Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Dewasa ini kegiatan berwisata sudah menjadi salah satu life style (gaya
Lebih dari enam dekade terakhir, pariwisata telah mengalami ekspansi dan
diversifikasi terus menerus, menjadi salah satu sektor ekonomi terbesar dengan
memberikan tantangan bagi destinasi tradisional yang telah ada selama ini
(Pramno. J, 2013)
perekonomian yang lebih baik dan ini akan menjadi indikator keberhasilan suatu
negara. Menurut HDI (Human Development Indeks) atau dalam bahasa indonesia
pada tahun 2015 terus mengalami peningkatan yang mana telah mencapai angka
69,55. Angka ini meningkat sebesar 0,65 poin dibandingkan dengan IPM pada
tahun 2014 yang hanya mencapai 68,90. Selama periode 2014 hingga 2015,
komponen pembentuk IPM juga mengalami peningkatan. Bayi yang baru lahir
memiliki peluang untuk hidup hingga 70,78 tahun, meningkat 0,19 tahun
bersekolah selama 12,55 tahun, meningkat 0,16 tahun dibandingkan pada 2014.
Sementara itu, penduduk usia 25 tahun ke atas secara rata-rata telah menempuh
telah mencapai Rp 10,15 juta rupiah pada tahun 2015, meningkat Rp 247 ribu
ekonomi yaitu faktor sumber daya manusia, sumber daya alam, ilmu pengetahuan
dan teknologi, faktor budaya dan daya modal. Lalu jika melihat bagaimana
Indonesia mengelola kelima faktor tersebut, beberapa faktor masih belum dapat
Community 2015 atau lazim disebut Masyarakan Ekonomi ASEAN. Salah satu
mata dunia, sehingga Bali bisa disebut sebagai salah satu amunisi yang dimiliki
Indonesia untuk bersaing dalam pariwisata di dunia. Sebagai salah satu tujuan
wisata, Bali mempunyai potensi alam yang mampu menarik minat wisatawan
untuk mengunjunginya. Salah satu dari sekian banyak potensi alam tersebut
adalah Pantai Kuta. Pantai Kuta yang terletak di wilayah Kabupaten Badung
bagian selatan merupakan salah satu pantai yang ramai dikunjungi karena
memiliki pasir pantai yang putih bersih, pemandangan matahari terbenam (sunset)
serta ombaknya yang sangat cocok untuk melakukan aktifitas selancar (surfing)
potensi untuk terjadinya kecelakaan saat beraktivitas di pantai juga sangat tinggi.
Jika dilihat dari data secara global, menurut laporan dari CDC (Centers of Disease
dari tahun 2005-2014 tergolong cukup tinggi dengan rata-rata 3.536 kasus terjadi
dalam tiap tahun atau sekitar 10 kasus perhari yang terjadi dan berakibat fatal.
Sedangkan di Indonesia sendiri, data kasus kecelakaan pantai yang diperoleh dari
156 orang. Khusus untuk wilayah Bali yang merupakan salah satu daerah
Wisata Tirta (Balawista), selama tahun 2011 ditemukan 205 kasus kecelakaan
yang dialami pengunjung Pantai Kuta yang terdiri dari wisatawan dalam dan luar
negeri itu sudah berhasil ditekan, sehingga mengalami penurunan yang cukup
Dalam hal ini peran fasilitas pelayanan kesehatan sangatlah penting terkait
yang selama ini dikenal oleh masyarakat adalah rumah sakit dan Puskesmas.
tingkat kegawatan dari penyakit yang dialami oleh pasien itu sendiri. Sistem
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik vertikal
dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan
kesehatan lainnya, maupun horizontal dalam arti antara strata sarana pelayanan
kesehatan yang sama, hal ini akan mempermudah pihak fasilitas pelayanan
khususnya untuk wilayah Puskesmas yang mewadahi Pantai Kuta, dimana selama
ini hampir semua wisatawan yang mengalami kecelakaan di pantai lebih memilih
daripada dirujuk ke Puskesmas. Hal ini salah satunya dikarenakan para wisatawan
merasa penanganan yang diberikan oleh rumah sakit Internasional lebih cepat dan
profesional, dan juga fasilitas yang ada dirasa lebih mumpuni daripada di
Puskesmas
Kabupaten Badung
responden yang diambil dari 30 cluster (dusun) sehingga dari setiap cluster
penelitian ini berupa kuesioner yang dibagi menjadi enam bagian meliputi