Professional Documents
Culture Documents
(Studi Kasus Usaha peternakan kambingdi Desa Blang weu panjoe, Kecamatan
BlangMangat,Aceh Utara)
MUHAMMAD FIRDAUS
140430099
FAKULTAS EKONOMI
EKONOMI PEMBANGUNAN
LHOKSEUMAWE
2016/2017
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha kambing yang ada di kabupaten
aceh utara yang berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah
kepemilikan.Penentuan lokasi berdasarkan metode location quotient (LQ)ditetapkan di
kecamatan aceh utara.Pengambilan sampel responden ditentukan secara purposive sampling
sebanyak 5 peternakan kambing .Metode pengambilan data adalah serve untuk
mengumpulkan data primer dari responde data sekunder dari dinas terkait .Analisis
peternakan finansial menggunakan kriteria net present velue (NPV),benefit cost ratio
(BCR),internal rate of rutern (IRR)playback period of credit (PPC),dilanjutkan dengan break
event point (BEP).Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah
kepemilikan kambing digunakan analisis regresi berganda.Hasil analisis menunjukkan bahwa
secara finansial usaha kambing dengan jangka waktu 2 tahun dan discount factor 7%tahun
layak di usahakan.
BAB I
Pendahuluan
Di Indonesia lebih dari 80% kambing yang di usahakan oleh peternakan rakyat skala
kecil,modal nya lemah serta masih bersifat usaha simpangan.Kambing merupakan kambing
dari hasil persilangan antara pejantan kambing dengan induk kambing peranakan.kambing itu
merupakan hasil perkawinan dengan inseminasi buatan (IB).Kambing itu mempunyai darah
dari kambing dan juga peranakan.Sehingga kambing ini dapat menyerupai kambing panduan
sehingga kambing ini terkenal karena menyesui anak nya dengan baik,pertumbuhan nya cepat
dan panjang dan padat.Kondisi saat ini menunjukkan bahwa para peternakan kambing lebih
menyukai memelihara kambing dikarnakan pertumbuhan berat badan nya lebih tinggi asal
pangan dan pemeliharaan makanan yang cukup.
Di kabupaten Blangweu Panjoe merupakan salah satu kabupaten yang memiliki usaha
peternakn kambing dengan populasi kambing mengalami kenaikan pada tahun 2013
populasinya sebesar 10 ekor kemudian meningkat menjadi 15 ekor tahun 2015 atau
mengalami serata kenaikan dalam 5 tahun terakhir sebesar 10% per tahun(kabupaten aceh
utara,2016).
BAB II
METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini berlangsung selama 5 bulan yaitu juni sampai desembaer 2016 dari
persiapan sampai penyusunan laporan hasil usaha sendiri.usaha yang di lakukan tentang
kambing di desa blang weu panjoe kecamatan blang mangat aceh utara Metode pengumpulan
data
usaha sendiri menggunakan metode studi kasus pada usaha kambing karena usaha ini adalah
satu satunya usaha kambing yang ada di desa blang weu panjoe dan memiliki 3 pelanggan
yang ada di lhokseumawe.
NPV = ( 1+NBi
i )n
i=1
Dimana :
NBi = Net benefit = Benefit - cost
I = discount factor
N = Tahun ( waktu )
NPV 1
x ( i 2i1 )
IRR = i1 + NPV 1NPV 2
Dimana :
NPV1 = NPV yang mau di peroleh dari tingkat discount factor 1
NPV2 = NPV yang diperoleh dari tingkat discount factor 2
i1 = Tingkat discount factor 1
i2
Dan = Tingkat discount factor 2
Kriteria perhitungan IRR
Jika IRR > doscount rate yang telah di tentukan,maka usaha layak di jalankan.
Jika IRR < discount rate yang telah di tentukan,maka usaha tidak layak di jalankan.
+
B n
i =1 NB 1
Net C = 1
n
I=1 NB
Dimana :
NB i
B
Jika Net B/C < 1, maka usaha tidak layak untuk di jalankan.
a.Lokasi usaha
b.bahan baku
c.tenaga kerja.
Aspek manajemen dan sumber daya manusia (SDM) yaitu aspek yang di gunakan untuk
mengolah dan melatih tenaga kerja dalam usaha sendiri.
Aspek hukum yaitu aspek yang di gunakan untuk memiliki kelayakan usaha itu layak
kembangkan.
d.Aspek sosial dan ekonomi ,untuk mengetahui apakah keberadaan usaha ini dapat di terima
dengan tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat sekitar,
e.Aspek dampak lingkungan,untuk mengetahui dampak lingkungan seperti pencemaraan
yang di timbulkan bagi lingkungan dari usaha yang dijalankan
g.Aspek finansial,yaitu aspek yang digunakan untuk mengetahui kelayakan dari usaha ini
berdasarkan pada beberapa biaya sebagai berikut:
-penerimaan/inflow(Rp/tahun),dan
-pengeluaran /outflow(Rp/tahun)
BAB III
Rerata usia respoden adalah 22-32 tahun yang berarti termasuk dalam usia dini.usia
termasuk faktor yang berpengaruh terhadap kerja dan pola pikir peternak responden terutama
dalam menentukan corak dan pola manajemen yang akan dilakukan.pendapat ini dipertegas
oleh AFANDI pada usia produktif peternak akan lebih mudah mengembangkan usaha
peternakan yang telah dijalankan.
Dari segi tingkat pendidikan formal yang di capai peternak bervariasi mulai dari
pendidikan SD,SMP,SMA yang paling banyak pada tingkat SD sebesar 35% dan yang paling
sedikit di SMA hanya 3% sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan responden
masih rendah.Tingkat pendidikan berperan dalam mendukung pengetahuan
zooteknik,sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin mudah menerima dan
menyerap inovasi baru serta menerapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi di lapangan
untuk meningkatkan produktivitas dan pendapat.
Sebagian besar pekerjaan utama peternak adalah petani dengan lahan sendiri sebanyak
7% .Komoditi yang di tanam rumput jagung,dan ubi kayu.Pekerjaan selain petani yaitu
swasta (5%),buruh tani (4,5%) pedagang dan PNS masing-masing 3%.Data ini menunjukkan
bahwa usaha peternak kambing diminati berbagai macam lapisan pekerjaan.
Jumlah anggota keluarga yang dini bekisar 2-4 orang,sebanyak 10 responden atau 7%
dari jumlah keseluruhan.Besar kecil nya jumlah anggota keluarga dini dalam usha peternak
kambing sangat berpengaruh terhadap dinikerja dan kemampuan dalam mengelola usaha
yang di jalan kan.Tenaga kerja yang digunakan berasal dari keluarga sendiri (abang,dan
adik)dan luar keluarga seperti tetangga yang masih punya hubungan saudara.
Rerata pengalaman peternak adalah 15-10 tahun.Hal ini menunjukkan bahwa responden
kambing mayoritas sudah berpengalaman dalam beternak kambing lebih dari 5 tahun.Apabila
peternak memiliki pengalaman beternak tinggi akan semakin meningkatkan motivasi
kerja,yang pada akhir nya memperlihatkan keberhasilan dalam usaha peternakan.
Luas kepemilikan lahan sebesar 25 ha.Hal ini menunjukkan luas kepemilikan lahan cukup
tinggi ,bahwa sebagian besar rumah tangga petani di Blangwe Panjo memiliki lahan petanian
kurang dari 0,3 ha dengan kepemilikan lahan terbanyak sebesar 0,15 ha.Tinggi nya
kepemilikan lahan pertanian milik responden di karenakan daerah lokasi penelitian yang
berbukit-bukit dimanfaatkan oleh peternak untuk tanaman petanian dan memelihara ternak
yang saling mendukung.
Biaya tenaga kerja bermacam macam terdiri dari pemberian daun daunan . pemberian
minum membersihkan kadang , memandikan kambing dan mencari daun daunan atau
rumput .masing masing peternak melakukan kegiatan membutuhka waktu yang berbeda
beda .biaya pakan yang di keluarkan dalam usaha sebesar Rp100.000.biaya untuk perbaikan
kandang yang dikeluarkan pada usaha kambing di kabupaten aceh utara Rp500.000. .
Biaya peralatan adalah biaya pembelian alat yang di keluarkan dalam dua tahun usaha
di jalankan .retara biaya peralatan sebesar Rp2000000 rerata biaya air dan listrik yang
dikeuarkan oleh peternak kambing sebesar Rp1000.000. air yang digunakan berasal dari air
mata saluran kesetiap rumah sendiri melalui pipa pipa kecil .aiar yang di gunakan untuk
memberikan minum dan memandikan kambing sedangkan listrik untuk penerangan
kandang dengan menggunakan lampu.
b.Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang harus di keluarkan seiring dengan bertambah atau
berkurangnya produksi dan akan mengalami perubahan jika volume produksi
berubaha.Komponen biaya variabel usaha peternak kambing adalah bahan baku utama,bahan
penolong biaya administrasi,biaya transportasi.
=7%+494880000/838100=59,04(11) =7%+59.04(7%)
=7%(59,04)0,07
=7%+0,07=7,07+0,7 =17%
i
R= AN r
1(i+r )
0,07
2.000 .000= r
1( 10,07 r )
1(0,07)4.4
0,07
2.000 .000=
0.07
2.000 .000=
10,140
0,07
2.000 .000=
1,140
2.000 .000(0.20)=400000
PENDAPATAN
8 SETELAH 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000
PAJAK
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan terselesaianya proposal ini, saya menyimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan
usaha sapi . Adapun kesimpulan tersebut adalah:
Berdasarkan hasil penelitian evaluasi kelayakan, pada usaha sapi menggunakan beberapa
aspek.aspek hukum yang merupakan dasar bagi suatu uasaha dapat menjalankan usahanya atau
tidak dalam dalam usaha ,ini belum ada izin yang sah dari pemerintah pusat ,kemudian aspek
poduksi yan meliputi tenaga kerjaperlu dievaluasi dengan melihat tingginya permintahan usaha
sapi dalam seminggu perlu menekrut tenaga kerja tambahan .selain itu aspek finasial yang
merupakan aspek terpenting dalam suatu usaha perlu di kelola lebih rinci pengeluaran
pemerimaan ,dan keutunagan .usaha ini dianggap layak untuk dikembangkan ,hal ini dapat dilihat
dari hasil analisis kelayakan inventasi dengan perhitungan NPV sebesar 46.501.000,, IRR
0,41.,dan Net B/C Rantio 44,12 usaha ini layak untuk di lanjutkan karena telah memahami
kriteria dari analisis tersebut.
Perencanaan usaha yang matang sangat penting untuk memulai pendirian usaha.Dalam
pelaksanaan kegiatan usaha ini di butuhkan keterampilan, kecermatan dalam melaksanakan
kegiatan usaha sapi berdasarakan hasil analisis kelayakan usaha sapi skala 12 ekor yang
dilaksanakan blangme kecamatan kutablang kabupaten bireuen,diperoleh kesimpulan bahwa
usaha sapi dinyatakan layak dijalankan dilihat dari pemilihan lokasi yan baik ,tenaga kerja yang
digunakan ,aspek pemasaran serta peternakan sapi ini sudah memberikan keutungan setiap
hampir keseluruh di perjualkan dan orang dapat keutungan yang lebih dalam sapi tersebut.jenis
tenak yang mempunyai nilai jual tinggi di antaran ternak ternak lainnya pada umumnya
masyarakat membutuhkan hewan ini untuk di konsumsi.
B. Penutup
Dengan adanya proposal ini semoga bermanfaat bagi pembaca terutama bagi mereka yang
akan mendirikan usaha.
Mungkin dalam pembuatan proposal ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, saya mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi mencapai kesempurnaan
proposal ini
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga P dan Sudantoko, 2002.koperasi, kewirausahaan dan Usaha Kecil .Rineka Cipta.Jakarta
Wibono Muchammad, 2011. Recana Bisnis Industri Manisan Stroberi .Skiripsi. Bogor:Institut
Pertanian Bogor
Bank Indonesia. 2014. Sipuk Bank sentral Republik Indoenesia .Aspek keuangan pala.
Sarah, 2002. Studi Profit Industris Studi Kasus Industri Tahu di Jakarta Timur.Skripsi.IPB.
Bogor
Apretty,J.B 2002. Analisis Dampak Krisis Ekonomi Industris Tempe Skala Kecil (Studi Kasus
Pada :Di Desa Citereup,Kabupaten Bogor ,Jawa Barat Skripsi.IPB Bogor
Badan Indonesia Statistik,2001.Industri Kecil dan Kerajinan Rumah Tangga (IKKR .Jakarta.
Haming M dan Salim Basamalah,2003. Studi Kelayakan Investasi:Proyek dan Bisnis. PPM.
Jakarta Solihin Ismail, 2007. Memahami Business Plan Salemban Emapat .Jakarta