Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Keberadaan Gn. Dahu menurut Basuki (2005) merupakan bagian dan suatu komplek
gunungapi atau volkanik yang menghampar luas dari bagian tengah hingga ke
selatan Jawa Barat dengan kisaran umur dan Tersier hingga Kuarter, termasuk
diantaranya adalah Gn. Pongkor.
Gambar 2.1. Peta geologi regional jalur Gn.api bagian tengah dan selatan Jawa
Barat yang memperlihatkan posisi kawasan Gn. Dahu (Basuki, 2005)
Diantara pusat-pusat erupsi magma tersebut, tersebar dalam jumlah yang signifikan
tubuh-tubuh intrusi dalam dimensi yang tidak terlalu besar, kehadiran tubuh-tubuh
intrusi ini diyakini memiliki peranan yang penting dalam pembentukan mineralisasi
emas di kawasan ini. Penyebaran tubuh-tubuh intrusi ini menunjukkan keterkaitan
dengan pola struktur dominan di kawasan ini yang berarah umum NW-SE dan arah
6
yang sama merupakan arah dari urat-urat kuarsa yang membawa mineralisasi di
kawasan Pongkor.
Endapan epitermal Pongkor terdiri atas sistem urat yang mengisi retakan-retakan
yang sejajar dengan struktur penyertanya dalam batuan gunung api Miosen-Pliosen.
Struktur penyerta, yang merupakan rekahan-rekahan yang terbentuk akibat retakan
utama, selalu diisi oleh veinlets. Batuan gunung api Miosen-Pliosen diperkirakan
terkait erat dalam pembentukan fluida hidrotermal dan juga sebagai perangkap
fluida tersebut melalui rekahan. Fluida hidrotermal ini telah mengisi rekahan-
rekahan tersebut dan membentuk urat-urat yang mengandung emas dan perak.
Urat-urat ini menerobos semua batuan kecuali batuan volkanik Kuarter yaitu batuan
lava dasit.
Daerah penelitian merupakan bagian dari Kubah Bayah, terletak disebelah Utara
Tambang Emas Gn. Pongkor, dari gambaran stratigrafi dan pola struktur dan
lineament baik dari peta geologi regional maupun citra satelit, daerah ini sangat
memungkinkan ditemukan adanya mineralisasi dan kemungkinan juga ditemukan
suatu cebakan bijih.
Studi struktur dari citra satelit (Lansat TM) menurut Suwiyanto, 1994, pada daerah
Kubah Bayah terlihat adanya bentuk-bentuk melingkar (circular) yang diduga
merupakan fosil bekas kaldera gunungapi, daerah tersebut diduga sebagai tempat
terjadinya magmatisme dan mineralisasi, dari citra tersebut juga terlihat adanya
kelurusan-kelurusan (lineament) yang saling berpotongan, bentuk-bentuk tersebut
di atas diduga merupakan kontrol struktur dan tempat kedudukan/ perangkap
mineralisasi.
7
Gambar 2.2 : Penafsiran struktur dari citra Landsat daerah Kubah Bayah.
(Suwiyanto, 1994).
Menurut Schwartz, 1950 (dalam Eko P. Setyaraharja, 2005), alterasi terjadi bila
larutan hidrothermal berdifusi, mengisi dan mempengaruhi rekahan-rekahan
dinding batuan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya diantaranya adalah :
Komposisi kimia dan konsentrasi larutan panas yang bergerak, bereaksi dan
berdifusi mempunyai pH antara 4-8, mengandung banyak ikatan klorida dan sulfida,
konsentrasinya encer sehingga memudahkan untuk bergerak lebih jauh.
8
reaktif adalah batuan yang mengandung karbonat seperti batugamping dan dolomit
yang umumnya menghasilkan cebakan tembaga (Cu), seng (Zn), Timbal (Pb), dan
Mangan (Mn).
9
mineral silikat-ferromagnesian yang berwarna gelap seperti olivine, piroksen dan
hornblende yang terubah menjadi klorit, epidot dan leucoxene. Mineral plagioklas
terutama terubah menjadi serisit, epidot, klino-zoisit, klorit dan mineral lempung.
Mineral
Tipe alterasi Mineral aksesori Temp. Sifat kimia fluida
petunjuk
pH netral
Argilik Smektit, illite Sulfida-sulfida 2000C Ca2+/H+
menengah
Sulfida-sulfida,
pH netral, H+ dan
Serisit (philik) Serisit , illite kaolin (minor), 2200C
K+ bertambah
oksida-oksida
pH netral
0
Propilitik Epidot Klorit-illite 250 C Ca2+/H+ relatif
tinggi
pH netral
Epidot,
Propilitik dalam Klorit-illite 3000C Ca2+/H+ relatif
aktinolit
tinggi
Biotit, k-
Epidot-klorit- PH netral K+/H+
Potasik feldspar, 3200C
muskovit relatif tinggi
magnetit
Argilik lanjut
Kaolin, kristobalit,
temperatur Kaolin, alunit 1800C pH asam
kuarsa , pirit
rendah
Biasanya >
Argilik lanjut Piropilit, Kuarsa, sulfida,
2500C kecuali
temperatur diaspor, turmalin, enargit, pH asam
andalusit
tinggi andalusit luzonit
>3500C
10
Meyer dan Hemley 1967 (dalam Eko P.Setyaharja, 2005), membedakan ubahan
batuan dinding menjadi empat :
Dicirikan oleh serisit, kuarsa, kaolin, piropropilit, kadang turmalin, alunit, pirit, topas
dan mineral lempung. Terdapat pada zona yang paling dekat urat bijih. Serisit dalam
jenis ubahan ini merupakan mika berbutir halus sering sekali kaya akan silika.
Dicirikan oleh mineral ubahan seperti serisit, kuarsa dan pirit. Jenis ubahan ini
mendekati ubahan kalium silikat yang ditandai dengan adanya kungkungan alkali
feldspar. Merupakan jenis ubahan yang paling umum dapat tersebar luas. Dapat
terjadi pada semua lingkungan pembentukan bijih hipogen pada batuan alumina.
Dicirikan oleh kaolin dan monmorilonit merupakan gradasi menuju zona ubahan
propilitik yang merupakan zona ubahan yang penting pada peristiwa ubahan
hipogen.
Dicirikan oleh epidot, klorit, karbonat, serisit, oksida besi dan kadang-kadang zeolit
serta mineral lempung. Pada jenis ini terdapat proses-proses penting, yaitu :
11
Karbonatisasi : merupakan proses-proses yang terjadi apabila adanya
penambahan kandungan karbonat yang berlangsung dengan logam-logam
magnesium, besi kalsium dan mangan.
2.3 Mineralisasi
Menurut Bateman & Jensen (1981) mineral bijih adalah mineral yang mengandung
satu atau lebih jenis logam dan dapat diambil secara ekonomis. Mineral bijih dapat
terdiri dari satu unsur saja (single ore) atau merupakan kombinasi dari beberapa
unsur atau elemen yang dikenal sebagai complex ore.
12
2.4 Endapan Bijih Epithermal
13
2.4.2 Klasifikasi Endapan Epithermal
Pada tabel dibawah ini disajikan hasil penelitian para ahli yang memberikan batasan
ciri-ciri endapan epithermal kedalam 2 (dua) tipe endapapan (high sulphidation &
low sulphidation)
Tabel 2.3 : Klasifikasi endapan epithermal (Hayba dkk 1986, dalam Eko PS, 2005).
High Sulphidation (acid sulphate/ Low Sulphidation (adularia -
Keterangan
kaolinite - alunite) serisit)
Tatanan tektonik Keduanya terbentuk pada lingkungan subduksi, terutama didalam
cekungan belakang busur.
Kontrol struktur Kaldera, kubah silisic kaldera dan lingkungan volkanik
regional. yang lain
Pola mineralisasi Diseminasi dan kuarsa massive, Open space dan vuginfilling, urat
open space dan vuginfilling tidak dengan batas tegas, stockwork Pb-
umum, replacement umum Zn dekat permukaan umum tapi
stockwork tidak umum. sedikit.
Tekstur mineralisasi Vuggy dan kuarsa massive Crustiform, comb, colloform,
quartz, banded, cherty,
chalcedonic, vuggy, urat stockwork
dan breksi hidrotermal.
Dimensi endapan Lebih kecil dari adulariaserisit. Lebar 12 - 190 km, perbandingan urat pj :
vertikal umunya < 500 m, sering lb = 3 : 1, panjang bisa beberapa
ekuidimensional. km, lebar vertikal 100 - 700 m.
Host rock Batuan volkanik subaerial asam- Batuan volkanik subaerial asam-
intermediat,umumnya riodasit (juga intermediet, riolit hingga andesit
riolit, trakiandesit, yang membentuk serta berasiosasi dengan intrusi dan
kubah dan aliran debu). batuan sendimen.
Hubungan waktu Bijih + host umurnya hampir sama Terdapat perbedaan umur yang
(<0,5 juta tahun). lama (> 1 juta tahun).
Mineral bijih Enargit-luzonit, tenantit, pirit, Galena, sfalerit, kalkopirit, pirit,
kovelit, native Au, elektrum, barit, arsenopirit, achanthite, tetrahedrit,
sulphosalts, tellurides, kadang native Au, Ag, elektrum, barit,
bosmuthinite. tellurides. Tidak ada bismuthinite.
Asosiasi geokimia Au, Ag, As, Cu, Sb, Bi, Hg, Te, Sn, Pb, Au, Ag, As, Sb, Hg, Zn, Pb, Se, K,
Anomali tinggi Mo, Te/Se. Ag/Au.
Anomali rendah K, Zn, Ag/Au Cu, Te/Se
14
High Sulphidation (acid sulphate/ Low Sulphidation (adularia -
Keterangan
kaolinite - alunite) serisit)
Logam yang Endapan Au dan Ag Produksi Cu Endapan Au dan Ag Produksi logam
diprouksi cukup berarti dasar bervariasi.
Asosiasi mineral Pirofilit, alunit, diaspor, kaolinit, serisit, adularia, klorit, silika, illit,
ubahan kristobalit, serisit, silika. Tidak ada epidot. Alunit dan pirofilit
adularia, sedikit klorit. supergen.
Ubahan batu Advanced argillic Bagian luar(atas) Serisit (filik) hingga argilik
samping merupakan zone argilik menengah + menengah. Bagian luar merupakan
seritasi maupun zone propilitik. zone propilitik.
o o o
Temperatur 100 - 320 C (data terbatas) Bijih : 150 - 300 C, gangue 140 C,
pengendapan bijih pada kasus tertentu terjadi boiling.
Sifat fluida Sedikit data, salinitas rendah-tinggi Salinitas rendah, biasanya < 3 wt%
mungkin 1-6 wt% NaCl equiv, fluida NaCl equiv. Dapat mencapai 13%,
magmatik asam beberapa sebagai dominan fluida meteorik near-
mixing. neutral ada buki boiling.
Kedalaman 300-600 m dapat mencapai > 1200 100-1400 m sebagian besar 300-
pembentukan m. 600 m.
Sumber sulfida Sedikit data mungkin magmatik. Magmatik atau batu samping
lumpur volkanik.
Contoh Motomboto, Tombulilalto Sulut, Mt. Munro Kalteng, Pongkor,
Masuparia Kalteng. Lebong Tandai, Bengkulu.
Endapan Sistem Epitermal dibagi menjadi dua tipe berdasarkan sifat kimia dan fisika
larutan hidrotermal yang tercermin dalam mineralogi ubahan (Hedenquist, 1987)
yaitu Epitermal bersulfida tinggi (high sulfidation) dan bersulfida rendah (low
sulfidation).
15
akibat reaksi dengan batuan samping dan air meteorik, sehingga pH larutan
mendekati netral. Pada kondisi tersebut, sulfur (S) dominan berada dalam senyawa
H2S yang memiliki bilangan oksida 2" yang merupakan bilangan oksida terendah
dari sulfur sehingga dinamakan sistem epitermal bersulfida rendah (Corbett dan
Leach, 1997).
Gambar 2.3 : Pembentukan endapan epithermal sistem high sulphidation dan low
sulphidation (Corbett & Leach, 1996)
16