You are on page 1of 15

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Status Pemegang IUP atau IUPK


PT Coal Indonesia yang berada di daerah Desa Sei Payan, Kecamatan
Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, berpedoman
kepada izin yang telah didapat, seperti :

Peninjauan Potensi Batubara di Wilayah PT Coali, Desa Sei Payan,


Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (SKIP No.

1778/PP/14)
Penyelidikan Umum Bahan Galian Batubara di Daerah Desa Sei Payan,
Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur (KW KTN
3101/94-Ijin-Eks) / Ijin Usaha Pertambangan Penyelidikan Umum No.

0612/08-TMB/PP/2015
Ijin Kuasa Penambangan Eksplorasi (KW KTN. 1407/93-Ijin-Eks) Kepada
PT. GEOPIC, sesuai Keputusan Bupati Kutai Kartanegara No 311415/PN-7

1.2 Luas Wilayah IUP


PT Coal Indonesia memiliki luasan Izin Usaha Pertambangan 535.55 ha
yang direncanakan untuk kegiatan operasi produksi dan juga fasilitas penunjang
lainnya seperti kantor, masjid, tempat tinggal karyawan, nursery room, pos
keamanan, stockpile, dan workshop.

1.3 Persetujuan Dokumen Lingkungan Hidup


Laporan tentang kajian aspek lingkungan hidup secara lengkap yang
terdiri dari Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) dapat dilihat
pada dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).

1.4 Lokasi Kesampaian Daerah

Untuk mencapai PT Coal Indonesia dapat ditempuh dari Bandung dengan


menggunakan transportasi darat dan udara dengan jalur sebagai berikut :

Bandung (Bandara Husein Sastranegara) - Balikpapan (Bandara

Sepingan) 2 jam menggunakan pesawat udara.


Balikpapan - Samarinda, dapat dicapai dengan menggunakan kendaraan
roda 4 (empat) dengan kondisi jalan beraspal baik, dengan waktu tempuh

3 jam, berjalan sekitar 115 km.


Samarinda Kutai Kartanegara, dapat ditempuh selama 2 jam berjarak
sekitar 65 km dengan menggunakan kendaraan roda empat dengan

kondisi jalan beraspal.


Kutai Kartanegara - Lokasi penelitian, memiliki jarak 30 km yang dapat
ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat selama 1 jam.
Kondisi jalan terdiri dari jalan tanah dengan pengerasan yang masih baik
untuk digunakan.

1.5 Tata Guna Lahan


Pengembangan tata guna lahan di Kabupaten Kutai Kartanegara adalah
lahan tanaman industri dan lahan kering tidak produktif. Sebagian besar lahan
tanaman industri dimanfaatkan dengan penanaman sawit. Namun pada daerah
IUP PT Coal Indonesia termasuk kedalam kawasan budidaya kehutanan (hutan
produksi). Kawasan budidaya kehutanan ini pada prinsipnya dapat digunakan
untuk kegiatan pertambangan yaitu dengan cara perijinan pinjam pakai lahan
pada direktorat jendral kehutanan (DIRJEN Kehutanan).

BAB II
RENCANA PEMBUKAAN LAHAN

2.1 Area Penambangan


Area penambangan terletak di daerah IUP dengan luasan penambangan
201.530 ha dari total luasan Izin Usaha Pertambangan (IUP) 535.55 ha dengan
umur tambang 10 tahun. Metode penambangan yang digunakan adalah open pit
dengan peralatah utama penambangan seperti dump truck, excavator, bulldozer,
dan motor grader. Stripping ratio yang didapatkan dari perbandingan volume
pengupasan lapisan tanah penutup (overburden) dan volume produksi batubara
adalah 30 dengan rencana produksi batubara 1,860,462.73 m 3 dan rencana
pengupasan overburden (OB) 6,962,067.56 m3 ditiap tahunnya selama 10 tahun
umur tambang.

2.2 Timbunan

Disposal
Untuk timbunan material penutup (overburden) direncanakan dengan

metode terrace dump dengan luasan area 6.17 ha. Timbunan dibuat dengan
tinggi lereng 5 m dan overall slope 25o.

Stockpile
Selain tanah penutup, dibutuhkan juga lokasi untuk penimbunan komoditi
tambang (stockpile) yang dalam hal ini adalah Batubara dengan luasan area 2.83
ha.

2.3 Jalan
Jalan dibuat untuk menghubungkan antar sarana dan prasaran dan juga
penting untuk menunjang kegiatan produksi. Jalan dibuat dengan kondisi
kemiringan yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi topografi yang dilewati.
Luasan total untuk jalan tambang atau jalan angkut yang akan dibuka adalah
2,86 ha.

2.4 Kolam Sedimen


Kolam sedimen (sediment pond) dibuat untuk manajemen air yang
berasal dari dalam pit. Luasan area kolam sedimen yang akan dibuat adalah
0.31 ha dengan tiga kolam pada luasan tersebut.

2.5 Fasilitas Penunjang


Untuk menunjang kegiatan penambangan dibutuhkan sarana dan
prasaran seperti kantor, nurserry room/nurserry area, masjid, pos keamanan,
workshop, dan perumahan karyawan. Luasan masing-masing untuk fasilitas
penunjang adalah untuk kantor, kantin, dan musolah adalah 3.710 ha, untuk
perumahan karyawan 0,46 ha, untuk nursery area 0,17 ha, untuk pos keamanan,
0,003 ha, dan untuk workshop 0,52 ha.
Tabel 2.1
Rencana Luasan Bukaan Lahan

No

2
3
4
5

JENIS KEGIATAN
Areal prasarana / sarana pendukung
a. Kantor Administrasi Tambang, Mushola
dan Kantin
b. Pemukiman Karyawan (mess)
c. Nurserry atau Unit K3
d. Pos Keamanan
e. Settling Pond
f. Bengkel dan Parkir
Pit (Lubang Bukaan) selama 10 Tahun
Areal Timbunan (Disposal)
Areal jalan tambang
Areal Komoditi Tambang
Total

LUAS
(Ha)
m
3.710

37,100

0.460
0.170
0.003
0.310
0.520
201.530
6.170
2.860
2.830
218.563

4,600
1,700
25
3,100
5,200
2,015,300
61,700
28,600
28,300
2,185,625

BAB III
PROGRAM REKLAMASI

3.1 Lahan yang Akan Direklamasi


Lahan yang akan direklamasi merupaka lahan akan dibuka sesuai
dengan rencana pembukaan lahan. Lahan yang akan direklamasi meliputi lahan
bekas tambang, tumbunan batuan samping dan/atau tanah/batuan penutup di
luar tambang, jalan tambang, bekas kolam sedimen, dan fasilitas penunjang
yang luasannya dinyatakan dalam satuan (ha).
Tabel 3.1
Lahan yanga Akan Direklamasi

N
o

URAIAN

2015

Tahun
2019

2024

51.8

140.6
5

240.9
4

0.1
0.617
0.283

0.1
3.085
1.415

0.1
6.17
2.83

2.86
0.031

0.155

0.31

4.17
0.52
0.172
5

1 Lahan yang dibuka (ha)


a. area penambangan
b. area luar penambangan
1) tumbunan tanah zona
pengakaran
2) timbunan batuan samping
3) timbunan komoditi tambang
4) timbunan limbah fasilitas
penunjang
5) jalan tambang
6) kolam sedimen
7) instalasi dan fasilitas
pengolahan
8) kantor dan perumahan
9) bengkel
10) fasilitas penunjang lainnya

3.2 Teknik dan Peralatan yang Akan Digunakan dalam Reklamasi


3.2.1

Teknik Reklamasi
Dalam kegiatan penambangan batubara diremcanakan menggunakan

metoda penambangan Cut and Fill dengan pembukaan lahan tambang secara
bertahap (tidak membuka bukaan tambang secara meluas), sehingga setiap
bukaan tambang yang telah selesai ditambang dapat langsung diisi oleh material

overburden blok bukaan didepannya (bukaan tambang berikutnya). Pelaksanaan


reklamasi lahan bekas tambang meliputi kegiatan sebagai berikut :
a.

Persiapan lahan berupa pengamanan, pengaturan bentuk lahan tambang


(landscaping) yang meliputi :
Pengamatan Lahan Bekas Tambang
Pemindahan atau pembersihan seluruh peralatan dan prasarana yang
tidak digunakan di lahan yang akan direklamasi,
Perencanaan secara tepat lokasi pembuangan

sampah/limbah

beracun dan berbahaya dengan perlakuan khusus agar tidak


mencemari lingkungan
Pembuangan potongan beton dan scrap pada tempat khusus.
Penutupan lubang bukaan tambang secara aman dan permanen.
Melarang atau menutup jalan masuk ke lahan bekas tambang yang
akan direklamasi
Pengaturan Bentuk Lahan (disesuaikan dengan Topografi)
Pengaturan bentuk lereng untuk mengurangi air limpasan (run off),
erosi, sedimentasi dan longsor. Selain itu untuk pembuatan lereng
jangan terlalu tinggi atau terjal dan dibentuk berteras-teras
Pengaturan saluran pembuangan air dibuat untuk mengatur air agar
mengalir pada tempat tertentu dan dapat mengurangi kerusakan lahan
akibat erosi. Selain itu jumlah atau kerapatan dan bentuk SPA
tergantung dari bentuk lahan (topografi) dan luas areal yang akan
b.

direklamasi.
Pengendalian Erosi dan Sedimentasi
Pengendalian erosi merupakan hal yang mutlak dilakukan selama
kegiatan penambangan dan setelah penambangan. Erosi dapat mengakibatkan
berkurangnya kesuburan tanah, terjadinya endapan lumpur dan sedimentasi di
alur-alur sungai. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya erosi oleh air adalah
curah hujan, kemiringan lereng (topografi), jenis tanah, tata guna tanah

c.

(perlakuan terhadap tanah) dan tanaman penutup tanah.


Pengolahan Tanah Penutup
Pengelolaan ini untuk mengatur dan memisahkan tanah pucuk dengan
lapisan tanah lain. Hal ini karena tanah pucuk merupakan media tumbuh bagi
tanaman dan merupakan salah satu faktor penting untuk keberhasilan
pertumbuhan tanaman pada kegiatan reklamasi.
3.2.2

Peralatan Reklamasi

Untuk menunjang keberhasilan reklamasi menggunakan peralatan dan


sarana prasarana, antara lain adalah Excavator.

3.3 Pentagunaan Lahan


Rencana penatagunaan dilakukan pada daerah bekas tambang dan di
luar bekas tambang dengan melakukan penimbunan yang meliputi luasan dari
daerah yang akan direklamasi. Penimbunan dilakukan dengan menggunakan
material yang berasal dari disposal. Untuk luasan dan volume material pengisi
dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2
Luasan dan Volume Penimbunan

N
o

URAIAN

3 Penimbunan
a. di bekas tambang
b. di luar bekas tambang
c. volume yang ditimbun di bekas
tambang
d. volume yang ditimbun di luar bekas
tambang

2015

Tahun
2019

2024

0.617
0.031
513791
2

3.085
0.155
278629
73

6.17
0.31
488531
15

620

3100

6200

3.4 Revegetasi
Revegetasi dapat dilakukan melalui berbagai tahapan kegiatan yaitu
penyusunan rancangan teknis tanaman, persiapan lapangan, pengadaan bibit
atau persemaian, pelaksanan penanaman dan pemeliharaan tanaman. Jenis
tanaman yang digunakan adalah tanaman Albasiah dengan jarak penanaman
per 5 m dengan luasana lahan 30 % dari luas area total daerah reklamasi.
Tabel 3.3
Revegetasi

No

URAIAN
b. revegetasi (ha) :
1) analisis kualitas tanah
(contoh)
2) pemupukan
3) pengadaan bibit
(batang/kg)
4) penanaman batang
5) pemeliharaan tanaman

2015

Tahun
2019

2024

5
0.27

5
1.35

5
2.7

540
540
0.27

2160
2160
1.35

2700
2700
2.7

Gambar 3.1
Sketsa Penanaman

3.5 Pekerjaan Sipil Sesuai Peruntukan Lahan Pasca Tambang


Pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan pasca tambang dilakukan pada
daerah yang tidak dijadikan lahan revegetasi seperti area pemukiman, kawasan
industry, pariwisata, dan lain-lain). Untuk luasan area reklamasinya dapat dilihat
pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4
Luasan Daerah Reklamsi Pekerjaan Sipil

N
URAIAN
o
6 Pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan
pasca tambang

2015

Tahun
2019

2024

0.486

2.43

4.86

3.6 Rencana Pemanfaatan Lubang Bekas Tambang


Reklamasi yang paling utama adalah pada daerah bekas penambangan.
Kegiatan reklamasi yang dilakukan meliputi stabilitas lereng, pengamanan
lubang bekas tambang, pemulihan dan pemantauan kualitas air serta
pengolahan lubang bekas tambang sesuai peruntukannya, dan pemeliharaan
lubang bekas tambang.
Tabel 3.5
Rencana Pemanfaatan Lubang Bekas Tambang

N
o

URAIAN

2015

rencana pemanfaatan lubang bekas


7 tambang :
a. stabilitas lereng
b. pengamanan lubang bekas tambang
(ha)
c. pemulihan dan pemantauan kualitas
air dan serta pengolahan air dalam

20.17
51.8
51.8

Tahun
2019

36.91
140.6
5
140.6
5

2024

52.39
240.94
240.94

lubang bekas tambang sesuai dengan


peruntukannya
d. pemeliharan lubang bekas tambang

51.8

140.6
5

240.94

3.7 Pemeliharaan
Tingkat keberhasilan dari semua metode penanaman akan berkurang bila
tidak dilakukan pemeliharaan yang baik. Pemeliharaan tanaman dimaksudkan
untuk memacu pertumbuhan tanaman sedemikian rupa sehingga pertumbuhan
tanaman yang optimum dapat diwujudkan. Pemeliharaan tanaman pada tahun
pertama meliputi kegiatan penyulaman, pengendalian gulma, penyiangan,
pendangiran, dan pemupukan. Sedangkan pada tahun kedua kegiatan yang
dilakukan berupa penyiangan, pengendalian gulma, pendangiran, pemupukan.

10

BAB IV
KRITERIA KEBERHASILAN
Kriteria keberhasilan yang dicapai dapat dilihat pada Tabel 4.1 yang
ditinjau dari kegiatan reklamasi yang telah direncanakan.
Tabel 4.1
Tabel Kriteria Keberhasilan

No.

Kegiatan
Reklamasi

Penatagunaan
Lahan

Revegetasi

Penyelesaian
Akhir

Obyek Kegiatan
Pemantauan Permukaan
Tanah
Penimbunan Kembali Lahan
Bekas Tambang

Renca
na
(ha)
240.94
240.94

Penebaran zona pengakaran

2.7

Pengendalian erosi dan


pengelolaan air

1.8

Penanaman

2.7

Pengelolaan air asam


tambang

247.11

Penutupan tajuk

247.11

pemeliharaan

2.7

10

Hasil
Evalu
asi
Berha
sil
Berha
sil
Berha
sil
Berha
sil
Berha
sil
Berha
sil
Berha
sil
Berha
sil

11

BAB V
BIAYA REKLAMASI
5.1 Biaya Penatagunaan Lahan
Biaya penata gunaann lahan merupakan biaya langsung yang terdiri dari
biaya penataan permukaan tanah, penebaran tanah pucuk, dan pengendalian
erosi dan pengolahan air. Penatagunaan lahan dilakukan dengan meggunakan
excavator PC 200 dengan biaya Rp 250,000 per ha.
Tabel 5.1
Produktivitas Alat Mekanis

KEMAMPUAN PRODUKSI ALAT MEKANIS


Jenis
Alat Gali
Type
Excavator
Spesifikasi
PC200
Keterangan
Lahan Reklamasi
N
o
Parameter
Simbol
Nilai
Satuan
Job Efficiency
1
E
0.89
%
Bucket Capacity
2
Ha
1.2
m3
Swell
Factor
3
SF
0.76
%
Bucket Fill Factor
4
FF
0.95
%
Loading Time
5
CT
0.467
menit
Density
6

1.30
ton/m3
Produktivititas
7
Q
128.79 ton/jam
Tabel 5.2
Biaya Penatagunaan Lahan

Biaya
Reklama
si (Rp)

Deskripsi Biaya
a. penatagunaan lahan :
1) penataan permukaan tanah
(ha)
2) penebaran tanah zona
pengakaran (ha)
3) pengendalian erosi dan
pengeloaan air

11

2,250,000
.00
675,000.0
0
450,000.0
0

Biaya
Reklam
asi
(US$)
160.71
48.21
32.14

12

5.2 Biaya Revegetasi


Biaya penata gunaann lahan merupakan biaya langsung yang terdiri dari
biaya analisis kualitas tanah, pemupukan, pengadaan bibit, penanaman, dan
pemeliharaan tanahaman.
Tabel 5.3
Biaya Revegetasi

No
1

Kegiatan

Jumlah

Pemupukan
a. Pupuk Urea
b. Pupuk TSP
c. Pupuk NPK
d. Pemupukan
Ulang
Total Pemupukan

Harga

Biaya

(Rp)

(Rp)

50
30
25
50

Kg
Kg
Kg
Kg

4,200
3,950
4,100
4,200

210,000
118,500
102,500
210,000

105

Kg

16,450

1,727,25
0

Pengadaan bibit
a. Pohon Albasiah
c. Pembuatan

2700
2700

Lubang
Total Pengadaan

Bata
ng
Bata

6,000

16,200,0

500

00
1,350,00

ng

Bibit
Penanaman
Kapur Penanaman
Tenaga Kerja

0
17,550,0
00

100
15

Kg
Oran

500
70,000

50,000
21,000,0
00
21,050,0

Total Penanaman

00
4

Pemeliharaan tanaman
Tenaga Kerja
Obat - obatan /

Oran

70,000

350,000

g
Botol

25,000

125,000

Pestisida
Total Pemeliharaan

475,000
Tabel 5.4
Biaya Revegetasi

Kegiatan
Analisis Kuaitas

Kompone
n
Conto

12

2015
5

Tahun
2019
5

2024
5

13

Tanah
Pemupukan
Pengadaan Bibit
Ph. Albasiah
Penanaman

Pemeliharaan

Biaya
(US$))
Luas (Ha)
Biaya
(US$))
Batang
Biaya
(US$))
Luas (Ha)
Biaya
(US$))
Luas (Ha)
Biaya
(US$))

142.86
0.27

142.86
1.35

142.86
2.7

456.94
540

91.39
2160

231.43
0.27
250.71
0.27

925.71
1.35
1002.8
6
1.35

33.93

169.64

45.69
2700
1157.1
4
2.7
1253.5
7
2.7
1,696.4
3

5.3 Biaya Pencegahan dan Penanggulangan Air Asam Tambang


Biaya pencegahan dan penanggulangan air asam tambang disesuaikan
denga luasan lahan yang terganggu, yaitu pit dan disposal. Untuk rincian
biayanya dapay dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5
Tabel Biaya Pencegahan dan Penanggulangan Air Asam Tambang

Lahan terganggu
Tahun

2015
2019
2024

Pit (Ha)

Dispos
al (Ha)

Total

(m)

Koef
C

51.8
140.65
240.94

0.617
3.085
6.17

52.417
143.735
247.11
Biaya
pengelo
aan
AAT

524170
1437350
2471100

0.2
0.2
0.2

Total
(Rp)

Total
(US$)

1927205
356
5284675
998
9085443
948

13765
7.5
37747
6.8
64896
0.2

Volume air
(m /
bulan)
152952
8.1
419418
7.3
721066
9.8

(m /
tahun)
1835433
6.7
5033024
7.6
8652803
7.6

15% air
bersifa
t asam
(m/tah
un)
275315
0.5
754953
7.1
129792
06

Curah
Hujan
ratarata
(m/bul
an)
14.59
14.59
14.59

(Rp/m)
700
700
700

5.4 Biaya Pekerjaan Sipil Sesuai Peruntukan Lahan Pasca


Tambang

13

14

Biaya pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan pasca tambang meliputi


lahan yang tidak direvegetasi seperti area pemukiman, kawasan industry,
pariwisata, dan lain-lain).
Tabel 5.6
Tabel Biaya Pekerjaan Sipil Sesuai Peruntukan Lahan Pasca Tambang

Deskripsi Biaya
d. Pekerjaan sipil sesuai
peruntukan lahan pasca
tambang

Biaya
Reklamasi (Rp)

Biaya Reklamasi
(US$)

1215000

86.78571429

5.5 Biaya Pemanfaatan Lubang Bekas Tambang


Reklamasi yang paling utama adalah pada daerah bekas penambangan.
Kegiatan reklamasi yang dilakukan meliputi stabilitas lereng, pengamanan
lubang bekas tambang, pemulihan dan pemantauan kualitas air serta
pengolahan lubang bekas tambang sesuai peruntukannya, dan pemeliharaan
lubang bekas tambang. Untuk rincian biaya pemanfaatan lubang bekas tambang
dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7
Biaya Pemanfaatan Lubang Bekas Tambang

Biaya
Reklamasi
(Rp)

Deskripsi Biaya

Biaya
Reklamasi
(US$)

e. rencana pemanfaatan lubang bekas


tambang :
1) stabilitas lereng
2) pengamanan lubang bekas tambang (ha)
3) pemulihan dan pemantauan kualitas air
dan serta pengolahan air
4) pemeliharan lubang bekas tambang

13,097,500
.00
60,235,000
.00
24,094,000
.00
12,047,000
.00

935.54
4,302.50
1,721.00
12,047,000
.00

5.6 Biaya Tidak Langsung


Biaya tidak langsung meliputi biaya mobilitas dan demobilitas alat, biaya
perencanaan reklamasi, biaya administrasi dan keuntungan pihak ketiga sebagai
pelaksanaan reklamasi tahap operasi produksi, dan biaya supervisi.
Tabel 5.8
Tabel Biaya Tidak Langsung
Deskripsi Biaya

14

Biaya
Reklamasi
(US$)

15

a. Biaya mobilisasi dan demobilisasi alat


(2% biaya langsung)

254,104.45

b. Biaya perencanaan reklamasi (4%


biaya langsung)

508,208.89

c. Biaya administrasi dan keuntungan


kontraktor (6% biaya langsung)

762,313.34

d. Biaya supervisi (3,5% biaya langsung)

444,682.78

15

You might also like