Professional Documents
Culture Documents
STEP 2
STEP 3
OH buruk
Pasien tidak kooperatif
Pasien tidak ingin dibuatkan gigi tiruan sebagian lepasan
Keadaan sistemik tidka terkontrol
Pasien alergi terhadap bahan gigi tiruan sebagian lepasan (akrilik, porselen,
logam)
2. Klasifikasi Berdasarkan Kennedy
Klas I : daerah tak bergigi di bagian posterior dari gigi yang masih ada.
Bilateral.
Klas II : daerah tak bergigi di bagian posterior dari gigi yang masih ada.
Unilateral.
Klas III : daerah tak bergigi yang terletak di bagian poterior atau anterior di
sekitar gigi yang masih ada. Unilateral atau bilateral.
Klas IV : daerah tak bergigi yang terletak di bagian anterior di sekitar gigi
yang masih ada dan melewati garis median.
Pada kasus di skenario gigi 11, 12, 34, 35, 36 termasuk klasifikasi Kennedy
tipe III yakni daerah tak bergigi yang terletak di bagian poterior atau anterior di
sekitar gigi yang masih ada. Unilateral atau bilateral.
a. Klasifikasi Applegate-Kennedy
Klas I: daerah tak bergigi sama dengan Klas I Kennedy. Keadaan ini sering
dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun kehilangan
gigi.
Klas II : Daerah tidak bergigi sama dengan kelas II kennedy. Klas ini sering
tidak diperhatikan pasien.
Klas III : Keadaan tidak bergigi paradental dengan kedua gigi tetangga, tidak
lagi mampu memberi dukungan kepada gigi tiruan secara keseluruhan.
Klas IV : Daerah tidak bergigi sama dengan Klas IV Kennedy.
Klas V : Daerah tak bergigi paradental, dimana gigi asli anterior tidak dapat
dipakai sebagai gigi penahan atau tak mampu menahan daya kunyah.
Klas VI : Daerah tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangga gigi asli
dapat dipakai sebagai gigi penahan. Kasus seperti ini sering kali merupakan
daerah tak bergigi yang terjadi pertama kalinya dalam mulut.
b. Klasifikasi berdasarkan penyangga gigi tiruan
Gigi tiruan sebagian lepasan toothbone: gigi asli sebagai penyangga
Gigi tiruan sebagian lepasan mukosabone: mukosa sebagai penyangga
(alveolar ridge)
Gigi tiruan sebagian lepasan kombinasi toothbone dan mukosabone
3. Komponen gigi tiruan sebagian lepasan:
a. Basis
Bagian gigi tiruan yang menutupi mulut bagian labial, bukal, lingual, palatal, dan
palatum.
Fungsi:
Meneruskan tekanan oklusi ke daerah di bawahnya (proc. dan gigi
penyangga).
Melekatnya cengkeram.
Menggantikan jaringan yang hilang.
b. Elemen gigi tiruan (anasir)
Biasanya terbuat dari bahan akrilik atau porselen.
c. Cengkeram
Biasanya terbuat dari klamer atau kawat stainless steel (logam tuang).
Fungsi :
Untuk retensi gigi tiruan.
Meneruskan beban kunyah pada gigi di bawahnya.
d. Sadel
Bagian gigi tiruan yang menutupi mukosa di atas proc. alveolaris. Pemilihan
bahan tergantung indikasi dan kontraindikasi tiap bahan.
4. Tidak terjawab.
5. Pertimbangan dokter gigi menggunakan akrilik sebagai bahan basis dan anasir gigi
tiruan sebagian lepasan karena
Kelebihan akrilik yang
Mudah Didapatkan
Aplikaisnya Mudah
Harganya Murah
Lebih Ringan Dari Bahan Porselen Dan Logam
Mudah Dibentuk Sesuai Ruang Yang Tersedia
Warna Bahan Yang Digunakan Sebagai Basis Serupa Dengan Warna Mukosa.
Namun akrilik juga memiliki kekurangan yakni
Mudah aus pada pasien dengan daya kunyah yang besar.
Sedangkan untuk gigi tiruan porselen sifatnya:
Tidak mudah aus
Tidak berubah warna
Tidak bisa diasah
Lebih berat daripada akrilik
Tidak baik dipakai untuk proc. alveolaris yang datar
Idealnya bahan yang paling sering digunakan adalah bahan akrilik namun
tidak menutup kemungkinan bahan lain dapat digunakan apabila pasien alergi
terhadap akrilik.
Retensi dan stabilisasi dapat didapat dari prosedur survey dimana daerah undercut
(harus sesuai cengkeram) diletaki cengkeram agar tidak bergerak, arah pergerakan
utama menyebabkan tidak retensi (digunakan untuk makan).
Pasien kooperatif
Kemampuan tekniker yang baik dalam membuat gigi tiruan sebagian lepasan
Keadaan rongga mulut pasien
Pasien mengikuti instruksi dari dokter gigi
Sifat material yang hampir sama dengan rongga mulut
Ukuran, warna, betuk gigi, yang sama atau sesuai dengan pasien
Anatomical landmark jelas
Oklusi yang tepat (relasi sentris, relasi vertikal, relasi horizontal)
STEP 4
Diagnosis: Edontulous
ridge sebagian
Rencana
perawatan
Insersi pada
pasien
Instruksi pada
pasien
Evaluasi
STEP 5