Professional Documents
Culture Documents
Asetat
Penentuan Tetapan Laju Reaksi
Penyabunan Etil Asetat
Silvia Marceliana, Khusnul Khotimah
Lab. Kimia Fisika Jurusan Kimia
Universitas Negeri Semarang
Gedung D8 Lt 2 Sekaran Gunungpati
Semarang, Indonesia
silvia.marceliana1412@gmail.com,
085642668343
50229
Abstrak
Reaksi penyabunan etil asetat yaitu
reaksi antara etil asetat dengan NaOH. Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk membuktikan
bahwa reaksi penyabunan etil asetat oleh ion
hidroksida adalah reaksi yang berordo dua,
serta menentukan tetapan laju reaksi yang
terjadi pada penyabunan etil asetat. Praktikum
kali ini menggunakan metode titrimetri yaitu
menitrasi campuran larutan antara 20 mL HCl
dengan 10 mL larutan campuran NaOH-etil
asetat pada t tertentu yaitu pad menit ke-0, 3,
8, 15, 25, 40, dan 65 . Variabel terikat pada
praktikum ini adalah laju reaksi penyabunan
etil asetat. Sedangkan variabel bebas pada
praktikum ini adalah konsentrasi reaktan
(konsentrasi etil asetat dan konsentrasi
NaOH). Untuk temperatur, tekanan, dan
metode praktikum sebagai variabel kontrol.
Dari percobaan diperoleh volume NaOH yang
diperlukan untuk menitrasi semakin banyak,
seiring berjalannya waktu. Semakin lama
waktu yang diperlukan dalam penyabunan etil
asetat maka laju reaksi yang terjadi semakin
lambat. Dari praktikum yang dilakukan
diperoleh harga tetapan laju reaksi
penyabunan etil asetat sebesar 0,03125 dan
membuktikan bahwa penyabunan etil asetat
berorde dua.
Kata kunci: Etil asetat, Laju reaksi,
Saponifikasi
Abstract
Ethyl acetate saponification reaction is
the reaction between ethyl acetate with
NaOH. The purpose of this lab is to prove that
the saponification reaction of ethyl acetate by
reaction of the hydroxide ion is berordo two,
as well as determining the reaction rate
constant in the saponification of ethyl acetate.
Practicum this time using titrimetric method
which titrate the mixture between the 20 mL
solution of HCl with 10 mL of ethyl acetate-
NaOH mixture at that particular t pad minute
0, 3, 8, 15, 25, 40, and 65. The dependent
variable in this lab is the reaction rate of ethyl
acetate saponification. While the independent
variable in this lab is the reactant
concentration (the concentration of ethyl
acetate and the concentration of NaOH). For
temperature, pressure, and as a practical
method of control variables . Obtained from
the experiments that the volume of NaOH
required to titrate the more, as time goes by.
The longer the time required in the
saponification of ethyl acetate the reaction
rate occurs more slowly. Obtained from the
lab that performed the reaction rate constant
prices saponification of ethyl acetate at
0.03125 and prove that the saponification of
ethyl acetate of order two.
Keywords : Ethyl acetate , rate of
reaction , Saponification
Pendahuluan
Reaksi penyabunan atau saponifikasi
adalah proses hidrolisis basa kuat seperti KOH
dan NaOH terhadap lemak (lipid). Dimana
reaksinya akan menghasilkan gliserol sebagai
hasil sampingan. Dengan reaksi sebagai
berikut:
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3
+ 3 NaOOCR
dimana:
a : konsentrasi awal ester dalam
mol/liter
b : konsentrasi awal ion OH dalam
mol/liter
x : jumlah mol/liter ester atau basa yang
telah bereaksi pada waktu t
: tetpan laju reaksi
Apabila dialurkan terhadap waktu (t)
akan diperoleh garis lurus dengan arah
lereng , sehingga dari arah lereng ini
memungkinkan perhitungan dari tetapan
reaksi . Hubungan tersebut dapat dilihat pada
gambar 1 (Wahyuni, 2013).
Gambar 1. Plot terhadap t
Dalam praktikum ini akan menyelesaikan
apa bukti bahwa penyabunan etil asetat oleh
ion hidroksida adalah reaksi orde dua dan
berapa tetapan laju reaksi pada penyabunan
etil asetat. Tujuan dari praktikum ini adalah
membuktikan bahwa reaksi penyabunan etil
asetat oleh ion hidroksida adalah reaksi yang
berorde dua dan menentukan tetapan laju
reaksi yang terjadi pada saponifikasi etil
asetat.
Metode
Pada praktikum penetapan penyabunan
etil asetat ini menggunakan alat-alat sebagai
berikut: seperangkat alat titrasi yang berupa
buret 50 mL lengkap dengan statif dan klem,
labu ukur 100 mL dan 250 mL dari pyrex,
pipet volum 10 mL daripyrex, pipet ukur 1 mL,
5 mL, dan 25 mL dari pyrex, erlenmeyer 100
mL dan 250 mL dari pyrex, corong kaca, pipet
tetes, serta stopwatch. Sedangkan untuk
bahan-bahan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah HCl p.a produksi dari
Merckproduksi dari Merck, etil asetat p.a,
NaOH for syn produksi dari Merck, indikator
pp(phenol-ptialin), aquades serta alkohol.
1 2
H
Cl
bla
nko ,00 ,00 0
c
am
pur
an
me
nit
ke-
0 ,30 ,35 25
C
am ,65 ,60 25
pur
an
me
nit
ke-
3
C
am
pur
an
me
nit
ke-
8 ,90 ,90 0
C
am
pur
an
me
nit
ke-
15 ,25 ,30 75
C
am
pur
an
me
nit
ke-
25 ,50 ,45 75
C
am ,65 ,70 75
pur
an
me
nit
ke-
40
C
am
pur
an
me
nit
ke-
65 ,80 ,75 75
Pada tabel 1 menunjukkan volum yang
digunakan untu menitrasi 10 mL cuplikan yang
diambil dari 30 mL dari larutan campuran dari
larutan HCl 20 mL dan larutan etil asetat-
NaOH 20 mL (pada t tertentu). Data pada
tabel 1 harus diubah sehingga dapat
dinyatakan dalam jumlah yang setara untuk
campuran awal, yaitu 100 mL.
Gambar 2. Grafik
hubungan antara terhadap waktu
pencampuran NaOH dengan etil asetat
Dari gambar diatas dapat diketahui
R2 nya sebesar 0,990, dengan gradien 4.10-5.
Dari data tersebut dapat kita ketahui harga
tetapan laju reaksi dari penyabunan etil asetat
sebesar 0,03125. Data tersebut dapat
menunjukkan bahwa kurva yang diperoleh
kurang linear. Hal tersebut kurang tepat
karena mungkin terjadi kesalahan dalam
melakukan praktikum. Kesalahan yang terjadi
mungkin disebabkan kurang teliti dalam
pembacaan skala nonius, alat yang digunakan
kurang steril, mugkin juga alat yang
digunakan rusak.
Wa Laj
ktu u reaksi
(detik)
0 8,0
938.10-5
180 5,4
238.10-5
480 5,4
442.10-5
900 1,4
657.10-5
150 7,5
0 078.10-6
240 2,7
0 247.10-6
390 1,2
0 207.10-6