak memberikan kemungkinan mengajukan banding
bagi pihak yang dikenai ketetapan , maka ketetapan tersebut mulai berlaku sejak
saat diterbitkan;
2. Jika berdasarkan peraturan dasarnya terdapat kemungkinan untuk mengajukan
banding terhadap ketetapan tsb, maka berlakunya ketetapan tersebut tergantung
dari proses banding tersebut;
63
3. Jika ketetapan itu memerlukan persetujuan instansi yang lebih tinggi, maka
berlakunya ketetapan itu setelah mendapatkan persetujuan/pengesahan.
Ketetapan yang sah dan telah dapat berlaku dengan sendirinya akan memiliki 2
(dua) macam kekuatan hukum, yaitu:
1. Kekuatan Hukum Formal (Formeel Rechtskracht);
2. Kekuatan Hukum Materil (Materiale Rechtskracht).
Ad.1 Kekuatan Hukum Formil
Kekeuatan hukum formal suatu ketetapan adalah pengaruh yang dapat
diadakan /timbul karena adanya ketetapan tersebut;
Ketetapan mempunyai kekuatan hukum formal bila ketetapan tersebut tidak
lagi dapat dibantah oleh pihak yang berkepentingan, oleh hakim, organ
pemerintahan yang lebih tinggi
sendiri.
Ketetapan memiliki kekuatan hukum formal dalam 2 hal:
1. Ketetapan yang telah mendapatkan persetujuan dari instansi yang lebih
tinggi;
2. Ketetapan dimana permohonan untuk banding terhadap ketetapan tsb
ditolak atau pihak yang terkenan ketetapan tidak menggunakan haknya
untuk banding dalam jangka waktu yang telah ditetapkan oleh UU.
Ad.2 Kekuatan Hukum Materiil
Yang dimaksud ketetapan yang mempunyai kekuatan hukum materiil adalah
pengaruh yang dapat diadakan /timbul karena adanya isi ketetapan;
Ketetapan mempunyai kekuatan hukum materiil bila ketetapan itu tidak lagi
dapat ditiadakan oleh alat Negara yang membuatnya;
Ketetapan yang sah dan sudah dinyatakan berlaku di samping mempunyai
kekuatan hukum formal dan materiil juga melahirkan praduga rechtmatig
(Asas Presumptio Justea Causa).
64
BAB XI
ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK
Dalam menjalankan tugas dan kewenangannya aparatur pemerintah diharapkan dapat
selalu memperhatikan beberapa asas yang dijadikan pedoman aparatur pemerintah
dalam bertingkah laku dan dalam membuat keputusan /ketetapan tata usaha Negara.
Meskipun sebagian dari asas-asas ini untuk saat ini ada yang dijadikan ketentuan
tertulis secara formal dalam undang-undang (UU No. 28 Tahun 1999) , tetapi ada
sebagian yang tidak tertulis secara formal dalam ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. Meskipun demikian asas-asas ini tetap harus diperhatikan oleh aparatur
pemerintah di dalam menjalankan tugas dan kewenangannya sehari-hari.
65
1.
Istilah
a). Dari bahasa Belanda : Algemene Beginselen van Behoorlijk Bestuur;
b). Dari bahasa Inggris : The General Principles of Good Government;
c). Dalam bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai Asas-asas Umum Pemerintahan
Yang layak ( AAUPL) atau Asas-asas Umum Pemerintahan Yang Baik (AAUPB).
2.
Macam-Macam AAUPL/AAUPB
Ada banyak pendapat para pakar hukum mengenai AAUPL/AAUPB, masingmasing pendapat tidak sama satu dengan yang lainnya. Berikut beberapa pendapat
yang dapat dikemukakan.
a.
2.
Asas Keseimbangan
67
4.
Asas Kecermatan
Asas ini menghendaki agar administrasi negara senantiasa bertindak hatihati dalam membuat keputusan agar tidak menimbulkan kerugian bagi
warga masyarakat.
5.
keputusan pejabat
administrasi dapat bersandar pada alasan atau motivasi yang cukup yang
sifatnya benar, adil dan jelas.
6.
7.
9.
tugas
dan
kewenangannya
harus
memperhatikan
dan
Negara
sesuai
dengan
ketentuan
peraturan
70
BAB XII
PERBUATAN MAL ADMINISTRASI
A. Pengertian
1. Secara teoritis
Perbuatan aparatur pemerintah yang melanggar kaidah-kaidah hukum
administrasi Negara materiil.
2. Secara Yuridis ( Pasal 1 UU No. 37 Tahun 2008 ttg Ombudsman Republik
Indonesia).
Maladministrasi adalah perilaku atau perbuatan melawan hukum, melampaui
wewenang, menggunakan wewenang untuk tujuan lain dari yang menjadi
tujuan wewenang tersebut,
pemerintahan.
Menurut Prof. DR. Muchsan perbuatan maladminsitrasi yang dapat dilakukan oleh
aparatur pemerintah dapat dibedakan menjadi:
1. Perbuatan Aparatur Pemerintah Yang Tercela (Willekieur);
2. Perbuatan Aparatur Pemerintah Yang Melanggar Asas-asas Umum Pemerintahan
Yang Baik (AAUPB);
3. Perbuatan Aparatur Pemerintah Yang Tidak Pantas : perbuatan aparatur pemerintah
yang melanggar sumpah dan janji jabatannya .
Ad.1. Perbuatan Aparaur Pemerintah Yang Tercela
Terdiri dari :
a. Perbuatan melawan hukum (Onrechtmatige daad van bestuurs)
b. Perbuatan melawan undang-undang (Onwetmatige daad van bestuurs)
c. Perbuatan yang tidak bermanfaat (Ondoelmatige daad van bestuurs)
d. Perbuatan yang tidak tepat (Onjuist)
e. Perbuatan yang menyalahgunakan wewenang (Detournement de Pouvoir).
a). Perbuatan melawan hukum
Unsur perbuatan melawan hukum oleh penguasa:
1. Perbuatan penguasa bertentangan dengan hukum yang berlaku;
2. Perbuatan penguasa melanggar kewajiban hukumnya sendiri;
3. Perbuatan penguasa melanggar kepentingan masyarakat yang
seharusnya dipatuhi;
4. Adanya kerugian konkrit yang diderita oleh masyarakat.
Pengertian hukum di sini menurut Prof.Muchsan termasuk hukum yang
tertulis maupun hukum yang tidak tertulis. Hukum tertulis termasuk
semua
perangkat
peraturan
perundang-undangan
yang
berlaku
menyalahgunakan
menyalahgunakan
wewenang
wewenang
sering
terjadi
dalam
wewenangnya
untuk
menyelenggarakan
suatu
BAB XIII
HUKUM KEPEGAWAIAN
74
A. Dasar Hukum.
UU No. 8 Tahun 1974 jo UU No. 43 Tahun 1999.
B.
UU No. 8/1974
75
1. PNS
1.
PNS
2. Anggota TNI
2. Anggota ABRI
Pemerintah
Non
Departemen,
Kesekretariatan
Lembaga
untuk menyelenggarakan
tugas
negara lainnya.
Ad.2. PNS Daerah:
Adalah PNS Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota yang gajinya didepankan pada
APBD dan bekerja pada Pemerintah Daerah atau dipekerjakan di luar instansi
induknya.
PNS Pusat dan Daerah yang diperbantukan di luar instansi induknya, gajinya
dibebankan pada instansi yang menerima perbantuan.
Di samping
(honorer).
Pegawai Tidak Tetap adalah pegawai yang diangkat untuk jangka waktu tertentu
guna melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat tehnis
profesional
dan administrasi
dan kemampuan
dengan beban
yang
meninggal dunia;
6. Hak untuk mendapat pensiun bagi Pegawai Negeri yang telah memenuhi
syarat-syarat tertentu.
F . Kewajiban Pegawai Negeri.
1. Setiap Pegawai Negeri wajib setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945,
Negara dan Pemerintah , serta wajib menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia ( UU No. 43/1999);
77
negara sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945 dan Pejabat Negara lainnya
yang ditentukan oleh Undang-undang.
Pasal 11 ayat (2) UU No. 43/1999 menyebutkan bahwa:
Seorang
Pegawai
Negeri
yang
diangkat
menjadi pejabat
negara
11.
No. 43/1999).
78
Instansi Induknya;
adalah sistem
gabungan/campuran ini.
Ciri khas yang melekat pada Pegawai Negeri adalah adanya hubungan dinas
publik.
Pengertian Hubungan Dinas Publik .
Logemann :
Adalah bilamana seseorang mengikatkan dirinya untuk tunduk pada perintah dari
pemerintah untuk melakukan sesuatu atau beberapa macam jabatan dengan
imbalan berupa pemberian gaji dan beberapa keuntungan lainnya.
Segi Hukum Pengangkatan Pegawai Negeri.
Ada 2 pendapat mengenai segi hukum pengangkatan Pegawai Negeri yang
menimbulkan hubungan dinas publik:
1).Pendapat Logemann, Kranenburg, Vegting, van Praag, Prins dan Buys.
Hubungan dinas publik dan pengangkatan Pegawai Negeri merupakan suatu
perjanjian karena adanya persesuaian kehendak (kontrak sukarela) antara
pegawai dengan pemerintah.
Menurut Buys:
a. Kontrak sukarela itu tidaklah didasarkan pada Pasal 1338 KUHPerdata,
melainkan didasarkan pada
(Contract
Pendapat Y. Heelskreek:
81
Di Indonesia:
Hukum kepegawaian di Indonesia cenderung menggunakan teori kontrak
istimewa dari Buys yakni dengan adanya tuntutan dari pemerintah agar
semua pegawai negeri bersikap monoloyalitas.
2). Pendapat Van der Pot, Donner, Van der Grinten, Van Urk.
Pengangkatan atau hubungan dinas publik pada pegawai negeri bukanlah
didasarkan pada kontrak istimewa melainkan merupakan perbuatan hukum yang
bersegi satu yang dilakukan pemerintah berdasarkan penunjukan (aanstelling)
terhadap pegawai negeri ybs untuk duduk dalam jabatannya.
*21
Pendapat Utrecht:
Meskipun dalam pengangkatan pegawai negeri itu merupakan perbuatan
hukum bersegi satu (aanstelling) dari pemerintah, tetapi aanstelling itu
sebenarnya merupakan suatu akibat dari hubungan dinas publik dan bukan
merupakan peristiwa hukum yang menimbulkannya.
3).
82
Di Indonesia tidak semua realitas di atas benar, sebab kenyataannya ada beberapa
golongan pejabat negara diangkat dengan cara yang berbeda cara di atas, yaitu:
1). Ada golongan pejabat yang diangkat tidak berdasarkan pemilihan tetapi
didasarkan pada hak prerogatif presiden (Ex: menteri);
2). Ada golongan pejabat negara yang diangkat untuk seterusnya sampai
meninggal , tidak dibatasi oleh periode waktu tertentu (Ex: hakim agung);
3). Ada pejabat negara yang diangkat oleh presiden atas usul DPR ( Ex: Ketua
MA, hakim agung);
4). Ada golongan pejabat negara yang diangkat berdasarkan hasil pemilihan
tetapi harus dimintakan persetujuan pemerintah pusat ( Ex: Gubernur).
BAB XIV
HUKUM KEUANGAN NEGARA
1.
Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
84
Keuangan negara yang diurus langsung oleh negara yang berbentuk APBN dan
APBD inilah yang disebut dengan anggaran negara.
Istilah anggaran negara dengan keuangan negara tidak sama, sebab ruang
lingkupnya lebih luas keuangan negara daripada anggaran negara. Tetapi
anggaran negara merupakan inti dari keuangan negara, sebab dengan anggaran
negara inilah fungsi pemerintah dapat berjalan.
4.
85
Public Income yang paling dominan diseluruh dunis adalah pajak. Sebab
pajak merupakan sumber pendapatan negara yang paling mudah
pemungutannya dan dapat
b.
c.
d.
dicantumkan.
Sumber keuangan negara:
a). Domein negara;
b). Taxation;
c). Regalia (Upeti). Ini ada pada negara monarki dahulu. Upeti
kepada raja ada 2 macam yaitu upeti mayora (besar) yaitu upeti
87
yang dikaitkan dengan hak preroatif raja dan upeti minora (kecil)
yaitu upeti yang tidak dikaitkan dengan hak prerogatif raja.
3). Menurut Goed hart
Jika menyebut sumber pendapatan negara janganlah menyebutkan
jenis bendanya, sebab jenis itu mudah berubah dan berkembang ,
lebih baik menyebut sifat-sifatnya (sifat hukumnya).
Dilihat dari sifat hukumnya sumber pendapatan negara dibedakan
menjadi:
a. Publiek Rechteleijk yaitu sumber pendapatan negara yang
tunduk pada hukum publik.
Ex: pajak, bea cukai
b. Privaat Rechtelijk yaitu sumber pendapatan negara yang tunduk
pada hukum privat.
Ex: keuntungan perusahaan negara
4). Sumber pendapatan negara menurut APBN
a) . Pendapatan migas;
b). Pendapatan non migas;
c). Pendapatan pajak;
d). Pendapatan bea cukai ;
e). Laba perusahaan negara;
f). Sumbangan sumbangan.
Ad. 2 Public Expenditure (Pengeluaran Negara)
Adalah seluruh biaya yang dikeluarkan negara dalam menjalankan
fungsinya/tugasnya
a). Pengeluaran negara menurut Adam Smith
1). Obligatory Expenditure
Yaitu pengeluaran negara yang sifatnya wajib (mutlak), sebab jika
pengeluaran ini tidak ada maka fungsi negara tidak akan berjalan.
Ex: belanja pegawai
2). Capital Expenditure
88
a). Untied Title (Unpolitical Title) : jika akan melakukan pinjaman dana
dari luar negeri harus tanpa syarat-syarat yang bersifat tidak umum.
Dalam arti oleh kreditur dikaitkan dengan masalah-masalah yang
bersifat politis.
b). Ability To Pay : harus dalam batas kemampuan keuangan negara untuk
membayar angsuran beserta bunganya.
c). Grace Periode minimal 8 tahun: tenggang waktu pembayaran angsuran
1 plus bunganya minimal 8 tahun sejak hutang diperoleh.
d). Untuk kepentingan industri yang dapat menyerap banyak tenaga kerja.
Pengurusan khusus
ditangan bendaharawan.
Dasar hukum
Perpres No. 54 Tahun 2010 ttg Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah ( Telah
dirubah dengan Perpres No. 35
2012 )
Definisi : Pasal 1 ayat (1) dan (2) PP No. 6 Th 2006
Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah
Barang Milik Daerah (BMD) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah
Kepunyaan publik :
Benda/barang-barang yang disediakan oleh pemerintah untuk dipakai oleh
masyarakat.
Kemanfaatan benda tersebut dapat dinikmati secara langsung oleh masyarakat
umum, seperti jalan, jembatan, pelabuhan, bandara dsb
Kedudukan Hukum Dari Benda Milik Negara
Menurut Proudhon,
Privat domein diatur dengan hukum perdata biasa, yaitu hukum yang mengatur
propiete, dalam code civil perancis. Di Indonesia diatur dalam Pasal 570 KUHPdt
Sedangkan publik domein tidak tunduk pada hukum perdata tetapi diatur oleh hukum
tersendiri, yaitu hukum domein publiek
Kedudukan Negara terhadap Publik Domein:
1. Proudhon :
Karena kepunyaan publik tidak tunduk pada hukum perdata biasa, maka
kedudukan Negara terhadap publik domein bukan sebagai pemilik (eigenaar)
melainkan hanya sebagai pihak yang menguasai (beheeren) dan mengawasi.
Oleh karena peraturan-peraturan mengenai kepunyaan perdata biasa tidak berlaku
bagi benda-benda publik domein, maka pemerintah bukan eigenaar (pemilik)
benda-benda tersebut. Negara hanya menguasai (beheren) dan melakukan
pengawasan atas benda-benda tersebut.
Pendapat Proudhon ini termasuk pendapat klasik yg makin lama makin
ditinggalkan.
2. Vegting:
Proudhon rupanya tidak insyaf bahwa ia dalam membuat pendapatnya telah
menyimpang dari pendapat-pendapat
3. Thorbecke :
Benda-benda yang bukan benda perniagaan tidak dapat menjadi pokok bezit,
sehingga benda-benda tersebut tidak dapat menjadi hak eigendom. Benda-benda
yang tidak dapat dijadikan hak eigendom tersebut tentunya bukan milik seorang
eigenaar, dengan demikian Negara bukanlah eigenaar terhadap benda domein
publiek tersebut, domein publiek bukan benda perniagaan
4. Von Reeken :
Planiol:
Domein Publiek itu tidak lain daripada hanya suatu penerusan (voorzetting) hak yg
oleh orang-orang Romawi dahulu diakui diatas apa yg disebut res publicae.
6.
Marcel Waline:
Negara adalah eigenaar dari benda-benda kepunyaan publik, tetapi dalam
menjalankan hak-hak yg oleh KUH Perdata diberi pada suatu eigenaar, kekuasaan
negara itu terbatas saja.
93
1.
2.
Benda bergerak :
- alat-alat besar: bolduser, traktor, mesin pengebor dsb
- peralatan pabrik, studio, dynamo, generator
- peralatan kantor : mesin ketik, computer, meja kursi, brankas, radio dsb
- semua inventaris perpustakaan, inventaris barang yang bercorak kebudayaan
- alat-alat pengangkut: kapal terbang, laut, bis sepeda motor dsb
- inventaris perlengkapan rumah sakit
3.
Hewan-hewan
4.
95
barang,
gubernur/bupati/walikota
pengguna
barang,
pengelola
barang
dan
masingmasing;
b. Asas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik Negara/daerah harus
dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan;
c. Asas transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang milik negara/daerah
harus transparan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang
benar.
d. Asas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah diarahkan agar barang
milik negara/daerah digunakan sesuai batasan-batasan standar kebutuhan yang
diperlukan dalam rangka menunjang penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi
pemerintahan secara optimal;
e. Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang milik negara/daerah
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat;
f. Asas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah harus didukung
oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi
pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik negara/daerah serta penyusunan
Neraca Pemerintah.
Perencanaan dan penganggaran BMN/BMD
Perencanaan kebutuhan barang milik Negara/daerah disusun dalam rencana kerja
anggaran kementrian Negara/lembaga/satuan kerja perangkat
daerah setelah
standar barang
2.
standar kebutuhan
3.
standar harga
yang ditetapkan oleh pengelola barang setelah berkoordinasi denga instansi terkait.
96
Penggunaan Barang :
Kegiatan yang dilakukan oleh pengguna barang dalam mengelola dan menatausahakan
barang milik Negara/daerah yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi instansi yang
bersangkutan.
Pemanfaatan dan Pemindahtanganan
Barang milik negara/daerah dapat dimanfaatkan atau dipindahtangankan
apabila tidak digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan negara/daerah. Dalam
konteks pemanfaatan tidak terjadi adanya peralihan kepemilikan dari pemerintah
kepada pihak lain. Sedangkan dalam konteks pemindahtanganan akan terjadi peralihan
kepemilikan atas barang milik negara/daerah dari pemerintah kepada pihak lain.
Tanah dan/atau bangunan yang tidak dipergunakan sesuai tugas pokok dan
fungsi instansi pengguna barang harus diserahkan kepada Menteri Keuangan selaku
pengelola barang untuk barang milik negara, atau gubemur/bupati/walikota selaku
pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah untuk barang milik daerah.
Penyerahan kembali barang milik negara/daerah tersebut dilakukan dengan
memperhatikan kondisi status tanah dan/atau bangunan, apakah telah bersertifikat
(baik dalam kondisi bermasalah maupun tidak bermasalah) atau tidak bersertifikat
(baik dalam kondisi bermasalah maupun tidak bermasalah).
Barang milik Negara/daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang telah
diserahkan tersebut selanjutnya didayagunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan
negara, yang meliputi fungsi-fungsi berikut:
1) Fungsi Pelayanan
Fungsi ini direalisasikan melalui pengalihan status penggunaan, di mana barang
milik negara/daerah dialihkan penggunaannya kepada instansi pemerintah lainnya
untuk digunakan dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya.
2) Fungsi Budgeter
Fungsi ini direalisasikan melalui pemanfaatan dan pemindahtanganan.
Pemanfaatan dimaksud dilakukan dalam bentuk sewa, kerjasama pemanfaatan,
pinjam pakai, bangun guna serah dan bangun serah guna. Sedangkan
97
/Jasa
adalah
Kementerian/Lembaga/Satuan
kegiatan
untuk
Kerja
Perangkat
memperoleh
Barang/Jasa
Daerah/Institusi
lainnya
oleh
yang
Adalah
serangkaian
kegiatan
untuk
menyediakan
kebutuhan
a. pertimbangan teknis secara fisik barang tidak dapat digunakan lagi karena
rusak, kadaluarsa, aus, susut dll
b. karena hilang
c. karena
pertimbangan
ekonomis,
seperti
jumlah
berlebih,
lebih
menguntungkan bila karena biaya perawatannya yang mahal, atau mati bagi
tanaman atau hewan
2. Barang tidak bergerak :
a. rusak berat, terkena bencana alam/force majeure, tidak dapat dimanfaatkan
secara maksimal
b. terkena planologi kota
c. kebutuhan organisasi karena perkembangan tugas
d. penyatuan organisasi dalam rangka efisiensi dan memudahkan koordinasi
e. pertimbangan dalam rangka pelaksanaan rencana strategis Hankam
Prosedur Penghapusan :
1. Laporan/usulan tentang penghapusan barang milik Negara oleh unit pemakai
barang/bendaharawan barang
2. Pembentukan panitia penghapusan
3. Penelitian dan penilaian panitia penghapusan terhadap barang ybs. Hasil penelitian
ini kemudian dituangkan dalam berita acara penghapusan
4. Dikeluarkan SK penghapusan
Bentuk pemindahtangan sebagai tindak lanjut dari penghapusan :
1. Penjualan
2. Tukar menukar
3. Hibah/disumbangkan, dengan pertimbangan untuk kepentingan sosial, keagamaan,
kemanusiaan dan penyelenggaraan pemerintahan Negara/daerah
4. Penyertaan modal, adalah pengalihan kepemilikan barang milik Negara/daerah
dan/atau uang yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi
kekayaan
yang
dipisahkan
untuk
diperhitungkan
sebagi
modal/saham
pengelolaan keuangan daerah yang dilaksanakan secara terpisah dari pengelolaan milik
Negara.
103