You are on page 1of 3

A.

Arsiparis dalam Perspektif UU ITE


Istilah dokumen atau arsip diatur diberbagai Undang-Undang,
diantaranya Undang-Undang no 8 tahun 1997 tentang dokumen perusahaan,
Undang-Undang no 43 tahun 2009 tentang kearsipan, Undang-Undang no 1
tahun 1946 KUHP, dan Undang-Undang no 11 tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik atau dikenal sebagai UU ITE. Dalam Undang-Undang ini
dipergunakan istilah dokumen elektronik. Undang-undang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE) merupakan undang-undang atau peraturan yang
mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik atau teknologi informasi
secara umum. Undang-undang ini memiliki yurisdiksi yang berlaku untuk setiap
orang yang melakukan perbuatan hukum sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang ini, baik yang berada di wilayah hukum Indonesia maupun di luar
wilayah hukum Indonesia, yang memiliki akibat hukum di wilayah hukum
Indonesia dan/atau di luar wilayah hukum Indonesia dan merugikan kepentingan
Indonesia.

Dalam kaidah Berbangsa dan Bernegara, semua dokumen atau arsip yang
tercipta yang dibuat oleh para penyelenggara Negara di wilayah yurisdiksi NKRI
hakekatnya adalah menjadi milik Negara (dokumen atau arsip Negara). Diantara
dokumen atau arsip tersebut, ada yang mempunyai nilai strategis dan vital bagi Negara
sehingga Negara berkepentingan untuk menyelamatkan dan mengamankan demi
Kedaulatan Negara. Untuk memperkuat Kedaulatan Negara diperlukan tata kelola
dokumen atau arsip tersebut sesuai Undang-undang Kearsipan yang berlaku. Namun
dalam kenyataannya, dalam penyelenggaraan pemerintahan sendiri, dokumen atau arsip
yang tidak jarang ditemui di Lembaga Negara atau instansi pemerintah justru lemah
dalam penanganannya bahkan beberapa diantaranya cenderung melanggar hukum baik
dengan disengaja maupun karena kelalaian. Salah satu jenis dokumen atau arsip Negara
yang diciptakan dan sering menjadi objek perbuatan pidana oleh para penyelenggara
Negara adalah jenis dokumen yang tercipta dalam dunia maya (cyber) atau
ditransaksikan secara elektronik (nir-cabel atau digital), oleh karenanya dikenal sebagai
"dokumen elektronik" sebagaimana ketentuannya diatur dalam UU Nomor 11 Tahun
2008 tentang ITE dan Undang-undang lainnya yang terkait.
Dokumen atau arsip mempunyai peran dan fungsi untuk memperkuat
Kedaulatan Negara, meskipun telah diketahui bersama bahwa bagi segenap komponen
bangsa mempunyai kewajiban untuk mempertahankan eksistensi NKRI dan
memperkuat kedaulatan Negara. Terdapat dokumen atau arsip yang mempunyai nilai
strategis dan vital lalu berperan untuk memperkuat kedaulatan Negara. Saat ini,
Indonesia banyak terjadi kasus korupsi. korupsi merupakan salah satu diantara tiga
kejahatan yang bersifat luar biasa (extraordinary crime). Dokumen yang tercipta
karenanya sangat penting untuk diselamatkan atau diamankan untuk menjadi media
pembelajaran bagi anak bangsa dalam membangun karakter bangsa. KPK dalam
melakukan proses penyelidikan terhadap suatu kasus korupsi sering melakukan
penggeledahan dan penyitaan barang bukti termasuk dokumen. Persoalannya adalah
apakah penyitaan dokumen tersebut dapat menjamin keselamatan dan keutuhannya
sebagai arsip Negara setelah proses gelar perkara selesai, dan bagaimana peran Arsip
Nasional Republik Indonesia (ANRI) dalam menyelamatkan dokumen Negara tersebut
jika kita melihat dari sisi ketentuan kearsipannya.
Dalam UU ITE terdapat istilah Transaksi Elektronik, yaitu perbuatan hukum
yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media
elektronik lainnya. Transaksi secara elektronik untuk berbagai keperluan merupakan
trend global yang tidak lagi dibatasi ruang dan waktu sehingga sangat berpengaruh
terhadap tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam proses transaksinya, sering
pelaku yang bertujuan jahat bahkan bersifat luar biasa (korupsi, terorisme, narkoba,
pencucian uang, transaksi bursa ataupun perbankan, dan sebagainya). Dokumen
elektronik (digital) yang dihasilkan dari hasil transaksi tersebut sering dipergunakan
sebagai alat bukti, oleh karena itu aspek otentitasnya adalah menjadi taruhan dan
memerlukan keahlian tersendiri untuk membuktikannya (digital forensic). Selain itu
dokumen elektronik ini, sangat rentan terhadap penyadapan, pencurian, kebocoran
informasi (hacking), dan sebagainya.
Dilihat dari perspektif diatas, arsiparis sebagai pengelola dan pemelihara
dokumen atau arsip tersebut, baik dalam bentuk fisik maupun elektronik memiliki
profesi yang cukup sulit. Arsiparis harus memiliki kompetensi, diantaranya:
- Mengikuti teknologi informasi yang diperlukan untuk melindungi integritas arsip
dalam sebuah jalan yang baru (integrity of archive in a new way)
- Arsiparis juga harus mampu memberikan jaminan kepada masyarakat untuk
memperoleh dokumen-dokumen yang valid (valid documents)
- Mengamankan dan menyediakan sebuah warisan dokumen masyarakat saat ini dan
selanjutnya (a documents heritage for the society of today and tomorrow).
(Burhanudin, 2003)
Dalam hal ini, arsiparis harus bisa menyediakan dokumen-dokumen yang valid
kepada masyarakat. Namun, arsiparis harus mampu menjaga kerahasiaan dokumen-
dokumen vital yang bersifat rahasia. Tidak semua dokumen dapat disediakan dan
diberikan kepada orang lain. Selain itu, arsiparis juga harus mampu mengamankan
sebuah dokumen dari pencurian, penyadapan, hacker, dan sebagainya. Sesuai dengan
kode etik arsiparis Indonesia bahwa arsiparis harus mempertahankan dan melindungi
otentisitas, reliabilitas, legalitas dan integritas dari suatu arsip. Selanjutnya, arsiparis
juga harus bertanggungjawab atas pengelolaan arsip, mulai dari penciptaan, penggunaan
dan pemeliharaan, penyusutan, penilaian & akuisisi, deskripsi, pelestarian, sampai
dengan akses dan pemanfaatan arsip demi kemaslahatan bangsa.

Daftar pustaka:

Asosiasi Arsiparis Indonesia (AAI). 2014. Materi Seminar Penanganan Dokumen atau
Arsip Negara yang Tersangkut Perkara Pidana Extraordinary Crime. Jakarta.

Nurkamilah, Siti. 2011. Kompetensi Arsiparis di Era Keterbukaan Informasi Publik.


(Tersedia online: https://www.scribd.com/doc/75539058/Kompetensi-Arsiparis-Di-Era-
Informasi-Dan-Globalisasi) diakses 12 Desember 2016 pukul 16:31 WIB.

Admin. 2012. Melihat Arsiparis dalam Profesi dan Kode Etik. (Tersedia online:
https://gerakansadararsip.wordpress.com/2012/10/25/melihat-arsiparis-dalam-profesi-
dan-kode-etik/) diakses 12 Desember 2015 puku; 16:30

Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

You might also like