You are on page 1of 4

PERBANDINGAN PEMIKIRAN ALIRAN KALAM

Disusun Oleh :
FIRDA AULIA SAPUTRI
1.Akal dan Wahyu
A.Menurut aliran Mutazilah

Sebelum datang wahyu, akal dapat dijadikan pedoman dalam


menentukan apa yang baik dan apa yang buruk, sehingga melakukan
penalaran adalah wajib, karena dengan penalaran yang mendalam dapat
mengetahui kewajiban-kewajiban.

B.Menurut aliran Asyariyah

Imam Asyari menjelaskan bahwa, wahyulah yang menentukan baik dan


buruk, menentukan kewajiban terhadap Tuhan dan kewajiban
melaksanakan yang baik dan menjauhi yang buruk. Akal tidak berperan
dalam hal tersebut, sehingga kalau dikatakan bohong itu adalah buruk
karena wahyu itulah yang menetapkan.

C.Aliran Mutaridiyah

Abu Mansur menjelaskan bahwa akal dapat mengetahui Tuhan, baik dan
buruk serta mengetahui kewajiban terhadap Tuhan, akan tetapi wahyulah
yag menetapkannya.

2.Iman dan Kufur

A.Menurut aliran Khawarij

Iman dan kufr mulai dipersoalkan ketika aliran Khawarij memandang


semua yang menerima Tahki adalah kafir. Bagi aliran Khawarij, iman tidak
cukup hanya dengan diucapkan atau dibenarkan melainkan harus
dibuktikan dengan perbuatan.

B.Menurut aliran Murjiah

Iman adalah Marifah sama dengan ikrar dan tashdiq, amal tidak termasuk
unsur iman. Sedang kufr adalah mengingkari. Oleh karena itu, apapun
yang dilakukan oleh seseorang tidak mempengaruhi imannya, sekalipun
berbuat dosa.

C.Menurut aliran Mutazilah

Aliran Mutazilah mengemukakan bahwa, iman adalah ketaatan kepada


apa yang diwajibkan dan disunatkan. Ini berarti unsur iman bagi
Mutazilah tidak hanya ikrar dan tashdiq, tetapi pengamalan juga sangat
berpengaruh terhadap iman, sehingga seseorang yang beriman
melakukan dosa besar tidak dapat dikatakan kafir, karena masih ada
unsur lain yang dimiliki, yaitu: pengakuan atau ikrar dan tashdiq. Pelaku
dosa besar hanya dikatakan sebagai fasiq, bukan mukmin secara mutlak
dan bukan kafir secara mutlak. Manusia dikatakan kafir manakala unsur-
unsur iman tidak dimiliki.

D.Menurut aliran Asyariyah

Aliran Asyariyah membedakan antara iman dan islam. Iman bersifat


khusus, berhubungan dengan hati yakni ikrar dan tashdiq. Islam
mempunyai ruang lingkup yang luas meliputi syariat atau pengamalan,
sehingga tidak dapat digolongkan kafir karena melakukan dosa besar.

Imam Asyari menjelaskan bahwa perbuatan manusia dapat menjadikan


iman itu kuat dan lemah. Iman yang kuat menjadi penghalang dalam
berbuat dosa, sementara iman yang lemah memudahkan untuk
melakukan pelanggaran.

3.Perbuatan Manusia

A. Menurut aliran jabariyah

Aliran Jabariyah memandang bahwa manusia tidak merdeka dari


mengerjakan perbuatannya dalam keadaan terpaksa (fatalism). Aliran
Jabariyah memandang manusia tidak mempunyai pilihan. Manusia dalam
perbuatannya adalah majbur (terpaksa). Manusia digerakkan Allah,
sebagaimana benda-benda mati dan tak bernyawa dapat bergerak hanya
karena digerakkan oleh Tuhan.

B.Menurut aliran mutazilah

Aliran Mutazilah memandang bahwa manusia sendirilah sebenarnya yang


mewujudkan perbuatannya, baik perbuatan jahat maupun perbuatan baik.
Paham ini diperkenalkan pertama kali oleh Mabad ibn al juwaini dan
Ghaila al Dimasyqi. Keduanya merupakan orang yang paling awal
memperkenalkan pembicaraan tentang Al qadr, yaitu kemampuan
manusia untuk melakukan perbuatannya.

Kebebasan manusia dalam mewujudkan perbuatannya erat kaitannya


dengan kewajibannya untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.
Sedangkan tanggung jawab menghendaki perbuatannya.

C.Menurut aliran asyariyah


Menurut Asyariyah manusia lemah, bergantung kepada kehendak dan
kemauan Tuhan. Al asyari memakai istilah kasb (perolehan). Menurut al
Asyari inti dari kasb itu adalah bahwa sesuatu itu timbul dari yang
memperoleh dengan perantaraan daya yang diciptakan Allah. Perbuatan-
perbuatan manusia oleh al asyari pada hakikatnya diadakan oleh Allah.

D.Menurut aliran Maturidiyah

Dalam perwujudan perbuatan terdapat dua perbuatan yaitu perbuatan


Tuhan dan perbuatan manusia. Perbuatan tuhan mengandung
kebijaksanaan (hikmah). Perbuatan manusia bukanlah merupakan
paksaan dari Allah, karena itu tidak bisa dikatakan wajib, karena
kewajiban itu mengandung suatu perlawanan dengan iradahnya.

4.Kehendak Mutlak dan keadilan Tuhan

A.Menurut aliran Mutazilah

Kaum Mutazilah memandang bahwa Allah itu tidak berkuasa mutlak.


Kemutlakan kekuasaan Allah dibatasi oleh beberapa hal yang telah
ditetapkan oleh Allah sendiri, yang mana Tuhan tidak akan melanggarnya
berdasarkan kemauan sendiri.

Washil bin Atha berpendapat bahwa manusia bebas dalam perbuatannya,


dia tidak dipaksa, agar dengan demikian maka keadilan Tuhan terwujud.

Tuhan itu adil kalau manusia diberi kehendak untuk memilih perbuatan
yang di inginkannyadan diberi kemampuan untuk melaksanakan apa yang
dikehendakinya. Atas perbuatan itulah maka Tuhan memberikannya
imbalan pahala atau siksa sesuai dan ancamannya.

B.Menurut aliran asyariyah

Aliran Asyariyah menyatakan bahwa Allah mempunyai kekuasaan mutlak


dan tidak tunduk kepada siapapun.Kekuasaan mutlak Allah tidak dapat
dibatasi oleh kebebasan manusia.Menurut pandangan kaum asyariyah
yang memahami bahwa manusia tidak bebas berbuat dan berkehendak.

You might also like