Professional Documents
Culture Documents
BIOLOGI PERIKANAN
SEKSUALITAS IKAN
Disusun oleh :
Sona Yudha Diliana
230110130217
Perikanan C
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biologi Perikanan adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
keadaan ikan yaitu sejak individu ikan tersebut menetas (hadir kealam) kemudian
makan, tumbuh, bermain, bereproduksi dan akhirnya mengalami kematian secara
alami atau oleh karna factor lain. Biologi Perikanan ini merupakan pengetahuan
dasar ketika mendalami pengetahuan Dinamika Populasi ikan, Pengembangan
spesies ikan dan upaya pelestarian spesies ikan yang akan mengalami kepunahan
di perairan laminya (Penuntun Praktikum Biologi Perikanan).
Pengetahuan mengenai seksulaitas pada ikan penting untuk diketahui
sebelum kita mempelajari mengenai reproduksinya lebih lanjut. Pada prinsipnya,
seksualitas pada ikan terdiri atas ikan jantan dan ikan betina. Ikan jantan adalah
ikan yang mempunyai organ penghasil sperma, sedangkan ikan betina adalah ikan
yang mempunyai organ penghasil telur. Namun pada kenyataan di alam, ada ikan
yang bersifat hermaprodit atau berkelamin ganda dan juga ada ikan yang tidak
jelas jenis kelaminnya atau gonokhorisme. Oleh sebab itu, perlu pengetahuan
yang lebih jelas mengenai seksualitas ikan ini.
1.2 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini antara lain :
1. Menjelaskan dan memahami seksualitas pada ikan jantan dan betina
2. Menjelaskan dan membedakan macam-macam hermaproditisme pada ikan
3. Membedakan sifat seksual primer dan sekunder pada ikan
4. Menganalisis peranan mempelajari seksualitas dalam bidang perikanan
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah dapat memahami konsep
mengenai seksualitas pada ikan, hermaproditisme dan sifat seksual ikan serta
peranannya dalam biologi perikanan itu sendiri dan juga kehidupan sehari-hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2
3
Gambar 1. Alat
Reproduksi Ikan (a)
Betina; (b) Jantan
Gambar 2: Organ
Reproduksi Pada Ikan jantan
bermuara di kloaka. Pada Teleostei saluran dari sistem ekskresi dan sistem
reproduksi menuju kloaka secara terpisah.
a. Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang kompak, terletak pada anterior
rongga abdomen. Pada saat dewasa yang berkembang hanya ovarium kanan.
Pada Teleostei tipe ovariumnya sirkular dan berjumlah sepasang.
b. Saluran reproduksi Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya
berfusi yang memiliki satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre.
Oviduk sempit pada bagian anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya
pada uterus yang bermuara di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan
berhubungan langsung dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan
bermuara pada satu lubang. Teleostei tidak memiliki kloaka. (Buku SH II,
diktat Asistensi Anatomi Hewan, Zoologi).
c. Ovary pada ikan terdiri dari banyak telur. Setiap jenis ikan memiliki ukuran
telur sendiri, ada yang besar dan ada yang kecil. Ukuran telur akan
menentukan jumlah telur yang dimiliki oleh seekor induk. Ikan yang memiliki
ukuran telur besar contohnya ikan Nila dan Arwana, akan memiliki jumlah
telur yang lebih sedikit dibanding dengan ikan yang ukuran telurnya kecil
6
seperti ikan Cupang dan Mas. Hal ini disebabkan oleh kapasitas yang dimiliki
si induk untuk menampung telur. Ukuran telur ikan banyak ditentukan oleh
ukuran kuning telurnya. Makin besar kuning telur makin besar pula peluang
embrio untuk bertahan hidup.
Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk
membedakan ikan jantan dan ikan betina. Satu spesies ikan yang mempunyai sifat
morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina dengan jelas,
maka spesies itu bersifat seksual dimorfisme. Namun, apabila satu spesies ikan
dibedakan jantan dan betinanya berdasarkan perbedaan warna, maka ikan itu
bersifat seksual dikromatisme.
1. Dimorfisme seksual
Ikan salmon (Oncorhynchus goburscha) jantan mempunyai punggung
meninggi dan rahang seperti kait dibandingkan dengan betina. Ikan lamadang
(Coryphaena hippurus) jantan bagian atas kepalanya melengkuh seperti kubah
dan posisi sirip dorsal lebih kedepan dibandingkan dengan sirip dorsal ikan betina.
Genus sebastes (S. Melanops, S. Flavidus, and S. Serranoides) jantan memiliki
mata yang lebih besar dan jari jari sirip pektoral yang lebih panjang dari pada
mata dan sirip pektoral betina (Echeverria, 1986).
Gambar 6. Perbedaan Rahang pada Ikan salmon jantan dan betina sebagai salah satu
Dimorfisme Seksual
(Sumber : http://www.pac.dfo-mpo.gc.ca/fm-gp/rec/images/species/Salmon/cohofresh.jpg)
Sirip sering menunjukkan ciri seksual sekunder. Sirip ekor bagian bawah
yang memanjang terdapat pada ikan jantan cingir putri (Xiphophorus helleri).
Ujung sirip dorsal seperti ikan sepat siam (Trichogaster pectoralis) jantan
memanjang melewati pangkal ekornya, sedangkan yang betina tidak melewatinya.
Ikan laut dalam Photocorynus spiniceps jantan bersifat parasit pada ikan betina.
8
Ikan jantan tidak memiliki saluran pencernaan karena sifatnya yang parasit. Ikan
jantan menempel pada kulit ikan betina menggunakan mulutnya. Ikan jantan
semata-mata hanya berfungsi dalam reproduksi.
Gambar 7. Perbedaan
Sirip dorsal pada ikan sepat (Trichopodus trichopterus) sebagai contoh perbedaan
dimorfisme seksual
(Sumber : http://taxo4254.wikispaces.com/3+Spot+Gourami+%28Trichopodus+Trichopterus%29)
Pada Ceratias sp. Yang juga menghuni laut dalam, ukuran ikan jantan jauh
lebih kecil dari pada ikan betina. Sebegitu kecilnya sehingga ukuran ikan jantan
masih lebih kecil dari pada ovarium ikan betina yang sudah matang. Beberapa
organ tambahan pada pemijahan dapat digunakan sebagai ciri seksual.
Gonopodium terdapat pada ikan seribu (Poecilia reticulata) jantan dan ikan
Gambussia jantan. Gonopodium merupakan modifikasi dari sirip anal.
Gambar 8. Perbedaan gonopodium pada ikan Guppy jantan dan Betina sebagai contoh
perbedaan dimorfisme seksual
(Sumber : http://3.bp.blogspot.com/_KvvX0EVmNu0/S3bG7Xtl3SI/AAAAAAAABl8/
NFhDxrr1l60/s400/gonopodium.PNG)
9
Gambar 9. Perbedaan warna tubuh dan sirip ekor pada ikan mujair (kiri) dan orange spot
pada Lepomis humilis sebagai contoh dikromatisme seksual
(sumber : http://www.banyudadi.com/wp-content/uploads/2015/02/Ikan-mujair-jantan-
dan-betina.jpg dan
http://www.fishwisepro.com/pics/JPG/TN/TN030600F000368W000001.jpg)
10
Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih
menarik dari pada ikan betina. Pada dasarnya sifat seksual sekunder dapat dibagi
menjadi dua yaitu :
a. Sifat seksual sekunder yang bersifat sementara, hanya muncul pada waktu
musim pemijahan saja. Misalnya ovipositor, ikan Rhodeus amarus yaitu alat
yang dipakai untuk menyalurkan telur ke bivalvia, adanya semacam jerawat di
atas kepalanya pada waktu musim pemijahan. Banyaknya jerawat dengan
susunan yang khas pada spesies tertentu bisa dipakai untuk tanda menentukan
spesies, contohnya ikan Nocomis biguttatus dan Semotilus atromaculatus
jantan.
Gambar 10. Alat penyalur telur ke bivalvia pada ikan Rhodeus amarus
(sumber : http://www.hlasek.com/foto/rhodeus_sericeus_hd2471.jpg )
b. Sifat seksual sekunder yang bersifat permanent atau tetap, yaitu tanda ini tetap
ada sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan
hitam pada ekor ikan Amia calva jantan, gonopodium pada Gambusia affinis,
clasper pada golongan ikan Elasmobranchia, warna yang lebih menyala pada
ikan Lebistes, Beta dan ikan-ikan karang, ikan Photocornycus yang berparasit
pada ikan betinanya dan sebagainya.
Biasanya tanda seksual sekunder itu terdapat positif pada ikan jantan saja.
Apabila ikan jantan tadi dikastrasi (testisnya dihilangkan), bagian yang menjadi
tanda seksual sekunder menghilang, tetapi pada ikan betina tidak menunjukkan
sesuatu perubahan. Sebaliknya tanda bulatan hitan pada ikan Amia betina akan
muncul pada bagian ekornya seperti ikan Amia jantan, bila ovariumnya
dihilangkan. Hal ini disebabkan adanya pengaruh dari hormon yang dikeluarkan
oleh testis mempunyai peranan pada tanda seksual sekunder, sedangkan tanda
hitam pada ikan Amia menunjukkan bahwa hormon yang dikeluarkan oleh ikan
betina menjadi penghalang timbulnya tanda bulatan hitam.
Gambar 12. Ikan Serranus cabrilla sebagai contoh ikan Hermaprodit sinkroni
(sumber : http://www.ictioterm.es/especies/ilustraciones/L/Serranus_cabrilla_I_L.jpg)
14
mengalami masa transisi (intersex) atau masa perubahan kelamin (Mayunar dan
Ahmad,1994 dalam Kordi, 2010).
Gambar 14. Ikan Lates calcariver sebagai contoh ikan Hermaprodit protandri
(sumber : http://s367.photobucket.com/user/ence_2008/media/Barramundi1.jpg.html)
Gambar 15. Ikan Monopterus albus sebagai contoh ikan Hermaprodit protogini
(sumber : http://www.fishesofaustralia.net.au/Images/Image/MonopterusAlbusJillRuse.jpg)
yang sama, yakni P. Mexicanna dan P. Latipinna. Sperma dari jantan dua jenis
ikan inang tersebut diperlukan untuk mengaktifkan perkembangan telur-telur
P.formosa, tetapi penyatuan kromosom jantan dan betina tidak terjadi, sehingga
terbentuk betina yang secara genetik seragam. Proses terbentuknya keturunan
hanya berkelamin betina tersebut dinamakn ginogenesis. Betina ginogenetik
biasanya triploid dan menghasilkan telur yang juga 3n (Helfman et al., 1997).
BAB III
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa seksualitas pada ikan terdiri dari dua jenis
kelamin yaitu jantan dan betina. Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ
penghasil sperma dan ikan betina ialah ikan mempunyai organ penghasil telur.
Satu individu ikan dikatakan hermaprodit apabila didalam tubuhnya terdapat
jaringan ovarium (penentu individu betina) dan jaringan testes (penentu individu
jantan). Hermaprodit Sinkroni adalah apabila didalam gonad individu terdapat sel
sex betina dan sel sex jantan yang masak secara bersamaan. Hermaprodit
Protandri adalah ikan yang didalam tubuhnya mempunyai gonad yang
mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase betina. Hermaprodit
Protogini adalah ikan yang didalam tubuhnya mempunyai gonad yang
mengadakan proses diferensiasi dai fase betina ke fase jantan. Gonokhorisme
adalah kondisi seksual berganda dimana pada ikan fasen juvenil gonadnya tidak
mempunyai jaringan yang jelas status jantan dan betinanya. Sifat seksual primer
pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung berhubungan
21
dengan proses reproduksi, yakni ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina dan
testes dengan pembuluhnya pada ikan jantan. Sifat seksual sekunder pada ikan
ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan
betina
DAFTAR PUSTAKA