You are on page 1of 3

DISKUSI KELOMPOK WAWASAN KEBANGSAAN

Demokrasi di Indonesia sebelum dan sesudah Merdeka


Anggota Kelompok 2:
1. Mochamad Bogi Kurnianto 2116030081
2. Deby Galuh Prasetya 2116030083
3. Olivia Christy 2116030085
4. Muhammad Hafizh Izziddin 2116030099
5. Ryan Fernanda 2116030108
6. Muhammad Agung Prakoso 2116030123

DEMOKRASI DI INDONESIA SEBELUM MERDEKA

Perkembangan demokrasi di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perjuangan bangsa.


Sebelum Indonesia merdeka, kehidupan yang demokratis sudah dilaksanakan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari lahirnya berbagai perkumpulan dan
perserikatan, seperti Budi Utomo, Serikat Islam, perkumpulan keagamaan (NU dan
Muhammadiyah), perkumpulan partai-partai, perhimpunan pelajar, organisasi sosial dan lain-
lain.

Bukti lain bahwa bangsa Indonesia sudah melaksanakan kehidupan yang demokratis
adalah sidang BPUPKI yang membahas rancangan dasar negara dan rancangan Undang-
Undang Dasar secara bermusyawarah. Demikian pula pada saat disusunnya teks Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia , yang kemudian dibacakan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 17
Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta, merupakan wujud nyata dari
pengambilan keputusan secara demokratis.

DEMOKRASI DI INDONESIA SESUDAH MERDEKA

1. Periode Demokrasi Parlementer (1945-1965)

Periode ini merupakan awal perkembangan demokrasi di Indonesia. Namun sayangnya


demokrasi pada periode ini tidak mempunyai modal cukup untuk menjadi mapan dalam
implementasinya, entah dalam teori, konsep dan praktiknya. Demokrasi pada periode ini
hanya menjadi pemersatu dan alat koalisi antar suku dan agama yang beragam di Indonesia
untuk dapat menjadi bangsa. Namun demokrasi parlementer ini ternyata kurang begitu cocok
diterapkan di Indonesia karena dalam prosesnya timbul banyak perpecahan politik dan partai-
partai politik yang mendominasi terpecah belah. Sehingga Demokrasi Parlementer ini
digantikan menjadi Demokrasi Terpimpin (Guided Democracy).
2. Periode Demokrasi Terpimpin / Orde Lama (1959-1965)

Ciri-ciri demokrasi ini adalah dominasi politik presiden dan berkembangnya pengaruh
komunis dan peranan tentara (ABRI) dalam panggung politik nasional. Dominasi kekuasaan
politik presiden pada saat itu terbukti melahirkan tindakan dan kebijakan yang menyimpang
dari ketentuan Undang-Undang Dasar 1945. Misalnya, pada tahun 1960 Presiden Soekarno
membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) padahal dalam hal ini presiden tidak
memiliki wewenang. Namun sejak pada tahun 1959 diberlakukannya dekrit presiden, setelah
itu banyak penyimpangan konstitusi oleh presiden atas dasar dominasi kekuatan politik
presiden. Semua hal tersebut menyebabkan hilangnya social control dan check and balance
dari legislatif terhadap eksekutif. Akhir dari sistem demokrasi terpimpin Soekarno yang
berakibat pada perseteruan politik ideologis antara PKI dan TNI adalah peristiwa berdarah
yang dikenal denga Gerakan 30 September 1965 (G 20 S PKI).

3. Periode Demokrasi Pancasila / Orde Baru (1965-1998)

Periode ini merupakan masa pemerintahan Presiden Soeharto yang disebut masa Orde
Baru. Sebutan Orde Baru merupakan kritik terhadap periode sebelumnya, Orde Lama.
Demokrasi Pancasila pada periode ini secara garis besar menawarkan tiga komponen
demokrasi. Pertama, menegakkan kembali asas-asas negara hukum dan kepastian hukum.
Kedua, mengutamakan kehidupan yang layak bagi semua warga negara. Ketiga, pengankuan
dan perlindungan HAM, peradilan yang bebas dan tidak memihak.

Namun ternyata tawaran-tawaran Demokrasi Pancasila hanya retorika politik belaka,


sehingga terjadi ketidakdemokratisan pernguasa Orde Baru yang ditandai oleh : (1)
dominannya peranan militer (ABRI); (2) birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan
politik; (3) pengebirian peran dan fungsi partai politik; (4) campur tangan pemerintah dalam
berbagai urusan partai politik dan publik; (5) politik masa mengambang; (6) monolitisasi
ideologi negara; (7) inkorporasi (peleburan) lembaga nonpemerintah.

4. Periode Pasca Orde Baru / Reformasi (1998 sekarang)

Periode pasca Orde Baru ini disebut Era Reformasi. Dalam periode ini tuntutan-tuntutan
rakyat mengenai pelaksanaan demokrasi dan HAM harus lebih konsekuen. Tuntutan ini
berawal dari lengsernya Presiden Soeharto yang telah menjabat selama tiga puluh tahun
lamanya dengan Demokrasi Pancasilanya. Dalam periode ini cita-cita dari demokrasi yang
mapan dan menjunjung tinggi HAM menjadi tantangan utama, sehingga dalam periode ini
banyak terjadinya perombakan baik secara aturan, fungsi dan institusi. Wacana demokrasi
pada pasca Orde Baru atau Era Reformasi erat kaitanya dengan pemberdayaan masyarakat
madani (civil society) dan penegakan HAM secara sungguh-sungguh serta mengembalikan
kedaulatan sesungguhnya kepada rakyat.

Sumber :
http://indahdevi92.blogspot.co.id/2013/03/demokrasi.html
http://teoripolitik.com/sejarah-demokrasi-di-indonesia/

You might also like