Professional Documents
Culture Documents
seorang manusia (atau lebih) memaksa manusia lain untuk melakukan hubungan
seksual dalam bentuk penetrasi vagina atau anus dengan penis, anggota tubuh
lainnya seperti tangan, atau dengan benda-benda tertentu secara paksa baik
dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.
Istilah pemerkosaan dapat pula digunakan dalam arti kiasan, misalnya untuk
mengacu kepada tindakan-tindakan kriminal umum seperti pembantaian,
perampokan, penghancuran, dan penangkapan tidak sah yang dilakukan kepada
suatu masyarakat ketika sebuah kota atau negara dilanda perang.
Pemerkosaan dalam peperangan juga dapat dilihat terjadi pada zaman kuno
sehingga disebutkan pula di dalam Alkitab, misalnya di dalam kisah tentang kaum
perempuan yang diculik sebagai hadiah kemenangan.[butuh rujukan]
Tentara Yunani, Kekaisaran Persia dan Kekaisaran Romawi, secara rutin memperkosa
kaum perempuan maupun anak-anak lelaki di kota-kota yang ditaklukkan.[butuh
rujukan] Perilaku yang sama masih terjadi bahkan hingga tahun 1990-an, ketika
pasukan-pasukan Serbia yang menyerang Bosnia dan Kosovo, melakukan kampanye
yang penuh perhitungan dengan memperkosa kaum perempuan dan anak-anak
lelaki di daerah-daerah yang mereka kuasai.[butuh rujukan]
Pemerkosaan, sebagai strategi perang, dilarang oleh hukum militer yang disusun
oleh Richard II dan Henry V (masing-masing tahun 1385 dan 1419). Hukum-hukum
ini merupakan dasar untuk menjatuhkan hukuman dan mengeksekusi para
pemerkosa pada masa Perang Seratus Tahun (1337-1453).
Pada tahun 1998, Mahkamah Kejahatan Internasional untuk Rwanda didirikan oleh
Perserikatan Bangsa-Bangsa membuat keputusan besar yang menyatakan bahwa di
bawah hukum internasional pemerkosaan termasuk dalam kejahatan genosida.
Dalam keputusannya Navanethem Pillay berkata: "Sejak zaman dahulu,
pemerkosaan dianggap sebagai rampasan perang. Sekarang ia akan menjadi
kejahatan perang. Kami ingin mengirimkan pesan yang kuat bahwa pemerkosaan
tidak lagi merupakan tropi perang."
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemerkosaan