You are on page 1of 15

BAB 1

Apresiasi dan Ekspresi Karya Seni Rupa Terapan


A. Apresiasi Keunikan Gagasan dan Teknik dalam Karya Seni Rupa Terapan
1. Pengertian Apresiasi
Apresiasi adalah sikap kepekaan dalam mengenal dalam menghargai, mengagumi,
dan
menilai sebuah karya seni. Apresiasi pasif tumbuh seiring dengan pembiasaan yang sifatnya
pasif sampai pada tahap menilai, mulai dari mengamati gambar atau reproduksi karya seni
rupa di buku hingga menghadiri pameran karya seni rupa. Apresiasi aktif yaitu apresiasi
pasif yang disertai pembuatan karya.
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam mengkaji atau menilai
sebuah karya seni, yaitu berkaitan dengan nilai bentuk dan nilai isi.
a. Nilai Bentuk
Berkaitan dengan hal yang sifatnya indrawi atau disebut juga nilai intrinsik. Misalnya,
garis, bidang, bentuk, ruang, tekstur, warna, dan nada gelap terang.
b. Nilai Isi
Nilai isi disebut pula nilai ekstrinsik dan sifatnya nonfisik karena berada di balik wujud
karya. Seorang pengamat setelah mengamati nilai-nilai fisik akan menangkap isi atau pesan
perupa yang terdapat pada karya, misalnya komposisi, gagasan, pesan, perlambangan,
tema, gaya, kemampuan teknik, dan bakat perupa dalam mengolah nilai-nilai bentuk.
2. Apresiasi Karya Seni Rupa
a. Pendekatan mimetik
Sebuah karya dinilai kaitannya dengan kenyataan yang ada di alam.
b. Pendekatan Ekspresif
Menilai ungkapan atau ekspresi perupa yang diwujudkan dalam karya.
c. Pendekatan Struktural
Dilakukan dengan menilai kesatuan utuh karya dengan strukturnya.
d. Pendekatan Semiotik
Dilakukan dengan menilai kandungan berbagai tanda yang ingin disampaikan seorang
perupa kepada penikmatnya.
3. Menilai Keunikan Karya Seni Rupa Terapan
a. Pakaian
b. Perhiasan
c. Senjata
d. Topeng dan wayang
e. Kemasan
f. Alat transportasi
g. Bangunan
h. Peralatan rumah tangga
i. Benda ritual
j. Alat musik
B. Sikap Apresiatif terhadap Keunikan Karya Seni Rupa Terapan
1. Kritik Seni
Kegiatn kritik merupakan salah satu aspek dari apresiasi yang berkaitan dengan kegiatan
memberi resensi (ulasan) suatu pameran atau karya seni.
Cara memberi komentar kritik terhadap karya seni, antara lain:
a. Pemaparan
b. Uraian kebetulan (formal)
c. Penafsiran arti atau makna
d. Penilaian
Kritik seni terdiri atas berbagai jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Kritik Jurnalistik
b. Kritik ilmiah
c. Kritik Populer
d. Kritik Pedagogik
C. Merancang dan Membuat Karya Seni Rupa Terapan
1. Seni Keramik
Keramik berasal dari kata kramos bahasa yunani yang berarti lempung yang dibakar.
Para perupa media keramik di Indonesia pada umumnya berlatar belakangakademi seni
rupa, seperti Hilda Sumantri, Hendrawan Riyanto, Suyatna, F. Widyanto, Noor Sudiati, dan
Asmudjo.
2. Jenis Keramik
Berdasarkan perbedaan komposisi bahan dan suhu pembakarannya.
a. Gerabah lunak atau earthenware
b. Jenis stoneware
c. Porselen atau porcelain
3. Media dan Teknik Seni Keramik
Teknik membuat keramik terdiri atas:
a. Dipijit atau pinching
b. Paduan bilahan/irisan atau slabbing
c. Dibuat dari paduan bentuk pilin/tali coiling
d. Dicetak tekan atau molding
e. Dicor atau casting
D. Menyiapkan Pameran Karya Seni Rupa
1. Tujuan dan Fungsi Pameran
a. Pameran berfungsi sebagai sarana apresiasi
b. Sebagai sarana edukasi
c. Sebagai sarana rekreasi
d. Sebagai sarana prestasi
2. Waktu Penyelenggaraan pameran
a. Pameran rutin
b. Pameran incidental
3. Tempat Penyelenggaraan Pameran
a. Pameran di dalam ruangan (indoor exhibition)
b. Pameran di luar ruangan (outdoor exhibition)
4. Penyelenggara pameran
a. Menentukan tema pameran
b. Menentukan rencana kegiatan
c. Menyusun program pameran
5. Lingkup pameran
6. Jenis pameran
E. Menata Pameran karya Seni Rupa
1. Tata letak karya (display)
2. Tata cahaya (lighting)

3. Sirkulasi pengunjung

BAB 2
APRESIASI KARYA MUSIK NONTRADISIONAL
A. Fungsi dan Latar Belakang Musik Nontradisional dalam Konteks Budaya

1. Sejarah Perkembangan Musik


Berkembangnya peradaban, budaya, dan ilmu pengetahuan telah mendorong
terciptanya berbagai jenis alat musik yang ada diseluruh dunia dengan menggunakan
berbagai bahan. Misalnya bahan-bahan yang ada di sekitar, seperti kayu, bambu, rotan,
daun-daunan, sampai bahan olahan manusia, perunggu, metal, besi, dan baja. Tidak heran
jika anda mengenal berbagai jenis alat tiup mancanegara misalnya flute, clarinet, oboe,
englishorn, horn, saxophone, rekorder, dan tuba. Selain itu, terdapat pula alat music perkusi
lainnya seperti piano, marimba, dan pauken.
Sejalan dengan penemuan alat-alat tersebut, sekaligus membawa perubahan estetika
atau keindahan bermusik dari masa ke masa, mulai dari jenis music untuk ritual
keagamaan, music istana, music folklore, music sebagai seni otonom, music hiburan,
maupun jenis music yang serius.
1. Berbagai Jenis Musik Nontradisional
Ada music elektronis (Stockhausen, varesse, eimert, dan schaeffer), music serialis (luigi nono,
piere Boulez,dan Olivier Messian), music eksperimental ( john Cage, M. Feldman, dan
earle Brown), music minimalis (Philip glass, steve reich, T. riley, dan La Monte You),
world music (Berent, Bubi Chen, kitaro, dan George Winston), termasukperkembangan
music jazz (Duke Ellington, C. parker, Miles Davis, dan Bill Evans) dan music pop/rock
(the Beatles, Jimi Hendrix, Pink Floyd, dan Queen).
Music adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan telinga atau dapat
mengomunikasikan telinga, perasaan, dan suasana hati.
2. Fungsi Musik Nontradisional
Fungsi music nontradisional:
a. Implementasi perkembangan teknologi maupun budaya
b. Tindak lanjut dari music yang pernah berkembang sebelumnya
c. Suatu fenomena budaya, yang mendapat pengaruh globalisasi
d. Hasil akulturasi penciptaan music dan berbagai hal kemajuan ilmu pengetahuan
Fungsi music kontenporer
a. Mengembangkan jenis music baru, baik yang berakar pada tradisi atau tidak
b. Akulturasi gaya bermusik para komponen
c. Wujud ditemukan dan berkembangnya gramatika music
d. Suatu fenomena bahwa semua sumber bungi bisa menjadi music
B. Mengungkapkan Pengalaman Musikal dari hasil pengamatan
1. Observasi pada Pergelaran Musik Nontradisional
Untuk memahami unsure-unsur estetis dan etika music yang terkandung dalam music
nontradisional terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat dikembangkan, yaitu:
a. Apresiasi
b. Pengalaman memainkan karya music oleh sendiri
c. Pengalaman menciptakan music berdasarkan pengalaman musical.
2. Mengungkapkan Unsur- Unsur Estetis Karya Musik Nontradisional
a. Karakteristik atau keunikan karya music
1) Ditemukan berbagai teknikn permainan alat yang mampu menghasilkan bunyi biasa
menjadi lebih bagus dan bahkan dapat menemukan warna-warna suara lain diluar hal yang
biasa.
2) Terciptanya jenis dan karaktristik peralatan music yang baru.
b. Susunan nada yang digunakan
Pengembangan gaya-gaya nada pentatonis, diatonic, dan keunikan cara menggunakan kedua
tangga nada tsb.
c. Menjelaskan Isi Lagu Kedalam Bahasa Indonesia
Tema-tema lagu diantaranya:
1) Perjuangan
2) Social
3) Agama
4) Pendidikan
5) Kasih sayang
C. Apresiasi Karakteristik dan NIlai-Nilai Musik Nontradisional Secara Luas
1. Mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam karya music hasil pengamatan
a. Nilai ritual
b. Nilai kekayaan intelektual
c. Niali ekonomi
d. Nilai social
e. Nilai humanistic
Hal yang mewujudkan kaidah keindahan musical dalam karya music, yaitu:
a. Pengolahan bunyi dan berbagai parameter dasar music lainnya
b. Pengolaan waktu dan diam di dalam music
c. Aspek harmonisasi
d. Kedinamisn karya
e. Aspek instrumentasi dan struktur komposisi
2. Keunikan Karya Musik Nontradisional Mancaegara
a. Musik serialis
b. Musik elektronis
c. Musik minimalis
d. Orkes
e. Musik pop dan Musik Rock
f. Music eksperimental
g. Jazz
Contoh lain:
a. Music Gregorian
b. Music Renaissance
c. Music Barok
d. Musik klasik
e. Musik Romantik
f. Musik Impresionisme

BAB 3
BERKARYA MUSIK NONTRADISIONAL
Intisari
Langkah-langkah untuk menciptakan atau membuat sebuah karya music, yaitu:
a. Membaca sumber-sumber bunyi
b. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi sumber-sumber bunyi
c. Mengeksplorasi sumber-sumber bunyi
d. Menghubungkan sumber-sumber bunyi
e. Menentukan peralatan music
f. Menentukan ide musical
g. Menggarap id eke bahasa bunyi
h. Mengombinasikan bahasa bunyi
i. Mengaplikasikan parameter musical kedalam komposisi music
j. Mensimbolisasikan bunyi kedalam tulisan
Setiap karya music yang diciptakan harus memiliki karakteristik da keunikan tersendiri
Teknik yang digunakan untuk membuat karya adalah sebagai berikut:
a. Argumentasi
b. Diminuisi
c. Changing note
d. Cluster
e. Fermata
f. Kanon
g. Accelerando
h. Ritardando
Terdapat tiga jenis karya yang dapat dibuat sebagai langkah awal proses pembuatan karya
seni, yaitu:
a. Seni vocal tanpa iringan alat music atau akapela
b. Instrumentalia permainan yang hanya menggunakan alat music
c. Campuran, yaitu karya seni yang berupa lagu dan diiringi alat music
Unsur-unsur music terdiri atas:
a. Bunyi
b. Melodi
c. Harmoni
d. Notasi music
Beberapa hal dalam teknis pergelaran adalah:
a. Membentuk kepanitiaan pergelaran
b. Menyusun jadwal urutan pementasan karya
c. Mempersiapkan hal-hal administrasi pergelaran
d. Mengidentifikasi kebutuhan dalam pergelaran
e. Menata ruangan
f. Penyelenggaraan pergelaran
g. Evaluasi pergelaran
Hal-hal yang harus diperhatikan untuk mengamati keunikan sebuah karya seni, yaitu:
a. Apakah ide karya, asli dari komponis dan belum pernah ada yang serupa?
b. Penggunaan alat music memiliki keunikan tersendiri disbanding dengan kelaziman cara
permainan
c. Apakah ditemukan perkembangan dan perluasan instrumentasinya?
d. Apakah karya yang dibuat mampu membuat bahan apresiasi yang menarik bagi penonton?
Notasi music yang bisa digunakan untuk membuat karya music adalah notasi balok dan
notasi tangga nada pentatonic
BAB 4
APRESIASI SENI TARI TRADISI DAN KREASI NUSANTARA

Intisari
Keunikan tari daerah dan tari kreasi daerah, diantaranya dapat diidentifikasi berdasarkan
unsure gerak, kostum, dan iringan music yang digunakan.
Cara untuk melukiskan suatu bentuk pertunjukan tari, diantaranya melalui penjabaran dan
pendeskripsian notasi tari
Penulisan gerak tari dengan menggunakan notasi tari, diantaranya dapat dilakukan dengan
penulisan notasi laban (labanotation) dan pendekatan antropologi
Data-data yang diperoleh setelah melakukan pengamatan tari, diantaranya:
a. Identitas bentuk tari
b. Latar belakang tari
c. Latar belakang pelaku atau pendukung tari
d. Struktur tari dan iringannya
Segala sesuatu yang berkaitan dengan pergelaran tari, yaitu:
a. Penyusunan proposal
b. Pemaparan gagasan
c. Penentuan gerak
d. Penyusun synopsis
Pokok-pokok bahasan yang harus muncul dalam sebuah proposal meliputi:
a. Cover
b. Lembar latar belakang
c. Tujuan pergelaran tari kreasi
d. Tema garapan tari kreasi
e. Susunan kepanitiaan
f. Jadwal pergelaran
g. Anggaran biaya yang diperlukan
h. Uraian bentuk kerjasama dari donator atau sponsor
Untuk menampilkan karya tari, dapat dilakukan secara:
a. Individu
b. Berpasangan
c. Berkelompok

BAB 5
APRESIASI TEATER NONTRADISIONAL

INTISARI
Pertunjukan teater adalah drama yang berupa teks berisi kata-kata karya seorang
pengarang yang diterjemahkan ke dalam bahasa pentas oleh seniman penggarap
Orisinalitas karya adalah keunikan seniman penggarap yang membedakan dirinya dengan
seniman lainnya
Teater tradisional berfungsi sebagai sarana upacara, hiburan, dan presentasi estetis yang
berbaur menjadi satu dalam sebuah struktur sajian
Teater modern adalah teater yang sudah dikemas melalui ilmu drama barat (dramaturgi)
khusus untuk kebutuhan hiburan
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh seorang apresiator pertunjukan teater adalah sebagai
berikut:
a. Mengetahui cerita baik tema maupun strukturnya
b. Mengetahui nilai-nilai moral cerita menurut versi sastra yang kemudian dibandingkan
dengan versi pertunjukannya
c. Mampu menafsirkan nilai-nilai filosofis karya pertunjukan
d. Bisa menyimpulkan pesan-pesan moral dari karya pertunjukan
e. Tidak melewatkan peristiwa pertunjukan tanpa dokumentasi
f. Benar-benar berniat untuk menonton sehingga pertunjukan drama merupakan proses
belajar yang sangat penting
Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menonton adalah:
a. Naskah (cerita) yang akan disajikan oleh kelompok teater
b. Latar atau setting (tempat dan waktu peristiwa terjadi dalam cerita)
c. Tokoh cerita
d. Alur cerita
e. Misi atau pesan moral yang ingin disampaikan oleh pergelaran teater
Nilai moral merupakan misi pengarang untuk dikomunikasikan kepada public
Nilai filosofis merupakan visi seorang pengarang yang ingin dikomunikasikan kepada
penonton
Kebutuhan yang perlu dipersiapkan untuk pergelaran teater, diantaranya berkaitan dengan
hal-hal berikut:
a. Naskah atau lakon
b. Pemain
c. Sutradara
d. Pentas
e. Tata rias
f. Kostum
g. Pencahayaan
h. Tata suara dan ilustrasi
i. Property
Acara pergelaran disusun sesuai dengan tujuan pergelaran, lakon atau cerita dan penonton

PENGERTIAN APRESIASI SENI


Apresiasi merupakan kemampuan mengenal dan memahami suatu nilai estetika yang
mengandung daya pesona, kagum, masyur, dan agung. Apresiasi merupakan cara seseorang
menilai hasil karya orang lain dengan melihatnya dari sudut pandang keindahan.
Dalam melakukan apresiasi seni, ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu
pendekatan deskriptif, pendekatan analitik, pendekatan interpretative, pendekatan penilaian,
dan pendekatan interdisiplin.
1. Pendekatan Deskriptif adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengamati dan
memapatkan karya seni apa adanya. Misalnya, mengamati objek gambar, penggunaan warna,
komposisi warna, komposisi garis, tema, judul karya, orang yang membuatnya, tahun
pembuatan karya tersebut, media yang digunakan, ukuran karyanya, dan waktu yang
diperlukan dalam membuat karya seni tersebut.
2. Pendekatan Analitik adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengamati karya seni
berdasarkan kaidah-kaidah estetika yang baku. Misalnya, melalui aspek tematik, teknik
pengerjaan, penerapan asas kesenirupaan, serta makna atau arti yang tersirat di dalam karya
seni tersebut.
3. Pendekatan Interpretatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan menginterpretasikan
karya seni berdasarkan sudut pandang pengamat, baik dari kesamaan pandangan, kesamaan
pengalaman, unsur estetika, dan pengetahuan yang dimiliki oleh pengamat.
4. Pendekatan Penilaian adalah pendekatan yang dilakukan melalui proses pengukuran secara
objektif atau sujektif.
5. Pendekatan Interdisiplin adalah pendekatan yang dilakukan untuk menilai suatu karya seni
dilihat dari berbagai disiplin keilmuan seperti antropologi, psikologi, kebudayaan, filsafat,
ekonomi, dan kebahasaan.
Dalam mengapresiasi sebuah karya seni rupa, baik berupa lukisan, patung, keramik, maupun
grafis diperlukan beberapa tahapan yaitu:
1. Kegiatan Mengamati
2. Kegiatan Menghayati
3. Kegiatan Mengevaluasi
4. Kegiatan Berapresiasi
PENGERTIAN SENI RUPA TERAPAN
Seni rupa terapan adalah hasil karya seni rupa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dan mempunyai fungsi atau manfaat. Fungsi karya seni rupa dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu fungsi estetis dan fungsi praktis. Fungsi estetis adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidup manusia tentang rasa keindahan. Misalnya lukisan, patung,dan benda hias. Fungsi
praktis adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia akan benda pakai. Misalnya vas
bunga, kursi ukir, dan bingkai foto.
Selain itu kaya seni rupa terapan juga dibedakan menjadi beberapa hasil karya, yaitu hasil
kriya ukiran, hasil kriya logam, hasil kriya batik, kriya batu, kriya grafis, desain produk, dan
desain komunikasi visual
Menurut hasil kriya ukiran, contoh benda-bendanya adalah ukiran kayu dari Jepara
dan ukiran kayu dari Bali.
Menurut hasil karya logam, contoh benda-bendanya adalah tempat tissu, gelas

Menurut hasil karya batik, contoh benda-bendanya adalah baju, sprei, kain, gorden.

Menurut hasil kriya batu, contohnya meja marmer, pot bunga, kursi, asbak.

Menurut hasil kriya grafis, contoh cetak piring, cetak gelas

Menurut hasil kriya desain produk, contoh kemasan minuman, kemasan makanan.

Menurut hasil desain komunikasi visual, contoh sampul buku, rambu lalulintas.

KONSEP SENI RUPA TERAPAN NUSANTARA


Seni rupa adalah cabang seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap
mata dan dirasakan dengan rabaan. Kesan ini diciptakan dengan mengolah konsep garis,
bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu:
1. SENI RUPA MURNI
2. SENI RUPA KRIYA
3. SENI RUPA DESAIN

Dua kategori terakhir kemudian lebih dikenal dengan sebutan Seni Rupa Terapan. Seni rupa
murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk tujuan pemuasan ekspresi pribadi.
Sementara kriya dan desain, lebih mementingkan fungsi dan kemudahan produksi.
Secara umum, terjemahan seni rupa di dalam bahasa Inggris adalah Fine Art. Namun,
sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah Fine Art menjadi lebih spesifik kepada
pengertian seni rupa murni untuk kemudian menggabungkannya dengan seni rupa desain dan
seni rupa kriya ke dalam bahasa Visual Arts atau Applied Arts atau dalam bahasa
Indonesia adalah seni rupa terapan.
Seni rupa terapan mengacu kepada aplikasi desain dan estetika terhadap benda-benda yang
dipergunakan manusia sehari-harinya. Sementara seni rupa murni, diciptakan hanya untuk
pemuasan ekspresi pribadi, seni rupa terapan menggunakan desain dan idealisme kreatif
untuk menciptakan benda-benda keperluan sehari-hari, seperti cangkir atau bangku, dekorasi
taman.
Bidang-bidang seperti desain industri, desain grafis, desain interior, seni dekorasi, dan seni
fungsional, merupakan contoh-contoh seni rupa terapan. Dalam konteks kreatif dan abstrak,
bidang arsitektur dan fotografi juga dianggap sebagai seni rupa terapan.

1. PENGERTIAN APRESIASI KARYA SENI RUPA

Mengapresiasi karya seni adalah landasan pokok mempelajari wawasan seni


budaya. Selain buat memperluas pengetahuanmu tentang seni, hal ini juga bisa
mendekatkanmu dengan seni. Kata apresiasi secara etimologi didapat dari bahasa
Latin, yaitu appretiatus artinya memberi putusan dgn rasa hormat sebagai cara buat
menghargai sesuatu keindahan karya seni. Dalam kamus umum Inggris-Indonesia
to apreciate maknanya menghargai appreciation artinya penghargaan.
Mengapresiasi seni berarti berusaha mengerti tentang seni serta menjadi peka
terhadap unsur di dalamnya sehingga secara sadar mampu menikmati, pada
akhirnya dapat menilai karya seni secara baik.

Dalam melakukan apresiasi seni, ada beberapa pendekatan yang dapat dipilih, yaitu
Pendekatan Deskriptif

Pendekatan deskriptif adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengamati dan


memaparkan karya seni apa adanya. Misalnya, mengenai objek gambar,
penggunaan warna, komposisi warna, tema, judul, orang yang membuatnya, tahun
pembuatan, media yang digunakan, ukuran karya, dan waktu yang diperlukan untuk
membuat karya seni tersebut.

Pendekatan Analitik

Pendekatan analitik adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengamati karya


seni berdasarkan kaidah-kaidah estetika yang baku. Misalnya, melalui aspek
tematik, teknik pengerjaan, penerapan asas kesenirupaan, serta makna atau arti
yang tersirat di dalamnya.

356 Votes
Image via Wikipedia

Seni rupa Terapan Daerah

Seni Terapan atau seni pakai (applied art) adalah karya seni rupa yang dibuat untuk
memenuhi kebutuhan praktis. Contoh seni terapan yaitu: arsitektur, poster, keramik, baju,
sepatu, dan lain-lain. Dalam pembuatan seni pakai biasanya faktor kegunaan lebih
diutamakan daripada faktor keindahan atau artistiknya. Membuat karya seni terapan tampak
lebih sulit dibandingkan karya seni murni. Hal itu mungkin karena membuat karya seni murni
terasa lebih bebas dibanding membuat karya seni terapan karena tidak memperhitungkan
fungsi. Akan tetapi sering pula terjadi sebaliknya, melukis bisa lebih sulit daripada membuat
rumah tinggal.

(Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

di bawah ini beberapa contoh karya seni rupa terapan daerah :

1. Arsitektur

Candi borobudur merupakan salah satu karya seni rupa


terapan jawa tengah yang luar biasa, masih banyak karya seni arsitektur yang lain yang
dapat kita lihat disini

( klik pada gambar candi)

Karya seni rupa Arsitektur di Jawa tengah begitu beragam dan banyak jenisnya, mulai dari
masa lampau sampai modern, mungkin kita dapat membedakan arsitektur masa lampau,
modern, islam, maupun tradisional .

sebagai warga jawa tengah tentu kita bangga, bahwa pendahulu kita mampu membuat karya-
karya yang baik, hebat dan luar biasa. tentu sebagai generasi yang lebih muda kita akan
memelihara warisan tersebut dan membuat karya yang lebih hebat l;agi.

bagi yang ingin wisata di jawa tengah dan DIY PANDUAN WISATA DIJATENG DAN
DIY

2. Poster

Poster atau plakat adalah karya seni atau desain grafis yang memuat komposisi gambar dan
huruf di atas kertas berukuran besar. Pengaplikasiannya dengan ditempel di dinding atau
permukaan datar lainnya dengan sifat mencari perhatian mata sekuat mungkin. Karena itu
poster biasanya dibuat dengan warna-warna kontras dan kuat.

Poster bisa menjadi sarana iklan, pendidikan, propaganda, dan dekorasi. Selain itu bisa pula
berupa salinan karya seni terkenal.

(Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

cantoh gambar poster (klik gambar untuk melihat lebih banyak)

3. Keramik

Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani


keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses
pembakaran.

Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan
teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng,
porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi
pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang
berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2). (klik gambarnya untuk melihat lebih banyak)
4. Baju / Pakaian

Busana adat Jawa biasa disebut sebagai busana kejawen yang mempunyai perlambang atau
perumpamaan terutama bagi orang Jawa yang biasa mengenakannya. Busana kejawen penuh
dengan piwulang sinandhi, kaya akan ajaran tersirat yang terkait dengan filosofi Jawa.

Ajaran dalam busana kejawen ini merupakan ajaran untuk melakukan segala sesuatu di dunia
ini secara harmoni, yang berkaitan dengan aktivitasnya sehari-hari, baik dalam hubungannya
dengan sesama manusia, dengan diri sendiri, maupun dengan Tuhan Yang Maha Kuasa.

1. Iket
Iket adalah tali kepala yang dibentuk sedemikian rupa sehingga berbentuk penutup kepala.
Cara mengenakan iket harus kenceng, kuat, supaya ikatannya tidak mudah terlepas.

Bagi orang Jawa arti iket adalah hendaknya manusia mempunyai pemikiran yang kenceang,
tidak mudah terombang-ambing hanya karena situasi atau orang lain tanpa pertimbangan
yang matang.

2. Udheng
Udheng dikenakan di kepala dengan cara mengenakannya seperti mengenakan sebuah topi.
Udheng artinya mudheng atau mengerti dengan jelas. Artinya manusia akan mempunyai
pemikiran yang kukuh bila mengerti dan memahami tujuan hidupnya.

Artinya, manusia senantiasa mencari kesejatian hidup dan kehidupan atau sangkan paraning
dumadi. Selain itu udheng juga mempunyai arti bahwa manusia seharusnya mempunyai
keahlian.ketrampilan serta dapat menjalankan pekerjaannya dengan dasar pengetahuan yang
mantab atau mudheng. Atau juga berarti juga hendaklah manusia mempunyai ketrampilan
yang professional.

3. Rasukan
Sebagai ciptaan Yang Maha Kuasa, hendaklah orang Jawa ngrasuk atau menganut agama dan
melalu menyembah Tuhan Yang Maha Kuasa dengan iman dan taqwa. Artinya hendaklah
orang Jawa takut akan Allah SWT dan bersedia untuk selalu melakukan apapun kehendak
Allah SWT.

4. Benik
BUsana kejawen seperti beskap selalu dilengkapi dengan benik (kancing baju) di sebelah kiri
dan kanan. Lambang yang tersirat dalam benik itu adalah hendaklah orang Jawa dalam
berbuat selalu diniknik (diperhitungkan dengan cermat). Apapun yang akan dilakukan
hendaklah jangan sampai merugikan orang lain, dapat menjaga antara kepentingan pribadi
dan kepentingan umum.

5. Sabuk
Sabuk dikenakan dengan cara melingkarkannya ke badan. Lambang atau arti dari sabuk
tersebut adalah manusia harus bersedia untuk berkarya guna memenuhi kebutuhan hidupnya,
maka dari itu manusia harus ubed (bekerja dengan sungguh-sungguh) dan jangan sampai
pekerjaannya itu tidak ada hasil atau buk (tidak ada keuntungan, impas). Kata sabuk berarti
usahakanlah agar segala yang dilakukan tidak ngebukne.

6. Epek
Epek bagi orang Jawa mempunyai arti bahwa untuk dapat bekerja dengan baik,
harus epek(apek, golek, mencari) pengetahuan yang berguna. Selama menempuh ilmu
upayakanlah untuk tekun, teliti dan cermat, sehingga dapat memahami dengan jelas.

7. Timang
Timang mempunyai pralambang bahwa apabila ilmu yang ditempuh itu dipahami dengan
jelas atau gamblang, tidak akan ada rasa kuatir (samang-samang, berasal dari kata timang).

8. Jarik
Jarik atau sinjang merupakan kain panjang yang akan dikenakan untuk menutup tubuh
sepanjang kaki. Jarik bermakna aja gampang serik. Artinya, jangan mudah iri
terhadap orang lain, menanggapi segala masalah yang terjadi mesti berhati-hati, tidak grusa-
grusu atau emosional.

9. Wiru
Jarik atau kain yang dikenakan selalu dengan cara mewiru ujungnya sedemikian rupa. Wiru
atau wiron bias terjadi dengan cara melipat-lipat ujung jarik sehingga berwujud wiru. Berarti,
jarik tidak lepas dari wiru. Wiru, artinya wiwiren aja nganti kleru, olahlah segala hal yang
terjadi sedemikian rupa sehingga bias menumbuhkan suasana yang menyenangkan dan
harmonis.

10. Bebed
Bebed adalah kain atau jarik yang sedang dikenakan seorang laki-laki pada bagian tubuh
sepanjang kakinya. Bebed artinya manusia harus ubed, rajin bekerja, berhati-hati terhadap
segala hal yang dilakukan dan tumindak nggubed ing rina wengi artinya bekerjalah
sepanjang hari.

11. Canela
Canela mempunyai arti canthelna jroning nala, atau peganglah kuat-kuat dalam hatimu.
Canela sama artinya dengan cripu, selop, atau sandal. Canela selalu dikenakan di kaki,
artinya dalam menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa, hendaklah dari lahir sampai batin
sujud. Dalam hati hanyalah sumeleh, pasrah akan kekuasaan-Nya Yang Maha TInggi.

12. Curiga lan Rangka


Curiga atau keris berwujud wilahan, bilahan dan terdapat di dalam warangka atau wadahnya.
Curiga dikenakan di bagian belakang badan. Keris ini mempunyai pralambang bahwa keris
sekaligus warangka sebagimana manusia sebagai ciptaan dan penciptanya, manunggaling
kawula Gusti.

Karena diletakkan di bagian belakang tubuh, keris mempunyai arti bahwa dlam menyembah
Tuhan Yang Maha Kuasa hendaklah manusia bias untuk ngungkurake godhaning setan yang
senantiasa mengganggu manusia ketika manusia akan berbuat kebaikan.

(Sumber : Gapoera) dalam http://adamjawa.wordpress.com/2010/01/03/lambang-dan-


perumpamaan-busana-jawa/

Wayang.

Wayang dikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi.
Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang
yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar.

Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan
Bali. Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 November 2003,
sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang
indah dan sangat berharga (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity).

Ada versi wayang yang dimainkan oleh orang dengan memakai kostum, yang dikenal
sebagai wayang orang, dan ada pula wayang yang berupa sekumpulan boneka yang
dimainkan oleh dalang. Wayang yang dimainkan dalang ini diantaranya berupa wayang kulit
atau wayang golek. Cerita yang dikisahkan dalam pagelaran wayang biasanya berasal dari
Mahabharata dan Ramayana.

Pertunjukan wayang di setiap negara memiliki teknik dan gayanya sendiri, dengan demikian
wayang Indonesia merupakan buatan orang Indonesia asli yang memiliki cerita, gaya dan
dalang yang luar biasa.

Kadangkala repertoar cerita Panji dan cerita Menak (cerita-cerita Islam) dipentaskan pula.

Wayang, oleh para pendahulu negeri ini sangat mengandung arti yang sangat dalam. Sunan
Kali Jaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan Wayang. Para Wali di
Tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di
Jawa Timur, kedua Wayang Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang
Golek di Jawa Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain. Yaitu Mana yang
Isi(Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit) harus dicari (Wayang Golek).

(Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

Batik

Batik adalah salah satu cara pembuatan bahan pakaian. Selain itu batik bisa mengacu pada
dua hal. Yang pertama adalah teknik pewarnaan kain dengan menggunakan malam untuk
mencegah pewarnaan sebagian dari kain. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal
sebagai wax-resist dyeing. Pengertian kedua adalah kain atau busana yang dibuat dengan
teknik tersebut, termasuk penggunaan motif-motif tertentu yang memiliki kekhasan. Batik
Indonesia, sebagai keseluruhan teknik, teknologi, serta pengembangan motif dan budaya
yang terkait, oleh UNESCO telah ditetapkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya
Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) sejak
2 Oktober, 2009. [1]

(Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

furniture

Gb.4 Furniture jawa tengah

You might also like