Professional Documents
Culture Documents
(KORELASI SKALA )
RICHTER DENGAN MODIFIED MERCALLY INTENCITY SCALA
Rony Ardiansyah *)
Abstrak
Besarnya kekuatan gempa yang terjadi pada Hiposentrum (pusat gempa) yang diukur dengan skala richter akan
mengakibatkan tejadinya besaran getaran serta pengaruhnya yang berbeda pada daerah yang berbeda pula di
permukaan bumi (Epiosentrum). Interprestasi Pengaruh yang berbeda ini oleh seorang sarjana itali bernama
Guiseppe Mercalli tahun 1902, yang dikenal Modified Mercally Intencity Scale (MMI). Jumlah skala
pengaruhnya ada 12 buah yang disesuaikan dengan besarnya pengaruh gempa. Skala yang biasa digunakan
adalah skala Richter yang menggunakan hasil pengukuran seismograf untuk menjelaskan sekaligus
membandingkan kekuatan dan luas gempa yang terjadi.
1. PENDAHULUAN
Gempa bumi adalah getaran di tanah yang disebabkan oleh gerakan permukaan bumi. Gempa bumi
yang kuat dapat menyebabkan kerusakan besar bagi gedung, jembatan dan bangunan lain, termasuk
korban nyawa. Permukaan bumi terbentuk dari lapisan batuan paling luar yang disebut kerak bumi.
Kerak bumi yang pecah membentuk potongan-potongan besar yang saling berpasangan, seperti
kepingan puzzle yang besar. Potongan-potongan ini disebut lempeng. Lempeng ini bergerak perlahan
dan mendesak bebatuan. Akibatnya, tekanan bertambah besar. Jika tekanan semakin besar, bebatuan
bawah tanah akan pecah dan terangkat. Pelepasan tekanan ini merambatkan getaran yang
menyebabkan gempa bumi. Setiap tahun, terjadi sekitar 11 juta gempa bumi dan 34.000-nya cukup
kuat untuk kita rasakan.
Di bawah kerak bumi terdapat lapisan lunak terbentuk dari batuan panas yang lumer. Kerak bumi yang
terbentuk dari nikel dan besi dengan bahagian yang padat ditengahnya. Kerak tersebut bisa mencapai
ketebalan 70 km di bawah barisan pengunungan terbesar di dunia. Kebanyakan gempa bumi berasal
dari kerak bumi. Kadang-kadang gempa bumi juga bisa terjadi pada kedalaman 700 km di bawah
permukaan bumi. Atas dasar kedalaman dari posisi gempa, gempa dapat dikategorikan atas 3 kategori:
1. Gempa dangkal, (Hyopocenter terletak pada kedalaman 0 65 km)
2. Gempa sedang, (Hyopocenter terletak pada kedalaman 65 200 km)
3. Gempa dalam, (Hyopocenter terletak pada kedalaman > 200 km)
Ilmuan yang mengkhususkan diri untuk mempelajari gempa disebut seismolog. Mereka menggunakan
alat pengukur yang disebut seismograf atau seismometer. Alat itu digunakan untuk mencatat pola
gelombang seismik dengan memperhitungkan kekuatan sekaligus lamanya gempa. Pencatatannya
dilakukan beberapa tempat yang berbeda, sehingga pusat gempa dan episentrumnya bisa diketahui
secara tepat.
Untuk mengukur gempa terbesar, para seismolog juga menggunakan skala getaran gempa. Skala ini
didasarkan pada ukuran patahan yang tercatat, jumlah gerakan dipermukaan, dan lamanya gempa
bumi. Angka tertinggi yang dihasilkan kurang lebih sama dengan skala Richter yang berkekuatan
sampai tingkat ke-7. Angka tertinggi yang pernah tercatat oleh skala ini adalah 9.5 untuk gempa bumi
yang menyebabkan meletusnya gunung berapi tahun 1960 di pantai Chili. Bencana ini telah
menewaskan 5.700 penduduk. Sedangkan menurut skala Richter. Getarannya berkekuatan 8,3.
Pada tahun 1935, ahli seismologi Amerika, Charles F. Richter (1900 1985) mengembangkan sistem
pengukuran kekutan gempa. Setiap angka pada skala Richter menggambarkan 10 kali peningkatan
gerakan tanah yang tercatat oleh seimograf. Jadi pada gempa bumi dengan kekuatan 7, tanah bergerak
100 kali lebih banyak dari pada gempa berkekuatan 5 pada skala Richter.
Dengan alat Accelerogram maka kita dapat mengintegrasikan hasilnya, dengan menggunakan teknik
computer (metoda Simson Rule). Kesemua parameter di atas disebut parameter fisik. Masalahnya
bagaimana korelasi dari MMI tersebut dengan hasil pencatatan dengan menggunakan accelerograph.
Menurut Guttenberg-Richter, korelasi kedua-duanya dinyatakan dengan tabel sebagai berikut:
Ada dua rumus yang tidak sama untuk
Log a = I/3
Log a = I/4 +
Tabel 2. hubungan percepatan dengan Modified Mercally Intencity Scale (MMI) (berdasarkan rumus
MMI = 3 Log a + 3/2).
Skala MMI Percepatan Tanah a cm/det2
I
1.000
II
2.000
III
5.000
IV
10.000
V
20.000
VI
50.000
VII
100.000
VIII
200.000
IX
500.000
X
1000.000
XI
2000.000
XII
Tabel 3. Hubungan percepatan dengan Modified Mercally Intencity Scale (MMI) (berdasarkan rumus
MMI = 4 Log a - 1).
Skala MMI
I
4,217
II
7,499
III
13,335
IV
23,714
V
42,170
VI
74,989
VII
133,352
VIII
237,137
IX
421,697
X
749,894
XI
1333,521
XII
DR. Richter mengintroduce suatu skala yang dikenal dengan skala Richter. Menurutnya didefinisikan
bahwa :
Magnitude adalah logaritma dari amplitudo (simpangan) maksimum dalam micron yang
tercatat pada 100 km dari epysentrum dengan alat pencatat standard Wood-Anderson, dimana alat ini
mempunyai priode bebas 0.8 detik dan pembesaran 2800 kali serta factor redaman 0.8.
Jadi dengan demikian janganlah dikabulkan antara pengertian intensitas gempa dan magnitude gempa.
Intensitas ini bergantung pada :
1. Jarak Epicentre
2. Kedalaman Fokus (jarak dari hypocentre)
3. Magnitude Gempa
Intensitas
Episentrum
Hiposentrum
Menurut Richter, hubungan antara parameter skala dengan parameter physik dirumuskan sbb :
Hasil penyelidikan dari Donovan, mengetengahkan suatu persamaan yang dikenal dengan persaman
Atenuasi yang berbentuk :
0 , 58 M
e
A 1320
max .
R 25 1,52
dengan deviasi standard = 0.84
R = Jarak ke hypocentre
M = Magntude gempa
MMI = 3,968566 IV
Pembahasan :
1. Dari Kota Padang
2 2
R 160 40 164,9242 km
0 , 58 M
e 57261,69 2
amax . 1320 19,69799 cm/dt
R 25 1, 52 2906,981
2
a 0,84 19,69799 16,54631 cm/dt
max .
MMI = 4,177688 IV
MMI = 4,693131 IV
c. Palu, diguncangg gempa 4.9 skala Richter (kutipan harian Riau Pos, hari Sabtu 1 Juni 2002)
Gempa tektonik yang menggoyang kota Palu di Sulawesi Tengah pada hari kamis malam (30/5)
berkekuatan 4.9 pada Skala Richter (SR). Hasil analisa BMG (Badan Meteorologi dan Geofisika)
Palu menyebut, gempa yang terjadi sekitar pukul 20.45 WITA berpusat pada koordinat 1.26
Lintang Selatan dan 119.43 Bujur Timur dengan kedalaman 62 kilo meter dari permukaan tanah.
Sementara jarak pusat gempa sekitar 59 kilo meter arah barat daya Palu, kata Sofyan,
petugas BMG setempat, Jumat (31/5) siang. Warga Palu sendiri merasakan getaran gempa itu
cukup kuat berkisar 2-3 MMI (Modificated Mercantly Intensity) dan kota Donggala sekitar 3
MMI. Pihak Polresta Palu yang dihubungi terpisah menyatakan belum menerima laporan korban
jiwa atau kerusakan bangunan akibat gempa yang berlangsung lebih dari 10 detik itu (ant).
Pembahasan :
R 622 59 2 85,58621 km
0 , 58 M
e 22638,04134 2
amax . 1320 17,71795 cm/dt
R 25 1, 52 1277,6899
2
a 0,84 17,71795 14,883078 cm/dt
max .
MMI = 3,993653 IV
4. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Parameter Richter Magnitude tidak dapat memberitahu kita tentang besar efek-efek gempa bumi
pada lokasi tertentu, karena besar efek suatu gempa tergantung pada Richter magnitude dan jarak
lokasi sumbernya terhadap suatu lokasi lain tertentu.
2. Adapun cara untuk memperoleh MMI ini adalah dengan menyebarkan petugas untuk
mengadakan wawancara dengan penduduk setempat dan sekitarnya dimana gempa itu terjadi.
Hasil dari beberapa wawancara dikumpulkan untuk dianalisa, yang selanjutnya ditetapkan &
diklasifikasikan skala MMI-nya.
3. Dari hasil tersebut diatas dibuat suatu peta yang menunjukan tempat-tempat dimana gempa
dirasakan sama pengaruhnya. Peta yang demikian disebut PETA ISOSEISMAL
DAFTAR PUSTAKA
Kiyoshimoto, Analisis Perancangan Gedung Tahan Gempa, penerbit Erlangga, Jakarta, 1990.
Neil Morris, Gempa Bumi, penerbit PT. Elex Media Komputindo, 2002.
Dr. David L. Hutchisuni, ME, Phd. MNZIG, Design of Multistorey Earthquake Resistant Buildings,
penerbit Departemen Pekerjaan Umum, 1981.