You are on page 1of 21

Cabai

Cabai merupakan tanaman yang terkenal akan rasa pedasnya. Rasa pedas cabai disebabkan
minyak asiri yang terkandung di dalam cabai yang diyakini sebagai zat anti kanker. Cabai
kaya akan vitamin C sehingga mengonsumsi cabai akan menyehatkan tubuh.

Tanaman cabai biasa dibudidayakan di kebun yang luas, namun juga dapat ditanam di dalam
pot. Anda yang hobi berkebun dan ingin menanam cabai namun memiliki lahan yang terbatas
maka menanam cabai dalam pot merupakan solusi yang cerdas.

Cabai yang biasa dijual di pasar umumnya cabai yang ditanam dengan menggunakan pupuk
kimia dan pestisida kimia. Jadi dimungkinkan pestisida masih ada menempel pada cabai.
Oleh sebab itu dianjurkan untuk mencuci cabai sampai bersih sebelum dikonsumsi.

Ada cara yang lebih sehat untuk mengonsumsi cabai, yaitu dengan mengonsumsi cabai
organik. Cabai organik dari awal penanaman hingga panen tidak menggunakan pupuk kimia
dan pestisida kimia, melainkan menggunakan pupuk organik dan pestisida organik. Namun
sayangnya saat ini masih sulit untuk mendapatkan cabai organik karena umumnya petani
lebih menyukai menanam cabai menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia karena dapat
panen lebih cepat. Pemberantasan hama dan penyakit pun lebih mudah menggunakan
pestisida kimia. Secara fisik tidak ada perbedaan yang mencolok antara cabai organik dan
cabai non-organik namun harga cabai organik lebih mahal dibanding cabai non-organik.

Cabai dapat ditanam di dalam pot. Untuk Anda yang memiliki hobi berkebun, merupakan hal
yang menyenangkan untuk menanam cabai di dalam pot dengan memanfaatkan pekarangan
rumah Anda. Dengan menanam cabai organik dalam pot, Anda tidak memerlukan lahan yang
luas. Udara sekitar akan menjadi segar dan segar karena tanaman merupakan sumber oksigen.
Menanam cabai organik dalam pot dapat Anda jadikan lahan bisnis sampingan mengingat
persaingan relatif sedikit dan harga cabai organik yang lebih mahal dari cabai non-organik.

Tahapan budidaya cabai organik dalam pot antara lain menyiapkan media tanam, pemilihan
dan penanaman benih, pemeliharaan, penanggulangan hama dan penyakit, proses panen dan
pengolahan hasil panen.

1. Media Tanam
Pot yang digunakan sebagai media tanam bisa pot tanah liat, pot anyaman bambu, pot
sabut kelapa, pot ban bekas, pot plastik, ataupun kaleng bekas. Pemilihan bahan
maupun ukran pot disesuaikan dengan kebutuhan dan luas pekarangan yang dimiliki.
Jika Anda menggunakan pot ukuran kecil, sebaiknya Anda membuat rak pot agar
pekarangan rumah Anda termanfaatkan secara efektif dan efisien. Dengan rak pot,
Anda dapat menanam lebih banyak dan terlihat lebih indah karena pot dapat disusun
dengan rapi.
Tanah yang digunakan untuk menanam cabai hampir sama dengan sayuran lain, yaitu
tanah gembur berpasir dengan pH sekitar 5.5-6.9. Pupuk yang digunakan adalah
pupuk organik yang berupa pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos
didapat dari dedaunan layu dan abu sekam sedangkan pupuk kandang diperoleh dari
kotoran ayam, kotoran kerbau, kotoran kambing, kotoran sapi, kotoran kelinci, atau
yang lain.
Campurkan tanah dan pupuk organik dengan takaran 1:1, yaitu setiap 1 kg tanah
dicampur dengan 1 kg pupuk organik. Setelah tanah dan pupuk tercampur rata
kemudian dimasukkan dalam pot. Siram dengan air agar kelembaban media tanam
terjaga. Diamkan selama dua minggu dengan terus dijaga kelembabannya agar pupuk
dapat terurai atau terfermentasi oleh bakteri. Dengan begitu maka media tanam akan
mengandung banyak unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
2. Pemilihan dan Penanaman Benih
Benih yang berkualitas ikut menentukan keberhasilan budidaya cabai organik dalam
pot. Benih cabai dapat diperoleh dari biji cabai. Benih cabai juga dapat dibeli di toko
pertanian. Umumnya benih yang dijual di toko pertanian merupakan benih cabai yang
berkualitas. Anda juga dapat membelinya secara online.
Setelah benih diperoleh, rendam benih dengan air hangat bersuhu 45 derajat celsius
selama kurang lebih 10 menit agar benih terbebas dari hama dan penyakit yang
menempel. Benih yang baik akan tenggelam saat direndam. Pilih benih tersebut untuk
ditanam.
Setelah benih direndam selama 10 menit, benih dikeringkan dengan cara diangin-
anginkan. Setelah kering maka benih dapat langsung ditanam pada pot yang sudah
disiapkan sebelumnya. Penanaman dilakukan dengan menusuk tanah sedalam 1 cm
dengan kayu kemudian masukkan dua benih cabai dalam satu lubang itu. Timbun
dengan tanah dan siram dengan air.
3. Pemeliharaan
Cepat lambatnya pertumbuhan benih tergantung dari kualitas benih dan perawatan.
Diperlukan perawatan yang optimal agar benih yang ditanam dapat cepat tumbuh dan
berkembang. Benih cabai akan mulai tumbuh dan berkecambah ketika sudah berumur
kurang lebih satu minggu.
Perawatan yang sebaiknya dilakukan agar benih dapat tumbuh dan berkembang
optimal antara lain dengan melakukan pemupukan susulan, penyiraman secara teratur,
penyiangan, dan penanggulangan hama dan penyakit.
a. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan dilakukan karena kandungan hara dalam tanah terus
berkurang karena terserap oleh tanaman. Dengan pemupukan susulan diharapkan
benih cabai akan dapat tumbuh dan berkembang lebih baik. Karena cabai yang
diinginkan adalah cabai organik maka pupuk susulan yang digunakan juga pupuk
organik. Pemupukan susulan mulai dilakukan dua minggu setelah tanam. Lakukan
pemupukan susulan dua minggu sekali.
Ada dua cara pemupukannya, yaitu pemupukan dengan menanam pupuk ke dalam
pot dan dan pemupukan dengan pupuk cair. Pemupukan pertama dilakukan
dengan membuat lubang-lubang dengan kedalaman sekitar 2 cm menggunakan
kayu. Setelah itu masukkan pupuk kandang atau pupuk kompos dan kemudian
timbun dengan tanah. Siram dengan air agar tanah tetap lembab.
Pemupukan dengan menyiramkan pupuk ke dalam pot dilakukan dengan
mencampur pupuk kandang dengan air sampai rata kemudian diamkan selama
kurang lebih dua minggu agar terfermentasi oleh bakteri. Setelah dua minggu
maka siap untuk dijadikan pupuk organik cair.
Cara pemupukannya, terlebih dahulu buat lubang-lubang kecil di sekitar benih
dengan menggunakan kayu. Siramkan pupuk organik cair ke lubang kecil-kecil itu
dengan dosis sesuai kebutuhan dan ukuran pot.
Selain pupuk kandang, air bekas cucian beras juga dapat dijadikan pupuk organik
cair dengan terlebih dahulu didiamkan selama dua minggu agar terfermentasi oleh
bakteri.
b. Penyiraman
Pada musim kemarau lakukan penyiraman dua kali sehari pada pagi dan sore.
Pada musim hujan, lakukan penyiraman satu kali pada pagi atau sore hari.
c. Penyulaman
Penyulaman dilakukan ketika usia benih kurang dari dua minggu setelah tanam.
Ganti benih yang mati atau yang terkena serangan hama dan penyakit dengan
benih baru yang lebih berkualitas. Manfaat penyulaman adalah agar hama dan
penyakit yang menyerang tidak menyebar ke tanaman lain.
d. Penyiangan
Tanaman liar yang tumbuh di sekitar pot ikut menyerap unsur hara sehingga
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan benih. Oleh karena itu perlu
disiangi sesering mungkin.
4. Penanggulangan Hama dan Penyakit
Kendala utama bercocok tanam adalah serangan hama dan penyakit. Penanggulangan
hama dan penyakit secara tepat merupakan kunci keberhasilan usaha bercocok tanam.
a. Hama
Penggerek daun
Hama ini menyerang daun sehingga daun tampak tidak normal seperti berwarna
putih keabu-abuan.
Indikasi: Daun tanaman terlihat berwarna putih keabu-abuan dan melinting.
Pengendalian: Segera petik daun yang terserang hama kemudian semprot dengan
pestisida organik yang berupa campuran minyak cengkeh, air tembakau dan
minyak sereh.

Ulat hijau
Ulat hijau sangat merusak tanaman. Jika tidak ditanggulangi dengan cepat dan
tepat maka daun tanaman akan habis dalam waktu singkat sehingga tanaman akan
mati.
Indikasi: Daun berlubang-lubang atau bahkan habis seluruhnya karena dimakan
ulat ini.
Pengendalian: Petik daun yang rusak karena dimakan ulat. Kumpulkan dan
binasakan ulatnya. Setelah itu semprot dengan pestisida organik.

Kutu
Kutu ini menyerang seluruh bagian tanaman, seperti ranting, batang, dan daun.
Indikasi: Tanaman rusak dan layu. Seluruh ranting, batang, buah, dan daun
terserang kutu.
Pengendalian: Petik daun atau potong bagian tanaman yang terserang hama
kemudian semprot dengan pestisida organik.
Kumbang kecil
Hama ini mengganggu pertumbuhan tanaman cabai seperti halnya ulat hijau
karena hama ini juga menyerang daun.
Indikasi: Tanaman yang terserang hama ini terlihat kurang segar, terdapat lubang-
lubang kecil pada daunnya.
Pengendalian: Petik daun yang sudah terlanjur rusak. Kumpulkan kumbang kecil
dan binasakan. Setelah itu semprot dengan pestisida organik pada pagi atau sore
hari.

Thrips
Hama ini termasuk famili Thripidae ordo Thysanoptera, menyerang bagian pucuk
daun.
Indikasi: Pucuk daun tanaman terlihat kering dan layu karena cairannya dihisap
oleh hama ini.
Pengendalian: Segera petik daun yang terserang hama kemudian semprot
tanamannya menggunakan pestisida organik.
b. Penyakit
Black spot
Penyakit ini daun dan mengakibatkan rontoknya daun.
Indikasi: Tanaman yang terserang penyakit ini pada bagian permukaan daun
terlihat bercak hitam. Daun kemudian menguning dan akhirnya rontok.
Pengendalian: Petik daun yang terserang penyakit dan semprot dengan pestisida
organik. Bila perlu, lakukan penyulaman.

Busuk daun
Penyakit ini disebabkan jamur Phytophthora infestans yang menyerang pangkal
buah hingga daun.
Indikasi: Tanaman berbercak hitam pada pangkal buah dan daun.
Pengendalian: Semprot secara teratur menggunakan pestisida organik.

Layu
Penyakit ini disebabkan jamur yang menyerang akar.
Indikasi: Tanaman akan terlihat layu pada siang hari, terutama saat terkena sinar
matahari. Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian tanaman.
Pengendalian: Cabut dan bakar pohon yang terserang penyakit ini keudian ganti
dengan bibit baru.

Kapang daun
Penyakit ini disebabkan jamur Cladosporum fulvus cke yang menyerang daun.
Indikasi: Seluruh permukaan daun dipenuhi spora berwarna cokelat.
Pengendalian: Semprot secara teratur menggunakan pestisida organik.
5. Panen
a. Cabai mulai dapat dipanen sekitar 80 hari setelah tanam
b. Pemanenan dilakukan pagi atau sore hari dengan memetik cabai hingga putus dari
tangkainya.
6. Pengolahan Hasil Panen
Jika hasil panen cabai organik dalam pot cukup melimpah maka dapat dijual ke
tetangga, namun jika ingin dikonsumsi sendiri maka cabai organik bisa digunakan
untuk membuat bumbu sambal goreng kentang, sambal goreng hati. Cabai organik
juga dapat dijadikan saus atau sambal.

Paria (Pare)
Paria termasuk famili Cucurbitaceae, merupakan tanaman merambat yang berasal dari benua
Asia. Di Indonesia paria biasa dibudidayakan di perkebunan. Paria mengandung zat-zat yang
berguna bagi kesehatan tubuh. Paria mengandung vitamin A, B, C, kalsium, zat besi, fosfor,
protein, lemak, dan karbohidrat. Manfaat paria bagi kesehatan di antaranya memperbaiki
pencernaan, mencegah timbulnya penyakit kanker, baik untuk jantung, baik untuk melawan
virus, dan dapat menyembuhkan penyakit kuning.

Paria yang dijual di pasar kebanyakan merupakan hasil panen yang ditanam di perkebunan
luas dengan menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia. Pestisida kimia dikhawatirkan
masih menempel pada buah paria itu. Oleh karena itu dianjurkan untuk mencuci hingga
benar-benar bersih paria sebelum dikonsumsi. Beda halnya dengan paria organik yang sejak
awal hanya menggunakan pupuk organik dan pestisida organik. Mengonsumsi paria organik
lebih sehat karena bebas dari bahan kimia berbahaya.

Tanaman paria mudah dibudidayakan, juga dapat ditanam di dalam pot. Bagi Anda yang hobi
berkebun, ingin mengonsumsi paria organik namun memiliki pekarangan yang terbatas,
menanam paria di dalam pot merupakan solusinya.

Tahapan penanaman paria organik dalam pot antara lain persiapan media tanam, pemilihan
dan penanaman benih, pemeliharaan, penanggulangan hama dan penyakit, proses panen, dan
pengolahan hasil panen.

1. Media Tanam
Salah satu media tanam yang digunakan untuk menanam paria organik adalah pot. Pot
yang digunakan sebagai media tanam bisa pot yang terbuat dari tanah liat, pot ban
bekas, pot dari anyaman bambu, pot dari sabut kelapa, pot plastik, dan pot kaleng
bekas. Pilihan bahan pot maupun ukuran pot disesuaikan kebutuhan dan luas
pekarangan. Jika menggunakan pot ukuran kecil hingga sedang, sebaiknya dibuatkan
rak. Dengan rak, pot tanaman dapat lebih banyak dan akan terlihat lebih indah karena
pot dapat disusun secara rapi.
Media tanam selanjutnya adalah tanah gembur dengan pH sekitar 5-6. Karena paria
yang diinginkan merupakan paria organik maka pupuk yang digunakan harus pupuk
organik, yaitu pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos didapat dari
dedaunan layu dan abu sekam sedangkan pupuk kandang diperoleh dari kotoran
ayam, kotoran kerbau, kotoran kambing, kotoran sapi, kotoran kelinci, dan lain
sebagainya. Campurkan tanah dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1. Artinya,
setiap 1 kg tanah dicampur dengan 1 kg pupuk organik. Setelah tanah dan pupuk
tercampur rata kemudian masukkan ke dalam pot dan siram dengan air. Media tanam
sudah siap untuk ditanami benih paria.
2. Pemilihan dan Penanaman Benih
Dengan benih yang berkualitas maka budidaya tanaman paria organik dalam pot alan
lebih berhasil. Jadi seleksi benih merupakan hal yang sangat penting sebelum benih
paria ditanam di dalam pot. Benih paria dapat diperoleh dari biji paria. Anda juga
dapat membeli di toko pertanian atau secara online. Benih paria yang dijual di toko
pertanian merupakan benih paria yang berkualitas, bahkan bersertifikat.
Setelah benih diperoleh, rendam dengan air hangat bersuhu sekitar 45 derajat celsius
selama kurang lebih 10 menit agar terbebas dari hama dan penyakit yang menempel.
Benih yang baik akan tenggelam saat direndam. Pilihlan benih tersebut untuk
ditanam.
Setelah direndam selama 10 menit, benih dapat langsung ditanam dalam pot.
Penanaman benih dilakukan dengan menusuk tanah sedalam kurang lebih satu
sentimeter. Masukkan 2 benih pada setiap lubang lalu timbun dengan tanah. Setelah
itu siram dengan air.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan yang optimal dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan
benih paria. Benih paria akan mulai berkecambah 10 hari setelah tanam. Beberapa
perawatan yang sebaiknya dilakukan agar benih dapat tumbuh dan berkembang
dengan optimal antara lain dengan melakukan pemupukan susulan, penyiraman secara
teratur, penyiangan, pemasangan ajir, dan penanggulangan hama dan penyakit.
a. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan dilakukan satu minggu setelah tanam. Lakukan pemupukan
susulan lagi setiap dua minggu sekali. Gunakan pupuk organik yang terdiri dari
pupuk kompos dan pupuk kandang. Pemupukan susulan harus dilakukan karena
kandungan unsur hara dalam tanah terus berkurang karena diserap tanaman.
Dengan melakukan pemupukan susulan maka benih paria akan tumbuh dan
berkembang secara optimal.
Ada dua cara pemupukan, yaitu dengan menanam pupuk ke dalam pot dan
pemupukan dengan menyiram pupuk ke dalam pot. Pemupukan cara pertama
dilakukan dengan membuat lubang-lubang sedalam 1 cm menggunakan kayu di
sekitar benih. Setelah itu masukkan pupuk kompos atau pupuk kandang ke
dalamnya lalu timbun dengan tanah. Siram dengan air agar tanah tetap lembab.
Untuk pemupukan cara kedua, terlebih dahulu kita buat pupuk cair organik
dengan bahan buah yang matang atau sudah busuk, gula pasir, dan air putih. Cara
membuatnya, campur semua bahan kemudian blender atau tumbuk hingga halus
kemudian masukkan dalam botol atau ember yang kemudian ditutup rapat. Jangan
sampai terkena sinar matahari langsung. Diamkan selama 15 hari.
b. Penyiraman
Penyiraman dilakukan agar tanah terjaga kelembabannya. Pada musim kemarau,
lakukan penyiraman dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Pada musim hujan,
lakukan penyiraman satu kali sehari pagi atau sore. Gunakan air bersih saat
menyiram tanaman. Jangan menggunakan air got yang tercemar limbah rumah
tangga.
c. Penyulaman
Lakukan penyulaman terhadap tanaman terserang penyakit. Ganti dengan benih
yang lebih baik. Penyulaman dilakukan ketika benih berusia kurang dari satu
minggu setelah tanam.
d. Penyiangan
Penyiangan perlu dilakukan sesering mungkin karena gulma yang tumbuh di
sekitar pot ikut menyerap unsur hara dalam tanah sehingga mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
4. Penanggulangan Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit merupakan kendala utama usaha bercocok tanam.
Penanggulangan hama yang tidak tepat dapat berakibat gagal panen. Anda perlu
pengetahuan luas tentang penanggulangan hama dan penyakit agar dapat
menanggulanginya secara tepat dan efektif.
a. Hama
Lembing
Hama lembing, Epilachma S., menyerang daun. Jika tidak ditanggulangi dengan
tepat maka daun akan habis sehingga pertumbuhan tanaman terhambat.
Indikasi: Daun tanaman yang terserang hama ini berbentuk tidak beraturan
karena bekas gigitan. Bahkan daunnya habis sama sekali.
Pengendalian: Petik daun atau bagian tanaman yang terserang kemudian semprot
dengan pestisida organik.

Ulat daun
Ulat ini menyerang daun sehingga sangat merusak tanaman. Jika tidak
ditanggulangi dengan cepat maka daun akan habis dalam waktu singkat.
Akibatnya tanaman akan mati.
Indikasi: Daun yang terserang terlihat berlubang-lubang, bahkan habis sama
sekali.
Pengendalian: Petik daun yang terserang. Kumpulkan ulat hijaunya dan
musnahkan. Setelah itu lakukan penyemprotan menggunakan pestisida organik.

Penggerek daun
Hama ini menyerang daun, membuat daun menjadi berwarna putih keabu-abuan
Indikasi: Daun terlihat berwarna putih keabu-abuan serta melinting.
Pengendalian: Petik daun yang terserang hama kemudian semprot tanamannya
menggunakan pestisida organik yang berupa campuran larutan minyak cengkeh,
air tembakau, bawang putih yang dihaluskan dan minyak sereh.

Lalat buah
Hama ini menyerang buah sehingga jika tidak ditanggulangi secara cepat dan
tepat maka akan mengakibatkan gagal panen.
Indikasi: Buah paria membusuk, berlubang-lubang kecil berwarna cokelat
kehitaman. Jika dibelah maka akan ditemukan belatung di dalam buah itu.
Pengendalian: Segera petik buah paria yang terserang hama kemudian semprot
dengan pestisida organik.

Kumbang kecil
Hama ini menghambat pertumbuhan tanaman. Seperti halnya ulat hijau, hama ini
juga menyerang daun.
Indikasi: Tanaman yang terserang hama ini akan terlihat kurang segar, terdapat
lubang-lubang kecil pada daun-daunnya.
Pengendalian: Kumpulkan kumbang itu dan musnahkan. Petik daun yang
terserang hama ini dan kemudian semprot dengan pestisida organik.
b. Penyakit
Busuk daun
Penyakit ini disebabkan jamur Phytophthora infestans yang menyerang pangkal
buah hingga daun.
Indikasi: Terdapat bercak hitam pada pangkal buah dan daun.
Pengendalian: Segera semprot dengan pestisida organik.
Layu
Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang menyerang akar.
Indikasi: Tanaman akan terlihat layu pada siang hari saat terkena sinar matahari.
Dapat mengakibatkan kematian.
Pengendalian: Segera cabut tanaman yang terserang dan kemudian bakar. Ganti
dengan bibit yang baru.

Black spot
Penyakit ini menyerang daun, mengakibatkan daun rontok.
Indikasi: Permukaan daun bebercak hitam, menguning dan akhirnya rontok.
Pengendalian: Segera petik daun yang terserang kemudian semprot dengan
pestisida organik. Bila perlu, lakukan penyulaman.

Kapang daun
Penyakit ini disebabkan jamur Cladosporum fulvus cke yang menyerang daun.
Indikasi: Seluruh permukaan daun dipenuhi spora berwarna cokelat.
Pengendalian: Semprot dengan pestisida organik.
5. Panen
a. Paria sudah muali dapat dipanen setelah berusia 3 bulan.
b. Pemanenan dilakukan pagi atau sore hari dengan memutar buah paria hingga
putus dari tangkainya.
6. Pengolahan Hasil Panen
Hasil panen paria organik dapat dijual atau dikonsumsi sendiri, tergantung kebutuhan.
Paria biasa digunakan untuk membuat sayur. Paria juga bisa dibuat sayuran tambahan
siomay.

Paprika
Paprika, Capsicum annum termasuk famili Solanaceae. Paprika mengandung banyak vitamin
C yang berguna bagi kesehatan tubuh. Paprika merupakan tanaman terong-terongan yang
berasal dari benua Amerika, khususnya Amerika Selatan, yang kemudian menyebar dan
dibudidayakan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Paprika biasa dibudidayakan di
perkebunan yang luas dengan suhu yang sejuk atau dingin.

Paprika yang dijual di pasar terbagi menjadi dua, yaitu paprika organik dan paprika non-
organik. Paprika organik merupakan paprika yang sejak awal penanaman hingga panen selalu
mneggunakan pupuk dan pestisida organik. Paprika non-organik merupakan paprika yang
dalam proses penanaman dan perawatannya menggunakan pupuk dan pestisida kimia. Secara
fisik tidak ada perbedaan antara paprika organik dan paprika non-organik namun harga
paprika organik lebih mahal dibanding paprika non-organik karena penanaman paprika
organik membutuhkan perawatan ekstra. Mengonsumsi paprika organik lebih sehat karena
bebas dari bahan kimia berbahaya.

Paprika dapat ditanam di dalam pot. Masyarakat perkotaan yang hobi berkebun dan ingin
menanam paprika organik namun memiliki pekarangan yang terbatas dapat menanam paprika
di dalam pot. Ini merupakan solusi yang cerdas karena untuk menanam paprika organik di
dalam pot tidak memerlukan pekarangan yang luas. Keuntungan lain dari menanam paprika
organik antara lain menjadikan udara lingkungan sekitar lebih segar dan bersih. Paprika yang
dihasilkan adalah paprika organik yang lebih sehat untuk dikonsumsi.

1. Media Tanam
Pot dapat digunakan untuk menanam paprika organik. Kita dapat menggunakan pot
tanah liat, pot ban bekas, pot dari anyaman bambu, pot dari sabut kelapa, pot plastik,
ataupun kaleng bekas. Gunakan pot berukuran sedang.
Media tanam selanjutnya adalah tanah gembur dan pupuk organik. Tanah yang
digunakan untuk menanam paprika adalah tanah yang gembur berpasir. Pupuk yang
digunakan adalah pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos didapat dari
dedaunan layu dan abu sekam. Pupuk kandang diperoleh dari kotoran ayam, kotoran
kerbau, kotoran kambing, kotoran sapi, kotoran kelinci, dan lain sebagainya. Setelah
semua bahan terkumpul, campur tanah dengan pupuk organik dengan takaran 1:1.
Setelah tanah dan pupuk tercampur rata, masukkan ke dalam pot dan siram dengan air
agar kelembaban media tanam terjaga. Kini media tanam sudah siap ditanami benih
paprika.
2. Pemilihan dan Penanaman Benih
Penyeleksian benih secara tepat menentukan keberhasilan budidaya paprika. Benih
yang berkualitas lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Benih paprika
dapat diperoleh dari biji paprika. Benih paprika dapat juga dibeli di toko pertanian.
Biasanya benih paprika yang dijual di toko pertanian merupakan hasil seleksi
sehingga kualitasnya lebih terjamin. Anda juga dapat membeli benih paprika secara
online.
Setelah benih diperoleh, rendam benih dengan air bersuhu sekitar 45 derajat celsius
selama kurang lebih 10 menit agar benih steril dari hama dan penyakit yang
menempel. Benih yang baik akan tenggelam saat direndam. Pilih benih yang
tenggelam tersebut untuk ditanam dalam media tanam.
Setelah direndam selama 10 menit, benih kemudian diangin-anginkan hingga kering.
Setelah itu benih dapat langsung ditanam di pot yang sudah disiapkan sebelumnya.
Untuk menanam, buat lubang kurang lebih satu sentimeter menggunakan kayu.
Setelah itu masukkan dua butir benih pada setiap lubang dan kemudian timbun
dengan tanah dan kemudian siram dengan air.
3. Pemeliharaan
Benih paprika akan mulai berkecambah kurang lebih lima hari setelah tanam. Setelah
berkecambah, lakukan perawatan secara optimal hingga panen. Beberapa hal yang
sebaiknya dilakukan agar benih dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat antara
lain pemupukan susulan, penyiraman secara teratur, penyiangan dan penanggulangan
hama dan penyakit.
a. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan dilakukan sekitar satu minggu setelah tanam. Lakukan
pemupukan lagi dua minggu sekali. Pupuk yang digunakan merupakan pupuk
organik, pupuk kompos cair dan pupuk kandang. Pupuk kompos cair dapat dibuat
secara sederhana dari buah-buahan yang sudah matang atau busuk, gula pasir, dan
air putih. Semua bahan itu diblender atau ditumbuk sampai halus kemudian
dimasukkan ke dalam ember lalu ditutup rapat. Simpan di tempat yang sejuk yang
terhindar dari sinar matahari langsung. Diamkan selama 15 hari hingga siap
digunakan sebagai pupuk kompos cair. Lubangi tanah di sekitar tanaman
menggunakan kayu dan kemudian siram dengan pupuk itu. Gunakan dosis sesuai
kebutuhan.
Untuk memupuk dengan pupuk kandang, buat lubang-lubang sedalam 2 cm di
sekitar tanaman menggunakan kayu. Masukkan pupuk kadang ke lubang itu dan
timbun dengan tanah. Siram dengan air agar tanah tetap lembab.
b. Penyiraman
Untuk menjaga kelembaban tanah, lakukan penyiraman secara teratur. Pada
musim hujan, lakukan penyiraman satu kali sehari pada pagi atau sore. Pada
musim kemarau, lakukan penyiraman dua kali sehari pada pagi dan sore hari.
c. Penyulaman
Penyulaman dilakukan satu minggu setelah tanam. Lakukan penyulaman jika
benih layu atau terserang penyakit. Ganti dengan benih baru yang lebih baik.
Manfaat penyulaman di antaranya agar hama dan penyakit tidak menyebar ke
tanaman lain.
d. Penyiangan
Lakukan penyiangan bersamaan dengan penyiraman. Basmilah tanaman liar
(gulma) yang tumbuh di sekitar pot. Penyiangan perlu dilakukan sesering
mungkin karena tanaman liar ikut menyerap unsur hara sehingga membuat
tanaman paprika terganggu pertumbuhannya.
4. Penanggulangan Hama dan Penyakit
Pencegahan serangan hama dan penyakit dimulai sejak seleksi benih. Pastikan bahwa
benih yang akan kita tanam adalah benih yang berkualitas karena lebih tahan atas
seranagn hama dan penyakit.
Jika tanaman terserang hama dan penyakit, segera lakukan penanggulangan secara
cepat dan tepat. Jika tidak maka kita akan gagal panen.
a. Hama
Penggerek daun
Hama ini menyerang daun, menyebabkan daun menjadi berwarna putih keabu-
abuan.
Indikasi: Daun yang terserang hama ini terlihat berwarna putih keabu-abuan dan
melinting.
Pengendalian: Petik daun yang terserang kemudian semprot dengan pestisida
organik yang berupa larutan minyak cengkeh, air tembakau, bawang putih,
minyak sereh.
Ulat daun
Hama ini menyerang daun, mengakibatkan kerusakan parah bila tidak dapat
segera diatasi. Tanaman dapat mati karenanya.
Indikasi: Daun berlubang-lubang, bahkan habis dimakan ulat.
Pengendalian: Segera kumpulkan ulat hijau yang terdapat pada daun lalu
musnahkan. Petik daun yang terserang. Kumpulkan ulatnya dan binasakan, setelah
itu semprotan dengan pestisida organik.

Lembing
Hama Epilachma S. ini menyerang daun. Jika tidak ditanggulangi secara cepat dan
tepat maka daun akan habis yang mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan
tanaman.
Indikasi: Daun menjadi tidak beraturan bentuknya karena bekas gigitan. Lama-
lama daunnya akan habis.
Pengendalian: Petik daun atau bagian tanaman yang terserang kemudian semprot
tanaman menggunakan pestisida organik.

Lalat buah
Hama ini menyerang buah sehingga jika tidak ditanggulangi secara cepat dan
tepat maka akan mengakibatkan gagal panen.
Indikasi: Buah paprika berlubang-lubang kecil, berwarna cokelat kehitaman. Jika
dibelah maka akan ditemukan belatung di dalamnya.
Pengendalian: Segera petik buah paprika yang terserang hama kemudian semprot
dengan pestisida organik.

Kumbang kecil
Hama ini mengganggu pertumbuhan tanaman paprika seperti halnya ulat hijau.
Hama ini juga menyerang daun.
Indikasi: Tanaman terlihat kurang segar, terdapat lubang-lubang kecil di daunnya.
Pengendalian: Kumpulkan kumbangnya dan musnahkan. Petik daun yang
terserang hama ini kemudian semprot tanaman dengan pestisida organik secara
teratur pagi atau sore hari.
b. Penyakit
Busuk daun
Penyakit ini disebabkan jamur Phytophtora infestans yang menyerang pangkal
buah hingga daun.
Indikasi: Tanaman yang terserang penyakit ini bebercak hitam pada pangkal buah
dan daun.
Pengendalian: Segera semprot dengan pestisida organik.

Layu
Penyakit ini disebabkan jamur yang menyerang akar.
Indikasi: Tanaman terlihat layu pada siang hari, terutama saat terkena sinar
matahari. Dapat mengakibatkan kematian tanaman.
Pengendalian: Segera cabut dan bakar tanaman yang terserang. Ganti dengan
bibit yang baru.

Black spot
Penyakit ini menyerang daun, mengakibatkan rontok.
Indikasi: Bagian permukaan daun berbercak hitam. Daun kemudian menguning
dan akhirnya rontok.
Pengendalian: Segera petik daun yang terserang penyakit kemudian dan semprot
dengan pestisida organik. Bila perlu lakukan penyulaman.

Kapang daun
Penyakit ini disebabkan jamur Cladosporum fulvus cke yang menyerang daun.
Indikasi: Seluruh permukaan daun dipenuhi spora berwarna cokelat.
Pengendalian: Semprot secara teratur menggunakan pestisida organik.

5. Panen
a. Tanaman paprika mulai dapat dipanen 3,5 bulan setelah tanam.
b. Pemanenan dilakukan pada pagi atau sore hari memetik buah paprika hingga
putus dari tangkainya.
6. Pengolahan Hasil Panen
Hasil panen paprika organik dapat dikonsumsi sendiri atau dijual tergantung
kebutuhan. Paprika organik biasa digunakan untuk bahan tambahan sayur.

Kacang Panjang
Kacang panjang termasuk famili Papiolinaceae. Kacang panjang mengandung karbohidrat,
protein, serat, dan zat-zat mineral yang diperlukan tubuh. Tanaman kacang panjang berasal
dari benua Afrika dan Asia. Tanaman ini sangat cocok dibudidayakan di daerah tropis
termasuk di Indonesia.

Tanaman kacang panjang biasa ditanam di perkebunan yang luas. Meski begitu dapat juga
dibudidayakan di dalam pot. Masyarakat perkotaan yang hobi berkebun namun memiliki
pekarangan yang terbatas dapat menanam kacang panjang dalam pot untuk menyalurkan hobi
mereka.

Gunakan pupuk dan pestisida organik agar kacang panjang yang dihasilkan merupakan
kacang panjang organik. Mengkonsumsi kacang panjang organik lebih sehat karena bebas
dari bahan kimia berbahaya. Dengan menanam kacang panjang organik di dalam pot akan
membuat udara lingkungan sekitar menjadi lebih segar dan bersih.

Ada beberapa tahapan di dalam menanam kacang panjang organik dalam pot, yaitu
menyiapkan media tanam, memilih dan menanam benih, merawat atau memelihara benih,
menanggulangi hama dan penyakit, panen, dan mengolah hasil panen.

1. Media Tanam
Salah satu media yang diperlukan dalam budidaya kacang panjang organik adalah pot.
Ada berbagai jenis bahan dan ukuranpot. Pilih yang sesuai dengan kebutuhan dan
selera. Anda dapat memilih pot yang terbuat dari tanah liat, ban bekas, anyaman
bambu, sabut kelapa, plastik, atau kaleng bekas. Gunakan pot ukuran sedang.
Media tanam selanjutnya adalah tanah gembur berpasir dan pupuk organik yang
terdiri dari pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos didapat dari daun-daun
layu dan abu sekam, sedangkan pupuk kandang diperoleh dari kotoran ayam, kotoran
kerbau, kotoran kambing, kotoran sapi, kotoran kelinci, dan lain sebagainya.
Setelah semua bahan terkumpul, campur tanah gembur berpasir dengan pupuk
organik dengan perbandingan 1:1. Setelah tercampur rata kemudian masukkan ke
dalam pot. Setelah itu siram dengan air agar kelembaban media tanam terjaga.
Diamkan kurang lebih satu hari denagn tetap dijaga kelembabannya. Media tanam
telah siap ditanami benih kacang panjang.
2. Pemilihan dan Penanaman Benih
Benih kacang panjang dapat diperoleh dari biji kacang panjang. Selain itu dapat juga
dibeli di toko pertanian. Umumnya benih kacang panjang yang dijual di toko
pertanian merupakan benih hasil seleksi sehingga kualitasnya lebih terjamin.
Setelah benih diperoleh, rendam dengan air hangat bersuhu sekitar 45 derajat celsius
selama kurang lebih 10 menit agar terbebas dari hama dan penyakit yang menempel.
Benih yang berkualitas baik akan tenggelam saat direndam. Jadi pilih benih yang
terendam untuk ditanam.
Setelah direndam selama 10 menit, benih diangin-anginkan hingga kering. Setelah itu
benih dapat langsung ditanam di pot yang sudah disiapkan. Caranya, tusuk tanah
sedalam kurang lebih satu sentimeter menggunakan kayu lalu masukkan 1-2 butir
benih untuk satu lubang kemudian timbun dengan tanah. Setelah itu siram dengan air.
3. Pemeliharaan
Cepat lambat pertumbuhan dan perkembangan benih dipengaruhi beberapa faktor, di
antaranya faktor pemeliharaan. Jika benih dipelihara secara optimal maka benih akan
tumbuh dan berkembang dengan optimal. Benih kacang panjang akan mulai tumbuh
dan berkecambah kurang lebih empat hari setelah tanam. Beberapa jenis perawatan
yang sebaiknya dilakukan agar benih tumbuh dan berkembang optimal antara lain
pemupukan susulan, penyiraman secara teratur, penyiangan, pemberian ajir, dan
penanggulangan ham dan penyakit.
a. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan perlu dilakukan karena setiap hari kandungan hara dalam
tanah berkurang terserap oleh bibit yang tumbuh. Dengan pemupukan susulan
maka unsur hara di dalam tanah akan tetap tersedia sehingga bibit kacang panjang
dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pemupukan susulan dilakukan satu
minggu setelah tanam, dan dilakukan lagi setiap dua minggu. Pupuk yang
digunakan adalah pupuk organik yang terdiri dari pupuk kompos dan pupuk
kandang. Jenis pupuk organik yang digunakan ada dua jenis, yaitu pupuk kandang
dan pupuk kompos cair. Pemupukan susulan dengan pupuk kandang dilakukan
dengan membuat lubang sedalam dua sentimeter menggunakan kayu. Masukkan
pupuk kandang ke dalam lubang dan setelah itu timbun dengan tanah. Lakukan
penyiraman agar tanah tetap lembab dan pupuk kandang dapat meresap.
Pupuk kompos cair dapat dibuat dari buah-buahan yang sudah matang atau yang
sudah busuk, gula pasir, dan air putih. Cara membuatnya, bahan-bahan tadi
diblender atau ditumbuk hingga halus kemudian dimasukkan dalam botol atau
ember dan ditutup rapat. Jangan sampai terkena sinar matahari langsung. Setelah
15 hari didiamkan maka pupuk kompos cair sudah siap dipakai. Sebelum
melakukan penyiraman sebaiknya tanah di sekitar bibit dilubangi kecil-kecil
menggunakan kayu. Setelah itu siramkan pupuk ini secara teratur dengan dosis
sesuai kebutuhan.
b. Penyiraman
Penyiraman dilakukan agara kelembaban tanah tetap terjaga. Lakukan penyiraman
secara teratur sesuai kebutuhan. Pada musim hujan, lakukan penyiraman satu kali
sehari pada pagi atau sore. Pada musim kemarau, lakukan penyiraman dua kali
sehari pada pagi dan sore hari.
c. Penyulaman
Pertumbuhan benih kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan, seperti lambat
atau bahkan terserang penyakit hingga mati. Jika itu yang terjasi maka gantilah
dengan benih yang berkualitas. Penyualaman dilakukan ketika benih berusia
kurang dari satu minggu. Manfaat dari penyulaman di antaranya agar hama dan
penyakit yang menyerang tidak menyebar ke tanaman lain.
d. Penyiangan
Tanaman liar yang tumbuh di sekitar pot akan mengganggu pertumbuhan bibit
sehingga perlu disiangi. Lakukan penyiangan bersamaan melakukan penyiraman.
e. Pemberian ajir
Tanaman kacang panjang merupakan tanaman merambat sehingga perlu media
untuk merambat saat tanaman mulai besar. Media yang biasa digunakan untuk
merambat adalah kayu atau bambu. Tancapkan kayu atau bambu di sebelah benih
kacang panjang agar saat benih mulai besar dengan sendirinya tanaman itu akan
merambat ke ajir yang ada di dekatnya.
4. Penanggulangan Hama dan Penyakit
Lakukan upaya penanggulangan hama dan penyakit secara cepat dan tepat agar hama
dan penyakit tidak menyebar sehingga berisiko gagal panen. Pengetahuan tentang
penanggulangan hama dan penyakit sangat diperlukan agar kita dapat menanggulangi
serangan hama dan penyakit secara cepat dan tepat.
a. Hama
Kumbang kecil
Kumbang kecil merupakan hama yang merusak tanaman kacang panjang dengan
mneyerang daunnya. Jika tidak ditanggulangi dengan tepat maka akan
menghambat pertumbuhan tanaman.
Indikasi: Tanaman terlihat kurang segar, terdapat berlubang-lubang kecil pada
daunnya.
Pengendalian: Segera berantas dengan mengumpulkan kumbangnya dan
musnahkan. Setelah itu petik daun yang sudah rusak dan semprot dengan pestisida
organik secara teratur.

Aphis
Hama ini disebabkan kutu famili Aphididae yang menyerang daun.
Indikasi: Daun mengecil dengan bentuk tidak normal. Pertumbuhan tanaman
lambat.
Pengendalian: Segera petik daun yang terserang kemudian semprot dengan
pestisida organik.

Ulat daun
Ulat daun menyerang daun sehingga tanaman menjadi rusak. Jika tidak
ditanggulangi dengan cepat maka daun tanaman akan habis dalam waktu singkat
dan tanaman akan mati.
Indikasi: Daun yang terserang berlubang-lubang, bahkan habis.
Pengendalian: Segera petik daun yang sudah terserang hama, kumpulkan ulatnya
dan musnahkan. Setelah itu segera lakukan penyemprotan menggunakan pestisida
organik.

Lembing
Hama Epilachma S. ini menyerang daun. Jika tidak segera ditanggulangi secara
tepat maka daun akan habis sehingga pertumbuhan tanaman terhambat.
Indikasi: Bentu daun terlihat tidak beraturan karena bekas gigitan hama ini.
Pengendalian: Segera petik daun dan bagian tanaman yang terserang hama dan
kemudian semprot dengan pestisida organik.

Ulat bunga
Hama ini menyerang bunga.
Indikasi: Bunga rusak dan kacang panjang menjadi kosong karena isinya
dimakan hama ini.
Pengendalian: Segera semprot dengan pestisida organik.

Penggerek daun
Hama ini menyerang daun, membuat daun jadi berwarna putih keabu-abuan.
Indikasi: Daun yang terserang berwarna putih keabu-abuan serta melinting.
Pengendalian: Segera petik daun yang terserang hama kemudian semprot dengan
pestisida organik yang berupa campuran larutan minyak cengkeh, air tembakau,
dan minyak sereh.
b. Penyakit
Busuk daun
Penyakit ini disebabkan jamur Phytophtora infestans yang menyerang pangkal
buah hingga daun.
Indikasi: Tanaman yang terserang penyakit ini berbercak hitam pada pangkal
buah dan daunnya.
Pengendalian: Semprot secara teratur menggunakan pestisida organik.

Daun mozaik
Penyakit ini disebabkan oleh virus mozaik. Virus mulai masuk ketika tanaman
masih berupa bibit dan kemudian menyerang daun.
Indikasi: Daun tanaman yang terserang bergaris-garis atau belang hijau kuning
(mozaik).
Pengendalian: Sampai kini belum ada obat yang efektif untuk penyakit ini.
Namun untuk mencegah penularan lebih luas maka tanaman yang terkena
penyakit ini harus segera dicabut dan dibakar. Pilih bibit yang lebih berkualitas.
Usahakan agar hanya bibit yang utuh tanpa luka saja yang ditanam.
Black spot
Penyakit ini menyerang daun tanaman, membuat daun rontok.
Indikasi: Permukaan daun berbercak hitam, daun menguning, dan akhirnya
rontok.
Pengendalian: Segera petik daun yang terserang penyakit dan semprot dengan
pestisida organik. Bila perlu, lakukan penyulaman.

Layu
Penyakit ini ini disebabkan oleh jamur yang menyerang akar.
Indikasi: Tanaman terlihat layu pada siang hari, terutama saat terkena sinar
matahari. Penyakit ini dapat mengakibatkan tanaman mati.
Pengendalian: Cabut dan bakar pohon yang terserang penyakit ini dan ganti
dengan bibit yang baru.

Kapang daun
Penyakit ini disebabkan jamur Cladosporum fulvus cke yang menyerang daun.
Indikasi: Seluruh permukaan daun dipenuhi spora berwarna cokelat.
Pengendalian: Semprot secara teratur menggunakan pestisida organik.
5. Panen
a. Kacang panjang mulai dapat dipanen sekitar 4 bulan setelah tanam.
b. Pemanenan dilakukan pada pagi atau sore hari dengan memetik kacang
panjangnya hingga putus dari tangkainya.
6. Pengolahan Hasil Panen
Setelah dipanen maka kacang panjang dapat dijual atau dikonsumsi sendiri. Kacang
panjang biasa digunakan untuk membuat sayur atau dikonsumsi mentah sebagai
lalapan.
Wortel
Wotel, Daucus carota, termasuk tanaman umbi-umbian. Tanaman wortel berasal dari Asia,
khususnya wilayah Timur Tengah Asia yang kemudian menyebar ke seluruh dunia, termasuk
Indonesia. Tanaman wortel biasa dibudidayakan di perkebunan yang luas, namun dapat juga
ditanam di dalam pot. Wortel yang dijual di pasar umumnya wortel non-organik yang sejak
awal penanaman hingga panen mneggunakan pupuk dan pestisida kimia. Wortel organik yang
sejak awal penanaman hingga panen hanya menggunakan pupuk dan pestisida organik lebih
sehat untuk dikonsumsi. Namun saat ini wortel organik cukup sulit didapat karena petani
lebih suka menanam wortel dengan pupuk dan pestisida kimia karena mereka merasa lebih
efektif dan efisien dari segi waktu. Sayangnya pupuk kimia maupun pestisida kimia yang
digunakan tetap menempel pada wortel sehingga dianjurkan untuk mencuci bersih wortel
non-organik sebelum mengonsumsinya.

Karena wortel dapat ditanam di pot maka Anda yang ingin mendapat wortel organik namun
memiliki pekarangan yang terbatas maka Anda dapat menanam wortel dalam pot.
Keunggulan menanam wortel dalam pot antara lain mudah dipindahkan, tidak membutuhkan
lahan yang luas, udara sekitar terasa lebih segar dan bersih. Selain itu juga dapat dijadikan
lahan bisnis sampingan yang cukup menjanjikan mengingat pesaing masih sedikit dan harga
wortel organik lebih mahal dari wortel non-organik.

Tahapan di dalam menanam wortel organik dalam pot adalah menyiapkan media tanam,
pemilihan dan penanaman benih, pemeliharaan, penanggulangan hama dan penyakit, proses
panen dan pengolahan hasil panen. Kesabaran dan ketekunan merupakan salah satu kunci
keberhasilan di dalam budidaya wortel organik.

1. Media Tanam
Pot merupakan salah satu media tanam yang sangat penting. Syarat utama pot yang
baik di antaranya memiliki cukup lubang di bagian bawah agar air dapat mengalir
keluar saat kadar air berlebih sehingga media tanam terjaga dengan baik kadar airnya.
Bahan pot disesuaikan selera dan kebutuhan, dapat berupa pot anyaman bambu, tanah
liat, ban bekas, sabut kelapa, plastik, atau kaleng bekas. Untuk menanam wortel
sebaiknya menggunakan pot ukuran sedang.
Media tanam selanjutnya adalah tanah gembur berpasir dan pupuk organik yang
terdiri dari pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos didapat dari daun-daun
layu dan abu sekam, sedangkan pupuk kandang diperoleh dari kotoran ayam, kotoran
kerbau, kotoran kambing, kotoran sapi, kotoran kelinci, dan lain sebagainya. Campur
tanah gembur berpasir dengan pupuk organik dengan takaran 1:1. Artinya, setiap 1 kg
tanah dicampur dengan 1 kg pupuk organik. Setelah tanah dan pupuk tercampur rata,
masukkan ke dalam pot. Setelah itu siram dengan air agar kelembaban media tanam
terjaga. Diamkan kurang lebih satu hari. Setelah itu media tanam siap ditanami benih
wortel.
2. Pemilihan dan Penanaman Benih
Benih wortel dapat diperoleh di toko pertanian. Biasanya benih wortel yang dijual di
toko pertanian merupakan benih hasil seleksi sehingga kualitasnya lebih terjamin.
Anda juga dapat membeli benih wortel secara online.
Setelah benih diperoleh, rendam dengan air hangat bersuhu 45 derajat celsius selama
kurang lebih 15 menit. Perendaman dimaksudkan agar benih steril dari hama dan
penyakit yang menempel. Setelah direndam lalu diangin-anginkan hingga kering.
Setelah itu benih dapat langsung ditanam di pot yang sudah disiapkan sebelumnya.
Caranya, lubangi tanah sedalam kurang lebih satu sentimeter menggunakan kayu.
Masukkan 1 butir benih pada setiap lubang kemudian timbun dengan tanah. Setelah
itu siram dengan air.
3. Pemeliharaan
Bila dirawat dan dipelihara dengan baik maka benih akan tumbuh dan berkembang
secara optimal pula. Benih wortel akan mulai berkecambah sembilan hari setelah
tanam. Adapun beberapa perawatan yang sebaiknya dilakukan agar benih dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik di antaranya adalah dengan pemupukan
susulan, penyiraman secara teratur, penyiangan, dan penanggulangan hama dan
penyakit.
a. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan dilakukan agar kebutuhan unsur hara bagi benih wortel dapat
tercukupi. Pemupukan susulan mulai dilakukan 15 hari setelah tanam. Pemupukan
berikutnya dilakukan dua minggu sekali. Pupuk yang digunakan adalah pupuk
organik yang terdiri dari pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk organik yang
digunakan ada dua jenis, yaitu pupuk kandang dan pupuk kompos cair. Untuk
memupuk dengan pupuk kandang, buat lubnag sedalam dua sentimeter
menggunakan kayu. Masukkan pupuk kandang ke lubang itu dan timbun dengan
tanah. Siram dengan air agar tanah menjadi lembab dan pupuk kandang dapat
meresap.
Pupuk kompos cair dapat dibuat dengan bahan-bahan yang mudah didapat, yaitu
buah-buahan yang matang atau yang sudah busuk, gula pasir, dan air putih. Semua
bahan itu diblender atau ditumbuk halus kemudian dimasukkan ke dalam botol
atau ember lalu tutup rapat. Jangan sampai terkena sinar matahari langsung.
Setelah 15 hari maka pupuk kompos cair itu sudah siap dipakai. Buat lubnag
kecil-kecil di sekitar tanaman menggunakan kayu. Setelah itu siramkan pupuk
kompos cair itu dengan dosis sesuai kebutuhan.
b. Penyiraman
Untuk menjaga agar tanah tetap lembab, lakukan penyiraman secara teratur sesuai
kebutuhan. Pada musim hujan, lakukan penyiraman satu kali sehari pada pagi atau
sore. Pada musim kemarau, lakukan penyiraman dua kali sehari pada pagi dan
sore hari.
c. Penyulaman
Jika benih tumbuh lambat atau terserang penyakit hingga mati, lakukan
penyulaman dengan menggantinya dengan benih yang berkualitas. Penyulaman
idealnya dilakukan satu minggu setelah tanam. Manfaat penyulaman di antaranya
agar hama dan penyakit tidak menyebar ke tanaman lain.
d. Penyiangan
Penyiangan sangat penting agar benih dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik. Penyiangan merupakan kegiatan menghilangkan tanaman liar (gulma) yang
tumbuh di sekitar pot karena mengganggu pertumbuhan tanaman. Lakukan
penyiangan bersamaan dengan saat melakukan penyiraman.
4. Penanggulanan Hama dan Penyakit
Penanggulangan hama dan penyakit secara cepat dan tepat dapat mengurangi risiko
gagal panen sehingga diperlukan pengetahuan yang luas tentang hal itu. Selain itu,
pemilihan benih yang berkualitas merupakan langkah awal pencegahan serangan
hama dan penyakit karena benih yang berkualitas tidak mudah terserang hama dan
penyakit.
a. Hama
Ulat daun
Ulat daun menyerang daun, merupakan hama yang sangat merusak. Jika tidak
ditanggulangi dengan cepat dan tepat maka daun tanaman dapat habis dalam
waktu singkat sehingga mengakibatkan tanaman mati.
Indikasi: Daun terlihat berlubang-lubang. Jika lambat penanggulangannya maka
akan habis seluruh daunnya.
Pengendalian: Kumpulkan ulat daunnya dan musnahkan. Petik daun yang sudah
rusak. Setelah itu segera semprot dengan pestisida organik.

Ulat tanah
Hama ini menyerang umbi wortel yang berada di dalam tanah. Habitat ulat tanah
memang di dalam tanah.
Indikasi: Umbi wortel habis atau tinggal sisa gigitan ulat tanah.
Pengendalian: Cabut tanaman wortel yang terserang, semprot dengan pestisida
organik. Setelah itu lakukan penyulamandengan menggantinya dengan benih yang
lebih berkualitas.

Kutu daun
Hama ini menyerang daun. Tanaman yang terserang akan layu dan kering
daunnya.
Indikasi: Daun yang terserang hama ini terlihat layu kemudian menjadi kering.
Terdapat banyak kutu pada daunnya.
Pengendalian: Petik daun yang terserang hama kemudian semprot dengan
pestisida organik yang berupa campurkan minyak cengkeh, air tembakau, bawang
putih, minyak sereh.
b. Penyakit
Bercak daun
Penyakit ini disebabkan jamur Cercospora carotae yang menyerang daun.
Indikasi: Tanaman yang terserang penyakit ini bebercak cokelat kehitaman
daunnya.
Pengendalian: Semprot secara teratur menggunakan pestisida organik.

Bintil akar
Penyakit ini menyerang akar dan umbi wortel. Tanaman yang terserang akan
tampak tidak normal, berbintil-bintil tak beraturan.
Indikasi: Umbi berbentuk tidak normal, berbintil-bintil tak beraturan.
Pengendalian: Lakukan penyulaman dengan menggantinya denangn bibit wortel
yang lebih berkualitas.

Kapang daun
Penyakit ini disebabkan jamur Cladosporum fulvus cke yang menyerang daun.
Indikasi: Seluruh permukaan daun diliputi spora berwarna cokelat.
Pengendalian: Semprot secara teratur menggunakan pestisida organik.

Layu
Penyakit ini ini disebabkan oleh jamur yang menyerang akar.
Indikasi: Tanaman yang terserang penyakit ini akan terlihat layu pada siang hari,
terutama saat terkena sinar matahari. Penyakit ini mengakibatkan kematian
tanaman.
Pengendalian: Cabut tanaman yang terserang kemudian bakar. Ganti dengan bibit
yang baru.
5. Panen
a. Wortel mulai dapat dipanen 4 bulan setelah tanam.
b. Pemanenan dilakukan pada pagi atau sore hari dengan mencabut wortel yang
tumbuh di dalam tanah.
6. Pengolahan Hasil Panen
Hasil panen wortel organik dapat langsung dijual. Harga wortel organik ini lebih
mahal dibanding wortel non-organik. Namun jika hasil panen cuma sedikit maka
dapat dikonsumsi sendiri.
Wortel biasa digunakan untuk membuat sayur, acar, dan dapat juga dikonsumsi secara
mentah sebagai lalapan. Selain itu wortel juga bisa dibuat juice.

You might also like