You are on page 1of 3

Issues in densely populated area like TamanSari

1.
2.
3.
4.
5.

Availibility PDAM pipe for drink water


Surface water management
Waste water management
Waste bank
Organic waste composting

Dalam kelurahan Taman Sari terdapat 20 RW dan 123 RT. Kawasan kumuh
berdasarkan kondisi prasarana yang kurang memadai berada disebagian RW.01
(Gg. Ratkam), 04, 05, 07, 09, 17, beberapa bagian RW 11, 15, dan 16. Kawasan
mewah berada di RW 02, 03 dan 08.
Wilayah RW 05 dan RW 15 tidak tertata dengan baik, dimana jarak antar
bangunan amat padat dengan gang-gang yang tidak teratur. Bangunan yang
terletak pada wilayah yang berbatasan dengan sungai dibangun tanpa jarak
dengan bantaran sungai tersebut. Sedangkan RW 12 sudah cukup tertata serta
memiliki gang-gang menerus dengan lebar gang lebih dari 120 cm.
Kondisi jalan tidak beraturan, semakin ke dalam wilayah pemukiman jalan
semakin menyempit, terdapat 1 gang yang menyempit hingga 40 cm. Lebar
jalan semen di wilayah pemukiman berkisar antara 0,8-2 meter. Beberapa bagian
jalan memiliki anak-anak tangga yang amat curam (tinggi anak tangga tsb
berkisar dari 25-50 cm). Dari segi keamanan maupun kenyamanan anak-anak
tangga tersebut tidak memilki kriteria keduanya.

Pada Rw 05, RW 15 dan RW 16 ruang terbuka/ hijau berupa taman tidak ada.
Ruang terbuka berupa lapangan olahraga bulutangkis dan gang-gang maupun
jalur pedestrian di pinggiran sungai. Pada Rw 12 terdapat ruang hijau berupa
taman. Bahkan beberapa warga tidak memiliki ruang terbuka yang cukup karena
kepadatan bangunan, mereka cenderung menjemur pakaian diatas gang (jalan
umum).

Pada RW 12 masyarakat telah menggunakan air ledeng sejak lama. ( sejak


sekitar tahun 80an). Air sumur masih juga digunakan untuk keperluan sehari-hari
karena air sumur di kawasan tersebut masih layak pakai. Rw 15 baru merasakan
air Ledeng yang digunakan bersama (curtus atau Rp. 100,-/ ember) sejak 6
bulan terakhir, sebelumnya mereka hanya menggunakan air sumur. Sebagian
masyarakat ada yang telah memilki saluran sendiri ke rumahnya masing-masing,
sebagian lagi membeli air dari curtus, dimana titik air terletak pada fasilitas
umum seperti MCK umum. Air sumur masih digunakan oleh masyarakat untuk
keperluan cuci dan mandi.
Pada RW 15 dan beberapa perumahan yang terletak dibagian tengah (dekat
sungai Cikapundung), limbah cair dan buangan dari kamar mandi langsung
disalurkan pada selokan / pipa pipa tertutup dan langsung dialirkan ke kali
tanpa septic tank.

Pengeloaan sampah di sebagian RW 12 telah berlangsung dengan baik. Adanya


petugas yang mengangkut dari rumah ke TPS setiap 2 hari sekali. Pengelolaan ini
dilakukan oleh Rt setempat, dengan masyarakat membayar kembali uang
sampah tambahan sebesar Rp. 4000, 00. Pada sebagian RW 12 lainnya, sistem
pengelolaan ini terhenti bersamaan dengan pergantian kepengurusan RT.
Akibatnya banyak sampah tertumupk dalam gerobak sampah yang terparkir di
depan rumah salah seorang penduduk, sebagian masyarakat di RT tersebut ada
yang membuang sampahnya secara langsung ke TPS di Balubur. Bebeda dengan
RW 12, di RW 15 belum ada pengaturan pembuangan sampah. Masyarakat
membuang sampahnya secara langsung ke kali yang langsung berbatasan
dengan RW 15 ini. Disadari oleh sebagian masyarakat bahwa membuang
sampah ke kali dapat membahyakan di kemudaian hari (seperti bahaya banjir

dsb), dan merekapun terkadang melakukan pembersihan kali tipa 3 bulan sekali,
namun tetap saja mereka masih membuang sampahnya ke sungai. Jalan yang
menurun dan terlalu sempit 80-120 cm dan berkelok-kelok dirasakan sebagai
kendala bagi pengadaan gerobak sampah.

You might also like