You are on page 1of 1

Moch Bogi Kurnianto.

/ 2116030081
Kadipaten V / Dusun 6

Bambu Runcing FTI


Masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan sejarah bangsa tentang
kehebatan bambu runcing. Senjata yang berbahan dasar bambu ini menjadi
icon penting yang menyertai bangsa Indonesia dalam memperoleh
kemerdekaan. Padahal pejuang pada zaman dahulu harus berhadapan dengan
tank-tank besar dan persenjataan lengkap, akan tetapi hanya dengan bambu
yang diruncingkan, mereka mampu mengusir penjajah.
Sebatang bambu yang panjangnya berkisar dua meter ini menjadi
senjata massal yang pakai rakyat dalam melawan penjajah. Namun benarkah
senjata sederhana ini memiliki kehebatan sedemikian besar dibanding senjata
milik penjajah yang berteknologi tinggi? Ternyata ada rahasia besar dibalik
kehebatan bambu runcing para pejuang Indonesia.
Adalah Kiai Subchi yang berperan besar dalam perjuangan bambu
runcing bersama rakyat Indonesia. Ia merupakan salah satu ulama yang begitu
dihormati dan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Pada tahun 1941 sang
Kiai mengumpulkan para santri dan pemuda desa untuk melakukan persiapan
perang. Namun mereka terkendala persenjataan dan akhirnya menetapkan
bambu runcing yang kala itu disebut dengan cucukan. Senjata ini dinilai
mematikan karena tusukannya susah disembuhkan.
Namun bambu runcing yang dipakai untuk berperang bukanlah senjata
biasa. Sang Kiai menyepuh Bambu Runcing dengan doa-doa sehingga
membuatnya tidak terkalahkan. Do tersebut berbunyi : Laa Tudrikhuhul Absar
Wahuwa Tudhrikuhul Absar Wahuwa Latiful Kabir,. Doa ini dibaca sbanyak
tiga kali membaca sembari menahan nafas. Kepercayaan terhadap doa ini
ternyata mampu membangkitkan semangat juang pemuda Indonesia dan
membuat bambu runcing menjadi senjata yang istimewa.
Kepopuleran bambu runcing terjadi saat pasukan Jepang ingin
menguasai Parakan, daerah yang didiami Kiai Subchi. Namun pasukan Bambu
Runcing Kiai Subchi sukses menghalau mereka dan mengurungkan niat
Jepang ke Parakan. Kabar keberhasilan pasukan cucukan Kiai Subchi
menghalau pasukan Jepang ini menjadi buah bibir pasukan lainnya. Sampai
pendatang dari luar jawa datang meminta di doakan oleh Kyai subkhi dan juga
menyepuhkan Bambu Runcing untuk berjaga-jaga melawan penjajah
Ternyata berita tentang Kiai yang mengobarkan semangat berjuang ini
terdengar oleh penjajah. Mereka kemudian melakukan penyisiran ke Parakan
untuk membunuh Kiai Subchi. Beruntung sang Kiai sudah terlebih dahulu
meninggalkan wilayah tersebut dan bersembunyi di daerah pegunugan. Meski
menjadi buronan Kiai Subchi bergerilya untuk mengobarkan api semangat
berjuang membela tanah air hingga akhir hayatnya.

You might also like