You are on page 1of 6

Nama : Iis Ainun .N.

NIM :1411C2004
Kelas :S1 Medis NonReg

ADSORPSI

A. PENGERTIAN ADSORPSI

Adsorpsi adalah pemisahan bahan dari suatu campuran gas atau cair dimana bahan
yang akan di pisahkan di tarik oleh permukaan zat padat.
Dengan demikian dapat disimpulkan:
Adsorbat :senyawa terlarut yang dapat terserap ( berupa campuran gas atau cairan )
Adsorben : padatan dimana di permukaannya terjadi pengumpulan senyawa yang diserap (
berupa padatan )

B. JENIS JENIS ADSORPSI


Berdasarkan proses terjadinya ada dua jenis adsorbsi, yaitu Adsorbsi kimia dan
adsorbsi fisika. Berikut masing- masing penjelasannya.
1. adsorpsi fisika (Physisorption)
interaksi yang terjadi antara dasorben dan adsorbat adalah gaya Van der Walls
dimana ketika gaya tarik molekul antara larutan dan permukaan media lebih besar
daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan, maka substansi terlarut akan
diadsorpsi oleh permukaan media. Adsorbsi fisika ini memiliki gaya tarik Van der Walls
yang kekuatannya relatif kecil. Molekul terikat sangat lemah dan energi yang dilepaskan
pada adsorpsi fisika relatif rendah sekitar 20 kJ/mol.
Contoh :
Adsorpsi oleh karbon aktif. Karbon aktif merupakan senyawa karbon yang diaktifkan
dengan cara membuat pori pada struktur karbon tersebut. Aktivasi karbon aktif pada
temperatur yang tinggi akan menghasilkan struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi
yang besar. Semakin besar luas permukaan, maka semakin banyak substansi terlarut
yang melekat pada permukaan media adsorpsi.
2. adsorpsi kimia (Chemisorption)
Chemisorption terjadi ketika terbentuknya ikatan kimia (bukan ikatan van Dar
Wallis) antara senyawa terlarut dalam larutan dengan molekul dalam media. Chemisorpsi
terjadi diawali dengan adsorpsi fisik, yaitu partikel adsorbat tertarik ke permukaan
adsorben melalui gaya Van der Walls atau bisa melalui ikatan hidrogen. Dalam
Chemisorbption partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan kimia
(biasanya ikatan kovalen), dan cenderung mencari tempat yang memaksimumkan bilangan
koordinasi dengan substrat.Contoh : Ion exchange.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADSORPSI

1) Waktu Kontak
Waktu kontak merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam proses adsorpsi.
Waktu kontak memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul adsorbat
berlangsung lebih baik.
2) Karakteristik Adsorben
Ukuran partikel merupakan syarat yang penting dari suatu arang aktif untuk digunakan
sebagai adsorben. Ukuran partikel arang mempengaruhi kecepatan dimana adsorpsi
terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan menurunnya ukuran partikel.
3) Luas Permukaan
Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang diserap, sehingga
proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran diameter adsorben maka
semakin luas permukaannya. Kapasitas adsorpsi total dari suatu adsorbat tergantung
pada luas permukaan total adsorbennya.
4) Kelarutan Adsorbat
Agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan. Senyawa yang
mudah larut mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya dan karenanya lebih sukar
untuk teradsorpsi dibandingkan senyawa yang sukar larut. Akan tetapi ada perkeculian
karena banyak senyawa yang dengan kelarutan rendah sukar diadsorpsi, sedangkan
beberapa senyawa yang sangat mudah larut diadsorpsi dengan mudah. Usaha-usaha
untuk menemukan hubungan kuantitatif antara kemampuan adsorpsi dengan kelarutan
hanya sedikit yang berhasil.
5) Ukuran Molekul Adsorbat
Ukuran molekul adsorbat benar-benar penting dalam proses adsorpsi ketika molekul
masuk ke dalam mikropori suatu partikel arang untuk diserap. Adsorpsi paling kuat
ketika ukuran pori-pori adsorben cukup besar sehingga memungkinkan molekul adsorbat
untuk masuk.
6) pH
pH di mana proses adsorpsi terjadi menunjukkan pengaruh yang besar terhadap adsorpsi
itu sendiri. Hal ini dikarenakan ion hidrogen sendiri diadsorpsi dengan kuat, sebagian
karena pH mempengaruhi ionisasi dan karenanya juga mempengaruhi adsorpsi dari
beberapa senyawa. Asam organik lebih mudah diadsorpsi pada pH rendah, sedangkan
adsorpsi basa organik terjadi dengan mudah pada pH tinggi. pH optimum untuk
kebanyakan proses adsorpsi harus ditentukan dengan uji laboratorium.
7) Temperatur
Temperatur di mana proses adsorpsi terjadi akan mempengaruhi kecepatan dan jumlah
adsorpsi yang terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan meningkatnya temperatur,
dan menurun dengan menurunnya temperatur. Namun demikian, ketika adsorpsi
merupakan proses eksoterm, derajad adsorpsi meningkat pada suhu rendah dan akan
menurun pada suhu yang lebih tinggi .
D. APLIKASI ADSORPSI

1. Pemutihan gula tebu


Gula yg masih berwarna dilarutkan dalam air kemudian dialirkan melalaui tanah diatomae
dan arang tulang. Zat-zat warna dalam gula akan diadsorpsi sehinga diperoleh gula yang
putih bersih.
2. Norit
tablet yg terbuat dari karbon aktif norit. Di dalam usus norit membentuk sistem koloid
yg dapat mengadsorpsi gas/zat racun.
3. Penjernihan air
dengan menambahkan tawas/ Aluminium sulfat (akan terhidrolisis membentuk Al(OH)3
yang berupa koloid). Koloid ini dapat mengadsorpsi zat-zat warna / zat pencemar dalam
air.

Proses adsorpsi dibedakan menjadi 3 tahap :


1. Tahap Adsorpsi
Tahap dimana terjadi proses adsorpsi
Adsorbate tertahan pada permukaan adsorbent (tertahannya gas atau uap atau molekul
pada permukaan padatan).
Pada proses adsorpsi umumnya dilakukan untuk senyawa organic dengan berat molekul
(BM) lebih besar dari 46 dan dengan konsentrasi yang kecil.. Semakin besar BM maka
proses adsorpsi akan semakin baik.
2. Tahap Desorpsi
Tahap ini merupakan kebalikan pada tahap adsorpsi, dimana adsorbate dilepaskan dari
adsorbent (lepasnya gas atau uap atau molekul pada permukaan padatan). Desorpsi dapat
dilakukan dengan beberapa cara, diantarnya adalah :
Menaikkan temperature adsorbent di atas temperature didih adsorbent, dengan cara
mengalirkan uap panas/ udara panas atau dengan pemansan
Menambahkan bahan kimia atau secara kimia
Menurunkan tekanan
3. Tahap Recovery
Tahap ini merupakan tahap pengolahan dari gas, uap atau molekul yang telah di desorpsi,
dimana reconvery dapat di lakukan dengan :
Kondensasi
Dibakar
Solidifikasi

Sumber : http://tugas-mia19.blogspot.co.id/2015/10/makalah-adsorpsi-dan-
absorpsi.html
ABSORPSI

A. PENGERTIAN ABSORPSI

Absorpsi adalah proses pemisahan bahan dari suatu campuran gas dengan cara
pengikatan bahan tersebut pada permukaan zat cair yang di ikuti dengan pelarutan.
Dengan demikian dapat disimpulkan:
Absorbat : senyawa terlarut yang dapat terserap ( berupa campuran gas )
Absorben : padatan dimana di permukaannya terjadi pengumpulan senyawa yang
diserap
(berupacairan)

B. JENIS-JENIS ABSORPSI
1. Absorbsi fisik
Absorbsi fisik merupakan absorbsi dimana gas terlarut dalam cairan penyerap tidak
disertai dengan reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi gas H2S dengan air,
metanol, propilen, dan karbonat. Penyerapan terjadi karena adanya interaksi fisik, difusi
gas ke dalam air, atau pelarutan gas ke fase cair.
Reaksi : H2S + H2O
2. Absorbsi kimia
Absorbsi kimia merupakan absorbsi dimana gas terlarut didalam larutan penyerap
disertai dengan adanya reaksi kimia. Contoh absorbsi ini adalah absorbsi dengan adanya
larutan MEA, NaOH, K2CO3, dan sebagainya. Aplikasi dari absorbsi kimia dapat dijumpai
pada proses penyerapan gas CO2 pada pabrik amoniak.
Reaksi :CO2(g) + NaOH(aq) NaHCO3(aq)

C. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA OPERASI ABSORPSI

1) Laju alir air. Semakin besar,penyerapan semakin baik.


2) Komposisi dalam aliran air. Jika terdapat senyawa yang mampu beraksi dengan
CO2(misalnya NaOH) maka penyerapan lebih baik.
3) Suhu operasi.Semakin rendah suhu operasi,penyerapan semakin baik.
4) Tekanan operasi.Semakin tinggi tekanan operasi, penyerapan semakin baik sampai
pada batas tertentu. Diatas tekanan maksimum (untuk hidrokarbon biasanya 4000-5000
kPa), penyerapan lebih buruk.
5) Laju alir gas. Semakin besar laju alir gas,penyerapan semakin buruk.

D. Aplikasi Industri

Absorbsi dalam dunia industri digunakan untuk meningkatkan nilai guna dari suatu zat
dengan cara merubah fasenya.
1. Proses Pembuatan Formalin
Formalin yang berfase cair berasal dari formaldehid yang berfase gas dapat
dihasilkanmelalui proses absorbsi. Teknologi proses pembuatan formalin Formal dehid
sebagai gasinput dimasukkan ke dalam reaktor. Output dari reaktor yang berupa gas
yang mempunyai suhu 1820C di dinginkan pada kondensor hingga suhu 55 0C,dimasukkan ke
dalam absorber. Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan formalin
dengan kadar formaldehid sekitar 37 40%. Bagian terbesar dari metanol, air, dan
formal dehid di kondensasi di bawah air pendingin bagian dari menara, dan hampir semua
removal dari sisa metanol dan formaldehid dari gas terjadi dibagian atas absorber
dengan countercurrent contact dengan air proses

2. Proses Pembuatan Asam Nitrat


Pembuatan asam nitrat (absorpsi NO dan NO 2). Proses pembuatan asam nitrat pada
tahap akhir dari proses pembuatan asam nitrat berlangsung dalam kolom absorpsi. Pada
setiap tingkat kolom terjadi reaksi oksidasi NO menjadi NO 2 dan reaksi absorpsi
NO2 oleh air menjadi asam nitrat. Kolom absorpsi mempunyai empat fluks masuk dan dua
fluks keluar. Empat fluks masuk yaitu air umpan absorber, udara pemutih, gas proses,
dan asam lemah. Dua fluks keluar yaitu asam nitrat produk dan gas buang. Kolom
absorpsi dirancang untuk menghasilkan asam nitrat dengan konsentrasi 60 % berat dan
kandungan NOx gas buang tidak lebih dari 200 ppm.
Aplikasi absorbsi lainnya seperti proses pembuatan urea,produksi ethanol,
minumanberkarbonasi, fire extinguisher,dry ice,supercritical carbon dioxide dan masih
banyak lagi aplikasi absorbsi dalam industri.
Selain itu absorbsi ini juga digunakan untuk memurnikan gas yang dihasilkan dari
fermentasi kotoran sapi. Gas CO 2 langsung bereaksi dengan larutan NaOH sedangkan
CH4 tidak. Dengan berkurangmya konsentrasi CO 2sebagai akibat reaksi dengan NaOH,
makaperbandingan konsentrasi CH4 dengan CO2 menjadi lebih besar untuk konsentrasi
CH4. Absorbsi CO2 dari campuran biogas ke dalam larutan
NaOH dapat dilukiskan sebagaiberikut:
CO2(g)+ NaOH(aq) NaHCO3(aq)
NaOH(aq)+ NaHCO3Na2CO3(s)+ HO(l)+ CO2(g)+ 2NaOH(aq)Na2CO3(s)+ H2O(l)
Dalam kondisi alkali atau basa, pembentukan bikarbonat dapat diabaikan karena
bikarbonat bereaksi dengan OHmembentuk CO32-.

Contoh alat absorpsi


Packing Tower
Salah satu contoh packing tower adalah Packed Bed
Absorber.Packed Bed Absorber berupa tube atau pipa yang diisi dengan beberapa
packing.Cairan masuk dari bagian atas, sedangkan gas masuk dari bagian bawah.
Packed Bed Absorber
Di dalam packed bed absorber terdapat Packing yang memberikan kontak yang bagus
antar kedua fasa sehingga luas permukaan menjadi maksimum.
Ada 3 jenis packing :
1.Raschig ring: potongan pipa
L D 0,5-1 in
2. Berl saddle
3. Pall ring

Sumber : http://tugas-mia19.blogspot.co.id/2015/10/makalah-adsorpsi-dan-
absorpsi.html

You might also like