Professional Documents
Culture Documents
Tengerang, Penanganan gawat darurat merupakan hal yang sangat penting karena
menentukan keselamatan pasien itu sendiri. Karenanya dalam penanganan gawat
darurat diterapkan prinsip ABC.
"Semua penyebab kematian berujung pada masalah ABC, karenanya bisa ditolong
pula dengan tindakan ABC. Jika cepat dikerjakan dengan tepat, besar kemungkinan
korban dapat terhindar dari kematian," ujar dr Yudi Cahyono, SpBS dalam acara
seminar Up Date Emergency Respon di Eka Hospital BSD, Tangerang, Sabtu
(15/1/2011).
dr Yudi menuturkan prinsip penanganan gawat darurat dengan ABC ini adalah:
Sel saraf otak membutuhkan sirkulasi darah yang baik untuk membawa oksigen.
Jika sirkulasi darah terganggu atau berhenti selama 3-4 menit maka sel saraf otak
akan mengalami kerusakan meskipun bisa diperbaiki. Namun jika kekurangan
oksigen (tidak dilakukan tindakan apapun) selama 6-9 menit bisa menyebabkan
kerusakan otak yang permanen atau irreversible.
"Hal ini karena orang tidak bisa bertahan kalau tidak napas selama 3 menit dan
prinsip ABC ini paling banyak dilakukan untuk pasien trauma," ujar dr Budi M
Silitonga, SpBS dari Eka Hospital.
dr Yudi menuturkan jika ada pasien datang dengan perdarahan di otak dan satu lagi
perdarahan parah di wajah, maka yang harus menjadi prioritas terlebih dahulu
adalah pasien dengan luka parah di wajah karena biasanya mengalami gangguan
pada jalur napasnya. Kecuali jika tenaga medisnya mencukupi untuk menangani
semuanya sekaligus.
"Selain ABC, pasien gawat darurat juga diperiksa disability-nya apakah terlihat
adanya tanda-tanda defisit yang menurun atau tidak lalu dilanjutkan dengan
memeriksa kondisi pasien secara menyeluruh mulai dari ujung rambut sampai
ujung kaki dan setiap lubang yang ada," ungkapnya.
Karenanya untuk pertolongan pertama jangan dilihat dari seberapa parah luka yang
dialami, tapi lihatlah apakah ada gangguan pada jalur napas, pernapasan dan juga
sirkulasinya. Jika ada gangguan pada salah satu bagian tersebut segeralah berikan
pertolongan untuk menghindari kematian.
(ver/ir)
gaya kepemimpinan
Kepemimpinan kharismatik (charismatic leadership): Kharisma diartikan keadaan
atau bakat yang dihubungkan dengan kemampuan yang luar biasa dalam hal
kepemimpinan seseorang untuk membangkitkan pemujaan dan rasa kagum dari
masyarakat terhadap dirinya atau atribut kepemimpinan yang didasarkan atas
kualitas kepribadian individu.
Gaya Kepemimpinan Otokratis, yaitu gaya kepemimpinan yang menggunakan
kekuatan jabatan dan kekuatan pribadi secara otoriter, melakukan sendiri semua
perencanaan tujuan dan pembuatan keputusan dan memotivasi bawahan dengan
cara paksaan, sanjungan, kesalahan dan penghargaan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Kepemimpinan otoriter merupakan gaya kepemimpinan yang paling tua dikenal
manusia. Oleh karena itu gaya kepemimpinan ini menempatkan kekuasaan di
tangan satu orang atau sekelompok kecil orang yang di antara mereka tetap ada
seorang yang paling berkuasa. Pemimpin bertindak sebagai penguasa
tunggal.Orang-orang yang dipimpin yang jumlahnya lebih banyak, merupakan
pihak yang dikuasai, yang disebut bawahan atau anak buah.Kedudukan bawahan
semata-mata sebagai pelaksana keputusan, perintah, dan bahkan kehendak
pimpinan.Pemimpin memandang dirinya lebih, dalam segala hal dibandingkan
dengan bawahannya.Kemampuan bawahan selalu dipandang rendah, sehingga
dianggap tidak mampu berbuat sesuatu tanpa perintah.Perintah pemimpin sebagai
atasan tidak boleh dibantah, karena dipandang sebagai satu-satunya yang paling
benar.Pemimpin sebagai penguasa merupakan penentu nasib bawahannya. Oleh
karena itu tidak ada pilihan lain, selain harus tunduk dan patuh di bawah kekuasaan
sang pemimpin. Kekuasaan pimpinan digunakan untuk menekan bawahan, dengan
mempergunakan sanksi atau hukuman sebagai alat utama.Pemimpin menilai
kesuksesannya dari segi timbulnya rasa takut dan kepatuhan yang bersifat kaku.
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/noviani_juandi/gaya-kepemimpinan-
otoriter_55286517f17e6153478b4588
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
A.FASE ORIENTASI
a).Salam Terapeutik
P: Selamat pagi bu !
K: Selamat pagi
P: Perkenalkan nama saya Hasna. Pagi ini saya akan merawat ibu dari pukul
07.00 14.00. Kalau saya boleh tahu, nama ibu siapa ?
K: Nama saya Rina
b). Evaluasi / Validasi
P: Bagaimana tidurnya semalam bu ?
K: Oh, tidur saya semalam cukup nyenyak
P: Oh ya, ibu sudah mandi pagi ini ?
K: Belum
c). kontrak
P: Baiklah bu, karena pagi ini ibu belum mandi, saya akan memandikan ibu pagi
ini agar ibu merasa segar dan ibu cepat sembuh. Kita melakukannya disini saja
bu,tidak lama ko, kira-kira 20 menit.Bagaimana bu, apakah ibu bersedia ?
K: Ya, saya bersedia.
P:Baiklah saya akan siapkan alat-alatnya dulu.
B. Fase Kerja
1. Menyiapkan alat-alat di sebelah kanan pasien.
2. Memberitahu dan menjelaskan tindakan yang akan dilakukan.
3. Memasang sampiran (menutup jendela, pintu, gorden), selimut dan bantal-bantal
dipindahkan dari tempat tidur (bila bantal masih dibutuhkan dipakai seperlunya).
4. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
5. Mencuci tangan.
6. Memasang selimut mandi, lipatan bagian atas dipegang olehpasien, lipatan
bagian bawah ditarik bersama-sama dengan seprei atas dan selimut kearah kaki.
7. Memberitahu pada pasien bahwa pakaian atas harus dibuka kemudian menutup
dengan selimut mandi /kain penutup (berdiri di sisikanan atau kiri pasien).
8. membasuh muka:
- perlak dan handuk kecil dibentangkan di bawah kepala
- membersihkan muka, telinga, dan leher dengan waslap yang telah dibasahi air.
Tanyakan apakah pasienmau memakai sabun atau tidak.
- mengeringkan muka dengan handuk
- menggulung perlak dan handuk.
9. membasuh lengan:
- menurunkan selimut mandi, mengangkat atau mempersilahkan pasien
mengangkat kedua tangan ke atas.
- meletakkan handuk di atas dada dan melebarkan ke samping kanan dan kiri
sehingga kedua tangan dapat diletakkan di atas handuk
- membasahi tangan dengan waslap dan member sabun dimulai (dengan tangan
yang jauh dari perawat) dan membilas sampai bersih,kemudian
mengeringkandengan handuk (air kotor segera diganti).
Melakukan hal yang sama pada tangan yang dekat dengan perawat.
10. membasuh dada dan perut:
- menurunkan kain penutup sampai perut bagian bawah. Kedua tangan
dikeataskan, mengangkat handuk dan membentangkan pada sisi pasien
- membasahi dan member sabun pada ketiak, dada dan perut kemudian membilas
sampai bersih dan mengeringkan dengan handuk
- lakukan pada sisi klien yang terjauh kemudian pada sisi yang dekat.
11. Membasuh punggung:
- mengatur posisi pasien miring ke kiri
- membentangkan handuk di bawah punggung sampai bokong
-membasahi punggung sampai bokong , menyabun, membilas dan mengeringkan
dengan handuk
- mengatur posisi pasien terlentang dan memakai pakaian atas dengan rapi
(sebelumnya pasien menghendaki talk atau tidak).
12. Membasuh kaki:
- mengeluarkan kaki yang terjauh dari selimut mandi dan membentangkan handuk
di bawahnya dan menekuk lutut
- membasahi kaki,member sabun dan membilas kemudian mengeringkan dengan
handuk
- melakukan hal yang sama pada kaki yang satunya.
13. Membasuh daerah lipatan paha:
- membentangkan handuk di bawah bokong dan bagian bawah perut. Selimut
bawah dibuka
- membasahi lipatan paha dan genetalia kemudian menyabun, membilas dengan air
bersih dan mengeringkan dengan handuk. Untuk daerah genetalia sebaiknya
menggunakan sabun khusus.
14. Menggunakan kembali pakaian pasien bawah dan mengangkat selimut mandi.
15. Memasang selimut pasien kembali dan bantal-bantal diatur, tempat tidur
danpasien dirapikan kembali.
16. Membereskan alat.
17. Mencuci tangan.
C. Fase Terminasi
1. Evaluasi terhadap tindakan yang dilakukan
Subjektif: Bagaimana bu perasaan ibu setelah dimandikan pagi ini ? Apa yang
ibu rasakan ?
Objektif: Klien tampak segar,rambut dan pakaian tampak rapi.
Observasi respon klien selanjutnya.
2. Rencana tindak lanjut
P: Baiklah bu, karena saya sudah selesai memandikan ibu, saya kembali ke
ruangan dulu, untuk nanti sore atau besok pagi apabila ibu ingin mandi, ibu
bisamelakukannya seperti yang saya lakukan tadi, minta bantuan keluarga ibu,
apakah ibu mengerti ?
K: Ya, terima kasih saya sudah mengerti.
3. Kontrak yang akan datang
P: Silahkan ibu beristirahat kembali, nanti saya akan dating lagi sekitar pukul
10.00 untuk memberikan suntikan melalui selang infus ibu, sebagai obat rutin yang
harus dimasukkan, tidak lama bu kira-kira 5 menit dan kita melakukannya di sini
saja. Apakah ibu bersedia ?
K: Ya,saya bersedia.
P: Baiklah bu, apabila ibu memerlukan bantuan saya panggil saya di ruang
perawat ! Selamat pagi bu.
K: Selamat pagi.
KETERANGAN:
P: PERAWAT
K: KLIEN/PASIEN
Perencanan Pulang (Discharge Planning)
Posted by Sanco Irianto A, S.Kep.Ns | Posted in Materi | Posted on 2/22/2010
A. Pengertian
Discharge Planning (Perencanaan Pulang) merupakan komponen sistem perawatan
berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan
untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan
pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan
harga yang terjangkau (Doenges & Moorhouse: 94-95).
B. Tujuan
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Discharge planning yang efektif juga menjamin perawatan
yang berkelanjutan di saat keadaan yang penuh dengan stress.
Rencana pulang yang dimulai pada saat pasien masuk rumah sakit dan secara
periodik diperbaiki mencapai tahap akhir dan segera dilaksanakan, Periksa apakah
pasien/orang terdekat telah mendapat instruksi tertulis atau instruksi verbal tentang
penanganan, obat-obatan dan aktivitas yang boleh dilakukan di rumah. Tanda dan
gejala yang menunjukkan perlunya kontak yang terus-menerus dengan pelayanan
kesehatan perlu ditinjau.
C. Manfaat
1. Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali di rumah sakit, dan
kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa
diagnosa.
2. Membantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya
pengobatan.
3. Bahan pendokumentasian keperawatan.
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga sebagai
unit perawatan memberi dampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan
perawatan. Adalah penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual atau
potensial.
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja proses
discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat
untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus-
menerus dan membutuhkan revisi dan juga perubahan.
Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah klien
berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner atau kunjungan
rumah (home visit).
Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam variabel:
a. Derajat penyakit
b. Hasil yang diharapkan dari perawatan
c. Durasi perawatan yang dibutuhkan
d. Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan
e. Komplikasi tambahan
f. Ketersediaan sumber-sumber
Reaksi:
Comments (0)
Perbedaan Antara nyeri Akut Dan Kronis
Sebagian masyarakat awam tidak sedikit yang salah kaprah dan sering mengartikan
sama antara akut dan kronis. Padahal apabila ditinjau lebih jauh lagi kedua kata ini
sangat jauh dalam segi arti maupun maknanya.
Akut, istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu kondisi atau penyakit
yang terjadi tiba-tiba, dalam waktu singkat, dan biasanya menunjukkan gangguan
yang serius. Untuk menggambarkan tingkat nyeri (rasa sakit), istilah akut
digunakan untuk menggambarkan rasa sakit yang hebat dan tajam. Demikian juga
untuk perdarahan akut, menandakan perdarahan yang terjadi cepat dan tiba-tiba
dan biasanya merupakan kondisi yang serius yang memerlukan pertolongan medis
segera.
Kronis,istilah yang digunakan untuk menjelaskan suatu kondisi atau penyakit yang
terjadi dalam periode lama, berulang, terjadi perlahan-lahan dan makin serius.
Berbeda dengan akut, kondisi kronik adalah proses yang terjadi secara perlahan,
makin lama makin parah atau menjadi berbahaya. Sebagai contoh, suatu penyakit
mungkin ditandai gejala yang ringan sehingga si penderita membiarkan saja tanpa
diobati. Seiring dengan waktu, penyakitnya makin parah dan berpotensi
membahayakan.
Jadi bisa dibilang kalau kedua istilah itu digunakan untuk membedakan waktu
terserangnya penyakit. Kronis digunakan untuk sakit yang sudah cukup lama/
menahun, sementara akut digunakan untuk sakit yang datangnya secara tiba-tiba.
Disusun Oleh:
Dewi Maryatul Qivia
DIII KEPERAWATAN
STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG
2011
I. Bersihan jalan napas tidak efektif
PENGERTIAN :
Bersihan jalan nafas tidak efektif adalah Ketidakmampuan untuk membersihkan
sekresi atau obstruksi saluran pernapasan guna mempertahankan jalan napas yang
bersih
Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan membersihkan sekresi
atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk menjaga bersihan jalan napas (Nanda,
2005)
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan:
1) infeksi
2) disfungsi neuromuscular
3) hyperplasia dinding bronkus
4) alergi jalan nafas
5) asma
6) trauma
7) Obstruksi jalan nafas
8) spasme jalan nafas
9) sekresi tertahan
10) penumpukan sekret
11) adanya benda asing di jalan nafas
12) adanya jalan nafas buatan
13) sekresi bronkus
14) adanya eksudat di alveolus.
DO: Dispnea
DS:
1) Penurunan suara nafas
2) Orthopneu
3) Cyanosis
4) Kelainan suara nafas (rales/ wheezing)
5) Kesulitan berbicara
6) Produksi sputum
7) Gelisah
8) Perubahan frekuensi dan irama nafas
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan masalah bersihan jalan
nafas tidak efektif teratasi, dengan
Kriteria hasil: mendemonstrasikan batuk efektif, dan suara nafas bersih, tidak ada
sianosis dan dispnea.
Menunjukan jalan nafas yang paten.
Intervensi:
1) Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi misal: semifowler.
2) Lakukan fisioterapi dada jika perlu
3) Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
4) Auskultasi suara nafas dan catat adanya suara nafas tambahan misal ronkhi.
5) Observasi hasil pemeriksaan AGD
6) Anjurkan untuk minum air hangat
7) Bantu klien untuk melakukan latihan batuk efektif bila memungkinkan Lakukan
fifioterapi dada sesuai indikasi : Postural drainase, perkusi dan vibrasi
8) Motivasi dan berikan minum sesuai dengan kebutuhan cairan (40-50 cc/kg
BB/24 jam)
9) PENDIDIKAN KESEHATAN : Jelaskan penggunaanperalatan pendukung
dengan benar (oksigen, pengisapan, spirometer, inhaler, dan intermitten pressure
breathing/IPPB)
10) Instruksikan pada klien dan keluarga kepada rencana perawatan di rumah
(pengobatan, hidrasi, nebulisasi, peralatan, drainase postural, tanda dan gejala
komplikasi, sumber-sumber di komunitas)
11) TINDAKAN KOLABORASI : Berikan oksigen lembab sesuai program
- Berikan terapi sesuai program
PENGERTIAN :
Pola napas tidak efektif adalah Inspirasi dan/ atau ekspirasi yang tidak member
ventilasi yang adekuat
Pola nafas tidak efektif adalah kondisi dimana pola inhalasi dan ekshalasi pasien
tidak mampu karena adanya gangguan fungsi paru (Tarwoto,2003).
Pola nafas tidak efektif adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami
kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan
perubahan pola nafas (Carpenito, 2001).
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan:
1. hiperventilasi
2. hipoventilasi
3. Kelelahan/ penurunan energy
4. kelemahan musculoskeletal
5. kelelahan otot pernafasan
6. nyeri
7. kecemasan
8. disfungsi neuromuskuler
9. obesitas
10. injuri tulang belakang.
DS: Dyspnea, Nafas pendek
DO:
1) Penurunan tekanan inspirasi / ekspirasi
2) Penurunan pertukaran udara per menit
3) Menggunakan otot pernafasan tambahan
4) Orthopnea
5) Tahap ekspirasi berlangsung sangat lama
6) Penurunan kapasitas vital
7) Respirasi: < 11-24 x/ menit.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan pasien menunjukan
keefektifan pola nafas , dengan
Kriteria hasil:
1. Suara nafas bersih
2. Tidak ada siaonsis, dispnea
3. Menunjukan jalan nafas yang paten (tidak merasa tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal).
4. TTV dalam rentang normal
Intervensi:
1. Monitor vital sign
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
4. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
5. Auskultasi suara nafas dan catat adanya suara nafas tambahan
6. Pertahankan jalan nafas yang paten
7. Observasi adanya tanda-tanda hipoventilasi
8. PENDIDIKAN KESEHATAN : Ajarkan pada klien dan keluarga teknik relaksasi
untuk meningkatkan pola napas efektif
Ajarkan cara batuk efektif Diskusikan mengenai rencana perawatan di rumah
9. TINDAKAN KOLABORASI :
Seting ventilator dan sesuaikan pola ventilator dengan kondisi klien
Observasi konsintrasi O2 (Fi O2) yang diberikan
Anjurkan napas dalam melalui abdomen selama periode distress pernapasan Catat
tekanan dan monitor gelombang tekanan jalan napas
Jamin kelembapan dan temperature udara inspirasi dan cek secara berkala
Set dan cek alarm ventilator
III. 10 Macam penyakit yang dapat muncul masalah keperawatan bersihan jalan
nafas tidak efektif dan pola nafas tidak efektif
1. Asma
2. Tuberkolusis
3. PPOM ( Pneumonia, Atelektasis, Pneumotoraks)
4. ISPA
5. Bronkitis Kronis
6. Empiema
7. Efusi pleura
8. Bronkiektasis
9. Flu Burung
10. Ca Paru
Hipotensi (tekanan darah rendah) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah
lebih rendah dari 90/60 mmHg atau tekanan darah cukup rendah sehingga
menyebabkan gejala-gejala seperti pusing dan pingsan.
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140
mmHg dan atau diastolik lebih besar dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat (tenang).
Hipertermia adalah peningkatan suhu inti tubuh manusia yang biasanya terjadi
karena infeksi. Hipertermia juga dapat didefinisikan sebagai suhu tubuh yang
terlalu panas atau tinggi. Umumnya, manusia akan mengeluarkan keringat untuk
menurunkan suhu tubuh.
Basil Tahan Asam (BTA) menentukan adanya mikobacterium tuberculosis,
yang setelah dilakukan pewarnaan bakteri ini tidak mengalami perubahan
warna oleh alcohol asam.
HOME
INFO ISLAM
INFO KESEHATAN
KAMPUS
LIRIK LAGU
FACEBOOK
TWITTER
Fp AROMA
Dalam keadaan normal nilai LED jarang melebihi 10 mm per jam. LED ditentukan
dengan mengukur tinggi cairan plasma yang kelihatan jernih berada di atas sel
darah merah yang mengendap pada akhir 1 jam ( 60 menit ). Nilai LED meningkat
pada keadaan seperti kehamilan ( 35 mm/jam ), menstruasi, TBC paru-paru ( 65
mm/jam ) dan pada keadaan infeksi terutama yang disertai dengan kerusakan
jaringan. Metode yang dianjurkan oleh ICSH ( International Comunitet for
Standardization in Hematology ) adalah cara westergren.
Hasil Laju Endap Darah/LED/ ESR yang tinggi juga dapat terjadi karena :
Anemia
Kanker seperti lymphoma atau multiple myeloma
Kehamilan
Penyakit Thyroid
Diabetes
Penyakit jantung
6. Prinsip Kerja
( Darah vena + 1 bagian natrium sitrat 3,2 % . Homogenisasi sampel sebelum
diperiksa. Sampel darah yang telah diencerkan tersebut kemudian dimasukkan ke
dalam tabung Westergreen sampai tanda/skala 0. Tabung diletakkan pada rak
dengan posisi tegak lurus, jauhkan dari getaran maupun sinar matahari langsung.
Biarkan tepat 1 jam dan catatlah berapa mm penurunan eritrosit. Nilai Rujukan
Metode Westergreen : Pria : 0 - 15 mm/jam Wanita : 0 - 20 mm/jam
8. Cara Kerja
1. Isi tabung westergren dengan darah yang telah diberi Na sitrat 3,8% sampai
garis tanda 0 pipet harus kering dan bersih.
2. Letakkan tabung pada rak westergren dan perhatikan supaya posisinya betul-
betul tegak lurus pada suhu kamar, jauhkan dari cahaya matahari & getaran.
3. Setelah satu jam, baca hasilnya dengan satuan mm/jam
Hasil normal :
a. Pria : 0 - 15 mm/jam
b. Wanita : 0 - 20 mm/jam
9. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa laju endap
darah yang dianalisis menggunakan westergen memiliki kadar 25 mm/jam dan
pemeriksaan LED yang dilakukan menunjukan bahwa laju endap darah tersebut
normal.
Belakangan saya akrab sekali dengan istilah Bilirubin, SGOT dan SGPT. Binatang
apalagi sih itu?
Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah yang tua. Bilirubin
disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan pada cairan empedu. Sebagaimana
hati menjadi semakin rusak, bilirubin total akan meningkat. Sebagian dari bilirubin
total termetabolisme, dan bagian ini disebut sebagai bilirubin langsung. Bila bagian
ini meningkat, penyebab biasanya di luar hati. Bila bilirubin langsung adalah
rendah sementara bilirubin total tinggi, hal ini menunjukkan kerusakan pada hati
atau pada saluran cairan empedu dalam hati.
Bilirubin mengandung bahan pewarna, yang memberi warna pada kotoran. Bila
tingkatnya sangat tinggi, kulit dan mata dapat menjadi kuning, yang
mengakibatkan gejala ikterus. (Data diambil dari spiritia)
Note: Lihat gambar di bawah. Gambar ini diambil dari hasil Test Lab saya sendiri.
Perhatikan tingkat kerusakan fungsi hati saya. Nilai kerusakan dan nilai normal.
Kata dokter sih ini lumayan parah. Wak waaaww!
Ternyata, kita tidak boleh menyepelekan fungsi organ tubuh sekecil apa pun di
dalam diri kita. Satu saja dari mereka mengalami masalah, efeknya terasa ke
seluruh tubuh. Salah satu caranya adalah, mungkin ya dengan menyelerasakan
semua anggota tubuh atau organ tubuh dan memberlakukannya dengan adil.
Jangan egois. Cuma gara-gara mulut pengen makanan lezat, kita mengabaikan
organ tubuh di bagian perut. Hmmm! Baiklah. Mulai sekarang, perhatikan
kepentingan semua organ tubuh supaya tidak ada yang mengalami masalah satu
sama lain.
SGPT (juga dikenal sebagai ALT) dan SGOT (AST) adalah enzim yang dipakai
oleh hati dalam pekerjaannya. Biasanya enzim ini ditahan dalam hati, tetapi bila
hati menjadi rusak karena hepatitis, semakin banyak enzim ini dapat masuk ke
aliran darah. Tingkat enzim ini dalam darah dapat diukur, dan tingkatnya
menunjukkan tingkat kerusakan pada hati.
Biasanya, beratnya kerusakan digambarkan dengan berapa kali di atas normal.
Contohnya, bila SGPT Anda 80, berarti SGPT Anda sedikit di atas dau kali (2x)
normal. Kalau 120, berarti 3x atas normal. Biasanya, tingkat SGPT/SGOT
dianggap masalah bila 3x atau lebih di atas normal, tetapi juga harus dilihat gejala
lain. Kalau SGPT agak tinggi (tergantung keadaan; bisa 5x atau lebih), tetapi tidak
ada gejala lain, dokter biasa hanya akan memantau lebih berhati-hati.
SGPT dan SGOT Anda hanya sedikit di atas normal, jadi kemungkinan Anda tidak
harus khawatir. Tetapi sebaiknya Anda membahas dengan dokter. (Data diambil
dari spiritia)
Note: Perhatikan hasil test lab berikut. Ini adalah hasil test lab SGPT dan SGOT
saya. Bandingkan nilai kerusakan dan nilai normalnya. Ini sih bukan 5 kali lipat
lagi ya. Berlipat-lipat. Wajar saja jika level SGPT dan SGOT mencapai setinggi ini
membuat saya berpikir, Wah! Saya merasa sudah di ambang kematian nih.
Saatnya insaf:d! Itu saking lemas dan tidak berdayanya. Kalau saja saat itu saya
sedang di angkot dan ada komplotan yang ingin merkosa saya, maka mereka
dengan leluasa merkosa saya tanpa ada perlawanan sedikit pun. #Eaaaaa!
Dan kabar buruknya, setelah 10 hari bedrest, hasil lab menunjukkan tingkat SPGT
masih 300. Itu artinya masih berlipat-lipat ketidaknormalannya. Dokter
bilang,Wah! Masih tinggi nih. Bilirubinnya masih 1,9 nih. Waks! Terus berapa
lama normalnya, dok? Dengan enteng dia jawab, ya sebulanlah minimal. Dengan
catatan nggak ada lembur sampai malem ya. Kalau masih lembur-lembur ya makin
lama normalnya.KOWAWAWAWAWAWA! (.)(.)
Lalu, langkah apa yang harus kita lakukan supaya hati kita tetap segar, sehat dan
berfungsi dengan baik? Berikut adalah langkah-langkah yang saya dapatkan dari
berbagai sumber. Sering-seringlah mengganti sarung bantal. Jangan menahan
buang air kecil. Ini salah satu kebiasaan kita, KFC, BK, Mekdi dan makanan Siap
Saji / Junk Food lainnya. Kalau bisa hindari, kalau nggak bisa ya kurangi. Jangan
makan kalau nggak lapar. Ini susah nih. Kita seringnya lapar mata ketimbang lapar
perut. Wakwaaaaw!
Wah! Banyak banget ya hal-hal yang harus dihindari supaya hati tetap suci, bersih,
sehat, segar dan berfungsi dengan baik. Beberapa hal sepertinya ada yang sulit
dihindari. Ya minimal dikurangilahyah. Kita harus tetap sehat supaya bisa
menjalankan kehidupan dengan normal. Karena sakit itu tidaklah enak dan buang-
buang duit!
TINGKATAN NYERI
SKALA INTENSITAS NYERI DAN TIPE NYERI
SKALA KETERANGAN
10 Sangat dan tidak dapat dikontrol oleh klien.
9, 8, 7 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh klien dengan aktifitas yang
bisa dilakukan.
6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk
5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak.
4 Nyeri seperti kram atau kaku.
3 Nyeri seperti perih atau mules.
2 Nyeri seperti meliiti atau terpukul.
1 Nyeri seperti gatal,tersetrum atau nyut-nyutan
0 Tidak ada nyeri.
TipeNyeri
SKALA KETERANGAN
10 Tipe nyeri sangat berat.
7-9 Tipe nyeri berat.
4-6 Tipe nyeri sedang.
1-3 Tipe nyeri ringan.
(Sumber: Sadurandari Fundamental Of Nursing, Sudiharto,
AsuhanKeperawatanpadaPasienNyeri, 1996 ; 23).
Tetraplegia yaitu kelemahan pada keempat anggota gerak tubuh. Gangguan ini
biasanya disebabkan oleh cedera tulang belakang, terutama di daerah vetebra
kelima dan ketujuh. Kecelakaan mobil dan kecelakaan olahraga adalah penyebab
umum. Tanda dan gejala umumnya adalah hilangnya kekuatan pada kedua lengan
dan kaki sebelah kiri dan kanan.
Pemeriksaan diagnosis meliputi pemeriksaan fisik dan neurologis lengkap dengan
gambar radiografi dari kepala, dada, dan perut untuk menyingkirkan cedera yang
mendasarinya. Spinal x-ray dan skor CT dan MRI biasanya dilakukan untuk
mengevaluasi sejauh mana cedera.
Berikut ini penjelasan tentang skala kekuatan otot untuk mengetahui tingkat
kelemahan :
0 (tidak ada) : tidak ada kontraktilitas.
1 (sedikit) : ada sedikit kontraktilitas tanpa adanya gerakan sendi.
2 (buruk) : rentang gerak komplit dengan batasan gravitas.
3 (sedang) : rentang gerak komplit terhadap gravitas.
4 (baik) : rentang gerak komplit terhadap gravitas dengan beberapa resistensi.
5 (normal) : rentang gerak komplit terhadap gravita dengan beberapa resistensi
penuh.
Bagikan ini:
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
A.Pengertian
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang percaya diri , merasa gagal karena karena
tidak mampu mencapai keinginansesuai ideal diri (keliat. 2001). Menurut Schult &
videbeck (1998) gangguan harga diri rendah adalah penilaian negatif seseorang
terhadap diri dan kemampuan, yang diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung.
2.2 Tujuan
1. Mendapatkan gambaran dan mengetahui kelainan anatomis tubuh.
2. Dapat mempertanggung jawabkan dalam memberikan perawatan.
3 Membantu menegakkan diagnosa.
Paparan radiasi dari CT scan sebaiknya dijauhi oleh ibu hamil. Pertimbangkan
kembali jika Anda memiliki kemungkinan hamil pada saat akan melakukan CT
scan.Kemungkinan dokter akan menyarankan jenis pemindaian lain,
seperti ultrasound ataumagnetic resonance imaging (MRI) guna menghindari
risiko pada janin.
Selain itu, anak-anak juga memiliki risiko yang lebih besar terhadap paparan
radiasi dibandingkan orang dewasa. CT scan hanya dapat dilakukan jika memang
sangat diperlukan pasien anak-anak.
Langkah-langkah Persiapan
Sebelum menjalani proses CT scan, Anda akan ditanyai mengenai kondisi
kesehatan pada saat ini, konsumsi obat tertentu, dan kemungkinan memiliki alergi.
Berikut ini langkah-langkah yang perlu diketahui sebelum menjalani CT scan.
Saat akan menjalani CT scan, Anda akan diminta untuk mengganti baju
dengan pakaian khusus yang disediakan pihak rumah sakit. Anda juga akan
diminta untuk melepas semua perhiasan sebab logam dapat mengganggu proses
pemindaian.
Jika CT scan dilakukan pada bagian kepala, sebelumnya Anda sudah
diinformasikan untuk melepaskan gigi palsu. Selain itu, alat bantu dengar dan jepit
rambut juga harus dilepaskan.
Bicarakan terlebih dahulu pada radiografer jika Anda merasa tegang atau
memilikifobia berada di ruang tertutup sebab hal itu dapat menghalangi proses CT
scan.Petugas tersebut kemungkinan dapat membantu Anda untuk merasa lebih
tenang. Jika diperlukan, Anda bisa bicarakan dengan ahli medis untuk
mengonsumsi obat penenang.
Untuk CT scan pada bagian otak atau perut, kemungkinan Anda akan
diberikan cairan kontras sebelumnya. Cairan tersebut berisi pewarna aman yang
akan membantu memperjelas gambar. Tergantung bagian tubuh mana yang akan
dilakukan CT scan, cairan kontras dalam diberikan dalam bentuk minuman atau
disuntikkan ke dalam aliran darah. Cairan itu kemudian akan dikeluarkan tubuh
melalui urin.
Meski jarang terjadi, cairan kontras dapat mengakibatkan reaksi alergi pada
sebagian orang. Konsultasikan terlebih dahulu kepada radiografer jika memiliki
reaksi alergi terhadap iodin atau cairan kontras sebelumnya.
Sementara proses CT scan sedang dilakukan, Anda harus berbaring dan tidak
diperbolehkan bergerak. Atur napas seperti normal untuk mendapatkan kualitas
gambar yang diperoleh. Cincin besar yang berada pada mesin CT scan akan
berputar mengelilingi tubuh Anda. Tiap kali berputar akan menghasilkan gambar
pindai yang baru. Tempat Anda berbaring akan bergerak sedikit tiap kali cincin
tersebut selesai berputar.
Radiografer akan menjalankan mesin CT scan dari ruang sebelah, terpisah dari
ruang pemeriksaan. Sementara itu, Anda dapat mendengar instruksi dan berbicara
dengan petugas tersebut melalui interkom.
Usai menjalani proses CT scan, tidak berarti hasilnya akan langsung tersedia.
Komputer akan memproses seluruh informasi yang kemudian akan dianalisis oleh
seorang dokter spesialis radiologi. Laporan hasil tes kemudian akan dikirimkan
kepada dokter Anda.
Risiko radiasi dari CT scan memang ada namun kecil. Dokter hanya akan
menyarankanCT scan ketika kondisi Anda benar-benar memerlukannya.
Hindari CT scan jika Anda memiliki kemungkinan tengah mengandung. Minta
saran alternatif terbaik dari dokter.
USG(Ultrasonography)
A. Pengertian
USG itu adalah kepanjangan dari Ultrasonography yang artinya adalah alat yang
prinsip dasarnya menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi yang tidak dapat
didengar oleh telinga kita. Dengan alat USG ini sekarang pemeriksaan organ-organ
tubuh dapat dilakukan dengan aman (tidak ada Efek radiasi). Jadi kesimpulannya
apabila pemeriksaan kehamilan seminggu sekali menggunakan alat USG ini sama
sekali tidak ada efeknya negatifnya kepada bayi yang dikandung.
B. Manfaat
2.Usia kehamilan : ukuran tubuh fetus biasanya digunakan untukj mengukur usia
kehamilan. Ukuran ini bisa diketahui lewat pemantauan dengan USG > Tanggal
4.Ancaman keguguran : jika terjadi pendarahan vagina awal, USG dapat menilai
kesehatan dari tetus. Detak jantung janin jelas berarti prospek yang baik untuk
melanjutkan kehamilan
5.Plasenta bermasalah : USG dapat menilai kondisi plasenta dan menilai adanya
masalah
6.Hamil ganda/kembar : jumlah fetus dapat dipastikan lewat USG. Karena itu, bila
ada bayi kembar, orangtua dapat mengetahuinya sejak awal.
7.Ukuran cairan ketuban : lewat USG, cairan ketuban bisa diukur. Jumlah cairan
ketuban yang berlebih maupun kurang dapat mempengaruhi kondisi janin.
Mengecek lewat USG sangat bermanfaat untuk keperluan ini.
8.Kelainan posisi janin : kelainan posisi atau letak janin seperti sungsang dan
melintang juga bisa dipantau lewat alat canggih ini
9.Jenis kelamin bayi : bagi banyak orang, hal ini merupakan abgian terpenting
dalam proses kontrol kehamilan.
Menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan adanya kelainan atau cacat
bawaan.
Menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan muda,
Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin.
mioma,
Untuk menilai jumlah air ketuban. Yaitu bila pertumbuhan rahim terlalu cepat
disebabkan oleh berlebihnya cairan amnion atau bukan.
Menentukan ukuran janin bila diduga akan terjadi kelahiran prematur. Jadi,
Menentukan letak janin (sungsang atau tidak) atau terlilit tali pusar sebelum
persalinan.
Dengan demikian, jika hasilnya menunjukkan hasil yang tidak normal, maka kita
dapat bertindak lebih cepat untuk menyelamatkan janin. Karena gangguan aliran
darah pada janin dapat mengakibatkan pertumbuhan janin terhambat dan pada
keadaan yang sudah berat dapat mengakibatkan kematian.
Dampak yang timbul dari penggunaan USG hanya efek panas yang tak berbahaya
bagi ibu maupun bayinya. Pada kepentingan tertentu, misalnya kehamilan resiko
tinggi, seharusnya sang ibu semakin sering menjalani pemeriksaan USG.
Tujuannya, agar cepat terdeteksi jika ada perkembangan yang tak dikehendaki.
Misalnya, pada kasus bayi kembar, jika tanpa USG, Bagaimana kita tahu, kalau
bayi yang satu dapat makan, sementara yang satu lagi tidak. Memang tidak bisa
dideteksi, kecuali kita punya kemampuan supranatural.
Bahasa (ID)
MASUKBUAT AKUN
gan penyedia layanan kesehatan berkualitas terbesar di Asia dengan jaminan harga terbaik
Apa itu EEG: Gambaran Umum, Keuntungan, dan Hasil yang Diharapkan
Elektroensefalogram (EEG) adalah salah satu tes yang dilakukan untuk mengukur
aktivitas kelistrikan dari otak untuk mendeteksi adanya kelainan dari otak.
Tindakan ini menggunakan sensor khusus yaitu elektroda yang dipasang di kepala
dan dihubungkan melalui kabel menuju komputer. EEG akan merekam aktivitas
elektrik dari otak, yang direpresentasikan dalam bentuk garis gelombang.
Siapa yang memerlukan tes ini dan apa hasil yang diharapkan?
Epilepsi
Demensia
Norkolepsi
Kelainan mental
Hasil dari tes Electroencephalogram dapat diperoleh pada hari yang sama, atau
selambat lambatnya satu hari setelahnya. Penentuan diagnosis abnormal atau
normal ditentukan oleh pola dari gelombang elektrik otak. Terdapat beberapa tipe
gelombang elektrik otak yang dapat dihasilkan dari tes EEG, di antaranya adalah:
Gelombang delta gelombang delta terjadi ketika tidur. Gelombang ini juta
umum ditemukan pada anak kecil.
Aktivitas normal otak memiliki gelombang alpha atau beta ketika tidur dan
memiliki pola aktivitas otak yang sama antar kedua belah otak. Otak tidak
seharusnya mengalami sebuah ledakan aktivitas atau sesuatu yang dapat
memperlambat aktivitas kelistrikan otak. Saat tes dilakukan, pasien akan
dirangsang dengan cahaya untuk mengetahui respon dari otak, ketika otak
merespon dalam level normal maka aktivitas kelistrikan otak dapat dikatakan
dalam kondisi baik.
Sebaliknya, aktivitas kelistrikan otak dikatakan tidak normal ketika kedua belah
otak memiliki pola gelombang yang berbeda atau menunjukan adanya aktivitas
kelistrikan yang tajam. Ketika gelombang delta dan theta ditemukan saat pasien
dalam kondisi sadar, maka hal ini dianggap sebagai sesuatu yang tidak biasa.
Sebuah lonjakan tajam dari gelombang aktivitas otak harus menjadi perhatian
dokter karena dapat menunjukan adanya gejala tumor otak, epilepsi, infeksi
atau stroke. Sebaliknya, ketika tidak ada gelombang otak yang terdeteksi, maka
pasien dapat diindikasikan dalam keadaan koma.
EEG biasa dilakukan di rumah sakit di bawah pengawasan dari petugas EEG.
Pasien berbaring dan tindakan dimulai dengan menempelken piringan metal atau
elektroda pada beberapa titik di kepala pasien. Piringan metal ini dilekatkan
menggunakan pasta yang lengket, ataupun jarum. Terkadang, beberapa elektroda
yang ditempelkan pada kepala digantikan dengan sebuah penutup kepala yang
dimana terdapat elektroda elektroda yang telah terpasang. Elektroda ini akan
dihubungkan dengan komputer, di mana aktivitas elektrik dari otak dapat terekam.
Ketika tindakan sedang berlangsung pasien akan diminta untuk diam berbaring dan
tidak tidak diperbolehkan untuk berbicara. Petugas EEG akan mengamati dari
jendela dan meminta pasien unutk melakukan beberapa hal yang diperlukan untuk
keperluan diagnosis, seperti:
Tidur (jika pasien sulit untuk tidur, obat penenang dapat diberikan)
Tes biasa dilakukan selama 1 sampai 2 jam. Namun, ketika tes dilakukan
diperlukan untuk mengamati masalah yang berhubungan dengan tidur, maka tes
dilakukan selama pasien tertidur.
Tes EEG tidak menimbulkan sakit kepada pasien. Namun, ketika tes ini
menggunakan jarum sebagai pengganti pasta lengket, sensasi tusukan dapat
dirasakan pasien selama jarum dipasang. Ketika menggunakan pasta, pasta
mungkin tertinggal di rambut pasien yang digunakan untuk menempelkan
elektroda pada kulit kepala.
Pemeriksaan EEG merupakan tes yang aman dengan risiko komplikasi yang sangat
kecil karena jumlah arus listrik yang dialirkan tidak akan mencapai keseluruhan
tubuh. Satu-satunya kemungkinan komplikasi yang mempengaruhi pasien dengan
gangguan kejang, seperti pancaran cahaya yang merupakan bagian dari tes dapat
memicu serangan kejang. Dengan demikian, petugas EEG melakukan beberapa tes
sebagai tindakan pencegahan ketika melakukan tes pada pasien dengan epilepsi
atau gangguan kejang lainnya.
Lumbal Fungsi / Lumbal Pungsi
5:46 PM
a. Untuk diagnostik
- kecurigaan meningitis
- Kecurigaan perdarahan sub arachnoid
- Pemberian media kontras pada pemeriksaan myelografi
- Evaluasi hasil pengobatan
b. Untuk Therapi
a. Persiapan pasien
- Memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang lumbal pungsi
meliputi tujuan, prosedur, posisi, lama tindakan, sensasi-sensasi yang akan dialami
dan hal-hal yang mungkin terjadi berikut upaya yang diperlukan untuk mengurangi
hal-hal tersebut
- Meminta izin dari pasien/keluarga dengan menadatangani formulir kesediaan
dilakukan tindakan lumbal pungsi.
- Meyakinkan klien tentang tindakan yang akan dilakukan
b. Persiapan Alat
- Bak streil berisi jarum lumbal, spuit dan jarum, sarung tangan, kassa dan lidi
kapas, botol kecil (bila akan dilakukan pemeriksaan bakteriologis), dan duk
bolong.
- Tabung reaksi tiga buah
- Bengkok
- Pengalas
- Desinfektan (jodium dan alkohol) pada tempatnya
- Plester dan gunting
- Manometer
- Lidokain/Xilocain
- Masker. Gaun, tutup kepala
c. Dokter mengenakan masker, tutup kepala, pakai sarung tangan dan gaun steril.
d. Desinfeksi kulit degan larutan desinfektans dan bentuk lapangan steril dengan duk
penutup.
e. Anesthesi kulit dengan Lidokain atau Xylokain, infiltrasi jaringan lebih dapam
hingga ligamen longitudinal dan periosteum
f. Tusukkan jarum spinal dengan stilet didalamnya kedalam jaringan subkutis.
Jarum harus memasuki rongga interspinosus tegak lurus terhadap aksis panjang
vertebra.
g. Tusukkan jarum kedalam rongga subarachnoid dengan perlahan-lahan, sampai
terasa lepas. Ini pertanda ligamentum flavum telah ditembus. Lepaskan stilet untuk
memeriksa aliran cairan serebrospinal. Bila tidak ada aliran cairan CSF putar
jarumnya karena ujung jarum mungkin tersumbat. Bila cairan tetap tidak keluar.
Masukkan lagi stiletnya dan tusukka jarum lebih dalam. Cabut stiletnya pada
interval sekitar 2 mm dan periksa untuk aliran cairan CSF. Ulangi cara ini sampai
keluar cairan.
h. Bila akan mengetahui tekananCSF, hubungkan jarum lumbal dengan manometer
pemantau tekanan, normalnya 60 180 mmHg dengan posisi pasien berrbaring
lateral recumbent. Sebelum mengukur tekanan, tungkai dan kepala pasien harus
diluruskan. Bantu pasien meluruskan kakinya perlahan-lahan.
i. Anjurkan pasien untuk bernafas secara normal, hindarkan mengedan.
j. Untuk mengetahui apakah rongga subarahnoid tersumbat atau tidak, petugas
dapat melakukan test queckenstedt dengan cara mengoklusi salah satu vena
jugularis selama I\10 detik. Bila terdapat obstruksi medulla spinalis maka tekanan
tersebut tidak naik tetapi apabila tidak terdapat obstruksi pada medulla spinalis
maka setelah 10 menit vena jugularis ditekan, tekanan tersebut akan naik dan turun
dalam waktu 30 detik.
k. Tampung cairan CSF untuk pemeriksaan. Masukkan cairan tesbut dalam 3 tabung
steril dan yang sudah berisi reagen, setiap tabung diisi 1 ml cairan CSF. Cairan ini
digunakan untuk pemeriksaan hitung jenis dan hitung sel, biakan dan pewarnaan
gram, protein dan glukosa. Untuk pemeriksaan none-apelt prinsipnya adalah
globulin mengendap dalam waktu 0,5 jam pada larutan asam sulfat. Cara
pemeriksaanya adalah kedalam tabung reaksi masukkan reagen 0,7 ml dengan
menggunakan pipet, kemudian masukkan cairan CSF 0,5 . diamkan selama 2 3
menit perhatikan apakah terbentuk endapan putih.
Cara penilainnya adalah sebagai berikut:
( -) Cincin putih tidak dijumpai
( + ) Cincin putih sangat tipis dilihat dengan latar belakang hitam dan bila dikocok tetap
putih
( ++ ) Cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan menjadi
opolecement (berkabut) ( +++ ) Cincin putih jelas dan bila dikocok cairan
menjadi keruh
( ++++ ) Cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan menjadi sangat keruh
Untuk test pandi bertujuan untuk mengetahui apakah ada peningkatan globulin dan
albumin, prinsipnya adalah protein mengendap pada larutan jenuh fenol dalam air.
cAranya adalah isilah tabung gelas arloji dengan 1 cc cairan reagen pandi
kemudian teteskan 1 tetes cairan CSF, perhatikan reaksi yang terjadi apakah ada
kekeruhan.
l. Bila lumbal pungsi digunakan untuk mengeluarkan cairan liquor pada pasien
dengan hydrocepalus berat maka maksimal cairan dikeluarkan adalah 100 cc.
m. Setelah semua tindakan selesai, manometer dilepaskan masukan kembali stilet
jarum lumbal kemudian lepaskan jarumnya. Pasang balutan pada bekas tusukan.
6. Setelah Prosedur
a. Klien tidur terletang tanpa bantal selama 2 4 jam
b. Observasi tempat pungsi terhadap kemungkinan pengeluaran cairan CSF
c. Bila timbul sakit kepala, lakukan kompres es pada kepala, anjurkan tekhnik
relaksasi, bila perlu pemberian analgetik dan tidur sampai sakit kepala hilang.
7. Komplikasi
a. Herniasi Tonsiler
b. Meningitis dan empiema epidural atau sub dural
c. Sakit pinggang
d. Infeksi
e. Kista epidermoid intraspinal
f. Kerusakan diskus intervertebralis
Pengertian dan Contoh Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatif
agnas setiawan
Kelahiran dan kematian penduduk merupakan suatu hal alami yang terjadi dalam
kehidupan. Tingkat pertumbuhan kelahiran da kematian dipengaruhi oleh berbagai
faktor.
Dalam ilmu kependudukan, untuk menghitung angka kelahiran kasar dan kematian
kasar dapat digunakan rumus berikut.
Keterangan:
B = jumlah kelahiran dalam tahun tertentu
P = total penduduk pada pertengahan tahun
1000 = angka konstanta
Contoh soal:
Berdsarakan sensus 2010 di Jabar terdapat jumlah penduduk 25 juta jiwa dan
banyaknya bayi yang lahir hidup dalam setahun adalah 500.000 jiwa. Berapakah
CBR Jabar?
CBR = 500.000 x 1000
25.000.000
= 20 bayi tiap 1000 wanita
Keterangan:
B = jumlah kematian dalam tahun tertentu
P = total penduduk pada pertengahan tahun
1000 = angka konstanta
Contoh soal:
Berdsarakan sensus 2010 di Jateng terdapat jumlah penduduk 20 juta jiwa dan
banyaknya bayi yang lahir hidup dalam setahun adalah 500.000 jiwa. Berapakah
CDR Jateng?