You are on page 1of 1

a.

Australia

Pada mulanya, Australia membantu Belanda menduduki wilayah-wilayah Indonesia. Pada waktu
tentara Belanda masih lemah, Sekutu menyerahkan wewenang atas Kalimantan dan kepulauan di
bagian timur Indonesia kepada Australia. Selanjutnya, pada tanggal 13 Juli 1946 Australia secara
resmi menyerahkan seluruh wilayah Indonesia bagian timur kepada Belanda.

Meskipun pada awalnya Australia berada di belakang Belanda, tetapi dalam perkembangannya,
Australia memberi dukungan kepada Indonesia. Bersama dengan Belgia dan Amerika Serikat
melalui Komisi Tiga Negara (KTN), Australia menjadi wakil Indonesia dalam perundingan RI
dengan Belanda. Perundingan antara RI dan Belanda dengan perantara KTN terjadi dalam
perundingan Renville.

b. Inggris

Pada tanggal 1 September 1945 Dr. Hubertus Johannes van Mook (mantan Wakil Gubernur
Jenderal di Hindia Belanda) bersama Dr. Charles Olke van der Plas (mantan Gubernur Jenderal
wilayah Timur), menemui Mountbatten di Sri Lanka. Mereka mendesak Inggris melaksanakan
persetujuan Civil Affairs Agreement (CAA). Mountbatten pun mengeluarkan perintah tertanggal
2 September 1945 yang menyatakan secara jelas maksud Inggris untuk mengembalikan koloni
Indonesia kepada Belanda dan mempertahankan status quo yang ada sebelum invasi Jepang.
Meskipun pada awalnya Inggris membantu Belanda, tetapi dalam perkembangannya Inggris
bersikap netral. Inggris memberi andil dalam upaya perdamaian Indonesia-Belanda. Inggris
sebagai wakil Sekutu di Indonesia berhasil mempertemukan Indonesia dan Belanda dalam
Perundingan Linggajati.

c. Negara-Negara Arab

Konsul Jenderal Mesir di Bombay, Mohammad Abdul Maunin, dengan pesawat khusus datang
ke Yogyakarta pada tanggal 14 Maret 1947. Beliau menyampaikan keputusan Liga Arab yang
mengakui kemerdekaan RI. Selanjutnya, secara berturutturut pengakuan kemerdekaan diperoleh
dari Mesir, Lebanon, Siria, Afganistan, Arab Saudi, dan Irak.

You might also like