You are on page 1of 4

Hasil

Berikut hasil praktikum sanitasi metoda cakram


Desinfektan

Gambar hasil pengamatan

Bayclin

Hasil
Cakram Bayclin : 0.7
cm
3 dari 4 cakram yang +
Daya hambat:
2
A= r
Luas daya hambat =
3.14 x 1.052 = 3.4619
cm

Carbol

Cakram Bayclin : 0.7


cm
1 dari 4 cakram yang +
Daya hambat:
2
A= r
Luas daya hambat =
3.14 x 0.352 = 0.3847
cm

Pembahasan
Cawan petri yang dibagi menjadi empat bagian, dimasing-masing bagian terdapat kertas
saring yang sudah dibentuk bulat menggunakan perforator dan telah direndam dimasing-masing
zat antiseptic. Hasil menunjukkan bahwa setiap cawan petri berbeda. Cawan petri pertama, berisi
kertas saring yang direndam bayclin yang menghasilkan 3 cakram yang ditumbuhi mikroba
artinya bayclin merupakan media yang efektif untuk pertumbuhan mikroba sedangkan kertas
saring yang direndam carbol hanya ditumbuhi 1 cakram

artinya carbol kurang efektif untuk

pertumbuhan mikroba. Cawan petri pertama, berisi kertas saring yang direndam bayclin terlihat
ada mikroba dengan diameter zona hambat 0,7 cm dengan luas daya hambat 3.4619 cm. Cawan

petri kedua, berisi kertas saring yang direndam carbol terlihat ada mikroba dengan diameter zona
hambat 0,7 cm dengan luas daya hambat 0.3847 cm.
.
Hasil menunjukkan bahwa pada bayclin dan carbol terdapat zona hambat. Zona Hambat
merupakan tempat dimana bakteri terhambat pertumbuhan nya akibat antibakteri atau
antimikroba. Zona hambat adalah daerah untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada
media agar oleh antibiotic. Perbedaan disetiap cawan petri dikarenakan pada perlakuan kurang
aseptic. Perlakuan aseptik ialah perlakuan yang bertujuan terbebas dari mikroorganisme. Aseptik
diimbangi dengan sterilisasi yang merupakan upaya untuk menghilangkan kontamina
mikroorganisme yang menempel pada alat atau bahan yang akan dipergunakan untuk analisa
selanjutnya.
Jenis Zat Antiseptik
Berdasarkan sifat toksisitas selektif, ada anti mikroba yang bersifat menghambat
pertumbuhan mikroba, dikenal sebagai aktifitas bakteriostatik dan ada yang bersifat membunuh
mikroba, dikenal sebagai aktifitas bakterisid. Media yang digunakan pada praktikum ini adalah
media NA dan PDA. Sampel mikroba yang digunakan adalah sampel alat pengolahan pangan.
Zat antiseptic yang digunakan ada dua yaitu bayclin dan carbol. Bayclin adalah nama dari sebuah
antiseptik yang tersedia bebas dan digunakan untuk memutihkan pakaian. Carbol adalah salah
satu produk pembersih lantai yang membantu konsumen membersihkan lantai secara menyeluruh
dengan kesegaran lebih lama dan bebas kuman. Carbol adalah karbol wangi yang mengandung
pine action yang efektif membunuh kuman sekaligus memberikan keharuman. Bahan aktif pine
oil 25% yang terkandung didalamnya dapat efektif membunuh kuman dan menghilangkan bau
tak sedap.
Mekanisme
Suatu zat antimikroba yang ideal memiliki toksisitas selektif. Istilah ini berarti bahwa suatu
obat berbahaya bagi parasit tetapi tidak membahayakan inang. Seringkali, toksisitas selektif lebih
bersifat relative dan bukan absolute. Ini berarti bahwa suatu obat yang pada konsentrasi tertentu
dapat ditoleransi oleh inang, dapat merusak parasit. Antibiotic yang ideal harus memenuhi
syarat-syarat yaitu mempunyai kemampuan untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan
mikroorganisme yang luas dan tidak menimbulkan terjadinya resistensi dari mikroorganisme

pathogen. Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba dapat


disebabkan oleh beberapa factor, antara lain:

1. Gangguan pada senyawa penyusun dinding sel


2. Peningkatan permeabilitas membrane sel yang

dapat menyebabkan kehilangan

komponen penyusun sel

3. Menginaktivasi enzim
4. Destruksi atau kerusakan fungsi material genetic

Efektivitas senyawa antiseptik sangat dipengaruhi oleh konsentrasi dan lama paparannya.
Semakin tinggi konsentrasi dan semakin lama paparan akan meningkatkan efektivitas
senyawa antiseptic.
Faktor yang mempengaruhi zona hambat. Menurut Greenwood (1995), ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi ukuran zona penghambat dan harus dikontrol adalah sebagai
berikut :
1. Konsentrasi mikroba pada permukaan medium. Semakin tinggi konsentrasi mikroba

maka zona pengahambatan akan semakin kecil.


2. Kedalaman medium pada cawan petri. Semakin tebal medium pada cawan petri maka
zona pengahambat akan semakin kecil.
3. Nilai pH dari medium. Beberapa antibiotika bekerja dengan baik pada kondisi asam
dan beberapa basa alkali/basa.
4. Kondisi aerob/anaerob. Beberapa antibakterial kerja terbaiknya pada kondisi aerob
yang lainnya pada kondisi aerob.
Menurut Sumarno (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi zona hambat adalah sebagai
berikut:
1. Kekeruhan suspensi bakteri. Kurang keruh, zona hambat lebih besar. Lebih keruh
diameter zona hambatan makin sempit.
2. Waktu pengeringan/pengeresapan suspensi bakteri kedalam Moellerhiton Agar. Tidak
boleh lebih dari batas waktu yang dibolehkan. Karena dapat mempersempit diameter
zona hambatan,
3. Temperatur inkubasi. Untuk memperoleh pertumbuhan yang optimal, inkubasi
dilakukan pada 35oC, kadang-kadang ada bakteri yang kurang subur pertumbuhannya.

4. Waktu inkubasi. Hampir semua cara menggunakan waktu inkubasi 16-18 jam. Kurang

dari 16 jam pertumbuhan bakteri belum sempurna sehingga sukar dibaca/diameter zona
hambatan lebih besar. Lebih dari 18 jam pertumbuhan lebih sempurna sehingga zona
hambatan makin sempit.
5. Tebalnya agar-agar. Ketebalan agar-agar sekitar 4 mm. Kurang dari itu difusi obat lebih
cepat, lebih dari itu difusi obat akan terjadi lambat.
6. Jarak antara disc obat. Yang dianjurkan minimal 15 mm, untuk menghindari terjadinya
zona hambatan yang tumpang tindih.

You might also like