You are on page 1of 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada hakikatnya organisasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan, di mana
organisasi merupakan alat manajemen untuk mencapai tujuan. Organisasi dapat
diartikan sebagai proses penetapan dan pembagian pekerjaan dengan batasan
tugas dan tanggung jawab, serta penetapan hubungan antar bagian, sehingga
anggotanya dapat bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan tertentu (Fuad,
dkk, 2006).
Agar organisasi dapat berjalan dengan efektif maka diperlukan suatu
penyusunan bagan atau struktur yang membagi-bagi departemen atau unit di
dalam organisasi beserta pembagian tugas dan tanggung jawabnya. Struktur
organisasi merupakan kerangka dari organisasi yang menunjukkan
tingkatan/hirarki dengan fungsi dan kewenangan dari setiap unit/bagian dan
menunjukkan sistem pelaporan yang jelas (Umar, 2003).
Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk organisasi dimana
peran perawat yang berinteraksi dengan struktur organisasi dapat
mempengaruhi pencapaian tujuan dari organisasi tersebut (Huber, 2010). Maka
dari itu, pemahaman perawat mengenai struktur organisasi merupakan hal yang
penting, karena perawat sebagai anggota dari organisasi yang akan
menjalankan perannya demi terwujudnya tujuan organisasi, dalam hal ini adalah
tujuan dari fasilitas pelayanan kesehatan untuk mewujudkan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Mengetahui konsep dan teori mengenai struktur organisasi Puskesmas
dan Rumah Sakit
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui definisi struktur organisasi
b. Mengetahui manfaat struktur organisasi
c. Mengetahui struktur organisasi Puskesmas
d. Mengetahui struktur organisasi Rumah Sakit

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI STRUKTUR ORGANISASI


Struktur merupakan susunan dari suatu bagian. Organisasi yaitu
kelompok yang menggabungkan unsur-unsur kecil menjadi unsur yang lebih
besar dan tersusun secara sistematis (Huber, 2010).
Robbins & Judge (2007) mendefinisikan struktur organisasi sebagai
penentuan bagaimana pekerjaan dibagi, dan dikelompokkan secara formal.
Struktur organisasi merupakan suatu susunan dan hubungan antara
bagian dan posisi dalam suatu organisasi atau perusahaan, yang
menjelaskan pembagian aktivitas kerja, menjelaskan hirarki dan susunan
kewenangan, serta hubungan alur penyampaian informasi (hubungan
pelaporan) (Umar, 2003).
Struktur organisasi adalah kesesuaian pembagian pekerjaan antara
struktur dan fungsi dimana terjadi penumpukan atau kekosongan
pelaksanaan pekerjaan, dan ada tidaknya hubungan dan urutan di antara
unit-unit kerja yang ada (Tangkilisan, 2007).
Gomez-Mejia (2004) menyatakan struktur organisasi adalah hubungan
formal maupun informal antar anggota suatu organisasi (Sukoco, 2007).
Struktur organisasi menetapkan mekanisme koordinasi dan pola interaksi
yang akan diikuti (Robbins, 1994, dalam Ruhana, 2012).
Huber (2010) menyatakan organisasi pada dasarnya merupakan
organisasi sosial dimana dalam pelaksanaannya mengandalkan aktivitas
manusia. Selanjutnya, Huber mendefinisikan struktur organisasi sosial yaitu
suatu cara dimana pekerjaan dibagi dan dikordinasikan kepada anggotanya
dan merupakan hasil dari hubungan kerjasama antar kelompok.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa struktur
organisasi adalah gambaran kerangka suatu organisasi yang menunjukkan
tingkatan/hirarki organisasi dengan fungsi dan kewenangan dari setiap
anggotanya baik secara resmi maupun tidak. Struktur dari suatu organisasi
dapat mempengaruhi jalannya informasi, sumber-sumber daya, dan kekuatan
diantara para anggotanya.
Dalam konteks desain organisasi, Ivancevich, dkk (2008)
mendefinisikannya sebagai proses penentuan keputusan untuk memilih
alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan
demikian, keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan
menghasilkan sebuah struktur organisasi.
Ada enam elemen yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika
akan mendesain struktur organisasi. Ke-enam elemen tersebut meliputi :
1. Spesialisasi Pekerjaan adalah sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi
dibagi-bagi ke dalam beberapa pekerjaan tersendiri
2. Departementalisasi adalah dasar yang dipakai untuk mengelompokkan
pekerjaan secara bersama-sama
3. Rantai komando adalah garis wewenang yang tanpa putus yang
membentang dari puncak organisasi ke unit terbawah dan menjelaskan
siapa yang bertanggung jawab kepada siapa. Wewenang sendiri
merupakan hak yang melekat dalam sebuah posisi manajerial untuk
memberikan perintah dan untuk berharap bahwa perintahnya tersebut
dipatuhi
4. Rentang Kendali adalah jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh
seorang manajer secara efisien dan efektif
5. Sentralisasi Desentralisasi. Sentralisasi adalah sejauh mana tingkat
pengambilan keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi
6. Formalisasi adalah sejauh mana pekerjaan pekerjaan di dalam organisasi
dilakukan.

B. MANFAAT STRUKTUR ORGANISASI


Manfaat dari struktur organisasi adalah struktur tersebut
memungkinkan kita untuk mengetahui bagaimana organisasi itu terbentuk.
Struktur yang jelas akan membuat atasan dan bawahan dapat mengetahui
tugas dan wewenang yang dilakukan. Selain itu, dengan bagan struktur, alur
informasi menjadi lebih jelas sehingga tidak terjadi kebingungan untuk
melapor kepada siapa jika terdapat suatu masalah (Tangkilisan, 2007).

C. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS


1. Pengertian Puskesmas
Menurut DEPARTEMEN KESEHATAN RI 1987 :
Puskesmas adalah : suatu unit organisasi fungsional yang secara
profesional melakukan upaya pelayanan kesehatan pokok yang
menggunakan peran serta masyarakat secara aktif untuk dapat memberikan
pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di suatu
wilayah kerja tertentu.
DEPARTEMEN KESEHATAN RI 1991 :
Organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat
pembangunan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta
masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
dan terpadu pada masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk
usaha kesehatan pokok .

2. Fungsi Puskesmas
Ada 3 fungsi pokok Puskesmas yaitu :
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya
2. Membina peran serta masyarakat diwilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu di
wilayah kerjanya

3. Manajemen Pelayanan Kesehatan di Puskesmas


Puskesmas merupakan unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan
dengan misi sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang
tugasnya melaksanakan pembinaan, pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di suatu wilayah tertentu.
Pelayanan kesehatan yang dilakukan secara menyeluruh, meliputi aspek-
aspek; promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Upaya yang dilakukan
untuk menjalankan misi Puskesmas, antara lain :
Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa.
Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, dengan dua cara ; (1) quality
of care yaitu peningkatan kemampuan profesional tenaga kesehatan
dalam menjalankan profesinya (dokter,perawat, bidan, dll) yang
dilakukan oleh organisasi profesi, (2) quality of service, yaitu
peningkatan kualitas yang terkait dengan pengadaan sarana, dan
menjadi tanggung jawab institusi sarana kesehatan (Puskesmas)
Pengadaan peralatan dan obat-obatan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
Sistem rujukan di tingkat pelayanan dasar
Peran serta masyarakat, melalui pembangunan kesehatan masyarakat
desa (PKMD).
4. Struktur Organisasi Puskesmas

STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

KEPALA
PUSKESMAS

TATA USAHA

UNIT I UNIT II UNIT III UNIT IV UNIT V UNITV I UNITVII

PUSKESMAS
PEMBANTU
Stuktur organisasi Puskesmas tergantung dari kegiatan dan beban tugas
masing-masing puskesmas.Penyusunan struktur organisasi Puskesmas dilakukan
oleh dinas kesehatan kabupaten / kota, sedangkan penetapannya dilakukan dengan
peraturan daerah.
Struktur organisasi Puskesmas beserta uraian tugasnya adalah sebagai
berikut :
a. Kepala Puskesmas sebagai unsur pimpinan, mempunyai tugas pokok dan
fungsi untuk memimpin, mengawasi dan mengoordinasi kegiatan Puskesmas
yang dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.
b. Unit Tata Usaha sebagai unsur pembantu pimpinan, mempunyai tugas pokok
dan fungsidi bidang :
Data dan informasi
Perencanaan dan penilaian
Keuangan
Umum dan kepegawaian
c. Unsur pelaksana, yaitu unit yang terdiri atas tenaga atau pegawai dalam jabatan
fungsional. Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga dan fasilitas tiap
daerah. Terdiri atas unit I, II, III, IV, V, VI, VII.
Unit I, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
kesejahteraan ibu dan anak, Keluarga Berencana dan perbaikan gizi.
Unit II, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
pencegahan dan pemberantasan penyakit terutama imunisasi, kesehatan
lingkungan dan laboratorium.
Unit III, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
kesehatan gigi dan mulut, serta kesehatan tenaga kerja dan lanjut usia
(lansia).
Unit IV, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
perawatan kesehatan masyarakat, kesehatan sekolah dan olahraga,
kesehatan jiwa, kesehatan mata dan kesehatan khusus lainnya.
Unit V, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan di
bidang pembinaandan pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan
penyuluhan kesehatan masyarakat.
Unit VI, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan kegiatan
pengobatan rawat jalan dan rawat inap (Puskesmas perawatan).
Unit VII, mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk melaksanakan
pengelolaan farmasi.
d. Jaringan pelayanan puskesmas

Puskesmas pembantu, yaitu unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan


berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam
ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.

Puskesmas Keliling, yaitu unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi


dengan kendaraan bermotor roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan
kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari
Puskesmas. Fungsinya menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-
kegiatan Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh
pelayanan kesehatan.

Kegiatan Puskesmas Keliling adalah:


Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah terpencil
yang tidak terjangkau oleh pelayanan Puskesmas atau Puskesmas
Pembantu, 4 hari dalam satu minggu.

Melakukan penyelidikan tentang kejadian luar biasa.

Dipergunakan sebagai alat transpor penderita dalam rangka rujukan bagi


kasus gawat darurat.

Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat audio-


visual.

Bidan Desa

Posyandu, merupakan kegiatan keterpaduan antara Puskesmas dan


masyarakat di tingkat desa yang diwujudkan dalam bentuk Pos Pelayanan
Terpadu. Semula Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana
masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan kesehatan
Dalam pengembangannya Posyandu dapat dibina menjadi forum komunikasi
dan pelayanan di masyarakat, antara sektor yang memadukan kegiatan
pembangunan sektoralnya dengan kegiatan masyarakat, untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam memecahkan masalah melalui alih teknologi.
Satu Posyandu sebaiknya melayani sekitar 100 balita (120 kepala keluarga),
atau sesuai dengan kemampuan petugas dan keaadaan setempat.

1. Kriteria personalia
Kriteria personalia yang mengisi struktur organisasi Puskesmas
disesuaikan dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing unit
Puskesmas. Khusus untuk kepala puskesmas dipersyaratkanharus seorang
sarjana di bidang kesehatan yang kurikulum pendidikannya mencakup
kesehatan masyarakat.
2. Eselon kepala puskesmas
Kepala puskesmas adalah penanggung jawab
pembangunankesehatan di tingkat kecamatan. Sesuai dengan
tanggungjawab tersebut dan besarnya peran kepala Puskesmas dalam
peyelengaraan pembangunan kesehatan di tingkat kecamatan, maka jabatan
kepala puskesmas setingkat dengan eselon III-B. Dalam keadaan tidak
tersedia tenaga yang memenuhi syarat untuk menjabat eselon III-B, ditunjuk
pejabat sementara yang sesuai dengan kriteria kepala puskesmas yakni
seorang sarjana dibidang kesehatan yang kurikulun pendidikannyamencakup
bidang kesehatan masyarakat.

e. Program Puskesmas
Puskesmas bertanggungjawab untuk menyelengarakan program kesehatan
perorangan dan masyarakat sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama.
Program-program kegiatan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di
Puskesmas dibagi dalam
1. Program pokok, merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di
laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6
Program Pokok pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu:
Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif), yaitu bentuk
pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan
pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter
secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama
anamnesis dan pemeriksaan
Promosi Kesehatan, yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas
yang diarahkan untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara
optimal melalui kegiatan penyuluhan (individu, kelompok maupun
masyarakat).
Pelayanan KIA dan KB, yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan
KB di Puskesmas yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada
PUS (Pasangan Usia Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil,
bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak
menular, yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk
mencegah dan mengendalikan penular penyakit menular/infeksi
(misalnya TB, DBD, Kusta dll).
Kesehatan Lingkungan, yaitu program pelayanan kesehatan
lingkungan di puskesmas untuk meningkatkan kesehatan lingkungan
pemukiman melalui upaya sanitasi dasar, pengawasan mutu lingkungan
dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran lingkungan
dengan peningkatan peran serta masyarakat.
Perbaikan Gizi Masyarakat, yaitu program kegiatan pelayanan
kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi
peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi Protein,
Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY),
Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi,
dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
2. Program pengembangan, merupakan beberapa upaya kesehatan
pengembangan yang ditetapkan Puskesmas dan Dinas Kesehatan
kabupaten/kota sesuai dengan permasalahan, kebutuhan dan kemampuan
Puskesmas. Dalam struktur organisasi puskesmas program pengembangan
ini biasa disebut Program spesifik lokal yang ditetapkan sesuai dengan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta disesuaikan
dengam kemampuan puskesmas. Meliputi:
Usaha Kesehatan Sekolah, adalah pembinaan kesehatan masyarakat
yang dilakukan petugas Puskesmas di sekolah-sekolah (SD, SMP dan
SMA) diwilayah kerja Puskesmas.
Kesehatan Olah Raga adalah semua bentuk kegiatan yang
menerapkan ilmu pengetahuan fisik untuk meningkatkan kesegaran
jasmani masyarakat, baik atlet maupun masyarakat umum. Misalnya
pembinaan dan pemeriksaan kesegaran jasmani anak sekolah dan
kelompok masyarakat yang dilakukan puskesmas di luar gedung.
Perawatan Kesehatan Masyarakat, adalah program pelayanan
penanganan kasus tertentu dari kunjungan puskesmas akan ditindak
lanjuti atau dikunjungi ketempat tinggalnya untuk dilakukan asuhan
keperawatan individu dan asuhan keperawatan keluarganya. Misalnya
kasus gizi kurang penderita ISPA/Pneumonia.
Kesehatan Kerja, adalah program pelayanan kesehatan kerja
puskesmas yang ditujukan untuk masyarakat pekerja informal maupun
formal diwilayah kerja puskesmas dalam rangka pencegahan dan
pemberantasan penyakit serta kecelakaan yang berkaitan dengan
pekerjaan dan lingkungan kerja. Misalnya pemeriksaan secara berkala
di tempat kerja oleh petugas puskesmas.
Kesehatan Gigi dan Mulut, adalah program pelayanan kesehatan gigi
dan mulut yang dilakukan Puskesmas kepada masyarakat baik didalam
maupun diluar gedung (mengatasi kelainan atau penyakit rongga mulut
dan gizi yang merupakan salah satu penyakit yang terbanyak di jumpai
di Puskesmas.
Kesehatan Jiwa, adalah program pelayanan kesehatan jiwa yang
dilaksanakan oleh tenaga Puskesmas dengan didukung oleh peran serta
masyarakat, dalam rangka mencapai derajat kesehatan jiwa
masyarakat yang optimal melalui kegiatan pengenalan/deteksi dini
gangguan jiwa, pertolongan pertama gangguan jiwa dan konseling jiwa.
Sehat jiwa adalah perasaan sehat dan bahagia serta mampu
menghadapi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana
adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Misalnya ada konseling jiwa di Puskesmas.
Kesehatan Mata adalah program pelayanan kesehatan mata terutama
pemeliharaan kesehatan (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif)
dibidang mata dan pencegahan kebutaan oleh tenaga kesehatan
Puskesmas dan didukung oleh peran serta aktif masyarakat. Misalnya
upaya penanggulangan gangguan refraksi pada anak sekolah.
Kesehatan Usia Lanjut, adalah program pelayanan kesehatan usia
lanjut atau upaya kesehatan khusus yang dilaksanakan oleh tenaga
Puskesmas dengan dukungan peran serta aktif masyarakat dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat usia lanjut.
Misalnya pemeriksaan kesehatan untuk mendeteksi dini penyakit
degeneratif, kardiovaskuler seperti : diabetes Melitus, Hipertensi dan
Osteoporosis pada kelompok masyarakat usia lanjut.
Pembinaan Pengobatan Tradisional, Adalah program pembinaan
terhadap pelayanan pengobatan tradisional, pengobat tradisional dan
cara pengobatan tradisional. Yang dimaksud pengobatan tradisional
adalah pengobatan yang dilakukan secara turun temurun, baik yang
menggunakan herbal (jamu), alat (tusuk jarum, juru sunat) maupun
keterampilan (pijat, patah tulang).
Kesehatan haji adalah program pelayanan kesehatan untuk calon dan
jemaah haji yang meliputi pemeriksaan kesehatan, pembinaan
kebugaran dan pemantauan kesehatan jemaah yang kembali (pulang)
dari menunaikan ibadah haji.
Dan beberapa upaya kesehatan pengembangan lainnya yang spesifik
lokal yang dikembangkan di Puskesmas dan Dinas Kesehatan
kabupaten/kota.
3. Program penunjang
Medical record
Apotik
Laboratorium
Setiap program yang dilaksanakan di puskesmas di lengkapi dengan
pelaksana program yang terlatih dan sesuai dengan keahlianya, peralatan
kesehatan (alat pelayanan dan bahan habis pakai kesehatan), dilengkapi
juga dengan pedoman pelaksanan program dan sasaran program (populasi
sasaran dan target sasaran) termasuk sistem pencatatan (register
pencatatan pelayanan) dan pelaporannya serta standar operasional
prosedur pelayanan kesehatan programnya, dan beberapa kelengkapan
lainnya misalnya kendaran roda dua dan empat. Kelengkapan program
Puskesmas ini selalu mendapatkan pengawasan, evaluasi dan bimbingan
dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kotanya.

f. Tugas pokok dan fungsi masing-masing bagian:


1. Tugas bagian tata usaha
- Menyusun data pegawai berdasarkan pendidikan dan kepangkatan
- Melakukan pelayanan administrasi kepegawaian
- Membuat catatan khusus tentang pegawai
- Membuat laporan tentang tenaga kesehatan setiap tahun
- Mengagendakan surat masuk dan keluar secara sistematis
- Menginformasikan surat masuk kepada pimpinan dan petugas terkait
- Mendistribusikan surat keluar sesuai alamat
- Melakukan inventaris perlengkapan
- Membuat up dating inventaris alat
- Merencanakan perbaikan gedung Puskesmas dan inventaris
- Membuat laporan absensi setiap bulan
2. Tugas bagian keuangan
- Merencanakan kebutuhan keuangan
- Menyelesaikan administrasi keuangan
- Membuat catatan uang masuk dan keluar setiap bulan
- Memeriksakan catatan keuangan kepada pimpinan Puskesmas setiap
bulan

3. Tugas rekam medis


- Membuat Rencana kerja
- Mempersiapkan bahan-bahan untuk pendaftaran pasien rawat jalan
- Mencatat identitas pasien yang mendaftar dan menyiapkan status untuk
dibawa kebagian pelayanan pengobatan
- Mengantarkan status pasien rawat jalan ke bagian yang dituju
- Menyusun kembali status yang telah diselesaikan oleh bagian pelayanan
- Membuat laporan setoran mingguan dan tahunan
4. Tugas bagian pengobatan umum
- Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk pelayanan setiap hari
dan menyimpannya kembali setelah selesai pelayanan
- Membantu dokter dalam memberikan pelayanan pengobatan
- Memberikan pelayanan kesehatan minimal untuk kepada setiap pasien
rawat jalan sesuai standar pengobatan rasional
- Menjalin kerjasama lintas program
- Mengkonsultasikan kepada dokter tentang kasus-kasus yang kurang
dipahami
- Melakukan tindakan P3K kepada pasien yang membutuhkan
- Memilih kasus yang perlu ditindak lanjuti seperti tersangka Tb Paru atau
AFP dll
- Membuat surat rujukan kepada pasien yang membutuhkan
- Membantu dokter dalam memberikan pelayanan pengobatan
- Memberikan penyuluhan kepada pasien yang memerlukan
- Membuat rekapan jumlah setiap jenis penyakit setiap akhir bulan
- Membuat catatan 10 penyakit terbanyak setiap bulan
- Menghitung indeks peresepan setiap bulan
- Membuat laopran bulanan
- Pemeriksaan kesehatan haji
- Membuat rekapan kasus setiap akhir tahun
5. Tugas bagian poliklinik gigi
- Membuat rencana kerja
- Mempersiapkan alat-alat pelayanan gigi sebelum memulai pelayanan
- Memberikan pelayanan berupa pemeriksaan, tindakan, pengobatan dan
penyuluhan kepada pasien yang membutuhkan
- Melaksanakan pelayanan secara terintegrasi dengan KIA dan BP
- Membuat catatan harian pelayanan gigi
- Melakukan UKGS dan UKGMD bersama kegiatan UKS dan kegiatan
lainnya
- Membuat laporan bulanan dan rekapan tahunan
6. Tugas bagian pemberantasan penyakit menular
- Membuat rencana kerja mingguan, bulanan dan tahunan
- Mempersiapkan bahan penyuluhan penyakit menular
- Mengkoordinasikan lintas program dan lintas sektor hal yang berkaitan
dengan pemberantasan penyakit menular
- Mengikuti pertemuan P2M kapan diperlukan
- Mempersiapkan bahan dan peralatan survey lapangan
- Menghimpun laporan wabah dari puskesmas pembantu dan masyarakat
- Melaporkan penyakit menular wabah dan kejadian luar biasa
- Membuat laporan mingguan, bulanan dan tahunan
7. Tugas bagian P2 Tb dan P2 kusta
- Memberikan keterangan kepada penderita baru tentang cara makan dan
kemungkinan efek samping obat yang timbul dan cara mengatasinya
- Memberikan pelayanan pengobatan TB Paru dan Kusta
- Memotivasi dan memonitor kepatuhan penderita makan obat
- Mengunjungi penderita yang tidak datang mengambil obat melalui PMO
- Mengingatkan penderita Tb Paru tentang pemeriksaan dahak ulang
setelah 2 bulan dan 5 bulan makan OAT
- Membuat catatan dan laporan setiap bulan dan rekapan akhir tahun
8. Tugas bagian P2 rabies
- memberikan keterangan kepada penderita gigitan hewan penular penyakit
rabies tentang tindakan yang harus dilakukan
- Mengambil vaksin rabies ke DKK bagi setiap pasien yang membutuhkan
- Membuat surat persetujuan pemberian VAR kepada setiap penderita/wali
yang akan diberi suntikan
- Melaksanakan penyuntikan VAR kepada pasien yang membutuhkan
- Memantau penderita yang tidak memenuhi jadwal suntikan ulang
- Membuat catatan identitas setiap penderita gigitan hewan tersangka
dalam buku khusus
- Membuat laporan setiap bulan tentang kasus gigitan hewan tersangka
rabies dan laporan pemakaian VAR
- Membuat rekapan kasus di akhir tahun
9. Tugas bagian P2 Malaria
- Memantau kasus malaria melalui kunjungan pasien rawat jalan
- Meninjau ke lapangan laporan kelurahan tentang ledakan kasus
- Membuat laporan tentang ledakan kasus
- Mengambil sediaan darah bagi penderita tersangka malaria dan
mengirimkan ke laboratorium
- Melakukan survey malaria kapan diperlukan
- Melakukan koordinasi lintas program
- Membuat catatan identitas setiap penderita malaria klinis dalam buku
khusus
- Membuat laporan setiap bulan
- Membuat rekapan jumlah kasus setiap akhir tahun
10. Tugas bagian P2 ISPA dan diare
- Memantau kasus Ispa dan Diare melalui kunjungan rawat jalan
Puskesmas dan laporan kader
- Meninjau ke lapangan laporan tentang ledakan kasus (KLB) diare
- Membuat laporan kalau terjadi wabah diare
- Membuat catatan harian serta laporan mingguan/bulanan kasus diare
- Membuat rekkapan kasus setiap akhir tahun
11. Tugas program DBD
- Memantau kasus DBD melalui kunjungan rawat jalan dan laporan
kelurahan
- Meninjau ke lapangan laporan kasus dari kelurahan atau rumah sakit
- Membuat catatan identitas pasien tersangka DBD
- Membuat laporan setiap didapatkan pasien tersangka yang telah
dikonfirmasi RS dengan pemeriksaan laboratorium
- Membuat laporan setiap bulan
12. Tugas bagian PKM
- Membuat rencana kerja
- Menjalin kerjasama lintas program dan lintas sektoral
- Melaksanakan penyuluhan kesehatan
- Mempersiapkan bahan-bahan penyuluhan yang ada bagi yang
membutuhkan
- Mencatat dan melaporkan hasil kegiatan setiap bulan
13. Tugas bagian imunisasi
- Membuat rencana kerja
- Merencanakan kebutuhan vaksin dan peralatan imunisasi
- Menjemput vaksin secara berkala ke DKK
- Memantau keadaan suhu vaksin setiap hari
- Mempersiapkan kebutuhan vaksin dan buku catatan bagi pelayanan di
posyandu
- Melaksanakan pelayanan imunisasi di dalam dan di luar gedung
- Mengembalikan sisa vaksin yang masih bias dipakai ke dalam cold chain
- Mencatat pelayana harian imunisasi dengan lintas program dan lintas
sektoral
- Membuat laporan hasil pelayanan dan pemakaian vaksin setiap bulan
- Membuat PWS imunisasi setiap bulan dan rekap tahunan
14. Tugas bagian kesehatan lingkungan
- Membuat rencana kerja
- Mencatat dan melaporkan kegiatan yang berhubungan dengan PAB/PLP
dan TTU/TPM
- Mengawasi kualitas air dengan cara pengambilan dan pemeriksaan
sample
- Melakukan pembinaan terhadap kelompok pemakai air
- Melakukan penyuluhan kesling
- Menjalin kerjasama lintas program dan lintas sektoral
- Mengambil dan memeriksa sampel makanan dan minuman dalam rangka
perlindungan terhadap konsumen
- Melakukan pemantauan KLB keracunan makanan dan minuman
- Membuat catatan harian kegiatan kesling yang dilakukan
- Membuat laporan hasil kegiatan yang dapat dilaksanakan setiap bulan
- Membuat cakupan kegiatan selama setahun
15. Tugas bagian PMS
- Membuat rencana kerja
- Membuat dan menganalisa data yang berkaitan dengan kegiatan PMS
- Menjalin kerjasama lintas program dan lintas sektoral
- Membina posyandu dan kader kesehatan
- Melaksanakan pelatihan kader
- Membuat laporan bulanan
16. Tugas bagian UKS
- Membuat rencana kerja bulanan dan tahunan
- Mengkoordinasikan kegiatan UKS secara LPLS
- Melakukan pembinaan UKS
- Melaksanakan penjaringan anak sekolah
- Melaksanakan latihan dokter kecil dan PMR
- Membina kegiatan pramuka Saka Bakti Husada
- Memberikan penyuluhan di sekolah-sekolah
- Membuat laporan kegiatan setiap bulan
17. Tugas pemegang program USILA
- Membuat rencana kerja
- Membuat jadwal posyandu lansia
- Melakukan pembinaaan kelompok lansia di Posyandu lansia
- Membuat laporan kegiatan pembinaan lansia setiap bulannya
18. Tugas bagian apotik dan gudang obat
- Membuat rencana kerja
- Merencanakan kebutuhan obat Puskesmas sekali tiga bulan
- Mendistribusikan obat ke Puskesmas pembantu dan unit pelayanan yang
membutuhkan di Puskesmas
- Melaksanakan pelayanan resep
- Mengkonsultasikan resep kepada bagian yanmedik tentang resep yang
diragukan
- Memberikan informasi kepada pasien tentang pemakian obat
- Mengisi kartu stok obat untuk semua jenis obat
- Mencatat semua pemasukan dan pengeluaran obat
- Membuat laporan pemakaian obat setiap bulan
- Membuat daftar 10 pemakaian obat terbanyak setiap tahun
19. Tugas bagian laboratorium
- Membuat rencana kerja
- Merencanakan kebutuhan bahan dan alat-alat laboratorium
- Menggalang kerjasama lintas program
- Melaksanakan pemeriksaan laboratorium
- Memelihara peralatan laboratorium
- Membuat catatan hasil pemeriksaan labor di dalam buku khusu
- Membuat laporan setiap bulan

D. STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT


1. Pengertian Organisasi Rumah Sakit
Organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin organizare,
kemudian (inggris) organize yang berarti membentuk suatu kebulatan dari
bagian-bagian yang berkaitan satu sama lainnya. Pengertian organisasi
menurut Dimok (1996:26), Organisasi adalah perpaduan secara sistematika
dari bagian-bagian yang saling bergantung atau berkaitan untuk membentuk
satu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan
dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Sedangkan pendapat tentang organisasi menurut Hermaya (1996:26),
Organisasi adalah tempat atau wahana proses kegiatan kumpulan orang-
orang yang bekerja sama mempunyai fungsi dan wewenang untuk
mengerjakan usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Jadi Organisasi rumah sakit adalah suatu organisasi yang di bangun
untuk mempermudah, mempercapat para masyarakat agar lebih efisien jika
ingin pergi ke rumah sakit, sehingga prosedur-prosedur yang ada disana
semakin mudah untuk di lakukan oleh para pasien atau konsumen-konsumen
yang berada di rumah sakit. Serta bukan hanya untuk para pasien saja tapi ini
semua suatu organisasi juga berguna untuk para instasi-instasi yang ada di
dalam rumah sakit tersebut sehingga mereka semua dapat bekerja dengan
lebih mudah, cepat dalam melayani pasien-pasien yang datang ke rumah
sakit tersebut dan juga mempermudah kerja mereka sendiri

2. Jenis- Jenis Rumah Sakit


Rumah Sakit adalah Institusi pelayanan kesehatan yang
menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Rawat Inap
adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi
dan atau pelayanan kesehatan yang lainnya dengan menginap di rumah
sakit. Pelayanan Rawat Jalan adalah pelayanan pasien untuk observasi,
diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan pelayan kesehatan lainnya
tanpa menginap di rumah sakit. Pelayanan Gawat Darurat adalah pelayanan
daruratan medik yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah atau
menanggulangi resiko kematian atau cacat.
Jenis dan klasifikasi Rumah Sakit di Indonesia di atur dalam UU No. 40
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada BAB VI pasal 18 sampai dengan
pasal 24. Pada pasal 18 dijelaskan bahwa jenis Rumah Sakit dapat dibagi
berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya.

Berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit di


kategorikan menjadi Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus.
a. Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Umum adalah jenis rumah sakit yang memberikan pelayanan
kepada semua bidang dan jenis penyakit. Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 340/MENKES/Per/III/2010 Rumah Sakit
Umum diklasifikasikan menjadi :
1) Rumah Sakit Umum Kelas A
Rumah Sakit Umum Kelas A adalah Rumah Sakit yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 (empat)
spesialis dasar, 5 spesialis penunjang medik, 12 (dua belas) spesialis
lain dan 13 (tiga belas) sub spesialis. Kriteria, fasilitas dan kemampuan
Rumah Sakit Umum Kelas A meliputi :
a) Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Pelayanan Medik
Dasar, pelayanan Medik Gigi Mulut, dan Pelayanan kesehatan Ibu
dan Anak/ Keluarga Berencana
b) Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat
darurat 24 (dua puluh empat) jam dan 7 (Tujuh) hari seminggu
dengan kemapuan melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai
dengan standar.
c) Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit
Dalam, Kesehatan Anak, Bedah, Obsteri dan Ginekologi.
d) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan
Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik, Patologi Klinik, dan
Patologi Anatomi.
e) Pelayanan Medik Spesialis lain sekurang kurangnya terdiri dari
Pelayanan Mata, Telinga Hidung Tenggorokan, Syaraf, Jantung,
Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran Jiwa, Paru,
Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf, Bedah Plastik dan Kedokteran
Forensik.
f) Pelayaan Medik Spesialis Gigi Mulut terdiri dari Pelayanan Bedah
Mulut, Konservasi,/Endodonsi, Periodonti, Orthodonti, Prosthodonti,
Pedodonsi, dan Penyakit Mulut
g) Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari Pelayanan
Asuhan Keperawatan dan Asuhan Kebidanan.
h) Pelayanan Medik Subspesialis terdiri dari Subspesialis Bedah,
Penyakit Dalam, Kesehatan Anak, Obsteri dan Ginekologi, Mata,
Telinga Hidung Tenggorokan,Syaraf, Jantung dan Pembuluh Darah,
Kulit dan Kelamin, Jiwa, Paru, Orthopedi dan Gigi Mulut.
i) Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan Intensif, Pelayanan
Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
j) Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari Pelayanan
Laundry/Linen, Jasa Boga/Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas,
Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance, Komunikasi,
Pemulasaraan Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas
Medik dan Penampungan Air Bersih
Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis tingkat
pelayanan, dibawwah ini akan dijelaskan mengenai tenaga kesehatan
di tipa jenis dan ingkat pelayanan pada Rumah Sakit Umum tipe A :
a) Pada Pelayanan Medik Dasar minimala harus ada 18 orang dokter
umum dan 4 orang dokter gigi sebagai tenaga tetap.
b) Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-masing
minimal 6 orang dokter spesialis dengan masing-masing 2 orang
dokter spesialis sebagai tenaga tetap
c) Pada Pelayanan Spesialis Penunjang Medik harus ada masing-
masing minmal 3 orang dokter spesialis dengan masing-masing 1
orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap
d) Pada Pelayanan Medik Spesialis Lain harus ada masing-masing
minimal 3 orang dokter spesialis dengan masing-masing 1 orang
dokter spesialis sebagai tenaga tetap
e) Untuk Pelayanan Medik Spesialis Gigi dan Mulut harus ada masing-
masing minmal 1 orang dokter gigi spesialis sebagai tenaga tetap
f) Pada Pelayanan Medik Subspesialis harus ada masing-masing
minimal 2 orang dokter subspesialis dengan masing-masing 1 orang
dokter subspesialis sebagai tenaga tetap
g) Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 1:1
dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan
Rumah Sakit
h) Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit
Sarana Prasaranan an peralatan yang ada di Rumah Sakit Umum
kelas A harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Menteri.
Peralatan radiologi dan kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum
Kelas A harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh undang-
undang.
Jumlah tempat tidur di Rumah Sakit Umum tipe A minimal terdapat
400 buat tempat tidur. Sedangkan dari segi administrasi dan
manajemen di Rumah Sakit Umum kelas A terdiri dari struktur
organisasi dan tata laksana. Struktur organisasi di Rumah sakit
Umum Kelas A paling sedikit terdiri atas kepala rumah sakit atau
direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medik, unsur keperawatan,
unsur penungjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal,
serta administrasi umum dan keuangan. Sedangkan yang dimaksud
dengan tata laksana meliputi tata laksana organisasi, standar
pelayanan, stanndar operasinal prosedur(SPO), sistem Informasi
Mananjemen Rumah Sakit (SIMRS), hospital by laws dan Medical
Staff by laws.
Contoh : RSU Dr Cipto Mangunkusumo, RS PAD Gatot Soebroto,
RS Jiwa Jakarta

2) Rumah Sakit Umum Kelas B


Rumah Sakit Umum Kelas B adalah Rumah Sakit Umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4
(spesialis dasar), 4 (empat) spesialis penunjang medik, 8 (delapan)
spesialis lain dan 2 (dua) sub spesialis dasar. Kriteria, fasilitas dan
Kemampuan Rumah Sakit Kelas B meliputi :
a) Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Pelayanan Medik
Dasar, pelayanan Medik Gigi Mulut, dan Pelayanan kesehatan Ibu
dan Anak/ Keluarga Berencana
b) Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat
darurat 24 (dua puluh empat) jam dan 7 (Tujuh) hari seminggu
dengan kemapuan melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai
dengan standar.
c) Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit
Dalam, Kesehatan Anak, Bedah, Obsteri dan Ginekologi.
d) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan
Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik, Patologi Klinik.
e) Pelayanan Medik Spesialis lain sekurang kurangnya 8 (delapan) dari
13 (tiga belas) pelayanan meliputi Mata, Telinga Hidung Tenggorokan,
Syaraf, Jantung, Pembuluh Darah, Kulit dan Kelamin, Kedokteran
Jiwa, Paru, Orthopedi, Urologi, Bedah Syaraf, Bedah Plastik dan
Kedokteran Forensik.
f) Pelayaan Medik Spesialis Gigi Mulut terdiri dari Pelayanan Bedah
Mulut, Konservasi,/Endodonsi, Periodonti
g) Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari Pelayanan
Asuhan Keperawatan dan Asuhan Kebidanan.
h) Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan Intensif, Pelayanan
Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
i) Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari Pelayanan
Laundry/Linen, Jasa Boga/Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas,
Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance, Komunikasi,
Pemulasaraan Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas
Medik dan Penampungan Air Bersih.
Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis tingkat
pelayanan, dibawah ini akan dijelaskan mengenai tenaga kesehatan
di jenis dan tingkat pelayanan pada Rumah Sakit Umum Kelas B :
a) Pada Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 12 orang dokter
umum dan 3 orang dokter gigi sebagai tenaga tetap.
b) Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-masing
minimal 3 orang dokter spesialis dengan masing-masing 1 orang
dokter spesialis sebagai tenaga tetap
c) Pada Pelayanan Spesialis Penunjang Medik harus ada masing-
masing minimal 2 orang dokter spesialis dengan masing-masing 1
orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap
d) Pada Pelayanan Medik Spesialis Lain harus ada masing-masing
minimal 1 orang dokter spesialis setiap pelayan dengan 4 orang
dokter spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang berbeda
e) Untuk Pelayanan Medik Spesialis Gigi dan Mulut harus ada masing-
masing minmal 1 orang dokter gigi spesialis sebagai tenaga tetap
f) Pada Pelayanan Medik Subspesialis harus ada masing-masing
minimal 1 orang dokter subspesialis dengan masing-masing 1 orang
dokter subspesialis sebagai tenaga tetap
g) Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 1:1
dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan
Rumah Sakit
h) Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit
Sarana Prasaranan an peralatan yang ada di Rumah Sakit Umum
kelas B harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Menteri.
Peralatan yang dimiliki oleh Rumah sakit kelas B harus memenuhi
standar yang telah di tetapkan oleh Menteri. Peralatan radiologi dan
kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Kelas B harus memenuhi
standar yang telah ditetapkan oleh undang-undang.
Jumlah tempat tidur di Rumah Sakit Umum kelas B minimal
terdapat 200 buat tempat tidur. Sedangkan dari segi administrasi dan
manajemen di Rumah Sakit Umum kelas A terdiri dari struktur
organisasi dan tata laksana. Struktur organisasi di Rumah sakit
Umum Kelas A paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau
Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medik, unsur keperawatan,
unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal,
serta administrasi umum dan keuangan. Sedangkan yang dimaksud
dengan tata laksana meliputi tata laksana organisasi, standar
pelayanan, stanndar operasinal prosedur(SPO), sistem Informasi
Mananjemen Rumah Sakit (SIMRS), hospital by laws dan Medical
Staff by laws.
Contoh : RS Pusat Pertamina, RS MMC, RSU Persahabatan, RS
Jantung Harapan kita, RSPI Prof Dr Sulianti Saroso.

3) Rumah Sakit Umum Kelas C


Rumah Sakit Umum Kelas C adalah Rumah Sakit Umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4
(spesialis dasar),4 (empat) spesialis penunjang medik. Kriteria, fasilitas
dan kemampuan kelas C meliputi :
a) Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Pelayanan Medik
Dasar, pelayanan Medik Gigi Mulut, dan Pelayanan kesehatan Ibu
dan Anak/ Keluarga Berencana
b) Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan
gawat darurat 24 (dua puluh empat) jam dan 7 (Tujuh) hari
seminggu dengan kemapuan melakukan pemeriksaan kasus-kasus
gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan
standar.
c) Pelayanan Medik Spesialis Dasar terdiri dari Pelayanan Penyakit
Dalam, Kesehatan Anak, Bedah, Obsteri dan Ginekologi.
d) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik terdiri dari Pelayanan
Anestesiologi, Radiologi, Rehabilitasi Medik, Patologi Klinik.
e) Pelayaan Medik Spesialis Gigi Mulut minimal 1 (satu) pelayanan
f) Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari Pelayanan
Asuhan Keperawatan dan Asuhan Kebidanan.
g) Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan Intensif,
Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam
Medik.
h) Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari Pelayanan
Laundry/Linen, Jasa Boga/Dapur, Teknik dan Pemeliharaan
Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance, Komunikasi,
Kamar Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik
dan Penampungan Air Bersih.
Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis tingkat
pelayanan, dibawah ini akan dijelaskan mengenai tenaga kesehatan di
jenis dan tingkat pelayanan pada Rumah Sakit Umum Kelas C :
a) Pada Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 9 orang dokter
umum dan 2 orang dokter gigi sebagai tenaga tetap.
b) Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-masing
minimal 2 orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 2 orang
dokter spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang
berbeda.
c) Pada setiap Pelayanan Spesialis Penunjang Medik masing-masing
minimal 1 orang dokter spesialis setiap pelayanan dengan 2 orang
dokter spesialis sebagai tenaga tetap pada pelayanan yang
berbeda.
d) Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 2:3
dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan
Rumah Sakit
e) Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit
Sarana Prasaranan an peralatan yang ada di Rumah Sakit
Umum kelas C harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh
Menteri. Peralatan yang dimiliki oleh Rumah sakit kelas C harus
memenuhi standar yang telah di tetapkan oleh Menteri. Peralatan
radiologi dan kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Kelas C harus
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh undang-undang.
Jumlah tempat tidur di Rumah Sakit Umum kelas C minimal
terdapat 100 buah tempat tidur. Sedangkan dari segi administrasi
dan manajemen di Rumah Sakit Umum kelas C terdiri dari struktur
organisasi dan tata laksana. Struktur organisasi di Rumah sakit
Umum Kelas C paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau
Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan,
unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal,
serta administrasi umum dan keuangan. Sedangkan yang dimaksud
dengan tata laksana meliputi tata laksana organisasi, standar
pelayanan, stanndar operasinal prosedur(SPO), sistem Informasi
Mananjemen Rumah Sakit (SIMRS), hospital by laws dan Medical
Staff by laws.
Contoh : RS medistra,RS UKI cawang, RS Haji Jakarta, RS PAU
Antariksa.

4) Rumah Sakit Umum Kelas D


Rumah Sakit Umum Kelas D adalah Rumah Sakit Umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2
(spesialis dasar). Kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit
Umum Kelas D meliputi :
a) Pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Pelayanan Medik
Dasar, pelayanan Medik Gigi Mulut, dan Pelayanan kesehatan Ibu
dan Anak/ Keluarga Berencana
b) Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan
gawat darurat 24 (dua puluh empat) jam dan 7 (Tujuh) hari
seminggu dengan kemapuan melakukan pemeriksaan kasus-kasus
gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan
standar.
c) Pelayanan Medik Spesialis Dasar sekurang-kurangnya 2 (dua) dari
4 (empat) jenis pelayanan medik dasar meliputi Pelayanan Penyakit
Dalam, Kesehatan Anak, Bedah, Obsteri dan Ginekologi.
d) Pelayanan Spesialis Penunjang Medik yaitu Laboratorium dan
Radiologi .
e) Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari Pelayanan
Asuhan Keperawatan dan Asuhan Kebidanan.
f) Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari High Care Unit, Pelayanan
Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik.
g) Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari Pelayanan
Laundry/Linen, Jasa Boga/Dapur, Teknik dan Pemeliharaan
Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance, Komunikasi,
Kamar Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik
dan Penampungan Air Bersih.
Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis
tingkat pelayanan, dibawah ini akan dijelaskan mengenai tenaga
kesehatan di jenis dan tingkat pelayanan pada Rumah Sakit Umum
Kelas D :
a) Pada Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 4 orang dokter
umum dan 1 orang dokter gigi sebagai tenaga tetap.
b) Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-masing
minimal 1 orang dokter spesialis dari 2 jenis pelayaanan spesialis
dasar dengan 1 orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap.
c) Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 2:3
dengan kualifikasi tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan
Rumah Sakit
d) Tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit
Sarana Prasaranan an peralatan yang ada di Rumah Sakit
Umum kelas D harus memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh
Menteri. Peralatan yang dimiliki oleh Rumah sakit kelas D harus
memenuhi standar yang telah di tetapkan oleh Menteri. Peralatan
radiologi dan kedokteran nuklir di Rumah Sakit Umum Kelas D harus
memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh undang-undang.
Jumlah tempat tidur di Rumah Sakit Umum kelas B minimal
terdapat 50 buah tempat tidur. Sedangkan dari segi administrasi dan
manajemen di Rumah Sakit Umum kelas A terdiri dari struktur
organisasi dan tata laksana. Struktur organisasi di Rumah sakit Umum
Kelas A paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur
Rumah Sakit, unsur pelayanan medik, unsur keperawatan, unsur
penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta
administrasi umum dan keuangan. Sedangkan yang dimaksud dengan
tata laksana meliputi tata laksana organisasi, standar pelayanan,
stanndar operasinal prosedur(SPO), sistem Informasi Mananjemen
Rumah Sakit (SIMRS), hospital by laws dan Medical Staff by laws.
Contoh : RSU Gandaria, RSB Asih, RSB Pusdikkes,RS Abdi
Waluyo.

b. Rumah Sakit Khusus


Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
utama pada suatu bidang dan jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin
ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
340/MENKES/Per/III/2010 jenis rumah sakit khusus antara lain Rumah
Sakit ibu dan Anak, Jantung, Kanker, Orthopedi, Paru, Jiwa, Jiwa, Kusta,
Mata, ketergantungan Obat, Strok, Penyakit Infeksi, bersalin, Gigi dan
Mulut, rehabilitasi medik, Telinga Hidung Tenggorokan, Bedah, ginjal, kulit
dan Kelamin. Berdasarkan fasilitas dan kemampuan pelayanan, Rumah
Sakit khusus diklasifikasikan menjadi :
1) Rumah Sakit Khusus kelas A
Rumah Sakit Khusus kelas A adalah Rumah Sakit Khusus yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit
pelayanan medik spesialis dan pelayanan sub spesialis sesuai
kekhususan yang lengkap.
2) Rumah Sakit Khusus kelas B
Rumah Sakit Khusus kelas B adalah rumah sakit khusus yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit
pelayanan medik spesialis dan pelayanan sub spesialis sesuai
kekhususan yang terbatas.
3) Rumah Sakit Khusus kelas C
Rumah Sakit Khusus kelas C adalah rumah sakit khusus yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit
pelayanan medik spesialis dan pelayanan sub spesialis sesuai
kekhususan yang minimal.

Berdasarkan pengelolaannya rumah sakit dapat dibagi menjadi


Rumah sakit publik dan rumah sakit privat.
a. Rumah Sakit Publik
Rumah sakit publik adalah rumah sakit yang dapat dikelola oleh
Pemerintah, Badan hukum yang bersifat nirlaba. Pemerintah disini adalah
pemerintah pusat dan daerah termasuk TNI dan POLRI. Badan Hukum
nirlaba adalah badan hukum yang sisa hasil usahanya tidak dibagikan
kepada pemilik, melainkan digunakan untuk peningkatan pelayanan,
antara lain yayasan, perkumpulan dan Perusahaan Umum.
b. Rumah Sakit Privat
Rumah sakit privat adalah jenis rumah sakit yang dikelola oleh badan
hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau
persero. Rumah sakit privat dapat ditetapkan menjadi rumah sakit
pendidikan setelah memenuhi persyaratan dan standar rumah sakit
pendidikan. Rumah sakit pendidikan merupakan rumah sakit yang
menyelanggarakan pendidikan dan penelitian secara terpadu dalam
bidang pendidikan profesi kedokteran, pendidikan kedokteran
berkelanjutan, dan pendidikan tenaga kesehatan yang lainnya. Dalam
penyelanggaraan rumah sakit pendidikan dapat dibentuk jejaring rumah
sakit pendidikan. Ketentuan lebih lanjut mengenai rumah sakit pendidikan
diatur dengan peraturan pemerintah.

3. Pengorganisasian Rumah Sakit


Dalam rangka mengembangkan secara lebih konsepsional organisasi rumah
sakit maka diperlukan adanya kejelasan-kejelasan yang memungkinkan pihak
Yayasan dan Direksi dapat berpertisipasi aktif dalam melaksanakannya
dengan batasan yang jelas.
Gambaran Umum Pengorganisasian Rumah Sakit

No Hal Penjelasan
1 Wewenang Yayasan Merupakan penjabaran secara praktis fungsi
dan Direksi Yayasan dan Direksi, sehingga ada
kesepakatan dalam menjalankannya
2 Struktur Organisasi Merupakan pedoman organisasi bagi Direksi
dan menjalankan tugasnya dan dilengkapi
dengan uraian tugas yang cukup lengkap
tetapi diberikan kesempatan untuk
mengembangkan kreatifitasnya
Table 3.1 Gambaran Umum Pengorganisasian Rumah Sakit

a. Wewenang Yayasan Dan Direksi


Yayasan dan Direksi memiliki fungsi masing-masing yang sifatnya seperti
berikut :
a. Memahami spesialisasi masing-masing
b. Fungsi yang harus dilakukan secara bersama-sama

1) Fungsi Yayasan
a) Menentukan tujuan Rumah Sakit
b) Mengangkat dan memberhentikan Direksi
c) Menyetujui Kebijakan Umum Rumah Sakit
d) Menyetujui rencana dan program umum
e) Menyetujui atau menolak keputusan penting
f) Mengevaluasi hasil kerja
g) Memberi saran operasional
h) Melakukan pendekatan agar pelayanan bemutu
i) Menjadi wali direksi
2) Fungsi Direksi
a) Membina iklim organisasi yang mampu menjawab tantangan dan
hambatan
b) Menyiapkan proposal kebijakan umum dan program rumah sakit
c) Mengantisipasi keinginan masyarakat
d) Menyiapkan proposal bagi yayasan agar mengerti laporan keuangan
e) Menyiapkan proposal untuk kebijakan masa datang
f) Menunjukan institusi dan kelompok kunci di luar Rumah Sakityang
harus dibina dan didekati
g) Menciptakan organisasi yang mampu serta formal dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat
h) Memimpin dalam keterkaitan berbagai sumber daya yang ada

3) Fungsi Spesialisasi
No Yayasan Direksi
1. Penetapan Misi Rumah Mengatur sumber daya RS
Sakit
2. Penetapan Tujuan Menjalankan fungsi
Rumah Sakit manajemen
3. Penetapan Kebijakan Melaksanakan operasional
Rumah Sakit RumahSakit
Tabel 3.2 Fungsi Spesialisasi Yayasan dan Direksi Rumah Sakit

4) Wewenang Yayasan dan Direksi

No Fungsi Wewenang Wewenang Direksi


Yayasan
1 Penetapan Menilai, Memahami dan
Misi RS memperbaiki, dan menjalankan misi
menetapkan misi Rumah Sakit
RumahSakit
2 Penetapan Menilai, Mengerti, membuat
Tujuan RS memperbaiki, upaya atau program
membuat dan untuk pencapaian tujuan
menetapkan
tujuan RS
3 Penetapan Mengevaluasi, Menyiapkan data,
Kebijakan membuat, memberi saran, dan
menetapkan menjalankan kebijakan
kebijakan
4 Mengatur Mengawasi dan Mengatur,
sumber mengevaluasi memanfaatkan
daya RS penggunaan menambah, dan
sumber daya mengurangi sumber
daya
5 Menjalanka Menerima laporan, Melaksanakan,
n fungsi mengevaluasi perencanaan,
manajemen laporan, dan pengorganisasian,
memberi saran pelaksanaan,
pada pelaksana pengendalian dan
manajemen evaluasi yang sesuai
dengan tujuan RS dan
kebijakan yang dibuat
6 Menjalanka Menerima laporan, Mengatur, menjalankan
n melakukan dan menghentikan
operasional observasi dan kegiatan operasional
memberi saran sesuai dengan
keharusan
Table 3.3 Wewenang Yayasan dan Direksi Rumah Sakit
4.
b. Struktur Organisasi Rumah Sakit
Banyak struktur organisasi yang bisa dipilih, tentunya yang terbaik adalah
yang sesuai dengan kebutuhan. Secara umum pemenuhan kebutuhan sangat
tergantung dari :
1) Tujuan organisasi
2) Pelaksanaan
3) Keadaan rumah sakit
4) Lingkungan rumah sakit

No Bidang Seksi Unit


1 Medis Pelayanan Medis 1. Kamar Operasi, Kamar Bersalin
2. ICU
3. Kamar Jenazah
4. UGD
5. Rawat Jalan
6. Rawat Inap
2 Medis Penunjang Medis 1. Pemeliharaan
2. Catatan Medis
3. Kantin
4. Laundry
5. Farmasi
6. Gizi dan Dapur
7. Laboratorium
8. Radiologi
3 Umum Administrasi 1. Keamanan
2. Logistik
3. Keuangan
4. Kepegawaian
5. TU
6. Admission
7. Kebersihan dan Keindahan
4 Umum Pengembangan 1. Sistem Informasi
2. Peningkatan Program
3. Penelitian
4. Pelatihan
5. Pemasaran
6. Menjaga Mutu
Tabel 3.4 Struktur Organisasi unit dan seksi RS kelas C

Uraian tugas dari direksi dan jajarannya berbedoman kepada :


1. Uraian tugas hendaknya dibuat cukup lengkap
2. Memberi kesempatan untuk menjalankan kreatifitasnya sesuai situasi dan
kondisi

Pokok-pokok penting dalam uraian tugas meliputi kerjasama tentang hal-hal seperti
pada tabel berikut :
No Jabatan Pokok-Pokok Uraian Tugas
1 Direktur 1. Menanggung jawab operasional Rumah Sakit
2. Pencapaian tujuan Rumah Sakit
3. Melaksanakan Manajemen Rumah Sakit
2 Kepala Bidang 1. Tanggung Jawab operasional medis/umum
2. Pencapaian tujuan bidang
3. Melaksanakan manajemen bidang
3 Seksi 1. Melaksanakan tanggung jawab seksi
2. Pencapaian tujuan seksi
3. Melaksanakan manajemen seksi
4 Pelaksana 1. Melaksanakan tanggung jawab sesuai pekerjaan
dan profesi
2. Mencapai tujuan yang ditugaskan
Tabel 3.5 Pokok-pokok Tugas Direksi dan Jajaranya

c. Pembiayaan Rumah Sakit


Semua kegiatan pelayan dan kegiatan non pelayanan di Rumah Sakit
dikenakan tarif layananan. Tarif layanan ini merupakan seluruh biaya yang
dibebankan kepada masyarakat atas penyelenggaraan kegiatan di Rumah
Sakit.
1) Sumber Pembiayaan Rumah Sakit
Berdasarkan Undang-undang No. 44 tahun 2009 pada pasal 48
dijelaskan pembiayaan Rumah Sakit dapat bersumber dari Penerimaan
Rumah Sakit, anggaran Pemerintah, subsidi pemerintah, anggaran
Pemerintah Daerah, subsidi Pemerintah Daerah atau sumber lain yang
tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan .
2) Penetapan Tarif Rumah Sakit
Menteri menetapkan pola tarif nasional. Pola Tarif Nasional adalah
pedoman dasar yang berlaku secara nasional dalam pengaturan dan
perhitungan untuk menetapkan besaran tarif rumah sakit yang
berdasarkan komponen biaya satuan unit (unit cost), yang dimaksud
dengan biaya satuan(unit cost) adalah hasil perhitungan total biaya
operasional pelayanan yang diberikan Rumah Sakit.
Pola tarif nasional ditetapkan berdasarkan komponen pembiayaan dan
dengan memperhatikan kondisi regional, yang dimaksud dengan Kondisi
Regional termasuk didalamnya indeks kemahalan setempat. Gubernur
menetapkan pagu tarif maksimal berdasarkan pola tarif nasional yang
berlaku dirumah sakit provinsi yang bersangkutan
Penetapan besaran tarif rumah sakit harus berdasarkan pola tariff
nasional yang ditetapkan oleh Menteri dan penetapan tarif pagu maksimal
harus sesuai dengan pagu tariff maksimal yang telah di tetapkan oleh
Gubernur.
Besaran tarif Rumah Sakit yang dikelola oleh pemerintah ditetapkan
oleh Menteri. Besaran Rumah sakit yang dikelola oleh Pemerintah
Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah. Besaran tarif Rumah sakit
selain rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah dan Rumah sakit yang
dikelola oleh Pemerintah Daerah ditetapkan oleh pimpinan Rumah Sakit
dengan memperhatikan besaran tarif yang ditetapkan oleh Pemerintah
Daerah.
.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Struktur dan organisasi merupakan elemen penting dalam puskesmas yang
menentukan suksesnya pelayanan kesehatan. Tiap unit di Puskesmas memiliki
tugas masing-masing sesuai dengan bidangnya. Program-program yang
dijalankan oleh Puskesmas dapat dibagi dalam program pokok, program
pengembangan dan program penunjang.
Program pokok terdiri dari promosi kesehatan, pelayanan KIA dan KB,
pencegahan dan pengendalian penyakit menular dan tidak menular, kesehatan
lingkungan,danperbaikan gizi masyarakat. Sedangkan program pengembangan
terdiri dari usaha kesehatan sekolah, kesehatan olahraga, perawatan kesehatan
masyarakat, kesehatan kerja, kesehatan gigi dan mulut, kesehatan jiwa,
kesehatan mata, kesehatan usia lanjut, pembinaan pengobatan tradisional,
kesehatan haji, dan upaya kesehatan lainnya. Dari kesemua program
puskesmas tersebut akan membentuk satu integrasi yang dapat dijalankan oleh
puskesmas dimana membutuhkan kerja sama dan kinerja yang serius dari tiap
tim.
Orginasasi rumah sakit adalah organisasi yang di bangun untuk
mempermudah, mempercapat para masyarakat agar lebih efisien jika ingin pergi
ke rumah sakit. Manajemen rumah sakit adalah koordinasi antara berbagai
sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, ada kemampuan
pengendalian untuk mencapai tujuan rumah sakit seperti: Menyiapkan sumber
daya, mengevaluasi efektivitas, mengatur pemakaian pelayanan, Efisiensi,
Kualitas.
Dalam melakukan manajeman rumah sakit harus memperhatikan manajeman
fungsional dan mutu. Manajeman fungsional meliputi perencanaan,
pengorganisasian, operasional rumah sakit, pengendalian dan pegawasan.
Dalam melakukan menajemen mutu yang perlu diperhatikan yaitu komponen,
aspek, efesiensi dan efektifitas, keselamatan pasien serta kepuasan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI (2002), Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas di Era


Desentralisasi (DRAFT), Jakarta
Kebijakan dasar puskesmas (menuju Indonesia sehat 2010), Dirjen Bina
Kesehatan Masyarakat, Depkes RI, 2003.

Fuad, M., Christine, H., Nurlela,, Sugiarto,, & Paulus, Y. E. (2006). Pengantar bisnis.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Huber, D. L. (2010). Leadership and nursing care management. Missouri: Elsevier
Inc.
Kebijakan dasar puskesmas (menuju Indonesia sehat 2010), Dirjen Bina
Kesehatan Masyarakat, Depkes RI, 2003.
Ivancevich, dkk. (2008). Perilaku dan manajemen organisasi. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor 75 tahun 2014 tentang pusat
kesehatan masyarakat
peraturan menteri kesehatan republik indonesia nomor : 1045/menkes/per/xi/2006
tentang pedoman organisasi rumah sakit di lingkungan departemen
kesehatan
Robins, & Judge. (2007). Perilaku organisasi, Jilid 2. Jakarta: Salemba Empat.
Sari, N. K. (n.d.). Pedoman susunan organisasi dan tata kerja RS daerah. Retrieved
Oktober 5, 2014, from https://www.scribd.com/doc/105296233/Kepmendagri-
No-1-Tahun-2002-Pedoman-Susunan-Organisasi-Dan-Tata-Kerja-RS-Daerah

Sukoco, B. M. (2007). Manajemen administrasi perkantoran modern. Jakarta:


Penerbit Erlangga.

Tangkilisan, H. N. (2007). Manajemen publik. Jakarta: PT Grasindo.

You might also like